Kamis, 03 Maret 2022

Codot


#innuriinspirasi 


Mendengar beberapa bapak petani duduk mengobrol.


Bapak A :  Padahal pak Hary sudah menempuh berbagai cara untuk merangsang kelengkengnya berbuah , eeh , begitu mau panen  malah diserbu codot.


Bapak B : Memang kalau sudah disambangi gerombolan codot, dalam semalam saja buah dari puluhan pohon bisa habis. 


Bapak C : Padahal sudah diblongsong loh. 


Bapak B : Blongsongnya kurang rapat. 


Aku : Sebentar-sebentar. Interupsi dulu. Kayaknya istilah diserbu itu kurang pas deh. Codot itu kan sedang menjalankan tugas kehidupan, mereka  makan dari alam untuk melanjutkan kehidupan.  Bukankah itu tugas Allah untuknya ?  Bukan salah mereka kan ?  


Bapak A : Oh ya , benar juga.  


Bapak B : Barangkali malah kita yang berlaku kejam terhadap mereka, menghabiskan pohon untuk berladang atau menjadi hunian, yang  membuat makanan alami mereka tidak cukup. 


(Tawapun pecah menanggapi gagasan bapak B)


Bapak C :  Iya ya. Ikhlas saja , bagaimanapun juga kelenkengnya sudah bermanfaat untuk makhluk Allah.


Aku : Manusia merasa rugi karena merasa dialah yang berusaha.  Padahal pada hakekatnya Allahlah yang menumbuhkan.  Sekeras apapun manusia berusaha , bila Allah tidak menumbuhkan ya pasti tak akan berhasil. 


Bapak A :  Ya.  Manusia sering lupa , alam dan seluruh isinya ini milik Allah dan terserah Dia bagaimana memberi jalan rejeki kepada segenap penghuninya.


Aku dalam hati :  Dan terserah Allah bagaimana memberi pelajaran kepada manusia. Hari ini dipaksa belajar dari  segerombolan codot. Besok entah ...