Minggu, 27 April 2014

Hidup Itu Ujian

Hidup ini adalah ujian.
Di dalam surat al Mulk tertulis bahwa Allah menciptakan mati dan hidup untuk menguji manusia siapa yang paling baik amalnya.

Musti disadari bahwa setiap peristiwa dalam hidup ini merupakan ujian dari Allah yang berarti bahwa dibalik semua peristiwa itu ada Allah sebagai penggeraknya. Tidak ada yang salah secuilpun dari peristiwa yang terjadi, semua terjadi menurut ukuranNya yang Maha Adil dan Bijaksana. Manusia diperintahkan untuk bisa menghadapinya dengan sikap terbaik.

Jadi, ketika kalian merasa amat jengkel atau marah pada seseorang,  sadarilah bahwa orang itu sebenarnya sedang menjalankan perannya yang digerakkan oleh Allah.  Terima dengan ikhlas dan jangan salahkan dia , tapi hadapi dengan sikap terbaik, yaitu memaafkan hingga ke relung hati (di hati tidak ada rasa jengkel/marah) dan tetap menjaga kasih sayang.  Niscaya Allah bukakan pemahaman yang indah akan segala yang terjadi yang nilainya amat tinggi.

Di dalam al quran juga tertulis di banyak surat, bahwa ujian itu datang dari :
- orang-orang terdekat :  anak, pasangan hidup, orang tua, kerabat , karyawan, teman dll
- harta benda
- segala sesuatu yang kita cintai selain Allah

Target ujiannya adalah membuat kita lalai dari Allah, dari mengingatNya, dari aturanNya , dari perintah dan laranganNya.

Coba menyelam ke dalam diri sendiri lalu temukan apa dan siapa saja yang amat kita cintai, apakah semua itu telah  melalaikan kita dari Allah ? dari aturanNya dan dari perintahNya ?

Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai dan tanpa sadar kita telah melanggar aturanNya. Misalnya kecintaan anda akan mobil.  Suatu hari balita anda menggoreskan mainannya hingga cat mobil mengelupas, lalu anda memarahinya habis-habisan.  Saat inilah anda sedang tidak lulus ujian, anda telah lalai dari perintahNya untuk menahan amarah, apalagi yang dimarahi seorang balita yang belum mengerti , yang mustinya diajari dengan kasih sayang.  Apakah mobil lebih berarti bagi anda dibanding mengajari balita anda berlaku lembut penuh kasih sayang ? apakah mobil lebih berarti bagi anda dibanding perintah Allah ?

Pernah juga aku lihat dua orang bersitegang gara-gara mobilnya terserempet mobil lain hingga penyok dan yang menyerempet tidak merasa bersalah, malah menuduh balik.  Padahal Allah melarang  bertengkar apalagi sampai berkelahi.  Syetan sudah berada disini, mengadu domba, sedang manusia merasa telah membela kebenaran.

Kecintaan yang berlebihan akan sesuatu selain Allah, telah menipu kita sedemikian halusnya.  Ambillah contoh kecintaan  pada binatang peliharaan, kucing.  Suatu hari ibu anda  memberi makan kucing dengan ikan asin, padahal biasanya diberi makan dengan makanan pabrikan khusus untuk kucing.  Akibatnya kucing anda mencret dan anda begitu jengkel dan marah kepada ibu anda.  Inipun termasuk lalai dari mengingat Allah, dari ajaran Allah bahwa seorang anak musti menempatkan seorang ibu dibawah Allah dan rasulNya.  Sungguh tidak layak memelihara kejengkelan hati dan kemarahan pada seorang ibu yang telah mengandung dan merawat, dan mendoakan anda siang dan malam untuk kesuksesan putra putrinya.  Seekor kucing hanyalah alat Allah untuk menguji anda, dan anda tidak menyadarinya, dan anda lebih nyaman menimpakan kesalahan pada orang lain (ibu anda), padahal sumber masalahnya ada di hati anda berupa kecintaan  yang berlebihan akan sesuatu selain Allah.

 Setiap detik kehidupan ini mengandung ujian, menyikapinya adalah dengan sikap terbaik dan mencari 'bocoran' jawabannya di dalam al quran.  Jadi musti tiap hari membaca al quran berikut terjemahannya , disitulah tersedia kunci jawaban dari segala ujian yang kita hadapi setiap detiknya.

Kunci jawabannya bisa ikhlas, sabar, takwa, tawakal, menahan marah, memaafkan,  bersedekah, berlapang dada, tidak sedih dengan apa yang mereka ucapkan, berkasih sayang, dll dll.

Sikap kita terhadap  semua yang kita cintai di dunia ini adalah membawanya kepada Allah, kepada ridha Allah dan ampunanNya.  Semua kita ajak bergerak ke satu tujuan, Allah.


Jumat, 25 April 2014

Hidden Beach

20 april 2014 kemarin kejadiannya, rekreasi tahunan untuk karyawan.  Permintaan mereka sederhana saja, berwisata ke kebun bunda sama ke pantai, dan aku memberinya bonus wisata menyusuri gua. 

Karyawanku sedang tidak banyak, dari  Mantren 1 mobil, karyawan butik 1 mobil,dan aku sekeluarga 1 mobil. Insan , Alni, Zeli dan menantuku Gandung, dan tentu saja mas Hary, pada ikutan semua.

Wisata ke gua pernah aku ceritakan di Petualangan Seru Menyusuri Gua , karenanya tidak usah aku ceritakan lagi.  Yang menarik kali ini, rombonganku dibawa pak Izar ke pantai Ngleter yang aku sebut hidden beach sekaligus private beach ...... hehehe.... penasaran kan ?

Pantainya indah dan bersiiiih , pasir putih  yang mengingatkanku akan pantai Kuta dan Balekambang, tapi disini  tidak ada sampah sak ndulit pun ....  maklum saja, ini pantai yang belum banyak orang tahu, untuk ke pantai ini saja juga musti melewati 'jalan rahasia'.

Jadi ceritanya, setelah wisata susur gua , dibawalah rombonganku ke pantai Ungapan, jaraknya tak sampai 5 km dari gua Coban..  Saat nyampai di pantai Ungapan, aku lihat karyawanku sudah pada 'ciblon' nyemplung di pantai, tapi rupanya tempat nyemplungnya itu di pantai muara yang cukup luas, sedang pantai Ungapannya sendiri tidak aman untuk berenang karena ombaknya yang besar.




ini sebenarnya muara sungai di pantai Ungapan, berjalan di sebelah kanan memakai baju biru itu bu Kot, di belakangnya bu Warni pakai kerudung kuning.


ini baru pantai Ungapan  yang sesungguhnya,  aku potret saat menjelang pulang, sudah sepi, hari sudah mendekati maghrib, ombaknya yang tinggimembuat pantai ini tidak aman untuk berenang

Menurut pak Izar, pantai yang menarik adalah pantai Ngleter yang berada di balik gunung di pantai Ungapan, musti naik perahu dulu untuk menuju TKP.  Sayangnya tidak semua karyawanku berani naik perahu, jadinya cuma keluargaku dan beberapa orang saja yang kesana.


pemandangan yang tertangkap olehku saat naik perahu menuju pantai Ngleter, tampak jembatan yang tadi kami lewati.

Kukira, begitu turun dari perahu, disitulah pantai Ngleter, tapi ternyata kami musti hiking dulu melintasi jalan setapak , baru deh nyampai di tempat yang indahnya begitu menakjubkan.



olala, berpetualang gini kok ya pakai abaya tho Zeli dan aku ..... depan sendiri Viva putri kecilnya mas Saidi, sebelah kanan sendiri mbak Yayuk, istrinya mas Saidi bundanya Viva, dibelakangnya Windy, Rizka, aku dan Zeli

 
di depan ada punggung suamiku ..... hehehe

Pantai ini terletak di belakang gunung yang bisa dipandangi dari pantai Ungapan, gunung ini pula yang membuat pantai Ngleter aman untuk berenang, karena ombak besarnya langsung menerjang gunung.


tarara ! ini dia pantai yang indah itu, gunung yang berada di depannya membuat pantai ini aman untuk berenang

 
pemandangan ke arah sebaliknya

 
kata pak Izar, batu karang yang berdiri sendirian itu bisa berjoged .....hmmm .....  itu sih akal-akalannya pak Izar untuk membujuk rombonganku mau naik perahu kesini

 
semula aku hanya menonton keceriaan mereka  , akhirnya nyebur juga ....




Windy dan Burhan, putra karyawan Mantren

 
Santi dan Safa, sayangnya Rizka gak kelihatan wajahnya.



sepanjang  pantai ini cuma ada rombonganku saja ....

Benar-benar hidden beach dan sekaligus private beach, karena hanya rombonganku saja yang berada di sana, pingin tahu gimana rasanya ? .... rasanya tuh kayak milyuner dadakan , jadi VVIP bangetsss ..... dan rasanya jadi anak kecil lagi, bermain pasir, menantang ombak ..... aku kapok sampai terbatuk batuk nelan air laut.


bersiap balik ke pantai Ungapan , naik kano lagi

Alni dan Viva menunggu giliran menyeberang


Ayooo balapan dayung

Allah, terimakasih telah Kau ijinkan kami sampai di tempat yang indah ini.  Jadikan kami orang-orang yang selalu bersyukur kepadaMu.



Tumben Alni minta difoto menjelang pulang, lihat baju gadis kecilku, stelan t shirt dan celana pendek, tidak mau pakai rok


Senja itu gelap di pantai Ungapan, sepi .



hanya ombak yang menggulung



Minggu, 20 April 2014

Check List Aturan Allah


Adalah Windy, karyawanku yang manis, yang bercerita padaku tentang kisah orang-orang malang yang biasa kami santuni beras. Diantara mereka ada yang dahulunya kaya, tapi kemudian bangkrut dan miskin sampai hidup sebatangkara dan makan dari belas kasihan orang lain, sampai sering tidak makan bila tidak ada yang mengiriminya makanan.

"Saudaranya malah ngapokne dia dan tidak merawatnya, karena katanya dulu dia keras kepala dan tidak mau menerima nasehat ", kata Windy menceritakan 'temuan'nya. Ngapokne itu maksudnya membiarkannya biar kapok.

Seperti slide yang aku lihat dalam kehidupan nyata dibentangkan di hadapanku, yang kadang aku lihat sendiri ( seperti yang aku tulis di Bila Tak Pandai Berterimakasih ) atau lewat cerita karyawanku dan eyang Virien.  Semua mengandung pembelajaran, bahwa ketetapan Allah itu pasti, hukum Allah itu pasti, setiap yang melanggar ayatNya, pasti menerima konsekuensi akibat perbuatannya.

Aku menyaksikan hukum-hukum Allah yang tertulis di al quran itu nyata adanya, nyata dan pasti.  Yang memudahkan manusia menemukan formula kehidupannya untuk sukses dan bahagia, sekaligus bisa menjadi check list buat yang sedang terperangkap dalam penjara persoalan, manakah diantara ayat-ayatNya yang dia langgar ?

Ini check list nilai-nilai qurani yang bisa kuingat, coba cek diri kita sendiri :
- sudahkah hati kita penuh kasih sayang dan melakukan segala sesuatu karena Allah (prinsip bismillah) ?
- apakah kita mudah memaafkan kesalahan orang lain ?
- bisakan kita menahan amarah ?
- sudahkah kita bertaubat dan tidak mengulangi kesalahan ?
- apakah kita membalas kejahatan dengan kebaikan ?
- apakah kita gemar berbuat baik ?
- apakah kita bersedekah dalam lapang dan sempit ?
- sudahkah gemar memberi makan fakir miskin ?
- apakah kita orang yang tahu berterimakasih kepada manusia dan bersyukur kepada Allah ?
- apakah kita lebih sering bersabar ataukah suka terburu nafsu ?
- sudahkan kita memasrahkan persoalan kita kepada Allah (tawakal) ?
- apakah kita lebih mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri ? ataukah sebaliknya ? 
- apakah kita melakukan pekerjaan kita dengan penuh tanggung jawab kepada Allah ? ataukah hanya sekedar mencari nafkah/uang ?
- apakah kita sudah bebas dari dosa seperti mencuri, menipu , zina dan taqrobu zina, mengghibah (rasan-rasan/membicarakan hal buruk orang lain), membunuh (termasuk membunuh karier teman, penghasilan teman dll), ..... ?
- apakah kita pemburu materi atau pemburu ridha Allah
- sudahkah hati ini bersih dari rasa iri , dengki, marah, dendam, sakit hati ?
- ......
- ........

silahkan titik titiknya diisi sendiri bila  menemukan nilai-nilai qurani yang lain.

Lakukan pengecekan pada diri sendiri dan pasti terlihat kesesuaian antara hukum Allah dan kenyataan yang mewujud dalam kehidupan. Allah menciptakan hukum-hukumNya dengan benar dan pasti.  Melanggar ayatNya, yang disebut  mbak Andri dengan istilah mbalelo sama Allah , sama saja dengan memilih neraka , neraka yang sudah dimulai di dunia ini.

Semoga check listnya membantu kalian menemukan kehidupan yang diindahkanNya.




Kamis, 17 April 2014

Menjaga Lingkaran

Kamis pagi yang dinginnya begitu indah. Aku merasa badanku lebih sehat setelah flu berat selama seminggu, walau masih merasa kedinginan, kurasa energiku hari ini mulai bangkit lagi.

Setelah pengajian karyawan, giliran aku setor hafalan juz 28 ke eyang Virien, surat At Tahrim.
Tak berapa lama, datang tukang sayur dengan sepeda motornya mendarat dengan manis di depan butik dan akupun meninggalkan eyang untuk belanja.

"Nah, orang seperti itu loh bunda dikasih beras", kata eyang ketika aku bersiap duduk lagi.
"Ho ? Aku gak pernah ngasih dia, tapi dia sering sekali melihat aku ngasih ke pemulung".  Aku memang punya standard sendiri dalam membagi beras, aku utamakan orang yang benar-benar miskin, yang salah satu tolok ukurnya adalah tidak punya sepeda motor, sedangkan tukang sayur ini punya sepeda motor yang membuatnya tidak masuk dalam daftar.

"Kasih saja, biar aku yang ambilkan", kata eyang  dan aku menurut saja.

Pagi itupun aku mendapat ceramah eyang tentang 'lingkaran' dan bagaimana seharusnya kita menjaga lingkaran itu.

"Saya tahu betul berapa pendapatan seorang tukang sayur, padahal dia telah memudahkan pelanggannya hingga tidak perlu ke pasar", kata eyang.

"Tugas kita adalah menjaga orang-orang yang berada di lingkaran kita dengan baik, termasuk mereka-mereka itu.  Setiap orang punya lingkaran, bunda dengan karyawan, tetangga, pelanggan, dan orang-orang yang berhubungan langsung dengan bunda. Perbuatan baik kita dimulai dari lingkaran terdekat itu ", kata eyang, dan aku mengerti apa yang eyang maksudkan dengan menjaga lingkaran, selain menjaga silaturahim, kita musti peka akan kesulitan mereka meskipun mereka tidak mengatakannya.

"Banyak orang menganggap biasa saja jasa seorang tukang sayur, mereka berpikir memang sudah semestinya begitu, padahal itu berarti kita kurang mensyukuri hal-hal kecil ", kata eyang.  Dan memang benar, kebanyakan orang lupa mensyukuri hal-hal kecil, baru terasa ketika hal-hal itu menghilang darinya.

"Aku banyak menangani kasus-kasus berat, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tidak mensyukuri hal-hal kecil ", kata eyang.

Wah ini temuan baru , mendapat masalah berat karena tidak mensyukuri hal-hal kecil.  Kurasa eyang benar, akupun melihat diantara orang-orang yang datang padaku dengan masalah rumit, kebanyakan memang orang-orang yang tidak menikmati hidupnya, yang berarti tidak mensyukuri kebahagian-kebahagiaan kecil.  Mereka terfokus pada hal-hal besar yang belum mereka raih, dan melupakan hal-hal kecil yang semestinya mereka syukuri.

Benarlah lagi ayat al quran yang mengatakan bahwa orang yang bersyukur itu pasti ditambah nikmatNya oleh Allah, sedangkan mereka yang ingkar (tidak bersyukur) maka azabNya sangat pedih.

Ayolah sahabat, berbahagialah apapun keadaan kalian.  Dan yang sudah berbahagia, marilah kita tingkatkan rasa syukur dan bahagia kita.  Mari tingkatkan kepandaian kita melihat nikmat Allah yang bertebaran di sekitar kita, dan jaga lingkaran kita dengan perbuatan baik.


Selasa, 15 April 2014

Berburu Kebaikan Setiap Hari


Seorang pembacaku bertanya : bolehkah jimpitan berasnya dilakukan sebulan sekali ? Aku jawab boleh tentu saja, lah memang boleh kok ......

Tapi aku mau cerita kali ini, mudah mudahan bisa diambil hikmahnya, teristimewa buat sahabatku yang sekarang sedang mengalami masalah berat, apakah itu sakit, masalah keluarga, finansial , dll dll.

Begini sahabat,
Bila di dalam al quran disebut bahwa apapun kemalangan yang sedang menimpa kamu, itu adalah karena kesalahan kamu sendiri.  Maka ini berarti, masalah yang sedang menghimpit kita saat ini adalah merupakan hasil panen dari tumpukan kesalahan di masa lalu.  Dan untuk itulah kita perlu menghapus kesalahan itu dengan perbuatan baik.  Itulah yang kita perlukan untuk meraih ridha Allah, karena bila Allah sudah ridha, apapun tinggal kun fayakun.

Tapi pada kenyataannya, apakah kita sudah cukup berbuat baik hingga bisa menghapus kesalahan di masa lalu ? ataukah dari hari ke hari kita malah sibuk mengurusi masalah-masalah itu hingga lupa mencerabut akar permasalahannya ?  Renungkanlah point ini sahabat.

Kemudian renungkan lagi, apakah setiap hari kita bukannya malah menambah point kesalahan dengan berkeluh kesah, merasa terdhalimi, merasa paling menderita, dan sibuk dengan diri sendiri ?

Mari coba menghitung neraca kebaikan dan keburukan yang kita lakukan, semakin berat kemana ? dan apakah keburukan-keburukan kita  mampu kita lihat sendiri ?

Bila kalian rajin membaca al quran, maka kalian akan bisa menangkap pesan di dalamnya, bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang lebih mengutamakan orang lain dibanding dirinya sendiri.  Coba buka surat al Hashr.

Beruntung menurut versi Allah tentu lain dengan beruntung menurut versi manusia, karena beruntung menurut versi Allah itu lebih tak terbayangkan keberuntungannya, menyangkut seluruh kehidupan kita , whole life, di dunia tembus hingga akhirat.

Apa hubungannya penjelasanku di atas dengan jimpitan beras ya ? ..... Tentu ada.

Bukankah aku menganjurkan menjimpit atau memberi makan fakir miskin setiap hari ? Hikmahnya adalah tubuh kita setiap hari melakukan kebaikan, sedangkan kebaikan memberi makan fakir miskin itu adalah kebaikan yang sering disebut di al quran, yang berarti ini hal yang penting. Dan pasti ada nilai lebih  tersendiri.

Kebaikan memberi makan fakir miskin itu merupakan kebaikan yang mudah dilakukan dan mudah pula merontokkan kesalahan kita di masa lalu, dan semakin memudahkan kita meraih ridha Allah.  Ridha Allahlah yang membuat segala masalah berat yang sedang kita hadapi diangkatNya, dan hanya Allah satu-satunya penolong yang bisa mengangkat segala persoalan yang menjepit kita.

Bila tiap hari kita melakukan kebaikan sederhana seperti itu, sel-sel tubuh kita jadi terbiasa memikirkan orang lain, dan bila kebaikan itu terus ditingkatkan, semakin besar porsi kita mikirin orang lain, maka akan berlaku hukum Allah yang aku garis bawahi di tulisanku di atas, bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang lebih mengutamakan orang lain dibanding dengan dirinya sendiri.

Apa yang aku sarankan tentang menjimpit beras di 3 tulisanku yang lalu, itu merupakan sebuah terapi sederhana yang manjur untuk meraih keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup, sekaligus mengeluarkan kita dari gelapnya persoalan.

Bila kalian mengikuti langkah-langkah yang aku uraikan di tulisanku yang lalu, insyaAllah kalian akan sampai di titik dimana kalian sudah tidak lagi sibuk dengan diri sendiri dan persoalannya , hidup ini akan diindahkanNya.

Jadi bagaimana jika jimpitannya tidak tiap hari ? Solusinya adalah lakukan sebanyak mungkin kebaikan setiap hari dan utamakan orang lain dibandingkan diri sendiri.

Oh, ada juga yang bertanya, jimpitan beras atau membagi nasi bungkus ? Jawabku, pada intinya sama yaitu memberi makan fakir miskin, lakukan dua-duanya boleh, atau salah satu boleh, mana yang lebih ringan dilakukan yang bisa dilakukan dengan konsisten, dan jangan lupa melakukan dengan penuh rasa bahagia dan syukur.


Minggu, 13 April 2014

Minjimpit Beras VS Menjimpit Uang Belanja



Berhubung masih ada saja pertanyaan soal menjimpit beras, aku rangkum tulisanku yang lalu dengan ditambah beberapa penjelasan.  

Yang dimaksud dengan menjimpit beras itu mengambil sebagian kecil beras yang mau kita masak hari itu, disisihkan untuk dikumpulkan dan setelah cukup terkumpul, bisa kita amalkan. 

Kegiatan menjimpit ini dilakukan setiap hari, membaginya tidak setiap hari, tergantung kondisi dan keperluan.

Lakukan semuanya dengan niat  mengamalkan perintah Allah di al quran untuk memberi makan fakir miskin.

Lakukan dengan kontinyu (istiqamah) dan dengan penuh rasa syukur dan bahagia, bersyukur diberiNya rejeki dan bahagia bisa berbagi.

Aku menganjurkan menjimpit lebih dari kemampuan, ini berdasarkan pengalaman, karena Allahlah yang akan meningkatkan kemampuan kita.  Bila kita mampunya menjimpit 1 jimpit sehari, lakukan 2-3 jimpit, bila mampunya 1/4 kg sehari, lebihkan atau 1/2 kg sehari dengan penuh keyakinan bahwa Allah pasti mencukupi kita.

Tingkatkan jumlah jimpitan dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin banyaknya yang membutuhkan uluran beras kita.

Bila ada rejeki berlebih, selain dipotong untuk zakat, belikan beras untuk menambah 'jimpitan' di hari itu.

Saat membagi ,berdoalah agar beras yang kita bagi sampai ke tangan yang benar-benar membutuhkan.

Beras yang terkumpul, kita bagi kepada fakir miskin, yatim, kerabat dekat yang kekurangan, tetangga yang membutuhkan, kaum dhuafa , lebih lengkapnya dijelaskan disini

Waktu membagi berasnya boleh setiap hari, boleh seminggu sekali, atau sebulan sekali, dengan melihat kondisi dan keperluan.

Banyaknya beras yang dibagi untuk tiap orang, sebaiknya 2,5 kg , ini merujuk dari zakat fitrah, tapi boleh 3 kg, 4 kg, atau 5 kg.  Kalau yang aku lakukan selama ini 5 kg/KK. Bisa ditambahkan uang belanja, minyak goreng, mie, telur dll dll dengan melihat kondisi si penerima sedekah.

Kalau kita ingin beramal banyak, jimpitannya dibanyakin saja, bisa 1 kg/hari, 2 kg sehari , 5 kg sehari, 10 kg sehari dan seterusnya. Memang sudah menyalahi pengertian  'jimpitan' itu sendiri , tapi dimaklumi sajalah .... hehehe, judulnya jadi menjimpit uang belanja.  Yak ! itulah istilah yang tepat, menjimpit uang belanja.

Contoh sederhana menjimpit uang belanja: misalnya anggaran belanja tiap hari 50 ribu, berhematlah hingga bisa disisihkan 8500, yang 8500 itu kita belikan beras.  Jadi bisa menjimpit 1 kg sehari kan ?

Selamat menjimpit dan rasakan betapa bahagianya !!! hingga tanpa disadari keberkahan dari Allah dan keberlimpahan rejeki akan menghujani kita dengan begitu manisnya !


Jumat, 11 April 2014

Tanya Jawab Seputar Jimpitan Beras




Sehubungan dengan tulisanku kemarin Mengelola Sakit Dengan Menjimpit ada beberapa pertanyaan ditujukan padaku, yang coba aku jawab disini.

Oh , sebelumnya aku mau jujur saja tulisan itu aku tulis masih dalam keadaan pusing dan mbeler, tulisannya jadi ikutan pusing, temanya jadi campur aduk antara memenage sakit dan membuat jimpitan beras .....  ..... hehehe.  Tapi justru saat dalam keadaan pusing itulah aku bisa menemukan hal yang tak kusadari berlaku pada diriku, bahwa Allah memberiku keberkahan dan percepatan rejeki sejak rajin menjimpit beras.

Jimpitan beras itu adalah istilah bahasa Jawa, yang maksudnya menyisihkan sedikit beras yang diambil dari beras yang mau kita masak hari itu, mungkin segenggam dua genggam.  Itu pengertian aslinya.



Tapi pertama menjimpit beras aku menjimpitnya langsung 5 kg sehari,  mestinya istilahnya mencomot yaaa .... Tapi aku tetap mengistilahkannya dengan menjimpit saja, biar tetap imyut .....hehehe.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang masuk ke meja redaksi :

DIBAGIKAN KEMANA ?

 Simak ayat-ayat ini :
1. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 177
[2:177] Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.


2. QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 41

[8:41] Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
3. QS. At-Taubah [9] : ayat 60

[9:60] Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

4. QS. Al-Israa' (Al-Isra') [17] : ayat 26
[17:26] Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.


BERAPA KG PER ORANG ?

Tidak ada patokan di dalam al quran dan hadist dalam jumlah memberi, tapi kalau merujuk pada zakat fitrah,  2,5 kg per orang sudah layak.  Atau melihat kondisi mereka dan berdasarkan kira-kira.

Kalau aku membaginya 5 kg/ KK , dan untuk orang yang tidak mampu sekali misalnya orang-orang tua yang tidak bisa bekerja , aku tambahkan dengan uang belanja.  Kadangkala  aku tambahkan juga dengan mie, kecap, minyak goreng.

MENGAPA MBAK INDAH MENGANJURKAN LEBIH DARI KEMAMPUAN ?

Ini pertanyaan susah dijawab, soalnya jawabannya ada di relung hati , susah menerjemahkannya.  

Begini sahabat, ceritanya dulu pas aku mencanangkan menjimpit 5 kg sehari itu, sebenarnya secara itung itungan matematis, pendapatanku tidak mencukupi untuk itu, tapi kulakukan saja tanpa merasa khawatir. 

Terlalu banyak orang yang membutuhkan sehingga mendorongku melakukannya, jadi awalnya niat karena Allah dan dengan berlandaskan kasih sayang ke banyak orang.  Allahlah yang akan mencukupi aku sekeluarga, itu sudah menjadi keyakinan. Inilah prinsip bismillah yang sering aku bilang.

Jadi mengapa aku menganjurkan lebih dari kemampuan ? karena Allahlah yang akan melebihkan kemampuanmu sahabat !!!

UNTUK PEGAWAI DENGAN GAJI TETAP APA BISA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ?

Seorang pegawai dengan pendapatan yang sama setiap bulannya, tentu yang disisihkan juga sama jumlahnya, kalau ditingkatkan , berarti mengganggu pos pengeluaran yang lain.  Bagaimana solusinya?

Tata mind setnya dulu, dimanapun kalian bekerja, di pemerintah atau swasta, atau bekerja sendiripun, dalam hati musti bekerja kepada Allah.  Allahlah pimpinan tertinggi dimanapun kita berada, dan Allahlah yang menggaji kalian walau secara lahiriahnya kalian digaji oleh pemerintah atau boss kalian. 

Bekerja kepada Allah, membuka cakrawala pandang kita, karena Allah Maha kuasa memberi pendapatan lebih dengan caraNya.  Jadi ..... Allahlah yang akan memampukanmu sahabat !!!


Ada pertanyaan lain ?

Kamis, 10 April 2014

Mengelola Sakit Dengan Perbuatan baik

Biasanya, kalau lagi sakit begini, suamiku akan bilang ; "Pikirannya itu loh disetting".  Maksudnya, aku disuruh berpikir sehat, biar tubuhpun ikutan sehat mengikuti pikiran.  Dengan kata lain dia bilang, pikiranmu itu lebih kuat daripada jazadmu.

Kadang dia bilang begini :"Coba dialihkan dengan berbuat baik". Dan biasanya pula aku menurut.  Sampai akupun sering bilang kepada pembacaku yang sakit berat untuk mengalihkan perhatian kepada perbuatan baik sebanyak banyaknya.  Dan memang resep suamiku ini dia buktikan pada dirinya sendiri yang jarang sekali sakit.

Tapi untuk sakitku kali ini, aku dibiarkannya saja semauku sendiri, sudah dua malam aku tidak nyenyak tidur gara gara pusing dan hidung mampet, badan meriang gak karuan, tubuhku hangat dan paginya mimisan.  Akupun tersadar untuk mencoba sembuh dengan metoda suamiku, mengalihkan perhatian dan berbuat baik sebanyaknya.

Kemarin pagi ceritanya badanku masih oleng dipakai jalan, tapi ngotot ikut suamiku ke kebun.  Aku berniat mengelola pikiranku dengan rasa gembira dan berbuat baik sebanyaknya di hari itu.

2 jam perjalanan ke kebun, beberapa kali berhenti untuk makan, membeli makanan ikan dan ketika berhenti di sebuah selep beras untuk  membeli 3 karung beras untuk dibagi-bagi, aku tersadar betapa Allah telah memberi kami percepatan rejeki yang luar biasa.

Saat masa-masa sulit dulu, aku berusaha 'menjimpit' beras satu plastik kemasan 5 kg sehari, aku beli di toko sebelah butik, aku membeli setiap hari 1 plastik, aku kumpulkan untuk dibagi-bagi kepada yang membutuhkan.  Aku bertahan dengan kebiasaan itu dalam keadaan lapang atau sempit.  Saat dalam kesempitan, pikiran memang harus disetting tanpa rasa khawatir sama sekali, murni karena Allah.

Sampai sekarang kebiasaan itu masih aku lakukan, tapi rupanya Allah memberiku percepatan rejeki yang tidak aku sadari.  Buktinya, sekarang aku bisa membeli beras bukan cuma 5 kg sehari, hari ini malah bisa membeli 3 karung beras (75 kg) dan hal seperti ini sering sekali kami lakukan. Itu berarti uang yang sedang beredar di tanganku ini lebih banyak saja dari hari ke hari.

Aku yakin, hikmah dari berbagi beras bukan cuma dalam hal keuangan melainkan juga  rumah tangga yang bahagia, kemudahan dalam setiap kesulitan, dan banyak nikmat Allah yang tidak terhitung.

Akan halnya sakitku itu, aku ajak tubuhku berbuat baik dengan ngajarin mbak Yayuk bikin pola rok sampai praktek motong roknya, setelahnya aku jalan - jalan  mengitari kebun sampai berkeringat.  Pulangnya tubuhku lebih ringan, sudah bisa murottal lagi padahal pas berangkat tadi lebih banyak diam dan menggigil kedinginan.  Nafsu makanku mulai ada lagi, kami mampir ke warteg bebek lalapan dan makanku lahap sekali padahal tadi siang gak enak makan.

Sebelum tidur, aku minum madu sambil berdoa mohon diberi sembuh oleh Allah, karena hanya Allahlah penyembuh.

Ini merupakan salah satu cara cerdas dalam menyelesaikan sakit, dengan mengalihkan perhatian dan berbuat baik sambil dalam hati yakin bahwa Allahlah penyembuh.

Mungkin ada yang bertanya dalam hati ;" Kan sakitnya mbak Indah cuma flu ? Kalau sakitnya parah ?".

Aku punya teman yang sakit kanker, dan dia berburu perbuatan baik karena merasa usianya tidak lama lagi, makanya di sisa usianya dia ingin bermanfaat buat orang banyak.  Beliau malah sembuh hingga sekarang dan tetap aktif dengan proyek proyek kebaikannya.  Beliau adalah mbak Andri yang sering aku ceritakan.   
Ada yang tertarik melakukan 'jimpitan' beras juga sepertiku ? Berikut ini tips dariku :

- niatnya musti murni karena menjalankan perintah Allah di al quran untuk memberi makan fakir miskin
- lakukan di atas kemampuan, misalnya gini, kemampuan menjimpitnya 1/4 kg sehari, maka sisihkan di atas 1/4 kg sehari, boleh 1/2 kg sehari , sisihkan dan kumpulkan sampai dirasa mencukupi untuk dibagi.
- lakukan tanpa rasa khawatir, yakinlah bahwa Allahlah yang akan mencukupi kita.
- saat sedang menerima rejeki lebih, lebihkan juga jimpitannya.
- usahakan jumlah jimpitan meningkat pelan-pelan tapi pasti dan lakukan dengan konsisten
- nikmati aktifitas jimpit menjimpit ini dengan rasa syukur dan bahagia, bahagia bisa melaksanakan perintah Allah dan bahagia karena  bisa berbagi dengan orang-orang papa.


Selasa, 08 April 2014

Tertipu Angka Angka (2)


Tak sengaja beberapa kali melihat iklan kampanye di tivi, ada yang menjanjikan gaji pegawai paling rendah  beberapa tahun mendatang adalah 5 juta/bulan, ada yang menjanjikan pendapatan rata-rata 12 juta/bulan.  Itu semua dikatakan oleh pemimpin yang pinter-pinter itu.

Tapi kok spontan di pikiranku muncul kalimat seperti ini :"Lah seandainya saat gaji minimum sudah 5 juta perbulan, tapi kebutuhan dasar hidup layak 7 juta per bulan, apa cukup ya ?".  Trus untuk yang bilang pendapatan 12 juta per bulan itu , diperlukan berapa kali perubahan UMR ya ? biasanya siiih, kalau ada kenaikan upah, barengan dengan kenaikan harga sembako dan barang-barang lain.

Aku bukan sedang pesimis atau sedang tidak percaya sama janji janji, tapi aku mikir betapa orang-orang pinter itu telah tertipu angka-angka, mudah-mudahan pula mereka tidak mencoba menipu rakyat dengan angka-angka.  Wong yang diperlukan rakyat itu murah sandang pangan papan, gratis biaya sekolah dan kesehatan.  Bahasa Jawanya gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja yang terjemahan bebasnya kebutuhan tercukupi dengan melimpah, negara juga damai  tenteram tertata dan sejahtera seluruh rakyatnya.

Apa gunanya pendapatan yang tinggi bila kebutuhan lebih tinggi daripada pendapatan, ya kan ? ya kan ?

Rejeki bukan pada besarnya, tante Indah sering bilang begitu kan ? Tapi terletak pada keberkahannya dan ridha Allah di dalamnya.  Rejeki yang berkah selalu mencukupi seberapapun jumlahnya, dan rejeki yang berkah akan memberi manfaat yang meluas ke banyak orang disamping buat si penerima sendiri.  Dan akhirnya rejeki yang berkah akan bisa membawa si penerima kepada Tuhannya dan syurgaNya.

Yuuuuuk besok ke TPA ... eh ke TPS.
 

Jumat, 04 April 2014

Mencermati Hati


Sebagai muslim, pasti sudah tahu kalau melakukan apa saja musti diawali dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahiiim.  Yang pada hakekatnya kita melakukan segala sesuatu atas nama Allah (sebagai wakil Allah) dan dengan penuh kasih sayang.

Tapi pada prakteknya, kadang berhenti di lidah, sekedar mengucapkan, sementara hati kita melakukan perbuatan lain.  Mungkin tidak kita sengaja, tapi efeknya bisa mebuat kita menderita berkepanjangan, dan itu tidak kita sadari.

Yang namanya ujian dan cobaan itu bukan cuma hal besar-besar yang membuat kita termehek-mehek. Hal kecil-kecilpun mengandung ujian dan cobaan, lihat saja ceritaku kemarin  di Balada Mangkuk Mixer .  Hanya soal niat saat membuat kue , tapi itu adalah kesalahan besar yang melanggar prinsip bismillah.

Hati musti dicermati lagi dan lagi, sering-seringlah bertanya pada diri sendiri ; kita bergerak karena apa? kita melakukan sesuatu sudah berangkat dari hati yang penuh kasih sayang atau tidak? apakah kita masih sering menghitung untung rugi saat melakukan kebaikan ?

Aku punya cerita lain lagi.  Aku sering naik angkot dan memberi uang lebih pada sopir angkot, tapi kadang disertai hitungan-hitungan seperti ini : kalau ntar angkotnya nggak mondag mandeg, aku mau kasih 10 ribu deh (tarif normalnya 3000).  Tanpa sadar aku sudah tidak ikhlas.  Itulah contoh ujian kecil-kecil yang terlipat di sudut-sudut hati , sudah menyalahi prinsip bismillah tapi merasa benar.

Adakah kalian punya contoh cerita kecil-kecil sepertiku ?

Kamis, 03 April 2014

Balada Mangkuk Mixer


Allah, maafkan aku.

Besok ulang tahun Alni, untuk itu aku membuat cake malam ini.  Aku berencana membuat tart barbie seperti yang sering dipamerkan teman-temanku dari sebuah grup masak di fb, dan aku mau ikutan pamer menunjukkan  kalau aku juga bisa.

Keterbatasan peralatan masak membuatku menggunakan mangkuk mixer sebagai cetakan cake, kubayangkan pasti pas banget jadi roknya barbie.  Akupun sudah berangan-angan akan memajangnya di blog masak memasakku.



Tapi apa yang terjadi ? gara-gara dikukus, mangkuk mixerku jadi mengkeret dan pecah ! Akupun menyesali diri, kenapa suka ngawur kalau masak, rasanya bukan aku deh kalau gak bikin sesuatu yang heboh di dapur.  Aku musti menelan perbuatanku sendiri,  mulai sekarang aku musti megangi  kalau lagi mixer adonan kue, atau beli mixer lagi.

Tapi benarkan kalau kesalahanku adalah karena menggunakan mangkuk mixer menjadi cetakan cake?  Bukaaan !!!

Kesalahanku yang sebenarnya adalah karena niatku bikin cake adalah mau pamer kalau aku juga bisa ! Dengan jujur aku mengakuinya.

Semakin kusadari, bila melakukan sesuatu karena selain Allah, hasilnya adalah kerusakan. Dan kerusakan yang ditimbulkannya menimbulkan kerepotan berantai di masa depan.

Allah,
Ampuni aku.
Aku yakin bukan kali ini saja aku melakukan sesuatu bukan karena mengharap pujianMu, melainkan pujian makhluk.

Allah,
Ampuni aku.