Sabtu, 24 Januari 2015

Etika Meminta

Dear Allah lovers,
Bila kalian menginginkan seseorang melakukan sesuatu untukmu, apakah yang kalian lakukan ? Meminta padanya ? Meminta  dengan cara bagaimana ?

Sejak aku menulis tentang energi murni alam semesta, banyak sekali yang  minta ditransfer energi olehku.  Cara memintanya macam-macam, ada yang dengan mengirim salam perkenalan dulu denganku, ada yang langsung nodong , ada yang sudah mengenalku beberapa lama baru minta tolong dengan embel-embel kalimat :"Bila tidak merepotkan mbak Indah".

Selain itu, kadang aku sendiri yang berinisiatif menawarinya tanpa dia memintanya.  Ada juga yang diam-diam aku transfer energi tanpa dia mengetahuinya.

Merenungi semua itu, yang muncul di benakku malah sebuah pertanyaan :"Apakah caraku meminta pada Allah selama ini sudah cukup sopan?".

Meminta tolong pada seseorang saja membutuhkan etika kesopanan, apalagi pada Allah.  Dan karena Allah Maha Mengetahui segala isi hati, maka tak cukup dengan tata cara lahiriah, seperti berdoa dengan merendahkan suara, di tempat yang suci dan dalam keadaan suci pula.

Kukira kita musti menghindari hal-hal di bawah ini :
- kalimat-kalimat yang 'menodong'  Allah
- berdoa dengan kalimat protes , seperti ; "Ya Allah, aku sudah mentaatiMu, kenapa hidupku begitu berat dan sulit ?  Maka mudahkan ...... ".

Dalam hati, rendahkan diri  di hadapan Allah, bangun rasa percaya / iman padaNya, berusahalah untuk lebih mengenalNya agar kita punya prasangka yang benar tentang Dia, ikhlaslah dengan segala yang terjadi dalam hidup, dan berdoalah dengan perasaan cinta dan rindu padaNya.

Bila doa kita berupa hal-hal yang bersifat duniawi ,  tidak usah berpikir  apakah doa kita bakalan terkabul atau tidak, karena dalam hati kita lebih menginginkanNya dibandingkan itu semua. Yakinlah bahwa Allah Maha Tahu kebutuhan kita dan pasti Dia penuhi dengan caranya yang lebih baik daripada yang kita bayangkan.

Renungkanlah, bukankah Allah lebih banyak memberi tanpa kita memintanya ? bahkan tanpa kita menyadarinya ?

Akan halnya orang-orang yang minta tolong padaku untuk mentransfer energi, ada hal yang mereka tidak tahu, bahwa untuk bisa berhasil mentransfer energi murni , aku musti mengenal dulu orangnya, aku musti punya keinginan untuk melakukannya, si penerima energipun musti dalam keadaan ikhlas dan pasrah.

Bahkan tidak cukup hanya dengan 'deal' antaraku dengan penerima energi, pernah aku sudah niat mentransfer energi, tapi energi alam yang nolak, ngambeg ... hehehe.  Alam semestapun musti dalam keadaan ridha dengan si penerima energi.  Alam ini punya perasaan, kita hidup di atas dukungannya, di atas energinya, di atas ketulusannya.  Bila seseorang pelit berbuat baik untuk lingkungannya, energi alampun akan melakukan hal yang sama.

Maka, bila kita ingin agar seseorang memenuhi apa yang kita minta, sebaiknya kita banyak berbuat baik.  Begitupun  bila kita ingin agar Allah memenuhi permohonan kita, sebaiknya kita banyak-banyak berbuat baik kepadaNya dan kepada makhlukNya.

Terimakasih Allah atas segala tuntunanMu, terimakasih alam atas segala kasih dan dukunganmu, terimakasih sahabat atas segala kebaikanmu.


Kamis, 22 Januari 2015

Tak Cukup Man Jadda Wa Jada

 Dear Allah lovers,
Tulisanku kali ini mengambil contoh diriku sendiri dan gitar ... hehe, jangan bosan sama gitar ya karena Dewa Bujana aja  gak bosan kok sama gitar ....

Pernah aku bertanya pada Allah : "Allah,  aku kepingin banget bisa main gitar fingerstyle.  Apakah aku akan bisa bila meluangkan waktu untuk itu ?"

Dan jawaban yang aku terima di hatiku adalah , aku bakalan bisa bila memang serius belajar, tapi bukan itu misi untukku di dunia ini .  Dengan kata lain , Allah punya misi khusus untuk aku jalankan dan itu bukan di gitar.

Maka pernahkah kalian cemburu ? cemburu pada kemampuan orang lain mungkin , atau kehidupan orang lain, dan menginginkan itu semua juga kalian miliki.  Seperti cemburuku pada Estas Tone .... ehm ! Orang jawa bilang kedhuwuren (ketinggian) .... hahaha , untuk bisa main gitar sebagus keponakan-keponakanku saja aku gak bisa, apalagi sebagus mas Indra sahabatku, apalagi sebagus Jubing, apalagi sebagus Estas Tone.   



Tapi cemburuku telah mengantarku pada sebuah pemahaman.

Pernahkah kalian dengar pepatah yang populer ini : "man jadda wa jada" , artinya siapa yang bersungguh-sungguh , dengan ijin Allah pasti berhasil. 

Contohnya, bila aku bersungguh-sungguh latihan gitar dan dengan latihan yang benar , dibela-belain kursus bila perlu, aku pasti bisa mahir bermain gitar seperti yang aku mau.  Artinya , aku berhasil mewujudkan mimpiku.

Tapi seandainya aku melakukannya, otomatis mengurangi sebagian besar waktuku mengurusi suami , anak-anak dan usahaku. Lantas usahaku dengan puluhan karyawan itu bisa berantakan, pelangganku protes, suami dan anak-anakku juga protes karena bundanya main gitar mlulu.  Akupun jadi malas mengurusi blogku dan tidak mau membalas curhat dari pembacaku.  Semuanya kecewa, kacaulah judulnya.

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil , tapi kalau keberhasilannya di bidang yang bukan misi yang Allah peruntukkan bagi dirinya , pasti membuat disharmoni dengan lingkungan.  Sesuatu yang tidak harmonis, pasti tidak membawa kebahagiaan.  Apakah ini yang dicari oleh kita ?

Kukira tidak cukup man jadda wa jada , musti ditambah bersungguh-sungguh di bidang yang Allah peruntukkan untuk diri kita sendiri , istilahku 'misi Allah' yang khas untuk setiap ciptaanNya.  Dan tidak perlu cemburu melihat Allah memberi kelebihan kepada orang lain , karena Allah juga memberi kelebihan pada diri kita yang mungkin belum kita sadari.

Aku telah disadarkan eyang akan kelebihanku pada sebuah pembicaraan , begini kata eyang :"Bunda itu bisa menulis sesuatu yang sulit  dijelaskan dan tinggi nilainya dengan bahasa yang sederhana dan mudah difahami".  Oooooh , aku melongo.

Seperti terbangun dari tidur, baru melek riyip-riyip ketika  aku menyadari bahwa setiap hari ratusan pembaca membuka blogku, dan sudah puluhan orang berkonsultasi denganku dan eyang, perasaan bahagia ketika menyaksikan mereka sukses menata hatinya untuk fokus berjalan menuju Allah yang diikuti kesuksesan mereka dalam hal materi.

Jadiiii .... tak perlulah cemburu pada Estas Tone .... hahahaha.  Kalian cemburu pada siapa ?

Rabu, 21 Januari 2015

Perasaan Seorang Selebritis

Dear Allah lovers ,
Tahukah kalian bahwa sebenarnya kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan ? Dan itu bisa terkabul dalam hitungan detik.  Mau tahu caranya ? Mau tahu aja atau mau tahu banget ? .... xixixixi .

Daaaannn, caranya adalah dengan membayangkannya !  Gak percaya? coba saja , dalam imajinasi semua bisa terwujud persis yang kita mau dan gak pakai lama, gak pakai bayar lagi ... hahaha.

Khusus untukku sore kemarin, Allah mengajarkanku sesuatu lewat proses ini, proses imajinasi. Imajinasi yang menyadarkanku bahwa sesuatu yang sebenarnya aku tahu, sebuah prinsip yang sudah disengaja dalam hidup,  tiba-tiba bisa terlupakan dan terbuang saat kita dihadapkan pada dunia yang mempesona.

Yak , kemarin sore tiba-tiba saja aku membayangkan menjadi seorang selebritis ... hehehe.  Munculnya imajinasiku itu setelah aku melihat video ini nih :


Aku kepingin sekali bisa bermain gitar fingerstyle , tapi aku malas berlatih ... kataku sendiri tidak punya waktu, padahal aslinya malas. Jadinya aku hanya jadi penikmat pemainan fingerstyle saja.  Tapi ketika melihat betapa indahnya permainan den mas Estas Tone , aku kok jadi membayangkan jadi gitaris fingerstlyle yang mendunia .... hahahaha. Kok ada-ada saja ya si Indah ini ....

Dan begitulah kisah cerita, akhirnya aku bisa konser di jalanan , dikagumi dan dipuji puji .... dalam anganku loh ya.  Dan ketika aku berada di puncak jaya , aku baru tersadar bahwa ternyata aku telah mengarahkan orang-orang, para penggemarku itu, untuk berjalan ke arahku , menujuku, menjadikan diriku pusat perhatian, hingga banyak dari mereka mengorbankan waktu, uang, dan berbagai  hal hanya untuk bertemu dan melihatku.

Aku telah menjadikan diriku titik pusat , dan ini sebuah kesalahan besar.  Semestinya dengan segala kemampuan yang aku miliki, aku bisa mengajak orang-orang untuk berjalan bersama-sama menuju Allah, dan bukannya malah membiarkan orang-orang itu berjalan ke arahku lalu berhenti di depanku, melupakan tujuan semula.

Di kehidupan nyata, setiap diri mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan bukan hanya selebritis yang punya fans. 

Tinggal kitanya, apakah memanfaatkan para fans itu untuk kepentingan kita ? atau membiarkan mereka dengan kekagumannya untuk  memupuk perasaan bangga terhadap diri sendiri ? atau ada hal lain lagi ?

Ataukah kita memilih mengajak mereka berjalan bersama menuju Allah, menyadarkan mereka bahwa segala kemampuan yang membuat mereka begitu mengagumi kita , semua itu adalah berasal dari Allah sebagai nikmat dan ujianNya ?

Siapapun kita, tak peduli berapa banyak kita bisa mempengaruhi orang lain, alangkah indahnya bila pengaruh  itu kita gunakan untuk mendekatiNya dan mengajak mereka untuk bersama-sama mendekatiNya.

 Imajinasiku berakhir pada kenyataan yang amat aku syukuri, bahwa aku hanya seorang ibu, dengan suami yang amat menyayangiku dan 4 anak yang manis-manis, dengan gitar berdebu yang nyantol di dinding.  Kadang aku memainkannya saat galau , dan hanya 4 fret saja yang bisa aku mainkan , dengan chord yang sederhanya C , A minor, D minor ke G ke C lagi .... (itu kan lagunya Kuburan yaaa .... hehehe)




Sabtu, 17 Januari 2015

Menomor satukan Allah (2)

 Dear Allah lovers.

Beberapa sahabat inbox, menanyakan tentang berbagai masalah dalam hidup yang tak kunjung selesai, kebanyakan masih menanyakan bagaimana agar segera terlepas dari hutang ? Dan aku jawab silahkan dibuka-buka lagi di blogku, semua tips sudah aku tulis. Katanya semua tulisanku sudah dibaca ... ehm .... Mungkin maksudnya, kenapa sudah membaca semua tulisanku kok hasilnya belum maksimal ? Apa lagi yang musti dilakukan ?

Memang tak cukup hanya membaca, tapi juga memahami dan melakukan.  Melakukannya juga barengan, antara lahir dan batinnya sama-sama melakukan. Bila  masih suka naik turun perasaannya, ya dicoba terus, sampai perasaannya bisa stabil, seandainya menurunpun tidak sampai parah hingga putus asa.

Yang perlu perlu banget dicamkan di dalam hati kita masing-masing adalah porsi keinginan kita yang utama dan satu-satunya adalah meraih kedekatan dengan Allah.  Inginkanlah Allah melebihi keinginan terhadap ciptaanNya. Inginkanlah Allah melebihi keinginan terhadap selesainya masalah-masalah itu.  Aku sering bilang syukurilah masalah-masalah itu karena dengan itulah Allah membuat kita dekat denganNya.

Evaluasi diri setiap shalat, apakah kita masih menginginkan ciptaanNya melebihi keinginan terhadapNya ? Bila sepanjang shalat pikiran kita masih pada persoalan-persoalan yang kita hadapi, atau rencana-rencana atau apa sajalah selain pada Allah, ini tandanya kita belum menempatkan Allah sebagai keinginan kita yang utama.

Bila kita masih saja galau dengan berbagai permasalahan hidup, ini berarti keinginan kita terhadap ciptaanNya masih jauh lebih dominan dibandingkan keinginan kita terhadapNya.

Yang aku maksud ciptaanNya itu adalah segala sesuatu selain Allah, silahkan diisi sesuka hati sesuai yang diinginkan, bisa hutang , bisa keinginan untuk punya anak atau pasangan atau rumah, atau ingin naik pangkat / jabatan, dll dll.

Bila keinginan untuk segera terlepas dari hutang misalnya, lebih dominan dibandingkan keinginan untuk lebih dekat dengan Allah, maka tidak perlu heran  bila malah terjebak dalam hutang yang semakin dalam.

Disinilah letak seninya.  Allah itu Maha Satu dan Maha Nomer Satu.  Allah jangan diletakkan nomor dua atau nomor sekian.  Inilah perjuangan kita sepanjang hidup, menempatkan Allah sebagai yang ternomor satu.

Persoalan hidup itu bukan untuk diselesaikan , melainkan dijadikan jalan untuk mendekatiNya dan meraih ridhaNya.

Sering seringlah bertanya pada diri sendiri :
Apakah Allah masih nomor satu di hatiku ?

Lebih jelas lagi, simak disini :
Menomor satukan Allah


Rabu, 14 Januari 2015

Menyatu Dengan Konsep Allah

Ini pembicaraanku dengan eyang di suatu sore pada tgl 14 januari 2014, diseling beberapa karyawan yang mendatangiku untuk berpamitan pulang.

"Manusia suka sekali membuat konsep, tapi konsep itu malah membatasi dirinya sendiri", kata eyang dan aku tidak faham-faham apa maksudnya.

"Gambarannya begini , orang makan itu gak usah memikirkan kenyang, kalau makan ya mesti dapat kenyangnya ", katanya, dan aku masih belum  faham juga , terutama di bagian 'konsep itu malah membatasi dirinya sendiri'.

Aku minta contoh nyata dan eyang tidak bisa memberikannya, sampai aku sendiri menyodorkan sebuah kasus padanya.

"Dulu konsep semula untuk browniesku, menyewa banyak tempat di depan minimarket.  Lalu aku menyewa 4 tempat sebagai permulaan yang aku kira bakalan berjalan.  Eh, ternyata malah merugi, sampai akhirnya sistem agenlah yang malah berjalan.  Kalau mas Hary bilang, ini karena Allah menghendaki kemudahan buat kami.  Sistem agen lebih sederhana dan lebih efektif.  Apakah ini contoh dari konsep yang gagal yang diganti Allah dengan konsep lain yang lebih mudah dan lebih menguntungkan ?", kataku.

"Begini loh bunda, yang kita cari itu adalah cara menemukan jalan yang langsung membawa kita pada kesuksesan.  Bukan setelah gagal disini, mencoba cara lain lalu sukses. Disinilah pointnya, di pola pikir kita ", katanya.  Makin tidak faham aku, tapi yang aku tangkap ada pola pikir yang musti diluruskan agar kita bertemu dengan jalan tol menuju sukses.

"Rahasianya jangan berpikir konsep.  Kita mengerjakan konsep tanpa memikirkan konsep". Apa lagi ini, tambah bingung aku .... hahaha .... yakin, kalian juga ikut bingung , jadi mari kita bingung berjamaah .. ehm.

Sebenarnya cukup panjang pembicaraanku dengan eyang sore itu, ada beberapa point yang bisa aku ingat.

"Saat kita mengedepankan logika kita, maka Allah melepaskan diri dari kita", kata eyang, dan bayangkan betapa merana orang yang dilepaskan / dibiarkan oleh Allah.

"Tugas manusia itu memberi nilai lebih pada sesuatu, selanjutnya tidak usah dipikirin bagaimana barang itu laku, itu sudah dijalankan oleh Allah", ini pernyataan yang membuat mumet ahli marketing , susah untuk difahami bagaimana caranya sebuah produk bisa menjual dirinya sendiri tanpa dijalankan oleh marketing yang bagus. Akupun belum bisa memahaminya

"Petunjuk Allah itu selalu sampai dan selalu mengalir untuk setiap ciptaanNya, tapi manusia sering menutup dirinya sendiri dari petunjuk itu", kuingat kata-kata eyang ini.

Selepas eyang pergi, perlahan-lahan aku mencerna, yang dimaksud eyang itu adalah bagaimana membenahi pola pikir agar hasilnya adalah kesuksesan tanpa try and error, just try and correct.  Yang eyang bilang membuat konsep tapi berjalan tanpa memikirkan konsep itu adalah berjalannya seorang hamba yang telah menyatu dengan konsep Tuhannya.

Baiklah aku ambil contoh perjalanan Innuri browniesku , marketing plan yang pertama dilakukan dan gagal. Kegagalan ini adalah sebuah pertanda bahwa  saat membuat konsep marketing tersebut , yang dominan adalah logika, sampai petunjuk Allah yang sudah terbentang di hati tidak terbaca.

Petunjuk Allah itu tidak pernah berujung kegagalan, jadi kalau gagal, kesalahan utamanya adalah karena mengabaikan petunjuk. 

Saat seseorang bisa meletakkan logikanya di bawah petunjuk Allah, maka sebuah konsep yang dituangkan olehnya akan terbaca duluan, ini bakalan gagal atau berhasil.  Perlahan lahan logikanya menghilang, dan terwujudlah dari tangannya konsep yang pada hakikatnya konsep Allah yang tertuang melewati dirinya.  Dia telah menyatu dengan konsep Allah.

Jadi seandainya saat memutuskan menyewa tempat untuk memasarkan Innuri browniesku kemarin, logikaku aku letakkan di bawah kasur, yang aku ambil petunjuk Allah di hati, pasti terbaca olehku bahwa aku bakalan merugi dengan cara ini, aku pasti urung melakukannya. Akupun bisa membaca jalan sukses yang disediakan Allah untukku (bisa menyatu dengan konsep Allah) dan tidak ada kata gagal, karena petunjuk Allah itu selalu membawa keberhasilan.

Seperti halnya manusia yang menjalankan takdirnya, sebutir debupun menjalankan takdirnya, apalagi ratusan brownies yang aku produksi setiap hari. 

Sepotong kuepun punya takdir/ketentuan , kue punya takdir untuk sukses dimakan orang  dan ada takdir untuk gagal dimakan orang.  Kue dengan harga murah dan rasa serik di tenggorokan, takdir suksesnya adalah beredar di kalangan masyarakat kalangan bawah, pasti dimakan.  Bila berada di kalangan menengah ke atas, maka kue ini sudah pasti tidak tersentuh sampai rusak lalu jadi penghuni tempat sampah.  Ini adalah contoh yang sederhana sekali.

Contoh yang lebih kompleks, pabrik browniesku  juga  punya takdir sendiri untuk mencapai kesuksesannya, bukan hanya soal marketing atau soal produk, tapi menyangkut semua hal yang tak terpikirkan olehku.

Manusia terbatasi oleh pikirannya sendiri, padahal banyak sekali aspek yang sering tidak terjangkau pikiran manusia.  Untuk itulah manusia musti menyatukan dirinya dengan konsep Allah.  Bila sudah bisa menyatu dengan konsep Allah, maka dia bisa berjalan tanpa konsep, semua mengalir dalam tuntunan Allah.

Bagaimana cara menyatukan diri dengan konsep Allah ? 

Tunggu ya, aku tak nanya ke eyang dulu ..... hehehe.


Sabtu, 10 Januari 2015

Gara-Gara Urung Berbuat Baik

Pertengahan desember tahun kemarin, mas Hary kecelakaan pas bawa sepeda motor ke Ngantang.  Tidak parah sih, tapi patah tulang di telapak tangan kirinya, alhamdulillah sekarang sudah pulih setelah dibawa ke sangkal putung.

Saat  itu aku menyusulnya ke Ngantang. Di rumah ibu, kulihat tangannya diperban, lututnya luka.  Tapi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi kesakitan, malah terlihat tenang dan biasa saja.

"Aku nabrak sepedanya rombong bakso", katanya sambil ketawa.
"Rombongnya seperti muncul tiba-tiba, sebelumnya aku sama sekali gak lihat.  Kayaknya memang begitulah kecelakaan, terjadi tanpa bisa dikendalikan", ceritanya lagi.

"Ini sudah di rontgent , patah satu tulangnya, tapi aku gak mau dioperasi, aku bilang sama dokternya kalau aku maunya ke sangkal putung saja", katanya lagi sambil tertawa, ya ikutan tertawalah aku.  Melihat tangannya bengkak banget, kukira kalau aku yang mengalaminya sudah gak sempat tertawa, nangis melulu kukira.

Malam itu juga mas Hery (namanya beda huruf a dan e saja sama suamiku)  mengantar kami berdua ke sangkal putung di Batu, lupa aku persisnya, tapi di seputaran Bumiaji . Mas Hery ini suaminya bu Bekti, yang guru dan pengusaha kerupuk kentang di Ngandat Batu, dulu pernah aku ceritakan di blog.

Yang paling menarik dari kisah ini adalah bagian saat mas Hary bercerita penyebab dia kecelakaan, ternyata penyebabnya adalah .....

"Ini sih rasanya gara-gara aku punya niat baik tapi gak jadi aku lakukan.  Sebelumnya aku bertemu gelandangan, niatku mau tak kasih brownies, aku sudah mau berbalik untuk  menghampiri gelandangan itu, tapi urung kulakukan.  Yah ini tegurannya", katanya.

"Jadinya lebih mahal ya", kataku keceplosan begitu saja.  Nah, aku pakai itung-itungan sama Allah. Lah wong yang membiayai kami ke sangkal putung ya Allah kok pakai ngitung.  Yang penting sekarang kalau punya niat baik musti segera ditunaikan, itu mungkin pelajarannya.

Bisa jadi kecelakaan suamiku terlihat sebagai sebuah kemalangan, tapi kayaknya bagi suamiku tidak.  Malah yang aku lihat, banyak saudara-saudaraku yang mendapat pencerahan ,  kalau punya niat baik  musti segera dieksekusi, jangan diurungkan.

Dan beruntungnya suamiku, lokasi kecelakaannya tidak jauh dari balai pengobatan di Ngantang, jadi dia bisa segera ditolong, minimal luka luka yang darahnya ngucur bisa segera diobati, dan juga bisa dirontgent sehingga cepat ketemu kalau ada patah tulang di tangannya.  Beruntung kali keduanya, ada saudara yang bisa mengantar kami ke sangkal putung

Nah, dalam sebuah peristiwa yang  terlihat tidak enak, Allah masih menyelipkan kasih sayangNya bukan ? Bila mengingat itu semua , membuat mata ini berkaca-kaca, sungguh tidak terbayangkan betapa besarnya kasih sayang Allah pada makhlukNya.

Senin, 05 Januari 2015

Berhenti Menuntut

 Terimakasih Allah, atas segala tuntunan yang Engkau sematkan di hatiku.

Terimakasih bapak ibu, mas Hary, anak-anakku Aden , Zeli, Insan , Alni dan semua saudaraku.
Terimakasih semua sahabatku.
Terimakasih semua pembaca blogku.
Atas segala kebahagiaan yang telah kalian beri  sepanjang usiaku.

Met ulang tahun diriku.































 aku dalam goresan Aden

 Kemarin malam suamiku nanya begini :"Minta kado apa ?". Dan aku hanya menjawab di dalam hati , aku hanya ingin membahagiakanmu ... ehm ... glodag.

Tapi sungguh di hari ulang tahunku ini , yang aku inginkan adalah berhenti menjadi orang yang suka menuntut ini itu dari lingkunganku , dan mulai menjadi orang yang bisa membahagiakan orang-orang di sekelilingku.

Mungkin beginilah perasaan orang yang sudah tua yaaa (tumben aku merasa tua!). Sudah banyak tahun aku lewati dengan banyak menuntut, mulai dari menuntut diperhatikan suami, menuntut dipenuhi segala keinginanku , menuntut orang lain bersikap seperti standardku , menuntut diriku sendiri untuk langsing .... hahahaha .... macam macam laaaah.  Dan biarlah itu merupakan proses pendewasaan (baca;penuaan) diri, yang penting aku sekarang sudah nyadar dan tidak pernah ada kata terlambat untuk nyadar.

Keinginanku sekarang adalah berhenti punya keinginan untuk memuaskan diri sendiri, keinginanku sekarang adalah banyak memberi, banyak menebar manfaat.

Aamiin. Semoga Allah mengabulkannya.