Rabu, 21 Juni 2017

Antara Rezeki dan Syukur

Dear Allah lovers.

Ada pertanyaan mampir ke inboxku :

"Asalamualaikum..selamat siang mba Innuri..saya ada pertanyaan yg menganjal ini mba..saya bertanya dlm sebuah cerita ya mba..begini mba..
ada seorang penjual barang,dia menjajakan barang berkeliling,dia dapatkan penghasilan, dari jual barang itu,nah suatu ketika,dia sudah berkeliling setengah hari,namun tidak kunjung laku,sehingga dia memutuskan istirahat di rumah kawan nya,nah singkat cerita dia mendapat rejeki uang,karena tiba" teman nya memberi uang yg lebih dari harga barang yg dia jual..pertanyaan nya apakah dia harus tetap lanjut menawarkan & menjual lagi barang nya berkeliling sampe sore,atau kah pulang..kalo dia tetap menjual sampai sore apakah td termasuk orang yg tdk bersyukur karena sebenarnya dia sudah dptkan rejeki berupa uang meski bukan dari barang yg terjual..kalau dia pulang bgmn? nah menyikapi ketika keadaan seperti ini bgmn mba..mohon pencerahan nya..makasih."

Aku jawab , bertanya langsung pada Allah saja , bermunajat beberapa saat , biasanya ada jawaban yang terdengar dari dalam hati.

Dan soal apakah dia bersyukur atau tidak , sebenarnya bukan dilihat dari apakah dia meneruskan berdagangnya atau tidak.

Rasa syukur itu ada tatkala hati kita selalu merasakan bahagia , damai dan tidak ada keluhan mengenai hidup ini.  Jadi ketika si pedagang lanjut atau pulang , selama di hatinya ikhlas dengan segala yang terjadi, tak ada komplain , hati penuh rasa terimakasih pada Allah, maka dia termasuk ahli syukur.

Jangan membebani hati dengan ketakutan semacam itu , selama hati merasa nyaman dan terhubung dengan Allah .

Salam manis untuk hatimu yang manis.


Senin, 19 Juni 2017

Khalwat

Khalwat
#innuriinspirasi Sebaiknya di bulan ramadhan ini kita melakukan khalwat minimal 10 hari . Bisa dilakukan di masjid yang disebut i'tikaf , atau di rumah yang disebut khalwat. Walaupun khalwat juga bisa dilakukan di bulan yang lain dan sebenarnya bisa dilakukan setiap hari.

Nabi melakukan khalwat di Gua Hira. Sedangkan khalwat di rumah dilakukan oleh Maryam ibunda Nabi Isa.

Khalwat itu berdiam diri di dalam rumah , untuk menyelam ke dalam diri, tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lebih utama dilakukan dalam keadaan suci (berwudhu dulu) dan di tempat yang suci, misalnya di tempat yang biasa kita lakukan shalat. Di dalam khalwat kita mengistirahatkan pikiran, hanya hati yang dihubungkan dengan Allah, merasakan kehadiranNya, merasakan kasih sayangNya dan terkadang menerima petunjukNya di hati kita. Hati adalah tempat manusia berkomunikasi dengan Allah. Bagaimana mengistirahatkan pikiran? Ada banyak cara dan metode untuk ini. Yang sering aku lakukan dengan hanya mengamati saja gejolak di pikiran, mencatatnya di pikiran juga lalu dipasrahkan pada Allah, setelah itu arah perhatian kembali ke hati. Begitu dilakukan terus sampai fokus di hati. Khalwat 10 hari maksudnya hatinya terus dikoneksikan dengan Allah dalam masa 10 hari itu, walaupun aktivitas fisik sedang mengerjakan tugas-tugas duniawi. Bila mungkin menyediakan waktu untuk menyendiri , misalnya setelah salat wajib diam sejenak dan masuk ke hati selama 1 jam atau beberapa menit, senyamannya. Malam melakukan shalat tahajud dilanjut dengan khalawat. Bagi yang waktunya memungkinkan untuk "ngebleng" selama 10 hari full tanpa mengerjakan tugas duniawi, silahkan dilakukan saja, diselingi salat sunah rawatib atau membaca al quran berikut terjemahannya. Saat beraktifitas , selalu hubungkan hati dengan Allah seperti yang pernah aku tulis 'topo ing rame'. Malakukan khalwat ini bila belum biasa akan terasa sulit. Maka mohon pertolongan Allah agar hati kita dibimbingNya. Setelah itu akan terasa indah dan mudah. 

Tak Cukup Memohon Maaf

Tak cukup memohon maaf
#innuriinspirasi
Terimakasih terang.
Maka ramadhan hari pertamaku menjadi berwarna.
Dengan apa kalian memulai ramadhanmu sahabat ?
Dengan memohon maaf pada semua orang seperti yang banyak orang lakukan ?
Ya , akupun memohon maaf atas segala salahku pada sahabatku semua.

Tak cukup meminta maaf.

Aku juga  memulai ramadhan ini dengan pengampunan. Mengampuni semua orang dan menghapus 'daftar' kesalahan dan kekurangan orang lain dari hatiku.
Memohon pada Allah agar dijalankan untuk memperoleh pengampunan dari orang lain yang pernah aku salahi.

Sadarkah bahwa kita setiap hari membawa 'daftar' kesalahan orang lain yang sewaktu-waktu bisa kita keluarkan. Padahal itu membuat hati kita redup tak bercahaya.
Maka biarkan hati menjadi putih terang bercahaya. Karena hanya hati yang terang yang bisa terkoneksi dengan kasih sayang Tuhan , lalu dikehendakiNya menjadi penerang bagi semesta.
Raihlah terangmu saat ini juga.

Memasrahkan Emosi Negatif

Memasrahkan Emosi Negatif
#innuriinspirasi
Beberapa hari terakhir, aku dihadapkan pada berbagai permasalahan yang terkait dengan emosi negatif. Mulai yang dialami diriku sendiri , karyawanku , pembacaku , sahabat dari wa grupnya pak Sonnie.

Aku berasa mendapat pelajaran dan ujiannya sekaligus. Ada family nginap di rumah dan sepanjang hari mencela ini itu dengan kata-kata kasar. Aku merasa mendapat serangan bertubi-tubi yang tak memberiku kesempatan sejenak saja untuk menenangkan diri agar bisa ikhlas memaafkan.
Aku tak bisa konsentrasi dan menjadi uring-uringan , moodku kacau balau.
Maka akupun menyerah, aku pasrahkan segala emosi yang keluar kepada Allah . Aku mohon Allah menata emosiku sesuai kehendakNya.

Tak lama hatiku menjadi tenang dan perasaanku membaik.
Ternyata manusia yang lemah ini tak mampu mengelola emosinya sendiri, harus memohon pertolongan Allah karena Allahlah yang menggenggam hati kita.
Ketika kepala mulai panas , hati menyimpan bara , inilah saatnya memasrahkan emosi negatif itu. Jangan ditolak , juga jangan dituruti. Tapi ketika emosi itu muncul , sadari inilah saat untuk memasrahkan. Maka pasrahkanlah dengan bahasa hatimu.
Dicoba ya.
Foto : beberapa hari yang lalu si cantik Alni memulai 'karier' jadi petenis lapangan (baca : minta les privat tenis) , diantar dan ditunggui bapaknya .