Jumat, 13 April 2018

Shalat Tuntunan Rasulullah

Dear sahabat Innuri.

Sudah shalatkah kalian?  Sudahkan kalian pernah merasakan betapa indahnya "pertemuan" dengan Allah saat melakukan shalat?  Yuuk belajar shalat yang 'membekas' , yang indah, dan yang membuat tubuh fisik, jiwa, hati dan segenap 'perangkat' non fisik kita tercerahkan.

Ini adalah pelajaran shalat dari Nabi Muhammad.  Dia hadir mendampingi manusia di akhir jaman, semua karena kasih sayang Allah. Mari kita membuka hati untuk pelajaran berharga dari beliau.
Aku sampaikan point-pointnya ya :

​Shalat bacaannya bahasa Arab, sedangkan bahasa kita adalah bahasa Indonesia, jadi ada teknik khusus agar shalat menjadi khusyu' dan dapat menjadi jembatan bagi kita untuk "bertemu" dengan Allah.  Sebelumnya hafalkan dan pahami makna setiap bacaan shalat, menggunakan akal pikiran dan juga hati (saling melengkapi, karena memori letaknya di pikiran/otak, pemahaman makna letaknya di hati)

Setelah bekal makna bacaan shalat kita fahami, ya tentunya berwudhu seperti biasa dan ketika berdiri di atas sajadah, perhatikan hal di bawah ini :

Pertama: Memohon bimbingan Allah dalam melaksanakan shalat karenaNya. Arahkan seluruh tubuh dan hati kepada Allah (bisa diminimkan gangguan pendengaran seperti suara televisi, dll).  Jadi ketika berdiri menghadap Allah, seluruh tubuh fisik dan non fisik diajak menghadap semuanya kepada Allah.

Kedua: Laksanakan shalat tanpa tergesa-gesa,  juga tidak perlu berlama-lama, Allah menyukai yang pas, tidak memberatkan, namun juga tidak mengentengkan atau menyepelekan.

Ketiga: Selalu menghayati setiap bacaan dan gerakan shalat dengan sepenuh hati, akal pikiran, dan tubuh seluruhnya. Ketika bibir melafalkan bacaan shalat, pikiran mengartikan arti bacaan shalat dan hati menghadap sepenuhnya kepada Allah, tubuh juga diajak menghadap Allah.  Jadi seluruh aspek dalam diri kita semuanya diajak sholat. Butuh waktu untuk membiasakan diri, jika terlewat makna karena pikiran kita melayang ke yang selain Allah, maka bisa diulangi yang terlewat. Butuh waktu lama awalnya, nanti akan terbiasa dengan bimbingan Allah.

Keempat: Berdoa setelah shalat dengan hati yang dibimbing oleh Allah, jika sudah bisa, Allah akan bantu membimbing hati kita untuk berdoa sesuai dengan yang dikehendakiNya.

Bila sudah terbiasa melakukan shalat dengan sepenuhnya seperti yang aku uraikan di atas, jangan heran ya, bila nantinya bisa melihat 'jamaah' lain selain yang shalat bersama kita. Walaupun ini tidak selalu terjadi, sesuai kebijaksanaan Allah saja. Setiap orang dengan pembelajarannya masing-masing.

Kalau aku lebih banyak shalat sendiri di rumah sih, jadi tiba-tiba saja merasa sedang shalat berjamaah dengan banyak orang, ada imam di depan, ada jamaah di belakangnya, ada jamaah di samping kanan kiriku, kadang panjangnya seperti gak berujung. Ternyata mereka adalah para malaikat Allah dan para Nabi, imamnya adalah salah satu Nabi.

Aku sendiri karena lebih familiar dengan Nabi Muhammad, jadi ya lebih banyakan diimami sama Nabi Muhammad.  Setelah shalat, Nabi akan memutar arah duduknya, menghadap jamaah, pada saat inilah aku bertanya tentang berbagai hal kepada Nabi.

Salah satu hal yang pernah aku tanyakan kepada Nabi adalah tentang orang yang menganggap shalat adalah perbuatan baik. Jadi orang ini beriman kepada Nabi Muhammad, beriman kepada Al Quran, tapi menganggap shalat itu perbuatan baik, bukan shalat seperti umumnya yang dilakukan muslim di seluruh dunia.

Maka jawab Nabi, kalau menjadi pengikut beliau ya harus shalat seperti yang dicontohkan Nabi (shalat 5 waktu maksudnya)

Aku juga pernah bertanya tentang jamaah shalawat Rasul yang merebak dimana-mana, yang suka memacetkan lalu lintas, yang kalau ada acara sampai puluhan bis dan mereka dari berbagai kota dengan membawa panji-panji.

Jawab Nabi, Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.
Aku bertanya lagi, bagaimana menolong mereka?
Nabi menjawab, ya didoakan saja, karena hanya Allahlah yang bisa membolak balik hati seseorang.

Semoga share saya bisa dipahami dengan baik melalui bimbingan Allah. Aamiin.

Diskusi Tentang Damai

[4/12, 12:05] Innuri Sulamono: Setuju ma mba Resty. Perang di dalam lebih seru dan lebih susah didamaikan 😃.
Makanya kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri.
Pertama berdamai dengan masa lalu lalu dan lalu kita ... entah berapa ratus kehidupan ... ya yang penting sudah niat berdamai dg masa lalu, pasti Allah bantu.
Kedua berdamai dg pikiran dan hati. Berdamai itu ternyata lebih mudah dibanding dipasrahkan . Coba saja buktikan sendiri.
Ketiga berdamai dengan ego. Nah ini juga lebih mudah
 dibanding memasrahkan karena ego nanti malah membatu kita pulang dalam kasih sayang Allah.
Keempat berdamai dengan kegelapan. Kegelapan disenyumin aja, yuuk kita berdamai aja deh , pulang sama sama ke Allah.. Gitu. Lalu cahayaNya akan membimbing kita dan kegelapan, jadi sama sama terang akhirnya.
Berdamai dengan orang orang yang suka mengganggu hati, dimintain maaf dan dikasih sayangi saja.
Berdamai dengan tubuh ... merasakan kasih sayang Allah di tubuh kita.
Berdamai dengan manusia seluruhnya.
Berdamai dengan alam semesta ...
Sudah aku coba hal tersebut di atas dan hasilnya perasaan seringan kapas ... dan kasih sayangNya selalu melingkupi.
Semoga menjadi masukan yang berharga buat kita semua.
[4/12, 12:42] Innuri Sulamono: Bahkan aku sudah berdamai dengan kegemukan mba Rini.
jadi kegemukan itu ternyata sebuah pembelajaran dan baru bisa kita tangkap materi pelajarannya ketika sudah berdamai dengannya.
[4/12, 17:22] Innuri Sulamono: Islam itu artinya damai. Kedamaian itu dimulai dari diri sendiri. Ya berdamai dg diri sendiri dulu.
Damai itu di atasnya pasrah , lebih mudah kok.
Kalau dibayangkan kayaknya mudahan 'memasrahkan' . Tapi kalau dilakukan jauh lebih mudah berdamai.
Banyak pembacaku susah melakukan pasrah.
Ini ilmu baru buatku sih .... dari seorang guru spiritualku dan ternyata memang lebih mudah berdamai.  Tapi ya memang harus dilakukan dan dibuktikan sendiri.
Kalau gak dilakukan ya gak akan tahu bedanya.
[4/12, 17:26] Innuri Sulamono: Contohnya : aku pernah cerita kalau pikiranku suka mengarahkan pada hal yang mengerikan. Seperti kalau berada di ketinggian suka kuatir jangan jangan ntar aku didorong orang dan terjatuh.
Sudah aku pasrahkan dan ternyata perasaan itu balik lagi dan lagi.
Aku takut ketinggian takut jalan sendiri dan takut takut yang lain.
Sudah aku pasrahkan dan tetap mbalik lagi rasa itu.
Ketika aku tahu ilmunya, ilmu berdamai dg kegelapan di dalam diri, maka rasa itu aku ajak ngobrol saja. Aku ajak damai dan kembali kepada Allah bersama sama.
Sejak berdamai itulah perasaan negatif itu hilang.
[4/13, 01:24] Innuri Sulamono: Mba Mely sayang. Kalau menolak itu ya memang tidak damai. Tapi damai itu lebih dari menerima ... ketikba kita berdamai kita menerima dengan kasih sayang lalu membawa 'sesuatu' itu untuk bersama sama kita kembali kepada Allah.
[4/13, 01:39] Innuri Sulamono: Aku sendiri berdamai dengan diri sendiri dengan dibimbing guru.
Jadi begini ... 'gembolan' yang banyak itu diajak ngobrol ... diajak berdamai.
Gembolanku banyak sekali. Termasuk dengan suami yang suka usil (usilnya sih karena sayang) tapi aku suka marah diusilin.  Ya contohnya pas masak... tiba tiba dia cium dari belakang... ketoke romantis tapi kan aku kaget dan kacau tuh masakan ....
Aku suka komplain dg hal kecil kecil itu.
Lalu dalam hati aku damai dengan suami, ternyata dg berdamai dia jadi pengertian.
Bersama sama direngkuh Allah... jalan kita ke Allah gak sendiri.
Begitupun dg kegelapan. Aku ini termasuk parah banget ketakutannya ... aku takut pergi ke mall karena ketinggian dan begitulah ... takut ada yg dorong , bahkan takut diriku sendiri terjuny bebas ... tuh.. parah kan.
Kegelapan ketika diajak berdamai, kita bisa membantunya dengan cahaya . Dan dia akan menjadi  teman sperjalanan kembali ke Allah.
Semua itu karena kasih sayang Allah saja. Meskipun ada proses ngajak ngajak dan memberi cahaya , kita sebenarnya gak berusaha , kita hanya digerakkan Allah.
Kegelapan bukan buat diusir usir ... atau ditolak ... atau ditekan ... karena dia makhluk juga, kalau disayang ya nurut.
Dia hadir untuk membuat kita semakin dekat dg Allah ... jadi selain disayang ya kita ucap terimakasih.  Bila sudah berdamai dia tidak lagi mengganggu.
[4/13, 05:14] Innuri Sulamono: Pagiii sahabat SOL.

Ralat: kegelapan itu wujud non fisik yang tercipta dari keinginan (ego) yang tidak sesuai kehendak Allah.
Tapi dia bisa menyerupai makhluk bila Allah menghendaki.
[4/13, 06:21] Innuri Sulamono: Dan mengajaknya berdamai untuk bersama sama meraih cahaya dan kasih sayangNya.
[4/13, 07:18] Innuri Sulamono: Mba Ati sayang.
Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Termasuk ketika kita ingin ngajak damai dengan kegelapan ... mungkin tidak semua orang bisa, hanya yang diijinkanNya saja, maka kita terlebih dahulu ya mohon ijin pada Allah agar bisa ngajak 'ngobrol' membuat perjanjian damai dg kegelapan.
Benar bahwa kegelapan itu tidak adanya cahaya, maka nanti Allah akan menunjuki hati kita untuk bisa memberi cahaya pada kegelapan.
Setelah itu hati akan terasa terang dan ringan sekali.
Memang segala proses hanya bisa dengan bantuan kasih sayangNya saja. Cukup niat di hati untuk berdamai, Allah akan tunjukkan caranya.
[4/13, 07:47] Innuri Sulamono: Kenapa pasrah kurang tepat ?
#innuriinspirasi

Bahkan hingga selesainya buku EMAS ku, aku hanya menulis soal pasrah dan ikhlas.

Sampai aku sadari bila ternyata aku sering mendapat ujian yang itu lagi dan itu lagi.

Ujian finansial datang lagi dan datang lagi. Disikapi dengan sikap yang sama, pasrah dan ikhlas. Selesai dan datang lagi.

Tapi yang paling berat adalah dorongan dari 'kegelapan' yang suka membisikkan pikiran ngawur dan mengerikan buatku.

Sampai aku bertemu guru yang mengajariku untuk berdamai dengan semua itu.  Dan sejak itulah perasaanku seringan kapas dan aku bisa kembali seutuhnya kepada Allah.

Pasrah itu ibarat dikasih soal ujian sama Allah, tapi kita kembalikan ke Allah. Hingga Allah suatu saat akan memberikan soal ujian yang sama karena kita belum selesai mendapatkan pembelajaran darinya.

Damai itu ibarat dikasih soal ujian sama Allah, kita kerjakan soal ujian tersebut dengan bimbingan Allah hingga mendapat pembelajaran darinya, setelah itu kita simpan baik² soal ujian beserta jawabannya untuk pengingat kita. Hingga Allah tidak akan memberikan soal ujian yang sama.

Begitu penjelasan "ilmiah"nya. Semoga bisa difahami dan membantu sahabat semua untuk tidak kembali menerima ujian yang sama.

Kamis, 12 April 2018

E-Book Energi Murni Alam Semesta


Dear Allah lovers,
Ada yang sudah nunggu-nunggu buku keduaku?
Yang berteman di fb denganku pasti sudah tahu, file e-book sudah aku bagikan di facebook.  Terimakasih om Mark Zuckenberg.

Semula aku mengirim file by inbox, satu persatu dan lamaaa ... inetnya gak bisa kenceng di rumah.  Dua hari menjalani cara seperti itu, sampai akhirnya nyerah karena kewalahan.  Akhirnya hari ketiga aku minta bantuan teman-teman dan ketemu caranya.  Terimakasih mas Ronny Damanhury ya.

Ini ya linknya, silahkan dibuka disini, diunduh dan dibagikan boleh banget.  Semoga menginspirasi alam semesta.

E-book Energi Murni Alam Semesta

Senin, 09 April 2018

KURBAN


Kali ini aku di Yogyakarta, pulang dari Bandung ke Malang seperti biasa mompar mampir dulu,  nengok Zeli dan El dan juga Gandung suaminya juga lah ... Aden ikut ke Yogya.

Nah, di rumah Zeli (kali ini bukan rumah kontrakan ... haha) bertemu lagi dengan Nabi Muhammad. Ada pertanyaan mas Hary suamiku yang mendesak untuk ditanyakan.

Kami berempat, aku, suamiku, Zeli dan Gandung sudah lama tidak makan daging dan ikan atas kehendak Allah. Mas Hary suka bertanya-tanya kenapa ada syariat berkurban dengan menyembelih binatang, bukankah itu menyakiti dan tega sekali memakannya?

Jawaban Nabi kali ini panjang, point yang bisa aku ingat, "Jaman dahulu (semasa kehidupan Nabi Muhammad), orang memang makan daging. Tapi ada juga orang-orang yang menyembah binatang.  Menyembelih hewan kurban merupakan cara menyadarkan orang bahwa binatang bukan buat disembah.
Hewan yang kita sembelih tidak merasa disakiti, mereka malah senang karena dijadikan ibadah dan mendapat kesempatan untuk memutus karmanya.
Jadi kita menyembelih dengan kasih sayang, untuk menolong memutus karma seseorang.
Membunuh hewan boleh, tapi dengan kasih sayang. Tikus malah suka dibunuh, karena dengan begitu karmanya terselesaikan.
Di masa sekarang masih banyak ruh yang mendapatkan pembelajaran dengan kehidupannya sebagai binatang, terutama mamalia.  Tapi di masa depan akan semakin sedikit jumlah ruh yang berada di binatang karena sudah banyak yang mendapat pelajaran sehingga  sudah tidak perlu lagi mendapat pembelajaran sebagai binatang.
Syariat kurban juga untuk mengabadikan syariat Nabi Ibrahim untuk mengingatkan manusia bahwa anak itu bukan Tuhan, binatang bukan Tuhan.  Manusia banyak mempertuhanan selain Allah, mempertuhankan materi, mempertuhankan dirinya, gurunya, .... dll.
Gakpapa meneruskan syariat Nabi Ibrahim".

Ohya, Nabi juga dhawuh, tidak apa-apa membunuh semut.  Tahu saja Nabi isi hatiku yang suka tidak tegaan membunuh semut atau rayap, jadinya disapu saja dan dibiarkan hidup, padahal tidak apa-apa membunuh semut, jarang ada roh ditaruh di semut.

Rabu, 04 April 2018

Dialog antara Nabi Muhammad dan Aden

Dear Allah lovers,
Aku di Bandung sekarang, sudah beberapa hari. Kamis minggu lalu berangkat dari Malang, ke rumah ibu mertua Ngawi dulu nginap semalam, esoknya lanjut ke Tawangmangu acara reuni mas Hary, lanjut Yogya, sehari 2 malam di Yogya, paginya ke Jakarta nganterin lek Mi yang barengan kami, nginep semalam di Jakarta, lalu disini deh aku sekarang, di rumah kontrakan anakku Aden.  Di Bandung sudah muter-muter 3 hari, nyari tanah buat Aden, karena si ganteng maunya tinggal di Bandung.

Di Bandung selain bertemu dengan Aden dan teman serumahnya, Mui, aku ternyata juga bisa bertemu dengan ... boleh percaya boleh tidak, aku bertemu dengan Nabi Muhammad, ini untuk ke empat kalinya buatku. Pertemuan yang pernah hanya berlangsung dalam mimpi, beberapa kali 'kopi darat' dan pernah aku ceritakan di blog. Jangan bayangkan Nabi turun mak jegagik dalam bentuk fisik loh ya, kataku mirip film 3 dimensi gitu atau manusia hologram sebutan Zelika anakku yang juga sering disamperin Nabi Muhammad. Ya, sebenarnya banyak orang pernah bertemu Nabi dengan cara seperti ini, cuman tak semua ditugasi Allah menulis untuk berbagi pengalamannya.  Aku menuliskan ini juga atas ijin Allah dan ijin beliau, rinduku dan cintaku Sang Nabi kesayangan Allah.

Rindu dan cinta akan tuntunan beliau pada umat manusia inilah yang sering aku rasakan ketika aku menyaksikan betapa manusia semakin 'ajaib' saja dari waktu ke waktu.  Kegalauanku melihat dunia manusia sering memicu kerinduanku pada Nabi, sering aku bayangkan, seandainya Nabi masih sugeng (masih hidup), apa ya yang beliau katakan menyaksikan ayat-ayatNya dijual demi kekuasaan dan uang.  Mungkin karena aku sering merindui beliau dengan amat sangat, maka beliaupun hadir.

Mungkin di antara kalian ada yang ingin bertemu Nabi, aku tak tahu caranya sih, rindui dan cintai saja beliau, tapi arah hati kita musti tetap pada Allah saja loh ya.  Semoga beliau berkenan hadir dalam kehidupan kalian meskipun lewat mimpi.

Kembali ke pertemuanku dengan Nabi di rumah kontrakan Aden.  Aku mengatakan pada Aden bahwa Nabi saat ini hadir disini, spontan Aden bilang begini, "Boleh nanya-nanya nggak buk? Ini pertanyaan Aden sudah lama sekali terpendam dan belum menemukan jawabannya".  Dan Nabi ternyata menjawab pertanyaan Aden dengan penuh kasih sayang (kalian bisa menangis bila merasakan besarnya kasih sayang Nabi untuk manusia).

Jawaban Nabi itu kalimatnya singkat tapi muatannya dalam dan luas, membacanya musti pakai hati, aku tulis juga pengertian-pengertian yang sampai ke hatiku, agar kalian bisa memahaminya dengan baik.  Karena pertanyaan Aden banyak, yang aku sampaikan disini yang aku ingat saja, semoga aku bisa mengingat semuanya.

Pertanyaan 1 : Mengapa umat Islam bergolongan-golongan?
Nabi  : Islam itu hanya satu, golongan-golongan itu bukan Islam. Muslim itu adalah orang yang hatinya mengarah kepada Allah.

Pertanyaan 2 : Bagaimana mengetahui golongan yang benar? (mungkin maksud Aden bagaimana mengetahui ajaran yang benar?)
Nabi : Yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang.

Pertanyaan 3: Kalau Islam adalah agama kasih sayang, mengapa diperbolehkan berperang?
Nabi :  Perang harus berlandaskan kasih sayang untuk mengembalikan manusia ke jalan Allah.

Pertanyaan 4: Bagaimana dengan kelompok Islam radikal yang selalu memusuhi non muslim dan menyerukan berperang?
Nabi : Mereka bukan menyembah Allah, mereka menyembah hawa nafsunya.

Pertanyaan 5: Tentang shalat, betulkah orang yang bolong shalatnya akan dicelup ke dalam neraka beberapa tahun?  Dan mengapa ada perbedaan dalam tata cara shalat?
Nabi : Shalat itu untuk memperbaiki sikap hati kepada Allah.

Itu antara lain yang aku ingat tanya jawab antara Aden dan Nabi Muhammad.  Jawabannya singkat sekali ya, bahkan pertanyaannya yang panjang.  Untuk memahami jawaban Nabi maka hati kita musti 'on' dulu, jadi jawaban di atas musti dibaca pakai hati, nanti pengertian-pengertian akan mengalir sendiri ke kedalaman hati kita dengan indahnya.

Nah, sekarang aku akan sampaikan pengertian-pengertian yang sampai ke hatiku.

Islam itu satu, ini kalimat yang amat menyejukkan buatku (sebelumnya aku beranggapan bahwa Islam itu terbagi dalam beberapa golongan), sekaligus memberiku pengertian bahwa ajaran Nabi itu bersifat universal, ajaran untuk seluruh dunia.  Islam dalam arti hakekat yang ditegaskan dengan kalimat berikutnya, "Muslim itu orang yang hatinya mengarah kepada Allah".  Jadi siapapun yang hatinya mengarah kepada Allah, maka dia disebut muslim, apapun 'label' agamanya.  Semakin jelas di jawaban pertanyaan selanjutnya, "Yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang".  Jadi ciri ajaran Islam adalah yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang, kalau tidak mengandung 2 unsur itu, ya bukan Islam.

Jawaban Nabi tentang perang itu juga sesuatu yang menghentak kesadaranku.  Selama ini aku memaknai bahwa perang diperbolehkan karena hak kita direbut paksa dan kita musti membela diri.  Eh ternyata, orang yang membela diri ini juga masih harus menyayangi orang yang mendhalimi dan mengembalikan mereka ke dalam kasih sayang Allah dengan jalan melawan / berperang.  Jadi tujuan perang di dalam Islam itu untuk mengembalikan manusia kembali ke jalan Allah yang penuh kedamaian dan kasih sayang.  Perang yang dilakukan dengan hati yang penuh semangat kasih sayang! Menakjubkan!  Bukan kemenangan yang menjadi target, bukan pula semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam, bukan mengalahkan musuh, bukan itu semua!  Tapi untuk mengembalikan manusia ke jalan Allah, jalan kedamaian dan kasih sayang.

Tentang jawaban untuk kelompok Islam radikal yang maaf, kerjaannya bikin ribut melulu itu, sudah jelas dan tegas dijawab Nabi, bahwa mereka bukan menyembah Allah, wong Allah itu Maha Kasih Sayang, aslinya mereka itu sedang menyembah hawa nafsunya.  Nafsu untuk berkuasa, nafsu untuk membenci dan memandang rendah orang lain, nafsu merasa paling benar.

Dan tentang shalat dalam arti syari'at, sebaiknya tidak usah galau tentang tata cara shalat yang berbeda-beda, lebih fokus ke hakekatnya, untuk membuat sikap hati lebih mengarah kepada Allah.  Sudahkah sikap hati kita seperti ini?

Ada yang nitip pertanyaan ke Nabi? Asal bukan pertanyaan iseng, dan Allah ijinkan Nabi hadir lagi, insyaAllah aku sampaikan.

Ohya, aku tidak melayani perdebatan sehubungan dengan ceritaku di atas, yang percaya monggo, yang tidak percaya ya gak usah buka blog innuri.  Mudah bukan?