Rabu, 24 Agustus 2016

Menyingkirkan Berhala

Dear sahabat Innuri.
Kemarin malam ada yang membuatku terpana dan merinding , pengakuan seorang pembaca bukuku yang hampir bunuh diri karena terlahir di keluarga yang tidak harmonis dan dia selalu merasa dendam pada orang tuanya.

Chatting yang panjang, setiap pengakuannya tak terduga dan membuatku terpaku dan bilang :"Masya Allah , semua terjadi karena Allah".

Alhamdulillah sekarang dia sudah bisa memaafkan kedua orang tuanya , sudah menemukan tujuan hidupnya , sudah menemukan perasaan damai dan kebahagiaan. Juga tidak lagi mengkhawatirkan materi.

"Hidayah itu juga diperlukan oleh orang yang sudah mengaku muslim", tulisku di instagram.

Di dunia ini memang banyak berhala yang tanpa kita sadari sudah kita tuhankan . Berhala yang berupa harta benda , jabatan dan juga berhala manusia yang disitulah kita menggantungkan kebahagiaan .

Aku sendiri pernah menulis di Dulu Tuhanku Bernama Hary Susetyo . Saat-saat Allah melepaskanku dari penolong-penolongku yang berwujud suami dan orang tua. Yang membuatku tersadarkan bahwa selama ini aku salah. Dan ketika aku kembali ke Allah , keajaiban itupun berjatuhan.

Ya ..... kebahagiaan dan kedamaian hidup datangnya pada orang-orang yang mengesakan Tuhannya , itulah makna tauhid , mengesakan Allah. Menjadikan Allah tujuan hidupnya dan juga kebahagiaannya.


Sabtu, 20 Agustus 2016

Dari mana Lompatan Keajaiban Berawal

Segala peristiwa dalam hidup ini aku maknai sebagai anak tangga untuk lebih dekat dan mengenal Allah . Apapun peristiwanya adalah sebuah buku PR dari Allah yang musti aku pelajari dengan tuntunanNya.

Saat 'kepepet finansial' misalnya , saat berbagai kewajiban keuangan ada di depan mata , mendesak untuk diselesaikan , sementara tidak ada cadangan dana dan tidak pula punya piutang , tak ada sama sekali dan kosong ..... Saat itu aku tersenyum dengan hati dipenuhi rasa syukur. Aku bilang pada Allah :" Allah , terimakasih telah Kau lepaskan aku dari ketergantungan akan materi. Kini aku bisa melihatMu dan melihat keajaiban yang Kau buat untukku". Aku berpasrah dengan bahagia , sungguh bahagia menyaksikan diriku tak lagi berharap pada materi dan murni berharap pada Allah.
Menyaksikan tindakanNya untukku , melihat cara kerjaNya yang penuh keajaiban dan diluar logika manusia, menyaksikan bagaimana Dia bekerja dengan penuh kasih. Bagiku semua itu jauh lebih penting dibandingkan dengan terselesaikannya masalahku.
Sungguh aku tidak peduli dengan yang terjadi padaku , karena yang terpenting adalah bisa melihatNya.
Tapi apa yang aku alami adalah selain aku  bisa menyaksikanNya ,  masalahku juga terselesaikan dengan penuh keajaiban. Hatiku semakin dipenuhi asmaNya dan Dia memberiku kebahagiaan.
Merindukan dan mencintai Allah , menjadikanNya tujuan , disitulah lompatan keajaiban berawal.

@@@
dari instagram Innuri_Sulamono

Rabu, 17 Agustus 2016

Merdeka Itu

Merdeka itu bebas dari rasa sakit , itu kataku di instagram sambil mamerin foto tumpeng buatanku yang ditancepin bendera merah putih. Bebas dari rasa sakit hati , marah , dendam , iri , dengki , kecewa dan sebangsanya.

Merdeka itu terang , hati yang diterangi kasih sayang pada semua , tak terkungkung dalam kotak-kotak golongan.

Yang aku uraikan di atas adalah awal kemerdekaan jiwa, baru awal , masih ada kelanjutannya.  Merdeka step selanjutnya adalah bebas dari rasa sedih dan khawatir . Batin yang selalu tenang dan bahagia.

Seseorang tidak bisa langsung masuk dalam ketiadaan rasa sedih dan khawatir tanpa melewati ketiadaan rasa iri, benci , dendam dan kawan kawannya tadi.

Dengan kata lain , bila hati masih sering sedih dan khawatir , maka perlu tengok ke dalam , apa disana masih bersemayam segala penyakit hati ?

Nah , merdeka level selanjutnya adalah merdeka dari keinginan duniawi , karena yang diinginkannya hanya satu yaitu Allah.
Ini adalah kemerdekaan jiwa level tertinggi dan puncak kebahagiaan manusia.

Aku ingin ke sana , ke puncak kebahagiaan itu. Kalian ? 

Jumat, 12 Agustus 2016

Cara Meniadakan Rasa Sakit

Pada suatu malam :

"Allah ,
Usiaku sudah nenjelang separuh abad. Tanda-tanda jatah usia tinggal sedikit sudah mulai berjatuhan. Dari rambut yang memutih , keriput di wajah ayuku, tubuh yang mudah lelah dan yang terasa berat kurasakan adalah mulai sering sesak nafas".

"Allah ,
Aku tidak takut kematian . Bahkan aku merindukannya , rindu pulang padaMu yang Maha Kasih.
Tapi yang aku takutkan adalah rasa sakit saat kematian itu datang" .

Dan terasa sejuk saat kurasa Allah menghiburku.

Bahwa rasa sakit itu adalah pemberianNya, mencintaiNya berarti menerima segala pemberianNya dengan suka cita. Itulah cara meniadakan rasa sakit.  Adalah rasa menerima , bahwa segala yang diberikanNya adalah yang terindah dan kita pasti mencintai segala pemberianNya.

Hati terasa sejuk saat menerima penghiburan dariNya. Dan seketika sesak nafas yang memberatkan dadaku berangsur ringan dan ringan lalu lega. Terasa sesuatu yang menempel di kepalaku menguap entah apa dan entah kemana . Segera aku bangkit untuk mengabadikan pengalaman indah ini.

Sungguh ! Salah satu cara meniadakan rasa sakit adalah ikhlas menerima karena cinta padaNya.