Minggu, 31 Maret 2013

Missing Agus Hafiluddin

Aku suka nonton X Faktor Indonesia dulu, tapi sejak X faktor bikin aku ngantuk dan kehilangan tahajudku, jadi sengaja gak nonton siaran langsungnya dan memilih nonton lewat youtube keesokkan harinya.

Jagoanku Fatin dan Agus Hafiluddin, makanya rasa kecewa dan kaget kala mendengar bahwa Agus tereliminasi dan tidak bisa menjangkau tiga besar ..... Kok bisa yaaaa, gitu deh pertanyaan hati, ya bisaaa lah, kan segalanya mungkin bagi Allah, gitu jawaban hati.

Ingat wajah Agus yang selalu optimis dan penuh percaya diri, ingat suaranya yang macho banget .... iiihhhh ... gemes gemes ....

Dalam hatiku jadi muncul rasa curiga, ..... hmmm .... curiga yang ..... mudah mudahan Agus kesasar di blogku lalu dia bisa komentar dan aku bisa tahu kecurigaanku bener apa nggak.

Curiganya aku mudah-mudahan nggak bener  .... gini, curiganya aku .... ah, kok mbulet mbulet sih, bingung mau memulainya dari mana. 

Mungkin ....... ini mungkin loh, apa Agus dengan suara dasyatnya, dengan pujian para juri dan dengan pujian penggemarnya, dia  menjadi yakin gak bakalan tersingkir begitu cepat ?

Bila benar dan bila iya ..... ini pesan mbak Indah untuk Agus, segera beristighfar ya adekku.  Yakin karena kemampuan diri itu sebuah kesalahan yang menyakitkan, walaupun nyatanya memang Agus mampu menyanyi dengan suara yang bagus banggggeeet.  Yakinnya musti kepada Allah, menyandarkan keyakinan 100% kepada Allah, diri ini hanya melakukan yang terbaik karena Allah saja.

Bagaimanapun juga, Allahlah yang menggerakkan hati para juri dan Allahlah yang menggerakkan tangan para pemirsa mengirim sms.

Akupun sering sekali terjebak dalam yakin karena sesuatu selain Allah.  Seperti saat meluncurkan produk ke pasaran lalu produkku disukai, aku kadang terjebak dalam penyebab yang sifatnya rasional, seperti : disukai karena desainnya unik, atau karena bahannya adem dan lembut di kulit .......

Bagaimanapun juga, Allahlah yang mendatangkan para pembeli untukku, Allahlah yang menggerakkan hati mereka untuk memilih produkku.  Tugasku hanyalah mempersembahkan yang terbaik karenaNya saja.

Allah  tidak membutuhkan penyebab untuk memberi atau mencabut sesuatu dari hambaNya, dengan atau tanpa penyebab, kehendakNya pasti berlaku.  Banyak hal terjadi di sekeliling kita yang kadang terlihat tidak masuk akal.  Maka bersandarlah padaNya saja.

Bagaimana dengan kalian sahabatku ?


Sabtu, 30 Maret 2013

Biar Gak Susah Dibilangin

Ini tentang usaha kita mengajak orang-orang yang kita sayangi menjadi lebih baik.  Pernah kan mendengar orang bilang begini :
" Anak kok susah dibilangin .... ".
"Sudah gak kurang-kurang usahaku nasehatin dia, tapi yang dinasehatin malah ...... ".
"Sudah dijelaskan berkali-kali kok nggak faham-faham".

Hmmm ..... mudah-mudahan yang bilang seperti itu tidak lupa bahwa yang menggenggam hati manusia adalah Allah, jadi cuma Allah yang berhak menginterverensi hati manusia, termasuk hati anak-anak dan pasangan hidup kita.

"Harus lebih keras doanya daripada usahanya bunda", begitu kata ustadz Virien bila aku mengeluh tentang susahnya mengatur karyawan.
"Sebut nama mereka dalam doa-doa bunda", lanjutnya, aku melongo ....

Faham aku, yang namanya berusaha mempengaruhi orang lain ke arah yang menurut kita lebih baik itu meliputi usaha lahir dan usaha batin.  Lahirnya berupa omongan dan contoh, batinnya berupa doa.

'Memahami'  termasuk dalam usaha batin juga, karena dengan memahami kita jadi lebih tahu musti memulai dari mana. 'Memahami'  juga bukan pekerjaan mudah loh, musti memohon petunjuk Allah agar terbuka pengertian-pengertian yang dulunya masih gelap bagi kita, apalagi yang kita fahami manusia.

Dalam usaha memahami ini, kita musti merendahkan hati dengan menjadi pendengar yang baik, saat mendengar itu hubungkan hati dengan Allah dan mohon petunjukNya.  InsyaAllah semuanya menjadi lebih mudah dan lebih indah dijalani.

Siap mencobanya?



Rabu, 27 Maret 2013

Kesalehan Ilmu vs Kesalehan Perilaku

Seorang sahabat pria bilang :"Anak-anak tak suruh rajin mengaji semua bunda, biar jadi saleh dan salihah, nggak kayak bapaknya".

Seorang sahabat wanita bilang :"Aku bingung deh bunda, suamiku kan lebih shaleh dibandingkan aku, tapi kenapa kok mudah marah dan berkata-kata kasar ya pada anak-anak dan padaku juga siiih".

Bagaimana pendapat kalian tentang mereka berdua?

Begitulah bila ukuran shaleh tidaknya seseorang bedasarkan seberapa luas pengetahuan agamanya atau berdasarkan seberapa fasih lidahnya melantunkan ayat-ayat suci.

Tapi benarkah? kalau menurut Allah dengan berpatokan pada al quran bagaimana ?

Coba buka lagi QS Ali Imran ayat 133 - 135.
Jadi nggak saleh dong orang yang tidak bisa menahan marah, pelit, tidak suka memaafkan, suka berkata kasar dan menyakiti, tidak berbuat baik, pendendam .....

Kalau menurutku, sahabat priaku itu orangnya saleh kok, karena dia bertanggung jawab menafkahi keluarga, setia pada istri dan anak-anaknya, menyayangi mereka dengan segenap hati dan juga bekerja dengan jujur, juga tidak emosian.

Lha tentang suami sahabatku, aku hanya bisa bilang, sepasang suami istri itu kadang musti saling mengingatkan, biar saleh bersama-sama.

Mungkin kita perlu memperluas makna, wanita baik untuk pria baik.  Setiap manusia itu berproses, kadang berubah jadi baik atau sebaliknya, untuk itulah perlunya saling mengingatkan dengan hikmah (dengan cara sebaik-baiknya).  Bila dalam perjalanan rumah tangga, salah satunya bertahan di jalur yang tidak baik, sementara yang satu kukuh dalam kesalehannya, disinilah ayat tersebut berlaku, bahwa yang baik hanya untuk yang baik. jadi .........   wah, aku bukan orang yang suka menganjurkan orang berpisah loh........ aku hanya menyampaikan ayat Allah.

Kesalehan dalam arti  menguasai ilmu agama itu belum tentu berhubungan dengan kesalehan perilaku.  Indah banyak melihat sendiri orang-orang yang  menguasai ilmu agama, tapi ternyata dangkal sekali dalam memaknai agama dan perilakunya malah tidak qurani.  Naudzubillah.

Sebaliknya, aku juga sering berinteraksi dengan orang yang tidak menguasai ilmu agama, tapi perilaku mereka sangat qurani.  Salah satu yang amat berkesan buatku  adalah kenangan bersama almarhum paklik Untung Supeno, seorang pengusaha kripik kentang familiku.  Semasa SMA aku dititipin ibuk tinggal dengan keluarga mereka, dan selama 3 tahun aku mendapat perlakuan yang manis dan berada dalam sebuah keluarga yang saling menyayangi, bahkan selam 3 tahun itu paklikku tidak pernah marah atau berkata kasar, selalu penuh senyum dan kasih sayang.  Almarhum paklik meninggal dalam keadaan khusnul khatimah setelah shalat berjamaah dengan istrinya.  Kenangan yang amat manis.

Menurutku yang paling sulit adalah membangun kesalehan perilaku.  Mensinkronkan antara perilaku kita dengan tuntunanNya di al quran. Karena itulah, sebagai orang tua, kita musti mengajari anak-anak untuk melaksanakan nilai-nilai qurani, seperti bersedekah dalam lapang dan sempit, berbuat baik, memaafkan, membalas keburukan dengan kebaikan, menahan marah, meminta maaf, memohon ampun pada Allah bila berbuat salah, berkata santun, berjalan dengan tidak menyombongkan diri, jujur, amanah .... dll.


Jumat, 22 Maret 2013

Menjalin Kebersamaan Dengan Al Quran

QS. Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 111
[12:111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
 
Coba pusatkan perhatian kita pada kalimat ' menjelaskan segala sesuatu', apakah yang terpikir oleh kalian bahwa al quran itu menjelaskan segala sesuatu ? dan bagaimana cara al quran menjelaskan segala sesuatu ? padahal makna segala sesuatu itu luas sekali, bahkan semua hal termaktub dalam kata 'segala sesuatu'. 
Sekarang, coba buka hati untuk jawaban yang mungkin tidak biasa untuk menjawab pertanyaan ini.

Beberapa kali aku pernah menulis tentang bagaimana al quran bisa berinteraksi dengan manusia melalui berbagai jalan.  Aku pernah bercerita bagaimana saat aku membaca sebuah kisah dalam al quran, lalu seperti terlempar ke masa lalu dalam kisah yang tertulis di dalamnya, seperti berada dalam adegan sebuah film.  Akupun pernah becerita tentang bagaimana aku melihat Nabi Isa dan Nabi Sulaiman saat membaca ayat yang menceritakan tentang beliau.  Aku juga pernah bercerita tentang 'pertemuanku' dengan salah seorang istri Nabi Muhammmad yang amat mengagumkan (dalam artikel "Ditarik sebuah magnet kemuliaan").  Semua itu adalah hal yang amat menakjubkan bagiku, mengharukan dan membuka pemikiranku lebih luas dan membuka hatiku lebih memahami ayat-ayatNya.

Namun semua itu hanya sekelumit kisah, karena keagungan dan keajaiban al quran tak pernah habis untuk dituliskan.

Makanya aku percaya ketika cak Edy Yusuf -seorang sahabat penghafal al quran-  bilang bahwa syafaat al quran itu sudah dimulai sejak di dunia ini.  Bahkan aku percaya ketika eyang Virien bilang bahwa al quran itu bisa berkata-kata kepada kita seperti kata-kata seorang bapak kepada anaknya.

Mirip pengalaman eyang, lebih dari dua puluh lima tahun yang lalu, saat aku masih kuliah, untuk pertama kalinya aku mendengar al quran bicara padaku.  Saat itu aku sedang mengaji, lalu al quran itu membisikkan kalimat yang amat menyejukan, katanya suatu saat aku akan mengerti bahasa al quran.

Aku ceritakan hal ini pada seorang sahabatku yang lebih faham agama, dengan penuh sukacita aku menceritakan 'temuan'ku,  aku bilang bahwa al quran itu makhluk, dia bisa bicara !  Tapi apa jawaban sahabatku itu, katanya, itu bukan al quran yang bicara, melainkan malaikat, al quran itu firman Allah.

Setelah bertemu eyang Virien, barulah aku menemukan orang yang mengatakan hal yang sama denganku, bahwa al quran itu makhluk dan bisa bicara.  Kupikir eyang benar, secara logika kita manusia ini adalah firmanNya juga, kita adalah makhluk yang Dia ciptakan dengan firmanNya,  bukankah Allah menciptakan segala sesuatu dengan kata 'kun' maka jadilah.(buka surat yasiiin ).  Menurut eyang, segala sesuatu selain Allah adalah makhluk.

Dulu aku memaknai 'bahasa al quran' adalah bahasa arab, makanya aku lalu belajar bahasa arab, tapi syukurlah gak ngerti ngerti .... hehehe, dan mandeg semasih di awal-awal.  Bahkan membaca al quran saja aku belum bener tajwid dan makhrajnya, hingga detik ini.

Bahasa al quran itu kukira bahasa hati yang lebih halus daripada bahasa hati,  .... oh, susah difahami ya kalimatku ini?  Kadang kujumpai, muatan dalam kalimat-kalimatnya adalah muatan kasih sayang Allah yang lembut dan kuat. 

Pernah kurasakan saat Nabi Yakub berpesan kepada anak cucunya agar selalu bertauhid kepada Allah, aku rasakan getaran kasih sayang dari seorang ayah kepada anaknya.  Itulah diantara 'bahasa' al quran, halus dan menyentuh jiwa terdalam.

Akan halnya al quran bisa menjelaskan segala sesuatu, pengalamanku mungkin bisa ditiru.  Saat aku berada dalam pusaran persoalan, aku melarikan diriku dengan membaca  surat al mulk.  Baru setengah surat kubaca, aku segera memperoleh jawaban yang terang dan jernih akan persoalan yang sedang melandaku. 

Dulu bila ingin mendapat jawaban akan persoalanku, aku berwudhu dan berdoa agar Allah memberikan jawabannya di al quran, lalu akupun membuka al quran secara acak.  Tepat pada halaman dan ayat yang pertama kubaca, disitu kuperoleh jawaban yang tepat.

Al quran bukan hanya teman dalam gelisah, tapi dia juga teman yang membantu kita dengan tulus, mungkin kita tak menyadarinya.  Seperti cak Edy bilang, syafaat (pertolongan) al quran, dengan ijin Allah sudah bisa kita rasakan sejak di dunia ini. 

Ini cerita yang baru saja kualami.  Setelah semalam aku dalam kegelisahan karena perselisihan dengan suamiku, alhamdulillah malam itu juga masalah kami terselesaikan dengan manis,  pagi harinya aku mengaji.  Ayat demi ayat kubaca, dan tiba-tiba aku merasakan bila al quran itu berkata-kata padaku, kalau diterjemahkanbegini : dia tahu akan kegelisahanku semalam dan dia mendoakan aku.  Aku tertegun dan menitikkan air mata !  Aku faham, al quran turut berperan dalam terselesaikannya persoalanku dengan suami malam itu, dan mungkin dalam persoalan-persoalan lain yang aku tak pernah menyadarinya.

Sejak pagi itu rasanya aku punya teman akrab yang amat tulus mendukungku dalam menempuh kehidupan ini.  Dan tahukah sahabat? barangkali juga dia mengatakan sesuatu kepadamu, yang mungkin kamu tidak mendengarnya, atau kamu 'mendengar'nya sebagai sebuah perasaan yang tenteram dan damai saat membacanya.

Segala hal yang pernah kita alami bersama al quran, adalah hal terindah dalam hidup ini.  Untuk memperolehnya, bekal kita adalah mencintai al quran setulus hati, cinta yang menggerakkan kita untuk membaca, mempelajari , mengamalkan dan menyampaikannya.  Allah yang maha adil tak memperhitungkan sejauh mana kefasihan lidah kita dalam melafadzkannya, cukup kefasihan batin kita menerimanya sebagai firman Allah yang Maha Kasih Sayang.


Selasa, 19 Maret 2013

al quran tentang al quran

al quran tentang al quran ini banyak sekali ayatnya, jadi aku muat beberapa saja
 
 
QS. Al-A'raaf (Al-A'raf) [7] : ayat 157
[7:157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
 
QS. Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 111
[12:111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
 
QS. An-Nahl [16] : ayat 98
[16:98] Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
 
QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 70
[6:70] Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
 
QS. Az-Zukhruf [43] : ayat 4
[43:4] Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
 
QS. Al-A'raaf (Al-A'raf) [7] : ayat 53
[7:53] Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?". Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.
 
 
 
 

Syafaat di al qur'an

Ini ayat-ayat yang aku temukan di al qur'an berkenaan dengan syafaat / pertolongan.
 
QS. Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 28
[21:28] Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
[21:28] He knows what is before them and what is behind them, and they do not intercede except for him whom He approves and for fear of Him they tremble.

QS. Yaasiin (Yasin) [36] : ayat 23
[36:23] Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?
[36:23] What! shall I take besides Him gods whose intercession, If the Beneficent God should desire to afflict me with a harm, shall not avail me aught, nor shall they be able to deliver me?

QS. Az-Zumar [39] : ayat 44
[39:44] Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan"
[39:44] Say: Allah's is the intercession altogether; His is the kingdom of the heavens and the earth, then to Him you shall be brought back.

QS. An-Najm [53] : ayat 26
[53:26] Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).
[53:26] And how many an angel is there in the heavens whose intercession does not avail at all except after Allah has given permission to whom He pleases and chooses.

Minggu, 17 Maret 2013

Hidup Yang Simple and Easy

Tahu Jamil Azzaini? seorang motivator sukses mulia?
Aku mengenalnya pertama kali saat dia tampil di televisi dengan konsep 'proposal hidup'.  Bagiku ini menarik, lalu aku buka webnya dan aku merekomendasikannya untuk anakku Aden.

Aku sebenarnya tidak cocok dengan cara Jamil Azzaini dalam menyikapi hidup, mungkin karena aku sudah tua, tapi tidak cocok bukan berarti aku merasa lebih benar dan dia salah loh.  Makanya aku menganjurkan Aden ikutan menuliskan proposal hidup ala Jamil Azzaini, karena kupikir ini bakalan cocok untuk anak-anak muda.

Tapi apa jawaban anak gantengku itu :"Wah cita-cita Aden gak ada mulia mulianya".  Hingga untuk menjawab kegelisahan anak sayangku itu, aku menulis artikel "Ingin Menginspirasi Banyak Orang", artikel ini bisa dibuka di blogku, silahkan menyimaknya karena ada hubungannya dengan tulisanku ini.




Aden di salah satu event digital artis  Mei 2013

Aden rupanya lebih cocok dengan cara pandang ibundanya, yang dia bilang  simple and easy dalam menjalani kehidupan.  Wah, baguslah karena dulu kupikir caraku membawakan nasehat cocoknya hanya buat orang-orang dewasa (baca: tua), hehe karena sebenarnya juga, apa yang kutuliskan ini adalah cara berpikir yang lebih ke hakikat, jadi lebih mendalam gitu, cuma penyampaiannya saja yang sederhana.


di kalangan penghobby gambar anime, Aden begitu terkenal

Aku kembali lagi teringat akan Jamil Azzaini saat terbitnya bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".  Pasalnya banyak yang mendoakan begini :" Semoga jadi best seller dan bisa menginspirasi banyak orang".  Tentu senang didoain begitu dan kujawab 'aamiin'.  Terimakasih banyaaaak atas doanya yang hangat dan tulus.  Tapi ya itu tuh, bikin ingat Jamil Azzaini yang kepingin mengispirasi 5 juta orang dan 1 juta diantaranya terangkat harkat dan martabat hidupnya.

'Bisa menginspirasi jutaan orang dan mengangka harkat dan martabat hidup orang banyak', bukankah itu sebuah cita-cita yang mulia? Tapi mungkin bagi diriku kurang cocok aja, seperti kata Aden, cara pandangku sungguh simple and easy.

Bagiku yang paling penting adalah NIATnya.  Niat berbuat kebaikan karena Allah, sudah, titik. Allah tak pernah menyuruh kita menginspirasi banyak orang, Tapi Allah menyuruh kita menjadi orang yang bertakwa (buka QS Ali Imran 133-136), dan salah satu ciri orang yang bertakwa adalah orang yang banyak berbuat kebaikan. Perkara menginspirasi, orang-orang di sekeliling kita banyak yang bisa menginspirasi asal kitanya mau membuka diri, misalnya orang tua, pasangan, sahabat, anak-anak, karyawan, tukang becak, gelandangan, pengemis, pemulung dan banyak lagi .

Aku sendiri bukan orang hebat hingga memposisikan diri sebagai orang yang menginspirasi orang lain, dan bila saja aku bisa menginspirasi orang lain, sebenarnya Allahlah yang melakukannya, bukan Indah yang penuh kelemahan dan kesalahan ini.

Bila menginspirasi itu bermakna petunjuk dan pencerahan, maka ini adalah wilayah Allah.  Coba buka surat Al Mudatsir ayat 31,  disitu tertulis bahwa Allahlah yang memberi petunjuk bagi siapa yang Dia dikehendaki dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki. Jadi tugas kita sebagai manusia hanyalah menyampaikan saja, perkara bisa menginspirasi atau tidak itu adalah urusan Allah.

Mind set seperti itulah yang aku jaga saat menerbitkan buku pertamaku.  Aku melepaskan segala kepentingan, termasuk keinginan untuk menginspirasi banyak orang.  Aku pasrahkan saja pada Allah, aku persembahkan hasil karyaku untuk Allah, terserah Allah, aku hanya menjalani 'prosedur'nya dengan sebaik-baiknya.

Bagi diriku, aku dan orang-orang di selelilingku adalah manusia-manusia yang saling menginspirasi satu sama lain dengan ijinNya, bersama-sama saling menguatkan seperti sebuah bangunan yang kokoh, yang satu tidak  lebih penting daripada yang lain, juga tidak lebih unggul daripada yang lain.

Aku dan kalian semua adalah orang-orang yang berjalan bergandengan menuju ridha dan cintaNya, merangkai kebersamaan yang indah dan penuh kasih sayang.

Bila ada yang bilang bahwa menginspirasi orang lain adalah cara dia memantaskan diri untuk surgaNya, buka kembali QS Ali Imran 136, adalah orang yang betakwa yang berhak menerima ampunan dan syurgaNya.

Jadi buatku sih, gak usah nyari cara sendiri untuk mendapat ampunan dan syurgaNya, cukup berusaha menjadi orang yang bertakwa seperti diuraikan secara jelas dan gamblang di QS ayat 133 - 135.  Buka sendiri arti ayatnya ya , soalnya aku pernah membahasnya.

Al quran itu pedoman hidup yang mudah dan memudahkan segala urusan dalam hidup ini.  Yang Aden bilang 'simple and easy.   Biarkan saja pikiran dan hati kita tunduk pada aturanNya.

QS. Maryam [19] : ayat 97

[19:97] Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan denganya kepada kaum yang membangkang.

Sabtu, 16 Maret 2013

Menciptakan Keajaiban Finansial

Alhamdulillah akhirnya terbit juga setelah nunggu 1 tahun ..... hehehe, lama ya?

Judul di atas adalah judul bukuku itu,  yang diangkat dari tulisan-tulisanku di blog, dikumpulkan yang membahas masalah-masalah finansial.

Ada 32 judul yang termuat di buku ini, kang Ogi D Gunadi yang memilihnya dan membaginya  dalam 5 bab : Terlepas dari jerat hutang, Keajaiban finansial, Berbuat kebaikan, Kisah inspirasi dan Renungan. 

Menjelang naik cetak, sebagai koreksi terakhir, aku baca seluruh isi buku dari awal sampai akhir ..... hingga aku bisa mengambil kesimpulan dan pesan yang dibawa oleh buku itu.

Meskipun aku sendiri penulisnya, ..... hmmm .... aku juga masih belajar dari tulisan-tulisanku sendiri.  Saat membaca buku ini, aku bisa merasakannya sebagai sebuah mutiara kehidupan, ngajarin orang bagaimana memperlakukan harta benda, bagaimana bangkit lagi dari keterpurukan, juga ngajak orang untuk banyak-banyak berbuat baik,  ikhlas dan berpasrah pada Allah.  Semua terbungkus dalam kisah-kisah ringan tapi maknanya begitu mendalam.

Meskipun judulnya "Menciptakan Keajaiban Finansial", buku ini gak ngajarin orang untuk jadi matre,  ya walaupun memang membuat orang merasakan keajaiban finansial, bila betul-betul melaksanakan apa yang terlulis di buku itu.  Banyak sekali sahabat yang telah membuktikannya.

 Keajaiban itu bukan hasil ciptaan manusia, tapi Allahlah yang  menghadirkannya di hadapan kita.  Kita hanya bisa berusaha memantaskan diri untuk menerima itu semua

Sebagai sebuah 'referensi' kehidupan, buku ini memang belum lengkap memuat hal-hal lain, cuma sejumput kisah yang menyangkut masalah finansial.  Makanya aku berharap akan terbit lagi judul-judul lain yang diangkat dari tulisanku di blog, yang terkumpul dalam tema tertentu, namun tetap dalam nafas "sesuatu yang membuat batin sejuk dan mendekat pada Allah".

Aku sendiri merasakan bahwa buku ini adalah proyek Allah, jadi saat menerbitkan buku ini, sebisanya aku mengeliminasi segala kepentingan yang besifat duniawi, hanya ridha dan cinta Allah. Walaupun sebagai penerbit juga ada itung-itungan standard harga buku dan aku mengambil keuntungan di dalamnya.

Buku ini sudah bisa dipesan dari sekarang, dan bagi kalian yang ingin jadi reseller atau distributor atau agen atau apa lah, sipersilahkan dengan senang hati, karena sementara ini belum tersedia di toko buku.  Ada potongan harga yang menarik untuk kalian  ( walau aku juga tetap ngajak kalian untuk melepaskan kepentingan duniawi bila berminat ikut jualan buku dakwah ini).

Spesifikasi buku :

Judul       : Menciptakan Keajaiban Finansial
Penulis    : Innuri
Penerbit  : Indah Setya Malang  telp 0341-792858
Cetakan 1 : Maret 2013
Ukuran    :  12 x 18 cm
Jumlah halaman : 236 halaman
ISBN      : 978-602-17304-1-6
Harga      : Rp 50.000.
Pemasaran : Hary 081 252534505

Buku ini juga bagus untuk dijadikan hadiah, jadi silahkan beli banyak-banyak untuk dibagi bagi ..... hehehe, untuk dijual lagi juga gak dilarang.  Kalau beli banyak-banyak ada discount sbb :

10 - 20 discount 20 %,
21 - 50 discount 25 %
51 - 100 discount 30%.
Lebih dari 100  discount 40 %

menarik kan?
Promo bulan maret ini, ada discount 10 % untuk pembelian dibawah 10 buah, jadi beli 1 pun dapat discount 10 %. yuuuuk .....


Minggu, 10 Maret 2013

Saat Alam Memilih Waktunya

Banyak sekali 'temuan'ku hari ini, minggu , 10 maret 2013, saat ikut mas Hary ke kebun dikala badan sedang dalam ancaman flu, 3 hari kemarin aku banyak beristirahat karena meriang.  Hari ini kuputuskan untuk menerapi diriku sendiri lewat interaksi dengan alam, berkeringat di bawah sinar matahari, berjalan naik turun kebun, lalu makan sayur pedas buatan istri mas Saidi, penanggung jawab kebunku. 

Saat kakiku kubiarkan menyentuh tanah sawah dengan padi baru tanam, membuatku tersenyum lebar di hati.  Sawah ? wow !!! aku punya sawah ? ini diluar dugaan, seperti kejatuhan hadiah dari langit, meskipun sawahnya baru 2 petak yang selesai tanam, tapi ini adalah  mimpi yang telah lama kulupakan, mimpi masa kecilku saat ibu bercerita bahwa kakekku dulu adalah petani dengan sawah yang luas.  Lalu aku sering membayangkan berlarian di pematang sawah dengan rambut tertiup angin di tengah hanmparan padi yang menguning.

Kebahagiaanku kali ini mungkin ada hubungannya dengan kebiasaanku mendoakan alam .  Sejak aku bisa mengelola energi murni alam, aku suka banget menstransfer energi ke sawah dan alam yang aku temui di perjalanan, aku ucapkan terimakasih pada mereka, juga kudoakan agar padinya tumbuh subur dan memberi kegembiraan bagi petaninya.  Sekarang, aku menatap sawahku sendiri, rasanya ini hadiah atas doa-doaku untuk mereka.

Ya, inilah kenyataan dan inilah kebenaran, alam tidak diam, walau dia tidak bicara, dia membalas hal apapun yang kita lakukan padanya.  Ketulusan hati kita pasti dia balas pada waktunya.

Bila ketulusan hati pasti terbalas, begitupun kejahatan hati, pasti mendapat balasan juga.  Makanya berhati hatilah dengan hati ..... hmmm, sukalah mendoakan orang lain, senanglah bila melihat orang lain senang, mudahkan hati memaafkan, lalu biarkan alam memilih waktunya dalam membalas semua itu.

"Sayang, lihat sini ", dari kejauhan suamiku memanggil. Seperti main petak umpet rasanya untuk bisa menemukan suamiku, ..... kebunnya luas sih dan juga penuh tanaman pisang dan pepaya yang rimbun.  Kami musti berteriak satu sama lain untuk bertemu, diselingi suara Alni memanggil manggil ayahnya.

"Lihat ini, kok gak mau berbuah ya? menurutmu kenapa?", tanyanya menunjuk pohon pepaya yang tidak mau berbunga, apalagi berbuah.
"Padahal daun dan batangnya subur lo", lanjutnya.

Aku betul-betul gak ngerti kenapa ada pepaya mogok berbunga?  Duh, mogoknya 'berjamaah' lagi, ternyata bukan cuma kaum buruh yang bisa mogok kerja ...... hehehe.  Setahuku setiap pohon pepaya yang ditanam orang, pasti ada buahnya, bahkan buahnya tak ada jedanya, bertumpuk.  Cukup banyak juga pepaya yang cuma rimbun daunnya.  Kasihan juga melihat suamiku yang sudah bercapek capek menanam pepaya sebanyak ini, dia menanam sekitar 5000 pohon, dan menggaji orang untuk proyek kecilnya ini.

"Coba saja diajak ngomong mas", kataku.
"Hmmm .... ya itu sih kamu yang bisa", kata suamiku, hafal dia kalau istrinya agak aneh .... hehehe.  Akupun coba bicara dengan pepaya-pepaya itu, ternyata mereka kekurangan nutrisi.

"Kurang nutrisi kayaknya", kataku.
"Oh, memang lama gak dipupuk, mestinya sebulan sekali pupuknya", jawab suamiku.

Bila dihitung return of investment untuk tanaman pepaya ini  .... ehm...,  gak tahu kapan tercapainya, apalagi bila  melihat kenyataan diantara 5000 pohon, sudah bagus bila 1000 nya berbuah lebat ..... Alam memang susah diprediksi, makanya aku sering dengar petani merugi, sudah mengeluarkan biaya banyak untuk tanamannya, hasilnya malah gak bisa dinikmati.

Tapi pikiranku sudah bukan lagi kapan ROI nya tercapai ..... karena yang aku lihat adalah manfaatnya.

Pepaya-pepaya itu meskipun belum bisa dipetik hasilnya, dia telah memberi penghasilan kepada orang-orang, dan pepaya-pepaya itu telah menjadi perantara suamiku berdakwah kepada mereka.

Dulu waktu proses tanam pepaya, mas Hary sering menginap di kebun, malam dia mengumpulkan orang-orang itu, membagikan al quran, dan berdakwah dengan cara yang dia bisa, kadang ngajak ustadz Virien.  Mereka menjadi lebih faham al qur'an, dan menjadi orang-orang yang lebih baik, gampang bersedekah dan amat tulus, merekapun jadi dekat dan seperti keluarga dengan mas Hary.

Hidup dengan orientasi ibadah begini membuat batin tenang, damai, ikhlas dan membiarkan alam memilih waktunya, karena dia selalu membalas setiap ketulusan hati.  Bila berorientasi pada hasil yang berupa materi .... wow .... bisa strees mikirin ROI ....

Bagaimana denganmu sahabat ?

Setelah berkeringat di kebun, badanku terasa lelah sekali sampai jatuh tertidur di gubugnya mas Saidi, sementara Alni bermain dengan Viva, anak mas Saidi.  Alni yang juga sedang flu dan batuk, terlihat lebih sehat dan berkeringat, selama 3 hari tidak masuk sekolah, aku tidak memberinya obat apa-apa, cuma minum madu saja.

Alhamdulillah sepanjang perjalanan pulang badanku terasa lebih baik, Alni tertidur pulas.  Semalampun dia sudah tidak batuk pilek lagi.  Alam memang memberi energi yang luar biasa, terimakasih ya Allah.

Kamis, 07 Maret 2013

Dimana Allah Meletakkan CintaNya

Sampai segini tuanya aku, masih belum juga bisa memahami makna 'mencintai Allah harus berada di atas mencintai makhluk', seperti dilukiskan dalam QS At Taubah ayat 24. Dan aku masih saja merasa bahwa cintaku pada orang-orang yang aku sayangi masih terlalu besar .... jadi harus dikecilin ataukah cintanya pada Allah yang musti digedein lagi ?.... bingung kan Indah? coba bayangkan jadi aku ..... hihihi ......

Namun pengalaman yang cukup mengharu biru perasaanku kemarin, telah memberiku pengertian yang lebih dalam akan makna ayat yang aku sebut di atas.  Sebenarnya malu aku menceritakannya, tapi demi membuat kalian kecipratan hikmah, ya aku mau cerita  ..... biar kalian gak bingung kayak aku, biar kalian gak merasa bersalah kayak aku gara gara merasa terlalu cinta pada makhluk yang bernama manusia.

Aku ini termasuk istri yang cinta banget sama suami, demikian juga dia padaku, perasaan kami tergantung satu sama lain, terhubung dengan kuat seperti pak Habibi dan bu Ainun.  Saking kuatnya ikatan kami, tanpa katapun dia mengerti apa yang aku inginkan, selalu pas dan selalu harmonis.

Kami bertengkar hebat kemarin, cuma gara-gara masalah sepele.  Tapi pertengkaran itulah yang telah memberiku makna cinta dan bagaimana memperlakukan cinta.

Seperti kubilang, gara-garanya sepele banget, dia pulang dari pameran Adi Wastra di JCC gak membawakan aku oleh-oleh.  Sepele kan? Tapi kok bisa jadi pertengkaran hebat, aku sendiri heran juga  ..... mungkin karena Allah bermaksud memberiku hikmah.

Memang dia kebiasaan membelikan kami semua oleh-oleh, walau sekedar T Shirt, asesoris, baju, dan benda-benda lain yang aku suka.  Makanya waktu melihat dia pulang, aku dah ngarep dapat oleh-oleh, ternyata dia cuma bawa mainan buat Alni dan brownies .... kecewa luar biasa aku !

"Heran, adi wastra itu penuh baju bagus, kain, tenun, scarf, kerudung ..... heran deh, kok gak ingat aku sih? kok gak ingin nyenengin istri di rumah? katanya sayang? katanya cinta? sayang kok gak ingat .... kemana sayangnya", gitu kataku sambil nangis-nangis.

Mungkin karena dia dalam kondisi lelah, dia gak terima dibilang tidak sayang aku, lalu balas bilang, bila dia sudah jauh-jauh pulang dari Jakarta, mampir Aden di Bandung tanpa menginap, mampir Zeli di Yogya juga cuma sebentar, mampir Ngawi juga sebentar, demi segera pulang bertemu denganku.  Dia balik menuduhku, kenapa dia pulang kok akunya gak malah senang.

Pertengakaran kami jadi merembet kemana-mana dan aku berakhir tidur di samping Alni dengan mata yang sembab sambil mikir, mungkin inilah akibatnya kalau aku telah mencintai suamiku melebihi cintaku pada Allah.  Hatiku merasa kosong dan mati, rasanya aku gak bisa hidup tanpa dia, aku pinginnya mati saja ..... Rasanya aku jadi bingung, bagaimana sih caranya mencintai Allah melebihi cinta kita pada makhluk?

Aku gelisah tidak bisa tidur, karena biasanya pengantar tidurku adalah ciuman dan belaiannya, sekarang dia marah .... kacau sekali perasaanku.  Aku jadi kangen semua itu .....

Perasaan kami memang terhubung satu sama lain, dia mungkin juga gak betah dengan kondisi ini, dia datang ke kamar ..... : "Kok belum tidur?", katanya.
"Gak bisa tidur", kataku.  Dan seperti biasanya, dia tahu apa yang dilakukannya untuk mendamaikan hatiku ....

Malam itu aku menangkap cinta Allah.  Ternyata Allah meletakkan cintaNya pada cinta suamiku, cinta orang tuaku, cinta anak-anak dan sahabatku, ....... ,  Allah telah melingkari hidupku dengan cintaNya.

Mengapa bersalah dengan cinta yang besar pada pasangan? dengan cara itulah aku membalas cinta Allah, karena dalam cinta suamiku itulah cinta Allah berada ......dalam kebahagiaan bersama orang-orang yang kita cintai, Allah telah menyatakan cintaNya, maka balaslah cintaNya dan bersyukurlah dengan hidup saling mencintai satu sama lain.

Memahami cinta orang-orang di sekeliling kita, jadi lebih memahami betapa besarnya cinta Allah, tak bisa kita membalas cintaNya, karena itulah cinta kita pada Allah secara otomatis jadi lebih besar dan lebih tak derfinisikan. 

Yang penting dalam mencintai adalah mengajak semua orang yang kita cintai untuk bekerja sama berjuang di jalanNya.

QS. At-Taubah [9] : ayat 24

Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Selasa, 05 Maret 2013

Anak Ibuk Bangeeeets ....

"Mukena anak produksiku ini ada sajadahnya yang befungsi sebagai tas dan tempat naruh buku iqra'.  Bahannya juga dari rayon yang adem ", itu promosiku saat hendak menghadiahi mukena untuk putri cilik seorang sahabatku.

"Wah, dia sudah baca al qur'an loh bu", katanya.  Batinku langsung mengkeret , hah ??? anak belum genap 7 tahun sudah baca al qur'an? Alniku juga seusia itu dan baru jilid 3 iqra' ..... ooooh .... mindernya gak ketahan deh.

"Anak ibuk bangeeeets ....", gitu komentar Aden kalau lihat adiknya yang ajaib-ajaib. Ajaib ternomer satu si ganteng yang baru naik kelas II SMA, ajaib keduanya ya Alni ini. 

Alni itu kalau shalat tidak mau pakai mukena, kecuali kalau shalatnya di masjid, padahal ibunya pabrik mukena. Dia bilang  mau pakai mukena bila umurnya sudah 7 tahun.  Dia juga malas mengaji, sehari mengaji bolosnya 2 minggu, padahal TPQ tempat dia mengaji itu pemrakarsanya aku, dan guru-gurunya juga karyawanku yang sudah dikenalnya.  Untuk membuatnya mau mengaji, aku musti bikin 'ritual' hipnotherapy dulu.

Kalau urusan mengantuk lalu tidak masuk sekolah, itu mah .... anak ibuk bangeeeets ....., baik Insan atau Alni ya begini ini iramanya, kadang gantian, kalau hari ini Insan tidak sekolah,  besoknya Insan masuk, tapi Alni yang mogok sekolah.  Kalau lihat mereka rajin sekolah malah seperti lihat makhluk angkasa turun ke halaman rumah, saking herannya.

Mungkin karena bandel, Alni juga langganan kena hukuman di sekolah, ya disuruh berdiri dengan satu kaki sementara kedua tangannya memegang telinganya , ya disuruh angkat tangan sampai tangannya pegal ..... dia menceritakan hukuman-hukuman itu sambil tertawa bangga ..... hehehe.

Tapi aku tak pernah komplain dengan anak-anakku, soalnya sudah kena kalimat sakti suamiku :"Mereka itu punya banyak kelebihan, kita juga harus menerima kekurangan mereka". 

Kemarin sore sepulang mengaji Alni menunjukkan kelebihannya, dia telah menohok perasaanku begitu dalam.

"Ibuk, Nanis *) pingin punya mukena kayak mukenanya Alni ", katanya, dan seingatku sudah lebih dari ketiga kalinya dia bilang seperti itu.

Hari raya lalu, Alni  kubuatkan mukena batik tulis ungu muda yang cantik , rancanganku sendiri dan kujahit sendiri, desainnya kembaran sama aku.

Saat pertama Alni bilang kalau Nanis pingin mukena kayak mukena dia, dalam hati kubilang, hah? ini mukena khusus anak tukang mbatik, batik tulis nih, hand made, limited, kalau dia mau ya suruh pesan saja.  Tapi jelas aku nggak akan ngomong seperti itu ke Alni. Kukira tidak semua ibu mau ngasih mukena mahal-mahal untuk anaknya. 

Kali kedua  dan ketiga Alni bilang lagi, aku cuma tersenyum.  Aku tahu, Alni bermaksud merayuku untuk memberi temannya itu mukena.  Tapi aku enggan memberi, karena si Nanis itu  anaknya nakal banget dan sering nakalin Alni, malah suka mencuri juga.  Dia pernah mencuri uang dan tempat pencilnya Lely, guru mengajinya, pernah mencuri asesoris kerudungnya Alni, padahal dia sudah dikasih Alni asesoris serupa cuma beda warnanya.  Rasanya aku males banget wes sama si Nanis ini.

Tapi kali keempatnya, ya sore tadi, Alni telah memporak porandakan hatiku.  Aku sedang duduk di tepi tempat tidur, dia berlutut di lantai dan memegangi lututku.

"Kasihan loh buk dia", katanya, lalu dia berdiri dan membisikkan kalimat ini di telingaku :"Mukenanya Nanis cuma satu dan perlu dicuci, bau !!". sambil bilang 'bau', dia menutup hidungnya, membuatku membayangkan mukena yang kumal dan warnanya sudah tidak putih lagi dan menebar aroma yang hmmmm ....

"Maksud Alni, ibuk suruh ngasih mukena Nanis gitu?", kataku.
"Iya lah, dan bikinin buat Alni juga, sama Nanis juga ya buuuuk", rayunya.

Oh Alniku yang cantik, betapa cantik dan lembutnya hatimu.  Bila Alni saja tak pernah membenci apalagi mendendam kepada temannya yang sering nakalin dia, kenapa malah aku yang memelihara rasa jengkelku pada temannya ini ?  Bahkan, Alni dengan usahanya memperjuangkan sebuah mukena untuk temannya, dia telah membalas kenakalan dengan kebaikan, oh, itu kan tuntunan al qur'an.

Malam, saat melihat wajah Alni yang tertidur begitu damai, air mataku menitik.  Masih banyak yang perlu diluruskan dari hatiku ini.  Terbayang wajah si Nanis, tubuhnya kurus dengan gigi tetap yang baru tumbuh, memakai bedak yang putih dan loreng loreng tidak rata,  kedua orang tuanya cuma mengontrak di perumahan itu, pekerjaan ayahnya juga cuma kerja serabutan.  Aku merasa berdosa telah bersikap pelit pada keluarga sangat sederhana ini, ternyata Alni lebih peka dan lebih lembut hati akan kepedihan orang lain.

Dalam hal  membaca al qur'an, Alni memang belum bisa,  tapi dalam hal menegakkan nilai-nilai al quran dalam dirinya,  dia telah lulus dengan gemilang.   Aaaah, aku rasanya pingin dengar Aden bilang : "Anak ibuk bangeeeets .....".

  *)   : bukan nama sebenarnya.

Senin, 04 Maret 2013

Hadiah? Mau... Mau...

Aku merasa mendapat kejutan ketika membuka statistik blogku bulan lalu, yang dibuka rata-rata lebih dari 100 orang setiap harinya, kisarannya antara 50-300 bukaan setiap harinya.  Bagiku ini pencapaian yang luar biasa karena aku cuma ibu rumah tangga biasa saja, yang suka menuliskan apa yang kualami, yang kufikirkan,  yang kurasakan,  yang ingin membuat semua orang berhati sejuk dan lebih dekat dengan Allah.

Saat pengunjungku mulai banyak, rasanya ada tanggung jawab yang lebih besar, karena yang aku tulis bisa memperngaruhi banyak orang.  Tapi juga bersyukur karena dengan hanya berangkat dari rumah, tapi bisa mendakwahi seratus orang lebih setiap harinya.

Sebenarnya aku bukan bermaksud berdakwah juga siiiih, lebih tepatnya aku menulis untuk mengingatkan diriku sendiri, anak-anak dan sahabatku semua, ya biar hidup ini jadi lebih indah dengan kasih sayang Allah.

Terimakasih buat para sahabat, yang telah me'like', mengomentari dan me'share' tulisan-tulisanku. Itu semua menjadi dorongan semangat tersendiri buatku dalam menulis.

Dalam rangka besyukur dan selamatan karena insyaAllah buku yang diangkat dari blogku sudah bisa naik cetak bulan ini, Indah mau bagi-bagi hadiah.

Hadiahnya khusus buat pemberi komentar tersyahdu untuk tulisan-tulisan di blogku, boleh komentar di blog atau di fb. Komentar yang berlaku, sejak aku share tulisan ini, tgl 5 maret 2013, kutunggu sampai besok tgl 6 maret 2013. Karena hadiahnya berupa produk untuk wanita, buat pembaca cowok, hadiahnya bisa diberikan ke ibu atau istri atau adik kan?  Buat sahabatku yang pernah mendapat mukena dan produkku, boleh komentar tapi gak aku kasih hadiah lagi ..... hehehe, ya biar memberi kesempatan buat yang belum pernah mendapat hadiah kan?

Hadiahnya berupa mukena atau kerudung lukis atau gamis kaos jumputan, atau batik tulis,  ini terserah aku dan keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.  Jumlah yang aku sediakan juga sesuka suka aku ....iiihhh ..... kok gini ya? yaaa , sesuka aku dong..... hahaha.  Tapi nanti aku umumkan di fb deh, untuk transparancy .... hihihi.

Pengumuman hadiahnya setelah tgl 6 maret aja yaaa.

Aku tunggu komentarnya yaaa, dengan hhc .... harap harap cemas.

Salam manis, semoga kasih Allah selalu kau rasakan dalam kehidupan yang indah ini.

Minggu, 03 Maret 2013

Menghidupkan Intuisi

Suatu malam aku terbangun jam 3, saatnya shalat tahajud niiih, kataku di hati.  Akupun bangun hendak menuju kamar mandi, tapi pas melintas ruang tengah dan melihat lap top, aku kok merasa seperti tertuntun untuk membukanya.  Akupun urung ke kamar mandi dan memilih membuka lap top, nyalain browser, lihat note fb yang kutulis beberapa minggu yang lalu (note itu aku atur 'only me').  Di note itu ternyata aku menemukan petunjuk yang bisa menjadi jawaban atas pertanyaanku sekarang.  Subhanallah !!!

Seorang sahabatku becerita tentang kejadian ketika dia masih remaja.  Pas mau berangkat sekolah dia ngotot mau mengganti sprei di kamarnya dengan sprei biru, dicari kemana-mana gak ketemu, tapi dia tetap ngotot dengan sprei birunya.  Akhirnya sprei itu ditemukan di tas pembantunya yang mau pulang, ternyata pembantu itu berniat mencuri sprei itu.

Cerita tentang Insan, anakku yang ketiga, lain lagi.  Pas mau pulang dari rumah ibu di Ngantang, aku bilang :"Nanti kita nyampai rumah jam 8 malam".  Aku memprediksi bedasarkan pengalaman, dari Ngangtang ke Malang sekitar dua jam.
"Nggak.  Jam 9 malam", katanya yakin.

Ternyata Insan benar, di Batu mobil kami dihentikan oleh sekelompok mahasiswa yang temannya mengalami kecelakaan parah, mereka meminta kami mengantarnya ke rumah sakit.  Akhirnya nyampai rumah jam 9 malam.

Ketiga contoh yang aku ceritakan di atas merupakan kekuatan intuisi, atau disebut juga indra keenam.  Sebuah kemampuan memahami sesuatu tanpa proses belajar atau hal-hal yang bersifat intelektual dan rasional.

Menurut yang pernah kutahu , di otak kita, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar itu dipisahkan oleh sebuah dinding yang disebut RAS (Reticular Activating Sistem).   Pada orang-orang tertentu, RAS ini membuka, jadi blong deh, akibatnya banyak informasi dari alam bawah sadar yang bisa dia baca dan lihat.  Makanya dia bisa 'weruh sadurunge winarah' atau mengetahui sesuatu yang belum terjadi.

Semua orang punya intuisi, hanya kepekaannya saja yang berbeda beda.  Dan menurut anggapan umum, intuisi merupakan bakat bawaan lahir, kayaknya yang  ini aku setuju deh.

Intuisi juga gak ada hubungannya dengan tingkat kesucian dan kebaikan seseorang.  Buktinya suamiku yang hatinya begitu baik, ternyata bukan orang yang tajam intuisinya.  Sebaliknya dulu waktu kuliah aku punya teman yang sangat amburadul hidupnya, ternyata dia punya indra keenam yang tajam.

Bagi orang-orang yang menganggap intuisi itu begitu penting, mereka berusaha mengasah ketajamannya lewat pelatihan-pelatihan yang mahal.

Kalau menurut Indah niiiih, tajam / tidak tajamnya intuisi seseorang itu sudah Allah berikan menurut porsi mereka masing-masing, bukankah Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran? berarti gak asal saja menjadikan seseorang begitu intuitif sementara yang lainnya nggak.  Pasti ada maksud Allah dibalik semua itu. Jadi kita gak boleh sombong dan merasa diri lebih baik dari orang lain bila punya intuisi yang tajam, dan sebaliknya jangan merasa kecil hati bila punya intuisi yang tumpul.

Sebenarnya juga, bila kita ngikut tuntunan al qur'an, secara otomatis sudah mampu meningkatkan ketajaman intuisi. Enak ya Indah, gak usah ngasih tips macem macem hehehe.  Tapi perlu diingat dan digaris bawahi tebal-tebal, kita mengikuti tuntunan al qur'an karena Allah, bukan karena ingin mempertajam intuisi.

Shalat malam dan puasa sunah bisa mempertajam intuisi, bila dilakukan dengan khusyu' dan sekali lagi lakukan karena Allah.  Meditasi setelah shalat juga bagus untuk membuat kita lebih peka, selengkapnya baca artikelku "Berguru Langsung Kepada Allah".

Cara meditasi yang aku tulis di artikelku tersebut, sebenarnya sudah cukup melatih kita mengasah intuisi.  Tapi bagi sahabat yang merasa kurang intuitif, secara khusus boleh melakukan latihan ini :

Coba luangkan waktu untuk menyepi, cari posisi yang enak, boleh duduk menghadap kiblat atau berbaring terlentang.  Mulailah dengan menghubungkan hati dengan Alllah, berdoa dengan penuh kerendahan hati, mohon pada Allah agar Dia menuntun kita memahami diri sendiri dan meningkatkan kemampuan diri.

Nah, saat ini unsur-unsur batiniah kita akan bergerak, baik pikiran atau isi hati.  Coba kenali, pikiran sedang bicara apa, kenali 'rasa'nya.  Apapun yang sedang anda pikirkan, coba untuk dieliminasi satu persatu, dengan memohon pertolongan Allah.

Saat pikiran bisa non aktif, ini waktu yang tepat untuk berkonsentrasi ke hati.  Apa saja yang sedang dirasakan oleh hati kita? bila itu perasaan negatif, eliminasi, pelihara perasaan positif.  Lalu mohon pada Allah agar ditunjukkan bagian-bagian hati.

Ada hati  sadar yang mudah kita kenali rasanya, ada dinding hati dan ada kedalaman hati. 

Kenali komponen komponen di alam sadar, pelan pelan masuki alam bawah sadar.

Antara alam sadar dengan alam bawah sadar ada dinding (RAS).  Mohon agar Allah membuka dinding itu, minta ijinNya agar kita bisa memasuki alam bawah sadar kita.

Di alam bawah sadar ada informasi-informasi yang Allah ijinkan bisa kita baca, disana kita juga bisa 'menuliskan' sesuatu (harapan, keinginan, doa).

Salah satu contoh informasi-informasi itu bisa berupa kejadian-kejadian yang akan datang, ada kejadian yang sudah pasti terjadi yang tidak bisa dirubah lagi, ada juga hal-hal yang menyangkut diri sendiri yang bisa kita rubah dengan menghapusnya dan menuliskan sesuatu yang baru disana.

Contohnya, sejak kecil aku alergi dengan makanan laut, muncul gatal gatal gitu.  Pernah aku rubah informasi ini dengan menghapusnya dan menuliskan bahwa aku tidak alergi dengan makanan apa saja.  Hasilnya aku tidak alergi lagi dengan makanan laut.

Contoh informasi yang tidak bisa dirubah, beberapa tahun lalu pernah aku merasa akan terjadi bencana beruntun di Indonesia, tak lama kemudaian itu benar terjadi.
Sesuatu yang tidak bisa dirubah itu Judulnya takdir atau ketentuan Allah sedangkan yang bisa dirubah itu nasib.
Nah, sahabat.  Gimana latihannya? Bisa memasuki alam bawah sadar? Hmmm ...

Aku sendiri mendapatkan kepekaan intuisi bukan dengan latihan,  ini 'gift' dari Allah.  Jadi aku tidak bisa cerita banyak bagaimana tingkat keberhasilan latihan yang aku sampaikan.  Aku sendiripun bukan orang yang suka mencari tahu hal-hal yang ghaib, ya kalau Allah ngasih tahu ya kuterima, bila nggak ya aku nggak ngeyel ... hehehe.

Yang lebih penting di atas itu semua adalah melatih kepekaan hati kita akan kasih sayang Allah, ini adalah hal yang paling besar yang ada di alam sadar dan alam bawah sadar kita.  Dominasi kasih sayang Allah inilah yang perlu kita buka aksesnya seluas luasnya.  Caranya dengan senantiasa menghubungakan hati dengan Allah dalam keadaan apa saja.



Jumat, 01 Maret 2013

Bukan Roda Yang Berputar

Aku ngelike page fb seorang motivator terkenal Indonesia.  Suatu hari dia menulis yang intinya begini (aku lupa persisnya, jadi kusarikan saja) : "Mengapa sedih dengan kekurangan , sementara kekurangan itu tidak abadi dan setelah itu akan datang keberlimpahan.  Mengapa terlalu gembira dengan keberlimpahan, sementara keberlimpahan itupun tidak abadi".

Saat aku membaca kalimat bijak itu, aku mengangguk setuju, berarti kita tidak boleh terlalu gembira dan juga tidak boleh terlalu sedih.Bagaimana dengan kalian? setuju juga?

Tapi habis itu ada sedikit rasa yang mengganjal ...... hmmm ...... terus terang, saat berada dalam keberlimpahan, jadi muncul rasa khawatir akan dapat giliran jatuh lagi.

Hidup itu seperti roda yang berputar, kata orang, adakalanya di atas dan adakalanya di bawah. Seandainya nyari roda yang lain saja gimana? .... hehehe.

Hidup memang seperti roda yang berputar, itu bila sudut pandang kita dari materi.  Kadang punya banyak uang kadang nggak, kadang usaha lancar kadang jalan pelan, kadang punya jabatan, kadang lengser, ......

Nah, karena aku gak mau ngajak orang berpikir dari sudut pandang materi, kita musti mundur lagi ke belakang, nanya hati kita yang terdalam, apa sih yang ingin kita capai dalam hidup ini?

Bila sepakat untuk menjadikan al qur'an sebagai pedoman hidup kita, maka apa yang menjadi ukuran pencapaian dalam hidup ini adalah keridhaan Allah.  Bila ini yang kita pegang, maka dunia ini hanya alat untuk menyampaikan kita pada ridhaNya.

Percayalah, bila kita bisa memperlakukan dunia ini hanya sebatas alat mendekatkan diri pada Allah dan menggapai ridhaNya, segala kejadian di dunia ini terasa indah saja .  Sebaliknya, bila dunia ini sudah terasa berat dan membebani kita, ini saatnya mengoreksi diri, berarti waktunya nanya pada hati kita lagi, sudah luruskan niat hidup untukNya?

Bila hidup seperti roda yang berputar, saat berada di atas, kita seperti nunggu giliran untuk berada di bawah, saat berada di bawah, kita sengsara ..... aaah,  hidup kok deg degan terus .....

Hidup itu sebuah perjalanan yang semakin mendekatkan kita pada tujuan, yaitu ridha dan cintaNya.  Ini baru kehidupan yang asyiiik, indah dan menantang.

Seorang muslim, saat hidupnya berada dalam titik rendah, dia memelihara harapan kepada Allah.  Sebaliknya saat hidupnya berada di puncak, dia besyukur. Dengan demikian setiap episode kehidupannya selalu bermakna, selalu menciptakan kemajuan, karena ukurannya adalah ridha Allah.

Malam ini aku ngeblog sambil nonton X Faktor, dari televisi kudengar Yohanna, salah seorang peserta yang lolos12 besar, tuna netra, mengatakan bahwa dia mempersembahkan lagu yang dibawakannya untuk Allah dan orang difabel di seluruh dunia.  Bergetar hati mendengarnya ......

Mengikat Dia Dengan Doa

Tiba-tiba dia meraihku dalam pangkuannya, lalu membisikkan di telingaku :"Sayang, tadi aku didoakan nggak?", saat itu memang kami habis shalat berjamaah berdua.

"Hmm..... hmmm ..... nggak", jawabku jujur.  Dia tertawa.
"Aku selalu mendoakanmu secara khusus tiap selesai shalat lima waktu", bisiknya.
"Didoain apa?", tanyaku.
"Agar Allah mengampuni semua dosa-dosamu".

Dalam diamku aku berpikir, apa ini nih rahasia yang membuatku selalu lengket kayak prangko dengannya? tak bisa berpaling meskipun di hatiku.  Seperti katanya, dia selalu mendoakanku, bila dilukiskan dalam kata yang lebih pas, dia mengikatku dengan doanya. Temuan baru niiih ...

Wah, ini bisa disebar luaskan ke teman-temanku yang sedang bermasalah dengan pasangannya,  beberapa sahabatku memang sedang mengalami krisis hubungan mesra ... , malah ada yang sudah pisah ranjang ... duh.

Ini mungkin bisa jadi resep memperbaiki hubungan dengan pasangan :

- niatkan memperbaiki semuanya karena Allah, bukan karena anak-anak, bukan karena tuntutan keluarga, bukan karena gengsi, dll.
- intropeksi diri, dan tanyakan dalam hatimu, selama ini rajin mendoakannya nggak ?
- maafkan segala kesalahan pasangan
- mulailah rajin berdoa untuk kebaikan pasangan tiap selesai shalat, berdoa dengan segenap ketulusan hati

Hasilnya pasrahkan pada Allah, yang penting mendamaikan diri sendiri dulu.

Hubungan kita dengan pasangan itu bukan ajang untuk membuktikan bahwa diri sendiri yang paling benar, dan memaksa pasangan untuk tunduk dalam pendapat kita.  Tapi musti saling menghargai, seberapapun salahnya pasangan kita, tetap saja dia butuh dihargai, dan kalau dia tidak mendapat penghargaan dari kita, bisa-bisa dia mencarinya dari orang lain. Tidaaaaaak !!!!