Jumat, 14 Juli 2017

Membalas Salam

Membalas Salam
#innuriinspirasi

Bahwa agama mengajarkan membalas salam dengan setara atau dengan lebih baik , itu ternyata mengandung pendidikan yang luhur.

Orang mengucap salam atau doa keselamatan , itu adalah kebaikan yang kita terima dan kita wajib membalas dengan setara atau lebih baik. Itu adalah etika atau tata krama yang wajib dijunjung.

Coba diterapkan pada hal lain selain salam.
Misalnya saja ketika kita meminjam barang atau uang , maka kita wajib mengembalikan sesuai dengan yang kita pinjam atau kita lebihkan seikhlas kita.

Ketika aku pinjamkan rumahku utuh , maka si peminjam (bila tahu tata krama) pasti mengembalikan padaku dalam keadaan utuh seperti semula.

Sekali lagi ini pelajaran ya , karena orang kayak gini ada, jadi jangan ditiru.

Aku pinjamkan rumah bersih kinclong habis dicat. Kembali padaku , aku musti ngecat lagi untuk bisa aku tempati. Belum kotoran dan sampah yang belio tinggalkan. Kamar mandi yang menjijikkan , tempat cuci piring yang jadi coklat dengan  kerak menghitam , pintu dan jendela yang kotor. Rayapnya sudah aku ceritakan kan ? ... haha. Aku masih beruntung bagian dalam dan belakang rumah masih aman dari rayap.

Ini cuma pelajaran yang terlintas di pikiranku saat ini. Ternyata makna membalas salam tak sesempit itu dan tak sebatas salam yang terucap di bibir saja. Maknanya dalam dan luas.

Bila kita tak melaksanakan ajaran membalas salam ini , bisa terjadi ketidakharmonisan dengan lingkungan.

"Bagaimana bila tak mampu membalas kebaikan ?" Mungkin ada yang bertanya begini.

Jawabnya adalah , segala sesuatu tergantung niatnya. Bila punya niat untuk membalas kebaikan orang lain , Allah pasti mudahkan dan cukupkan rezeki untuk melaksanakannya. Tapi kalau niatnya gak ada , yaa .... no comment deh !

Foto : Ummu lagi merenungkan arti sebuah pintu yang kotorannya kok tebal sekali , andai yang tebal adalah dompet 😂😂😂

Mempersiapkan Diri Untuk Hal Buruk

Mempersiapkan Diri Untuk Hal Buruk
#innuriinspirasi

Jadi aku belum melihat bagian belakang dan bagian dalam rumah mungilku. Ketika kemarin aku sempat kaget banget melihat bagian depan yang hancur, spontan aku mikir , aku musti mempersiapkan mental nih guna  melihat bagian dalamnya yang baru bisa kulihat Sabtu besok.

Aku katakan pada diriku point-point ini :
- apapun yang terjadi , itu adalah hasil perbuatan dan kesalahanku sendiri
- kenyataan yang ada adalah sesuatu yang pantas untuk aku terima , bisa jadi itu adalah karma yang musti aku bayar
- berhentilah untuk 'playing victim' , merasa jadi korban dari siapapun yang terlihatnya seperti sedang mendholimi
- kenyataan tidaklah penting karena yang penting adalah pembelajaran dari kenyataan itu untuk tetap memilih Allah
- selalu memohon pada Allah untuk dituntunNya dalam memahami persoalan

Kalau dijabarkan kira-kira begini . Rumahku hancur atau tidak oleh orang yang  telah aku tolong , itu tidaklah penting. Karena itu merupakan pembelajaran dalam sekolah kehidupan. Pembelajaran bagi diriku dan diri orang yang aku tolong itu , tentu dengan pembelajaran yang berbeda. Bagi diriku adalah pembelajaran untuk selalu memaafkan dan ikhlas. Juga bagaimana saat berbuat baik , kita tak butuh ucapan terima kasih dan balasan apapun dari manusia.

Sebaliknya dari sisi orang yang ditolong , orang inilah yang membutuhkan mengucap terimakasih dan membalas dengan hal yang lebih baik. Itulah cara bersyukur kepada Tuhan. Bila sebaliknya , maka kesulitan demi  kesulitan akan mendatangi karena kurangnya syukur, menarik azab yang pedih.

Banyak orang yang mengalami hal buruk merasakan sedang menjadi korban , padahal itu buah perbuatannya sendiri. Termasuk diriku ini.

Bila kita memilih Tuhan , maka hati kita akan cenderung kepadaNya , tetap damai , penuh kasih dan selalu memaafkan.

Aku merasa lebih baik setelah mengikuti point yang aku jabarkan di atas. Semoga menginspirasi kalian yang akan menghadapi peristiwa yang bikin deg degan. 

Mensyukuri Tempat Tinggal

Mensyukuri Tempat Tinggal
#innuriinspirasi

Hore !, panen jambu jamaica di rumah bandara. Yang motret sahabatku mbak Jeti.

Terimakasih Allah , terimakasih pohon jambu yang baik hati. Buah jambu yang bergelantungan yang telah menghiburku dari sebuah kenyataan pahit.

Ya barangkali dulu aku pernah ngerusakin rumah orang 'kali yaa , jadi sekarang rumahku dirusak orang .. eh rayap ding . Si orang kan hanya malas bersih-bersih , jadi rayap dibiarkan  bikin jalan naik sampai ke plafon rumah , lalu menghabiskan resplang , lalu kayu yang buat nempelin asbes , lalu asbesnya runtuh , si rayap naik terus sampai mendekati atap rumah .... Maka lengkaplah penderitaan rumah mungilku di perumahan graha bandara.

Kaget berat melihat rumahku dengan kondisi seperti itu, kasihan rumahku , manalah dia sudah berbuat baik dengan memberi tempat tinggal gratis buat sebuah keluarga selama setahun. Dan balasannya seperti itu ya.

Bagiku sendiri , ini nemu jackpot kuadrat ... hmm. Kesempatan membersihkan diri dari kesalahan program bawah sadar. Walau untuk meraih kaikhlasan aku musti berjuang sehari semalam dengan dihibur dan diberi pencerahan sahabatku dan 'ditiup ' juga ... haha.

Bersedia menjadi alat Allah saja , gitu kata mbak Ati sahabatku. Allah pasti menyembunyikan sebuah karunia besar di balik peristiwa pahit.

Salah satu cara mensyukuri nikmat Allah berupa tempat tinggal adalah merawatnya. Dan Allah menetapkan batas bagi segala sesuatu. Batas orang eh rayap merusak rumahku juga sudah ditetapkanNya. Ketika Allah mengirimku pembeli kripik pisang dalam jumlah ton-tonan , dan aku bingung dimana bikin rumah produksi , maka rumah itu aku tarik kembali.

Mungkin juga pesanan itu hadiah dari Allah karena sudah memberi tumpangan gratis selama setahun , Allah yang tahu.

Yang kasihan adalah orang yang tak pandai mensyukuri tempat tinggal. Coba bagi kalian yang masih belum punya rumah, jadikan ini pelajaran. Mulai sekarang syukurilah tempat tinggal walau masih ngontrak, perlakukan seperti tumahmu sendiri , rawat baik-baik dan jangan ada rasa nelangsa karena masih ngontrak. Bersyukur saja dan nikmati dengan bahagia. Jangan buat Allah kecewa karena kita mengecilkan pemberianNya ya.

Membawa Kedamaian Di Hati

Membawa kedamaian ke hati
#innuriinspirasi

Pernah merasakan galau luar biasa ? Pikiran sibuk 'memprotes' orang-orang dan keadaan . Mengapa saudaraku begitu ? Tetanggaku menyebar gosip gak benar tentangku ? Orang yang kutolong malah membalas dengan keburukan ? De el el Dan lain lain.

Bersyukurlah pernah merasakan atau tengah merasakan itu. Rasakan betapa tidak enaknya . Lalu segera putuskan untuk berhijrah atau berpindah ke tempat lain yang lebih baik.

Tempat yang aku maksud bukanlah tempat dalam arti fisik , jadi gak perlu pindah rumah ... Cukup pindahkan channel ke hati yang damai.

Bagaimana caranya ?
Caranya dengan diam , bukan merenung ya , tapi diam dan pasrah . Bilang pada Allah , ya Allah bantu aku untuk melepas semua beban ini , memasrahkannya padaMu.  Bawalah aku dalam kedamaian dan kasih sayangMu.

Mudah kan ? Allah yang Maha Kasih pasti mengantarkan kedamaian itu di hatimu . Lalu perlahan kamu akan memahami orang-orang itu dan menumbuhkan kasih sayang di hatimu. Inilah titik pasrah , titik nol itu. Maka benar salah tidak penting , walau kamu benar , kamu tak membutuhkan pengakuan orang lain . Bila orang lain salah , kamupun tak perlu menyalahkannya walau dalam hatimu , kamu akan melihat setiap orang beroproses dengan jalan mereka masing-masing.

Sekarang rasakan , betapa kedamaian hati itu hal terindah yang Allah beri. Perlakuan orang -orang menjadi tidak penting lagi.

Mengenali Sampah

Mengenali 'Sampah' (1)
#innuriinspirasi

"Bunda , tolong dong lihatin aku dan suami , kenapa hidup kami berdua penuh kesulitan ?", tanyanya. Dan aku melihat banyak sekali 'sampah' yang harus dibersihkan. Dia kaget. Mungkin dia sendiri tak menyadari kehadiran sampah-sampah itu, padahal amat mempengaruhi kehidupan.

Sampah dalam diri ada 2 macam , sampah fisik dan sampah non fisik . Sampah fisik seperti makanan yang tidak sehat yang menimbun di tubuh, yang menimbulkan gangguan kesehatan.

Sampah non fisik tak kalah serunya dalam menyumbang berbagai gangguan dalam kehidupan. Berupa dosa yang belum terampuni dan kesalahan di masa lalu yang belum dibersihkan. Kesalahan yang banyak dilakukan di hati dan pikiran,  menimbun jadi sampah yang kita bawa kemana-mana.

Sampah fisik mudah dikenali , dan lebih mudah dibersihkan . Tapi sampah non fisik , bahkan diri kita sendiri sering tidak menyadarinya , padahal "bau"nya sudah kemana-mana. Karena diri kita "bau" , maka hal baik enggan mendekat , yang rajin datang malah kejadian buruk dan kesulitan-kesulitan.

Sayangnya kebanyakan kita merasa tak punya dosa dan salah , buktinya ketika permasalahan hidup datang , kita cenderung menyalahkan orang lain , menyalahkan keadaan , bahkan menyalahkan pak Jokowi ... hahahaha. Lucunya manusia.

Mengenali 'sampah' 2
#innuriinspirasi

Buat yang merasa tidak berdosa dan bertanya apa salahku  saat kejadian buruk mendatangi hdupnya. Coba amati hati mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi.

Berapa kali keluhan dirasakan di hati ?
Berapa kali merasa jengkel dan membatin hal jelek pada orang lain atau keluarga dekat ?
Berapa kali hati melakukan penilaian penilaian dan penghakiman pada orang lain ?
Adakah merasa protes dengan kehidupan ?
Protes pada Allah ?

Sekarang hitung lalu akumulasikan dalam seminggu , dalam setahun , dalam beberapa tahun kehidupan .

Sudah. Masihkah merasa bahwa kehidupan yang sulit adalah bukan kesalahan kita ?

 Jadi .....


Menemukan Jack Pot

Menemukan Jackpot
#innuriinspirasi 

Sahabatku mba Ati, punya istilah yang jleb banget yang digunakan untuk menamai hal-hal tidak enak dalam perjalanan kehidupan ini , yaitu jackpot.
Istilah ini sering membuatku tersenyum    saat menghadapi hal-hal yang njengkelin dan memancing emosi , akhirnya gak jadi bete dan memilih untuk membersihkan diri pakai ho'oponopono.

"Semakin sakit semakin nikmat", begitu katanya. Antara jackpot dan nikmatnya sakit ini wow banget ketika dilakukan.

Dalam perjalanan kehidupan kita , tersimpan banyak memori di bawah sadar yang numpuk kayak gunungan sampah. Sampah memori ini terbawa terus dan mempengaruhi jalan kehidupak kita dan juga dalam menghadapkan diri ke hadirat Allah. Mati dalam kemelekatan dengan sampah-sampah itu adalah suatu cara mati yang mengerikan , bagaimana kita akan sampai kepadaNya dalam keadaan kotor sementara Dia adalah Maha Suci.

Ketika tampilan kehidupan kita memunculkan hal tidak enak , maka anggaplah bila kita sedang menemukan jackpot (hadiah gede) , karena ini adalah kesempatan yang diberikan Allah untuk membersihkan. 

Terasa sakit di hati ? Semakin sakit semakin banyak yang dibersihkan , maka semakin sakit semakin nikmat. Jadi syukuri rasa sakit itu dan lanjut bersih-bersihnya sampai rasa sakit itu menguap entah kemana dan kita bisa ke titik nol, dimana pemahaman baru akan diturunkan Allah di hati kita.

Masih ingat kan ho'oponopononya ? 
I'm sorry , please forgive me , thank You dan I love You Allah. 

Agar Bisa Fokus Ke Hati

Agar Bisa Fokus ke Hati
#innuriinspirasi

Ada yang bertanya bagaimana saat khalwat bisa fokus ke hati ? Karena masih mikir pekerjaan dll , sehingga bukannya menjalankan khalwat , tapi malah melamun .

Kemampuan untuk bisa fokus ke hati ini, eyang Syamsul'alam menyebutnya 'ketrampilan ruhaniah'. Yang maksudnya sebuah ketrampilan yang bisa dilatih. Cuman karena yang dilatih badan halus kita , jadi yang bisa melihatnya ya diri kita sendiri dan orang tertentu yang diberi kelebihan oleh Allah.

Ini tips yang bisa aku sampaikan :
1. Cari tempat yang nyaman dan posisi yang nyaman. Tempat dan tubuh harus suci , jadi berwudhu dulu. Makanya enak dilakukan setelah shalat.
2. Niat , ucapkan niat dengan bahasa hatimu , dan memohon pada Allah untuk dibimbingNya.
3. Hadirkan Allah, rasakan kehadirannya , minimal percayai di hatimu bahwa Allah hadir dan ucapkan lagi permohonan untuk dibimbingNya dalam khalwat.
4. Bila terlintas di pikiran akan pekerjaan dll , pasrahkan , ucapkan pada Allah ,"Aku pasrahkan urusan ini kepadaMu ya Allah , perkenankan aku merasakan kehadiranMu saja". Lalu ulangi point 3.
5. Perlahan turunkan fokus ke hati , disini hanya merasakan , merasakan kehadiran Allah , bertemu sampai terasa 'klik' dengan Allah.
6. Bila sudah 'klik' , maka selanjutnya kita hanya tetap berada  di posisi ini. Saat ini hati kita dalam posisi siap menerima apa saja kehendak Allah untuk diri kita. Kehendak kita tiada , menyatu dengan kehendak Allah.

Berlatih seperti itu terus , sambil dalam kehidupan keseharian kita juga melatih hati untuk selalu merasa berada dalam kasih aayang Allah. Selalu menghubungkan hati dengan Allah apapun yang kita hadapi.

Jangan lupa membersihkan hati dari emosi negatif , karena itu adalah penghalang antara kita dengan hati kita sendiri.

Boleh menurunkan gelombang otak dengan alat bantu audio brainwave management seperti quantum ikhlas  musik Erbe Sentanu , dll , mana  saja yang cocok untuk diri kita. Tersedia di youtube. Pengalamanku , ini membantu sekali.

.

Antara Bicara Dengan Pikiran dan Hati

Antara Bicara Dengan Pikiran dan Hati
#innuriinspirasi

Si cantik pulang sekolah. Ada 2 cara dalam menyambutnya .

"Ganti baju yaa, sudah shalat dhuhur belum ? Kalau belum cepat shalat ya", aku ucapkan itu pakai pikiran , lalu kembali pikiranku sibuk dengan pekerjaan.

Cara kedua , ucapan yang keluar dari bibirku sama saja . Tapi ketika mendengar dia datang , hatiku tersenyum menyentuh hatinya , kasih sayang masuk dalam ucapanku.

Coba lakukan itu pada orang-orang dekat kalian . Setelah biasanya berbicara pakai pikiran. Sekarang mulailah berbicara pakai hati yang penuh kasih sayang, disertai senyuman yang ditujukan pada hati mereka. Rasakanlah beda kedua cara itu. Enak mana ?

Baiklah, setelah merasakan bahwa berbicara pakai hati lebih enak dan membuat kalian merasa hidup ini diliputi kasih sayang Allah. Mulailah berbicara pakai hati kepada setiap orang , pada semua  yang kalian temui , tersenyumlah pada matahari , pada langit , pada bumi , pada daun dan bunga - bunga. Dan rasakanlah betapa kehidupan kalian begitu berkelimpahan.

Dicoba ya .

Merasa Tak Punya dan Tak Bisa Apa Apa

Merasa  Tak Punya dan Tak Bisa Apa-Apa
#innuriinspirasi

Semua orang beriman pasti tahu bahwa diri kita dan seluruh alam semesta adalah kepunyaan Allah. Tapi apakah sikap hati dan perilaku kita membenarkannya ?

Contoh sederhananya  merasa memiliki uang , sehingga ketika kita ditipu orang , kita jadi merasa terampas hak milik kita. Merasa diambil dan berkurang. Padahal kan uang itu milik Allah , dan terserah Allah mindah mindahin tempatnya dan bagaimana cara memindahkannya. Hmm ... Sebaiknya ketika didhalimi orang, kita lebih koreksi diri , ikhlas , karena Allah tak pernah mendhalimi kita.

Saat bersedekah, apakah kita merasa ada yang berkurang ? Atau kita batasi sedekah sesedikit mungkin dan merasa itu lebih aman untuk kebutuhan kita ?

Pernahkah kita merasa bahwa pencapaian-pencapaian dalam hidup ini adalah hasil kerja keras dan kepandaian kita ?

Perasaan punya atau tidak punya , itu sama tidak enak didengarnya. Perasaan punya membangkitkan ego , perasaan tidak punya membangkitkan keinginan yang ego juga judulnya. Begitupun perasaan bisa atau tidak bisa.

Perasaannya harus semua punya Allah , bila kita sedang 'ketempatan' harta atau ilmu atau kebisaan , maka sesungguhnga kita cuma diamanahi untuk mengelolanya.

Bagaimana mengelolanya ? Hubungkan saja hati dengan Allah , karena petunjukNya ada di hati. Apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan , bisa kita mengerti lewat hati kita.

Mengembalikan Hidup Kepada Allah Saja

Mengembalikan Hidup Kepada Allah Saja
#innuriinspirasi

Ini bulan yang baik untuk membuka kesadaran diri dan menata kehidupan yang dimulai dari menata hati dan pikiran.

Coba renungkan makna doa iftitah :"Sesungguhnya shalatku , ibadahku , hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam".

Coba dalam kata "hidupku" , diisi dengan isi kehidupan kalian. Hidup dan  berbagai masalah dalam kehidupan ini. Hidupku yang meliputi keluargaku , harta bendaku , anak-anakku. Semua unsur dalam hidup ini beserta permasalahannya.

Apakah yang dominan  muncul di pikiran saat kata 'hidupku' disebut ? Pasrahkan pada Allah dan katakan bahwa semua itu kalian persembahkan untuk Allah. Pasrahkan lalu katakan bahwa hanya Allah yang kalian inginkan dalam hidup ini. Pasrahkan sampai hati merasa tenang.

Yang dipasrahkan adalah semua hal,  yang kita punya atau masih berupa keinginan , termasuk masalah yang belum selesai misalnya hutang.

Lakukan sampai hati terasa ringan. Tak perlu berdoa minta ini itu atau  masalah diselesaikan karena hati percaya Allah sudah tahu dan merencanakan yang terbaik, rasakan saja hati yang merasa tenang.

Dicoba ya dan lihat pergerakan hidupmu yang semakin membaik.