Sabtu, 14 Mei 2011

Handphone oh handphone

Dihadapan karyawan, aku suka mengibaratkan manusia sebagai handphone, hanya untuk mempermudah mereka memahami betapa besar potensi mereka bila mereka tahu bagaimana mengelolanya.
Handphone canggih yang bisa ngapain saja dari  sms, video call, internet, windows mobile, bisa nyimpen data bergiga giga layaknya komputer dll dll.... handphone kayak gini ni kalau yang pegang orang gaptek bisanya ya cuma dipakai telephone dan sms, bahkan mungkin masih bingung bagaimana cara buka sms........(pernah mengalaminya sih...hehehe)
Di tangan orang yang melek tehnologi, hp canggih baru menunjukkan kemampuan optimalnya.

Aku pernah kebingungan dan malu sekali karena menjadi orang yang gaptek.... Ceritanya suamiku baru membelikanku handphone, ini hp yang aku inginkan yang kubaca dari majalah, hp jenis ini bisa difungsikan sebagai pemancar wifi. Menarik bukan? bisa internetan gratis dong... Taapiii, boro-boro menjadikannya pemancar wifi, wong cara memakainya saja aku masih bingung karena kebanyakan fitur.  

Makanya dalam perjalananku ke Bandung kemarin, daripada nganggur di kereta yang sepi penumpang, aku mencoba mempelajari cara kerja alat baruku ini.  Aku coba dan buka semua fitur yang aku tidak mengerti, aku pencet ini itu, lebih banyak ngawurnya sih....hehehe, dan tahukah kejadiannya setelahnya?...., tiba-tiba hpku nyanyi keras-keras, tanpa aku bisa matikan atau kecilkan volumenya. Bingunglah aku, di kereta malam yang tidak banyak penumpang ini, nyanyian hpku kedengaran nyaring banget, aku pencet ini itu kok bandel, terpaksa aku menghentikan nyanyian itu dengan jalan mematikan hpnya.  Dan aku belum kapok juga....hehehe, aku nyalakan lagi, aku pencet-pencet lagi, nyanyi keras-keras lagi, bingung dan malu lagi.... begitu terulang sampai tiga kali....hihihi. 

Kesalahanku saat berusaha mengoperasikan hp itu adalah tidak membuka buku manualnya, kukira sama saja dengan hp lamaku karena merknya sama.  Baru kusadari pentingnya mempelajari buku manual, karena tiap alat yang diproduksi pabrik memerlukan pengoperasian yang berbeda sesuai dengan spesifikasinya.  Bila mengabaikan buku manual, alat tidak bisa menampilkan kemampuan maksimalnya, percuma dong beli hp mahal-mahal kalau cuma mau dipakai telpon dan sms saja? Ya kan? Ya kan?

Begitulah ceritanya, tiap alat canggih, pasti ada petunjuk pengoperasiannya yang biasa disebut buku manual.  Bagaimana dengan manusia? Bukan sekedar canggih lagi, manusia sudah diklaim oleh Penciptanya sebagai ciptaan yang paling sempurna.
Manusia yang dilahirkan dengan fitur-fitur sempurna, tentunya lebih membutuhkan buku petunjuk pengoperasian, agar dirinya mampu mengeluarkan kemampuan tercanggihnya.
Di tangan operator yang gaptek, manusia ini hanya membebani orang lain dengan segala kelemahan yang sebenarnya bersumber dari ketidak tahuannya mengelola potensi yang telah Allah default settingkan ke dalam diri mereka.
Untuk menjadi operator yang canggih bagi diri kita sendiri sebagai manusia, tentu harus rajin membuka buku manual  yang telah Pencipta turunkan untuk kita lewat utusanNya yaitu Al Qur'an.  Dan ini tidak bisa ditawar-tawar, mengabaikan buku manual kita dan menyandarkan diri pada selainnya, hanyalah membuang waktu dan melelahkan diri sendiri, bahkan menghancur lumatkan diri sendiri (sementara kita tidak menyadarinya).  Coba saja hidup tanpa Al Qur'an selama seminggu, lalu kembalilah pada Al Qur'an selama-lamanya ........ rasakanlah bedanya.

Yaitu orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu senang maupun diwaktu susah, dan orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain.  Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS Ali Imran ; 134)

Ayat tersebut diatas aku baca bertepatan dengan  situasi hatiku yang sedang marah dan kecewa, aku sedang sakit dan seharian banyak hal membuatku bete, mulai dari karyawan, anak sampai suami, ga tahu kenapa kok mereka seperti bersepakat membuat masalah.
Aku coba menurut petunjuk AlQur'an yang mulia ini, aku ikhlaskan perasaanku, marah berganti memaafkan, kecewa berganti memaklumi, aku mohon pertolongan Allah untuk menuntun perasaanku.  Hatiku menjadi damai dan ikhlas.  Hati yang ikhlas itu rupanya bisa mengendalikan orang-orang di sekeliling kita menjadi seperti yang kita inginkan, tanpa kita banyak ngomong.  Tiba-tiba saja anakku menjadi penurut, suami menjadi begitu manis, dan karyawan menjadi begitu baik...... 

Syaratnya, kita melakukannya hanya karena Allah, bukan untuk mengubah orang lain menjadi seperti yang kita inginkan.  Lakukan saja dan terserah Allah, ikhlas saja dengan yang Allah berikan, karena seperti yang disebutkan di ayat itu....Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.....  Kita saja bila menyukai seseorang, pasti berusaha memberikan yang terbaik buat orang itu, sesuatu yang bisa menyenangkan orang yang kita suka.  Apalagi Allah, Allah Yang Maha Kasih Sayang dan mempunyai segalanya yang bisa Dia berikan kepada orang yang disukaiNya, Dia lebih tahu cara menyenangkan hati kita lo....

Begitulah ciptaan yang bernama manusia ini, diturunkan ke bumi dengan menghadapi segala persoalannya di atas bumi.  Tanpa membekali diri dengan petunjuk pengoperasian manusia yang berjudul Al Quran ini, manusia bisa kehilangan arah, tak mampu menunjukkkan kemampuan terbaiknya, tertinggal, sedih, sengsara, menghancurkan dirinya sendiri, bahkan bisa menghancurkan lingkungannya.... sedang dirinya sendiri tak menyadari.

Karena tiap hari manusia dipertemukan dengan masalah, otomatis tiap hari dia harus membuka buku manualnya, kecuali bila dia sudah hafal Al Qur'an.  Bila mengabaikan hal ini, sebenarnya dia sedang berjalan mundur walaupun dia tidak menyadarinya, bahkan dia sedang merusak diri sendiri walaupun dia merasa lebih pintar dan cerdas.  Sepintar dan secerdas apapun manusia, bila menjauhkan Al Quran dari hidupnya, siap-siap saja untuk sengsara.

Al Qur'an adalah satu-satunya petunjuk pengoperasian manusia menuju kesuksesan dan kebahagiaan sejak dari dunia ini hingga di akhirat nanti.  Bila anda ingin sukses lebih cepat di bidang apa saja, maka carilah tombol mana yang musti kita 'pencet' dalam diri kita dari Al Qur'an. 
Membaca Al Qur'an tiap hari sama saja dengan mengupgrade kemampuan manusiawi kita sebagai ciptaan Allah yang sempurna.  Semakin Al Qur'an mempribadi dalam diri kita, semakin nyaman,bahagia dan sukses hidup kita.  Buktikan saja.
Oke sahabat, yuuuk, rajin buka Al Qur'an dan rajin mengajak keluarga kita mencintai dan menjunjung tinggi nilai-nila Al Qur'an.

Rabu, 11 Mei 2011

Kekuatan Cinta dan Karunia Allah

Kupikir inilah kekuatan cinta, ibarat mampu membuat seseorang memindahkan gunung.
Cinta bekerja padaku di Sabtu pagi-pagi buta, saat perutku mual-mual sampai hampir memuntahkan obat dokter yang barusan kutelan.  Perutku memang agak peka dengan obat-obat kimia, maagnya kumat deh, padahal batukku musti segera dituntaskan biar ga menular ke seisi rumah.  Itulah keadaanku saat kuterima sms dari anak gantengku Aden, dia bilang kena diare sampai berdarah dari kemarin hingga pagi ini.  Spontan, badanku yang lemes dan berasa ga karuan berubah menjadi power rangers... hahaha, aku langsung putuskan untuk ke Bandung hari itu juga.

"Biar aku saja yang ke Bandung", kata suamiku.
"Aku saja lah", kataku ngotot.
"Oke, kalau gitu kita berdua saja".
"Siapa jagain anak-anak? mereka harus ditunggu orang tuanya lo, ga boleh bu Kot", kataku super ngotot kali ini, sudah jadi kesepakatan antaraku dan mas Hary, salah satu dari kami harus menemani anak-anak di rumah, ga boleh ditinggal bersama pembantu atau karyawan.
"Yah Alni kita ajak".
"Tapi Alni batuk ".  Akhirnya akulah yang memenangkan perdebatan kecil itu, dengan diantar suamiku ke stasiun, kutempuh perjalananku ke Bandung sore itu.

Saat duduk di kereta eksekutif menuju Bandung, aku jadi teringat perjalananku tahun lalu.  Saat itu aku mau pameran ke Jakarta, berdua dengan adikku naik kereta ekonomi.  Aku sengaja memilih klas ekonomi karena selisih harga yang lumayan jauh, kalau naik eksekutif Rp 300.000 sedang ekonomi cuma Rp 50.000.  Bila naik berdua, berarti aku bisa menghemat Rp 500.000, jumlah yang banyaak sekali.  Niatku menghemat itu untuk beramal, dari selisih harga yang banyak itu akhirnya aku amalkan.  Ga apa-apalah berpayah-payah sedikit, menahan bau rokok, kena angin malam plus suasana yang kacau, demi menolong orang yang membutuhkan.  Uhhh, kedengarannya super hero ya, rela berkorban demi orang lain, padahal  kataku sekarang, itu sih super bodoh.....hahahaha

Itulah manusia yang bodoh, Indah yang bodoh tapi keminter binti kemeruh (sok pintar dan sok tahu), sok pahlawan pula.. (cape deeeh).  Manusia suka sekali dibatasi oleh pikirannya, padahal Allah tak pernah membatasi karuniaNya.  Yah contohnya aku saat itu, aku berpikir untuk bisa  beramal Rp 500.000, musti dengan jalan berhemat dan berpayah-payah.  Padahal saat ini, aku tidak usah berhemat, bisa naik kereta eksekutif karena suamiku ga boleh aku naik kereta ekonomi dengan alasan apapun, dan buktinya aku bisa beramal 1 juta malah......hahaha...
Pilih mana hayo? Capek, panas, angin, bau rokok di kereta ekonomi, tapi cuma bisa beramal 500 ribu dibandingkan dengan nyaman, adem, dilayani pramugari yang cantik, ganteng dan rapi di kereta eksekutif dan bisa beramal 1 juta.....

Ya kan?? ya kan??? Makanya jangan membatasi pikiran kita dengan hal yang susah-susah, karena sesungguhnya karunia Allah tak terbatas.  Bila kita merasa kehidupan kita terbatas, sebenarnya pikiran kita sendirilah yang menciptakan batasan-batasan itu.  Ayooo, dirombak mulai sekarang sahabat!!!

Kamis, 05 Mei 2011

Empat Kelompok Manusia

Sore itu sehabis maghrib, di kamar hotel tempat aku menginap selama safari pelatihan melukis kain, aku sudah segar dan cantik dengan  mukena dan Al Quran di tangan.
Aku janjian dengan ustadz Virien (dia asisten trainerku) untuk mengaji Al Quran seperti yang biasa kulakukan saat di Malang.  Bukannya segera ke depan menemui ustadzku itu, aku malah terpaku di depan televisi, seorang anak seusia Insan -anakku yang masih klas II SMP-, sedang mendorong lori. Anak itu tampak tegar walau terpaksa putus sekolah dan mencari nafkah dengan cara mendorong lori, mengantar penumpang.

Hatiku benar-benar pilu, tangan-tangan kecil itu mengerahkan segenap tenaganya demi mendapatkan uang seribu dua ribu rupiah menyusuri rel kereta api yang sudah tidak digunakan. Demi adik-adiknya tetap bisa bersekolah, demi meringankan beban orang tuanya, dia kubur jauh ke dalam bumi keinginannnya untuk tetap bersekolah.  Tentu saja aku berurai airmata.  Spontan hatiku berkata, ya Allah semoga Engkau berikan aku jalan dan kesempatan untuk membantu orang-orang dhuafa seperti mereka.

Selepas tayangan itu, akupun memunculkan diri ke depan kamar, di teras ustadz Virien sudah menungguku. Langsung saja mulutku 'menyiarkan' acara yang barusan kulihat di tivi.
" Eyang, aku habis termehek-mehek lihat anak sak Insan nyari uang dengan mendorong lori ", kataku dengan hati pilu.  Ustadz Virien tenang saja.
" Aku juga lihat kok tadi ".
" Kasihan ya....", kataku mencoba mencari teman yang sependapat, tapi malah kecele.
" Begitulah isi dunia. Ada pemimpin dengan kekuasaannya, ulama dengan ilmunya, hartawan dengan hartanya dan orang miskin dengan doanya ", kata ustadz Virien dengan tenang.
" Setiap orang berada dalam posisinya, dan tergantung mereka bagaimana menyikapi posisisnya itu ", lanjutnya.

Hmmm, kupikir benar juga, orang yang diberi kelebihan rejeki oleh Allah bisa berbuat baik karena ada orang yang kekurangan.  Allah sudah mengatur semua, hingga semua orang bisa menjalankan perannya, ikhlas atau tidak.

Ingat kata-kataku pada Allah untuk diberi kesempatan membantu orang dhuafa.  Bukankah Allah sudah memberikanku kesempatan untuk itu, dan aku menjalaninya dengan ......... ampuni aku ya Allah.

Pesantren Gubug, pesantren yang dirintis ustadz Virien, santrinya adalah anak-anak putus sekolah, lebih dari 40 santri yang berasal dari penduduk sekitar pondok, tidak semua menginap, mereka membantu orang tuanya mencari nafkah dengan mencari rumput. Pesantren itu terletak di kaki gunung, kami menyebutnya ya di gunung.  Disana ada anak lulusan SD saja sudah bagus, mungkin karena sekolah terdekat cukup jauh, berjarak 2 km yang ditempuh dengan berjalan kaki.  Untuk membekali mereka ketrampilan, ustadz Virien memintaku untuk mengajari mereka menjahit. 

Aku kesana berboncengan sepeda motor dengan diantar Yudhi karyawanku, ini untuk pertama kalinya naik gunung pakai sepeda motor, sebelumnya aku kesana selalu dengan suamiku naik mobil. Medan yang ditempuh sungguh luar biasa sulit bagiku, naik turun dengan jurang di sebelah, plus jalanan yang berbatu-batu, aspalnya sudah rusak tergerus air hujan.  Saat jalanan turun, aku harus menahan tubuhku untuk tidak melorot menimpa Yudhi, aku yang segede ini sungguh lucu bila harus berbenturan dengan Yudhi yang ceking. Pulang dari Gubug, kehujanan lagi, pantas bila  keesokkan harinya aku ga enak badan dan seharian tidur.
" Mas, aku ga mau lagi kesana naik motor, aku nunggu sampai mas bisa ngantar saja ", kataku pada suamiku.
" Siapa yang ngotot kesana sama Yudhi ", kata suamiku sambil tertawa.

Sungguh mudah mengucap janji, untuk membantu orang dhuafa dengan ilmu dan harta yang kita miliki.  Tapi untuk mewujudkannya, membutuhkan perjuangan panjang dan ketabahan yang harus dijalani dengan ikhlas. 
Allah, Ya Rabb, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan ijinMu.  Ampuni aku yang mudah sekali berjanji meski pada diriku sendiri.  Beri aku kekuatan untuk mewujudkan semua niat dan tekatku untuk berjuang di jalanMu.

Rabu, 04 Mei 2011

Tak Pernah Tahu Harga Beras

Kemarin, ustadz Virien cerita tentang kegiatan di pesantren Gubug yang semakin banyak saja. 
Salah satunya ada pengajian umum yang mengundang kiai dari luar sebulan sekali, banyak pengunjung datang dari desa sekitar pesantren.  Ada kira-kira 100 orang yang datang untuk mengikuti pengajian yang disuguh nasi semua. Aku bermaksud menyumbang beras saja, kuhitung-hitung memerlukan 10 kg beras untuk sekali pengajian.
"Berapa ya harga beras sekilonya?", tanyaku.  Bukannya mendapat jawaban, tapi ustadz Virien malah tertawa.
"Ibu rumah tangga kok tidak tahu harga beras.  Tahu nggak bunda, orang sana (maksudnya orang gunung yang tinggal di sekitar pondok)  bahkan tahu kenaikan harga trasi ", kata ustadz Virien sambil tetap tertawa.
"Ya aku kan ga pernah belanja, kan tugasnya bu Kot.  Kadang-kadang belanja juga sih, tapi kan belanja macam-macam, ga perhatikan harga per itemnya berapa", kataku. Baru kusadari aku tidak tahu harga beras, gula, tepung terigu, minyak goreng, telur, dll, dll, apalagi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok itu dan berapa kali harganya naik.

"Itulah bunda, yang dipikirin bunda, Allah sih, makanya kebutuhan hidup itu bukan menjadi persoalan lagi", akhirnya ustadz Virien bilang juga apa arti tawanya.  Oh, begitu to maksudnya.  Ustadz Virien lalu cerita tentang banyaknya orang yang merasa  kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Aku sering bilang pada mereka, pikirkan Allah saja, maka dunia akan mengikuti kita....", lanjutnya.

Yah, benar juga apa yang dikatakan ustadz Virien, bila yang ada di pikiran kita adalah Allah, bagaimana menjadi lebih baik dan dekat denganNya, juga bagaimana berjuang di jalanNya, maka Allah akan memudahkan urusan dunia kita, bahkan melimpahi kita dengan rejeki dan berbagai kemudahan dalam hidup.

Selasa, 03 Mei 2011

Wanita Yang Membuat Lelaki Tak Mampu Berpaling

Aku punya teman, seorang pria dengan istri yang cantik, tinggi dan langsing, mantan peragawati. Kami teman-teman wanitanya yang sudah ibu-ibu semua dan sudah 'ga berbentuk' ini suka bisik-bisik, hati-hati dengan pak X, dia agak play boy.  Lalu disambung dengan kalimat, padahal istrinya cantik lo.
Sungguh kelakuan lelaki membuat kami para wanita heran, apa lagi yang dia cari ya?

Untunglah keherananku berjawab.  Suatu hari di masa lalu, pak X pernah sangat membantuku dalam sebuah urusan bisnis.  Berhubung produkku saat itu untuk wanita semua, maka aku memberi pak X kenang-kenangan untuk istrinya berupa kain sifon lukis yang halus, saat itu  hand painted textile masih langka.  Tak kuduga, istri pak X meneleponku, katanya lukisannya kurang cerah dan minta diperbaiki.  Diapun datang ke butikku, aku perbaiki sendiri lukisan itu didepan Ny X yang.........  Aku mengerti mengapa pak X begitu genit mendekati ibu-ibu, karena ada yang tidak bisa dia peroleh dari istrinya, yaitu penghargaan.  Dari interaksiku yang sebentar dengan Ny X, aku jadi tahu bahwa dia kurang bisa menghargai orang lain.

Aku jadi ingat 'kuliah' ustadz Virien tentang tiga tipe wanita berdasarkan tingkatannya dalam menarik hati kaum pria. Pertama, wanita cantik yang  karena kecantikannya, dia diinginkan oleh kaum pria.  Kedua, wanita yang tidak cantik tetapi mempunyai kepribadian baik, dia dikagumi tetapi tidak diinginkan oleh kaum pria. Yang ketiga, adalah wanita yang cantik dan mempunyai kepribadian mempesona, dia adalah wanita yang didambakan kaum pria.

Kita termasuk yang mana ya?  yang hanya diinginkan, dikagumi tapi tidak diinginkan, ataukah wanita yang didambakan

Jodoh memang sudah diatur oleh Allah yang Maha Kuasa.  Pernah kubaca di sebuah kisah nyata, cerita seorang guru di daerah terpencil.  Beliau bertugas di sebuah sekolah dengan staf guru yang rata-rata sudah berumah tangga, kecuali dia dan seorang guru wanita yang tidak cantik.  Diapun mempersunting rekan guru yang tidak cukup menarik itu, dia pikir tak ada rotan akarpun jadi.  Setelah mereka menikah dan berumah tangga, bapak guru itu jadi mengerti bahwa dia telah menemukan akar emas!!! Dia bersyukur telah menemukan wanita yang berakhak mulia, berkepribadian mempesona, yang terlambat dia sadari.  Wanita dari kelompok kedua ini memang tidak mudah menarik perhatian lelaki, apalagi membuat lelaki jatuh cinta.  Tapi dia bisa beruntung dengan kepribadiannya yang baik, membuat suami yang ditakdirkan Allah untuknya tidak mudah berpaling.

Wanita yang sangat sangat beruntung adalah wanita dari kelompok ketiga, selain cantik diluar, dia juga cantik di dalam.  Menurutku wanita 'jenis' ini  banyak pengagumnya apalagi saat dia masih gadis, banyak lelaki menaruh hati dan mudah jatuh cinta padanya.  Dan saat dia sudah berumahtangga, suaminya tak mudah berpaling.  Bagaimana lelaki bisa berpaling dari penampilan yang cantik menyenangkan dan aura sejuk damai yang keluar dari dalam hati yang teramat cantik.  Wanita ini adalah magnet bagi rumah tangganya, sumber kesejukan dan kebahagiaan suami dan anak-anaknya.  Oh indahnya.....
Barangkali seindah gambaran Ebiet G Ade tentang seorang wanita yang dia namakan Camelia.  Lagu ini begitu menginspirasiku untuk menjadi wanita semempesona Camelia, sejak aku masih SMP.  Coba simak syair lagu yang aku hafal betul ini.

dia Camelia, puisi dan pelitaku
kau sejuk seperti titik embun membasah di daun jambu
di pinggir kali yang bening
sayap-sayapmu kecil lincah berkepak
seperti burung camar, terbang mencari tiang sampan
tempat berpijak kaki dengan pasti
mengikuti nasibmu, mengikuti arus air berlari

dia Camelia, engkaukah gadis itu
yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi di setiap tidurku
datang untuk hati yang kering dan sepi
agar bersemi lagi, hmmm bersemi lagi

kini datang mengisi hidup, ulurkan mesra tanganmu
bergetaran rasa jiwaku, menerima karuniaMu
Camelia oh Camelia

Wanita dalam gambaran diatas dilukiskan sebagai puisi dan pelita, yang bermakna sumber inspirasi yang memberi pencerahan.  Sejuk seperti embun yaitu wanita yang memberikan kedamaian dan kesejukan di hati suaminya.  Kadang-kadang suami mendapat masalah atau sedang dalam kegelisahan, wanita ini bisa memberikan ketenangan dan kesejukan. Seperti kisah Khadijah saat Nabi menerima wahyu yang pertama, wanita mulia ini mampu menenangkan kegelisahan hati suami yang amat dicintainya.
Sayap kecil lincah berkepak yang menggambarkan seorang wanita yang enak dilihat hingga mata tak bisa lepas memandanginya. Dia selalu hadir dalam mimpi-mimpi, membuat hati kering bersemi kembali, pada puncaknya wanita ini adalah karunia Allah bagi suaminya.

Apa mungkin karena sering menganalogikan diri sebagai Camelia, ingin dicintai dan didambakan seperti Camelia, akhirnya Allah memberiku suami yang begitu mencintai dan setia padaku?  Aku pernah bertanya pada suamiku (yang tidak romantis), kenapa dia setia padaku hingga hampir 25 th pernikahan kami?  Jawabannya sungguh singkat ,"Karena Allah".
Jawaban singkat yang membutuhkan penjabaran panjang.
Semestinya kita melakukan semua hal karena Allah.  Menjadi wanita mulia karena Allah, menikah karena Allah, membangun dan mengelola rumah tangga karena Allah, dan suami kitapun tak mampu berpaling karena Allah.......

Minggu, 01 Mei 2011

Mudah Jatuh Cinta

Di suatu sore yang damai, kunikmati alunan lembut suara Cat Stevens mengalunkan 'Morning has Broken'.
Disaat yang sama kuberpikir bagaimana cara mengendalikan nafsu makan. Rasanya aku kok lupa bagaimana rasanya kenyang, karena aku seperti tak pernah kenyang, makan dan makan, ngemil dan ngemil.
Oh.....

Di sore yang sejuk ini, saat kunikmati suara merdu titik hujan dan hawa romantis turun hingga ke pucuk-pucuk hatiku.  Seorang sahabat menyapaku lewat layar monitor di depanku.  Aku suka sapanya, aku suka hangatnya persahabatan, aku suka bagaimana cara Allah menyatukan hati seorang muslim dengan sesamanya lewat kata yang berjudul 'silaturahmi' walaupun hanya lewat gelombang tak kasat mata.

"Bagaimana ya biar tidak mudah tergoda kalau lihat cewek?", dia bertanya.  Susah aku menjawabnya, kan aku ga pernah jadi cowok, apalagi cowok yang mudah tergoda. 

Sahabatku ini sebenarnya sudah punya istri yang cantik dan baik pula.  Aku jadi bertanya-tanya, apa ya yang dicari oleh seorang pria dari seorang wanita lain? dan akupun jadi bertanya-tanya pula, apa ya yang musti dimiliki seorang wanita hingga membuat suaminya tak berpaling sedikitpun?

Hmmm, mungkin bisa dibandingkan dengan kasusku, yang tidak kenyang-kenyang dan susah mengendalikan nafsu makan. Apa lagi yang kucari dari makanan saat perutku sudah kenyang? Pertama, enak, kedua tergoda aroma hingga membayangkan rasanya, ketiga, mulutku nganggur sih.... hehehe (makanya dipakai dzikir Indah!!!)

Memang tidak sama sih antara cewek dengan makanan, tapi ada persamaannya, yaitu sama-sama membangkitkan nafsu...hehehe. Dan pertanyaanku terjawab sudah, untuk mengendalikan nafsu, kita memerlukan iman.

Beriman bahwa Allah Maha Menggenggam rahasia langit dan bumi, Maha Mengetahui apa yang kita lahirkan atau kita sembunyikan.  Dalam genggamanNya ada komputer raksasa Maha canggih yang beroperasi di alam semesta, yang dijalankan oleh para malaikatNya, ga pernah error, ga pernah kena virus.  Hingga saat kita memelihara sejumput perasaan, entah baik atau buruk, pasti akan diloading di alam semesta dan memunculkan tampilannya di kehidupan nyata kita.

Menyadari resiko dari perasaan yang kita pelihara, dan siapkah kita menanggungnya?
Sepertiku yang ga bisa menahan nafsu melihat makanan enak, aku musti siap dengan kelebihan berat badan yang ga enak banget dirasakan dan juga ga enak dilihat. Dan resiko baju-baju kesayangan ga cukup lagi dipakai, dan mungkin juga penyakit akibat obesitas yang menunggu.....
Tak tahu resiko apa yang musti dijalani oleh seorang yang mudah tergoda melihat wanita lain sementara Allah sudah memberinya wanita cantik dan baik di rumah.  Yang pasti, dia adalah lelaki yang tidak bahagia karena kurang bersyukur dan memelihara nikmat Allah.

Tapi beginilah kita manusia, tiap detik bisa mendapat ujian dan cobaan dari Allah.
Allah menaikkan derajat kita saat kita bisa melewati ujian itu. Ujian demi ujian adalah kesempatan untuk 'memasuki' kelas-kelas yang lebih tinggi dengan pemandangan yang lebih indah dan aroma yang lebih menyegarkan.
Jadikan reward dari Allah, sebagai motivasi utama untuk memenangkan ujian dan cobaan.  Balasan dari Allah akan usaha kita untuk tetap lurus berada di jalanNya, akan sangat luar biasa dan pantas untuk kita.
Saat kita dengan rela hati melepas cinta nafsu kita, maka Allah akan menggantinya dengan cinta yang lebih indah, lebih suci, lebih mulia dan lebih membahagiakan.
Saat kita dengan rela hati melepas segala kekotoran dan aroma tak sedap nafsu nafsi, maka Allah akan menggantinya dengan kesucian dan harumnya kebahagiaan.

Bila untuk melepas nafsu rendah itu sulit buat kita, maka kita bisa bersandar padaNya.  Mohonlah pertolongan padaNya, serahkan segala perasaan buruk kita, agar Dia menggantinya dengan yang lebih baik.
Katakanlah," Ya Allah, aku memilih kemuliaan, maka bantu aku dan ringankanlah aku untuk menempuhnya". Maka Dia yang Maha Kasih akan menolong kita dengan segenap kelembutan, mengaruniakan kita perasaan yang lebih tinggi dan mulia.

Saat kita sudah bisa melewati ujian yang berupa nafsu nafsi dengan sukses, kadang Allah seperti mengajak kita melihat segala persoalan dari suatu ketinggian.  Dari tempat indah itu, kita akan melihat betapa orang-orang sibuk menangkap fatamorgana, mengabaikan pemberian Allah yang dekat yang berada dalam genggaman mereka dan dalam diri mereka sendiri.
Seakan boneka yang menggembirakan anak-anak, tidak bagi orang dewasa.  Dunia yang menyenangkan bagi sebagian manusia, tapi tidak bagi yang telah menangkap keindahanNya.