Senin, 30 Januari 2012

Mengelola Mimpi

Belakangan ini Alni sering bertanya padaku ,"Ibuk cita-citanya apa?".  Aku tertawa, lalu kujawab,"Cita-cita ibuk sudah tercapai, yaitu jadi ibu, punya suami dan anak-anak yang baik".

"Kalau cita-cita Alni sih banyaaak nyak nyak nyak ... ", kata gadis kecilku itu lucu, lalu dia menyebut beragam profesi dan juga, ingin jadi power rangers katanya, hahaha.

Kupikir Alni benar dengan pertanyaannya, memangnya yang berhak punya cita-cita cuma anak-anak?  Bahkan pertanyaan Alni itu membuatku 'menyelam' ke dalam diri sendiri, apa sih sebenarnya cita-cita terpendamku yang masih belum kesampaian?

Bila Hary Tanu Sudibyo yang CEO MNC group bilang bahwa 22 tahun yang lalu dia adalah UMKM.  Maka aku sepuluh tahun yang lalu adalah seorang ibu yang mengerjakan usaha seorang diri dalam keadaan terpuruk karena usaha suami bangkrut hingga meninggalkan hutang puluhan juta rupiah.

Bila dipikir-pikir, pencapaianku saat ini sangat luar biasa yaaa. Selama sepuluh tahun itu aku mengalami jatuh bangun juga sebenarnya,  karena itu aku jadi tahu hal apa saja yang membuatku jatuh dan apa saja yang membuatku bangun.  Kali ini aku ingin berbagi bagaimana membuat kita selalu bangun, dan bila jatuhpun tak akan lama-lama.  Yuk aku ajak mengelola mimpi, dimulai dari hati yang tulus .

Tulus Ikhlas Mencari Keridhaan Allah

Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa mengharap pamrih, imbalan, pujian atau pengakuan dari manusia.  Yang dia harap hanya balasan, pengakuan dan keridhaan Allah.

Ikhlas maksudnya menerima apapun peristiwa atau kenyataan yang Allah berikan pada kita.  Ikhlas juga menyerahkan segala harapan/mimpi/cita-cita kepada Allah saja, tanpa merasa diri mampu mewujudkannya karena hanya Allah yang mampu mewujudkan semua harapan kita.

Contohnya begini :  Saat suamiku dalam keadaan bangkrut, aku sama sekali tidak menyalahkannya.  Saat dengan tanganku sendiri aku bisa menopang ekonomi keluarga, aku tidak merasa berjasa.  Aku berterimakasih kepada Allah karena cobaanNya membuatku punya peluang untuk berbuat baik kepada suami dan keluarga. 

Jadi, sedang dalam keadaan sesulit apapun, jangan pernah menyalahkan siapapun. Berangkatlah merajut mimpi dengan hati yang ikhlas dan ridha dengan ketentuan Allah.

Rumuskan Mimpi Lalu Pasrahkan

Kita perlu mengenali keinginan kita sendiri, rumuskan dalam doa-doa, pasrahkan pada Allah segala keinginan itu. Memasrahkan berarti menyerahkan dan mempercayakan mimpi itu kepada Allah, hingga keinginan itu sepenuhnya berada di tanganNya saja , tangan kita sendiri jadi kosong, tanpa beban.

Berdoalah dengan kalimat 'telah'.  Bila ingin keluar dari jeratan hutang misalnya, maka bersyukurlah karena Allah telah membantu melunasi hutang-hutang selama ini.  Rasakan sejuknya pertolongan Allah yang selalu membanjiri kehidupan.

Hati yang Selalu Terhubung dengan Allah

Bila sudah memasrahkan segala keinginan kepada Allah, sekarang tinggal mengikuti petunjukNya yang akan mengantarkan menuju cita-cita.  Petunjuk Allah itu hadirnya di hati, makanya hati yang bersih perlu kita persiapkan dan juga hati yang sebisa mungkin selalu terhubung dengan Allah .  Inilah salah satu makna membaca basmalah saat memulai pekerjaan apa saja, yaitu menghubungkan hati dengan Allah.

Libatkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan meskipun untuk hal-hal yang kelihatannya kecil.  Misalnya saja dalam menentukan harga jual, atau saat anda sedang dalam proses nego, atau bahkan saat kulakan ke pasar (makanya ada doa masuk pasar).  Saat bicara dengan pelanggan atau karyawan, hubungkan hati dengan Allah agar pembicaraan mendapat berkah dan manfaat yang menguntungkan kedua belah fihak.  Singkatnya dalam urusan apa saja, selalu libatkan Allah.   

Temukan Peluang dan Lakukan yang Terbaik

Peluang yang aku maksud bukan hanya peluang bisnis, tapi juga peluang untuk berbuat baik dan peluang untuk membaikkan diri di hadapan Allah. Contohnya, berada di lingkungan yang banyak anak putus sekolah memberi kita peluang untuk menyediakan pekerjaan buat mereka. 

Bila peluang itu sudah 'tertangkap', lakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab kepada Allah.  Jangan berpikir bahwa keuntungan yang  didapat semata-mata berasal dari usaha. 

Aku suka bicara ke karyawan, bahwa rejeki mereka bukan dari Cantiq, tapi dari Allah. Allahlah yang melapangkan dan menyempitkan rejeki, makanya aku ajak mereka untuk mendekatkan diri pada Allah. 

Manajemen yang baik

Coba renungkan cara Allah mengelola alam semesta, semua tersistem dengan rapi, ada malaikat yang menjaga arsy, menjaga bintang-bintang, menjaga alam semesta, malaikat yang mewahyukan, yang mencabut nyawa, dlsb.  Ada kitab petunjuk untuk manusia yang dibawakan oleh rasulNya , kitab yang memberi penjelasan yang utuh dari awal hingga akhir hidup manusia.

Alam yang stabil memerlukan sistem, begitupun kita dengan apapun yang kita lakukan.  Buatlah sistem walaupun untuk usaha kecil  dan hanya dilakukan berdua dengan pasangan.  Sistem akan memudahkan pekerjaan dan mendorong kita berkembang.

Keajaiban Shalat yang Membawa Percepatan

Doa shalat mulai  dari takbiratul ihram sampai salam adalah doa yang diajarkan Allah, selain mengandung mu'jizat, maknanya amat dalam dan mencakup seluruh kebutuhan manusia untuk sukses di dunia akhirat.  Shalat yang khusyu' bagaikan memprogram alam bawah sadar kita untuk sukses.

Ambillah sebuah contoh doa yang dilantunkan antara dua sujud :

 ”Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii, wahdinii, wa’aanifinii, warzuqnii.” (”Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat dan berilah rizki.” (HR Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Renungkan, betapa hebatnya doa tersebut diatas.  Kadang aku merasakan bahwa pencapaianku sekarang adalah efek dari doa itu.  Allah mengangkat derajadku dari hanya ibu rumah tangga saja menjadi ibu rumah tangga yang bermanfaat untuk orang banyak, dikenal di kabupaten, lalu dikenal di propinsi, lalu dikenal secara nasional.

Wallahu a'lam bishawab. (hanya Allah saja yang mengetahui hakekatnya)

Sabtu, 28 Januari 2012

UMKM Award !!! ... I like it !

Semula aku kira ini undangan biasa saja, ketika mas Wawan dari BNI Syariah meneleponku dan menanyakan kesediaanku ke Jakarta menghadiri UMKM Award.

"Kalau kita pemenang, pasti dikasih tahu kalau kita menang dan wajib hadir, mungkin ini sekedar menyaksikan saja", begitu kata suamiku.  Suamiku sudah beberapa tahun menjadi nasabah BNI Syariah, kami berdua memilih BNI Syariah karena mencari ridha Allah, lebih adem aja di hati. Suamiku pengguna Hasanah Card, kartu kredit yang punya beberapa kelebihan dibanding kartu kredit biasa.  Dari mas Wawan pula aku jadi tahu bahwa lewat BNI Syariah juga bisa kredit mobil, sepeda motor dan kredit rumah yang bila dihitung-hitung secara total, jatuhnya jauuuuh lebih murah dibandingkan leasing mobil atau sepeda motor yang lain, selisihnya untuk sepeda motor aja bisa 2 jutaan, apalagi mobil..... apalagi rumah ... Gak percaya? Coba saja datang ke BNI Syariah dan bandingkan dengan yang lain (hiii.....  pesan sponsor yaa, biarin ..... hehehe)

Aku sendiri gak tahu kapan team dari koran Sindo datang ke butik, suamiku yang menemui mereka.  Jadi kejutan banget nih buatku, aku berangkat berdua dengan Zelika karena mas Hary ada keperluan yang tidak bisa ditinggal.  Aku hanya berbekal satu kalimat dari mas Wawan :"Ibu masuk nominasi, nanti team Sindo bakalan  jemput  di bandara Sukarno Hatta".  Wis !!! Titik !!!

Karena berangkatnya juga keburu-buru, persiapanku juga jadi dadakan banget .... masak mau ketemu menteri pake sandal sepuluh ribuan? .....hahaha...... untungnya bukan sandal jepit .... Nyadarnya setelah bu Endang dan bu Diah dari BNI Syariah Pusat yang menyambut kedatanganku di hotel Sahid memberitahu bahwa aku adalah pemenang dan nanti akan menerima penghargaan dari Menteri Koperasi Syarifuddin Hasan. Ohh!! Alhamdulillah  Allahu Akbar!! Terimakasih Allah.

Jangankan membawa asesoris yang pantas untuk sebuah gala dinner, lupa wes, wong sandal aja.......
"Kalau ibuk yang make gak kelihatan kok kalau sandal sepuluh ribuan, kayak sandal ratusan ribu...", kata bu Endang disusul tawa kami berempat.

Zeli, anak cantikku itu memakai gaun batik hasil karyanya sendiri yang amat menarik perhatian karena unik, roknya nyambung dengan jilbab. Tapi lupa bawa bros dan peniti .... oalah!!! untungnya bu Endang punya peniti di tasnya, dan beliau merelakan brosnya untuk dikenakan Zeli ..... Terimakasih bu Endang atas 'pertolongan' bros yang amat berkesan.

Penampilanku malam itu 'dipercantik' dengan gatal-gatal alergi hingga ke wajah.... bila malam itu pipiku terlihat merah, maka itu bukan karena blush on, tapi karena gatal alergi.... hehehe.  Kulit wajahkupun bersisik 'hasil karya' garukan tanganku saat gatalnya kambuh, gak bisa ditutupi bedak .... cantiknya jadi beda gitu ... murni alami.

Ada kata-kata Hary Tanu Sudibyo -CEO MNC group- yang malam itu memberi 'tausiyah'nya ... hmm.... kata beliau gini nih :" Dua puluh tahun yang lalu saya juga UMKM ".
Kalimat beliau yang singkat saja ini, bila dijabarkan jadi panjang lo....... Jangan kecil hati bila saat ini usaha anda kecil saja, karena sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil.  Jangan ragu untuk memulai usaha meskipun dari kecil dan dikerjakan sendiri (dulupun saya begitu).  Semangadd !!!

Dan sandal flat seharga sepuluhribuan itupun naik ke atas panggung, menerima penghargaan bergengsi Sindo UMKM Award 2012.......









Jumat, 27 Januari 2012

Suami-Suami Yang Tidak Memberi Nafkah 2

QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 28
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

QS. At-Taghaabun (At-Tagabun) [64] : ayat 15
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Aku punya seorang sahabat yang suaminya berselingkuh hingga tidak memberinya nafkah batin, sementara secara finansial sang suami tetap memenuhi kebutuhan keluarga dengan cukup.  Keadaan rumah tangganya ini tidak diketahui oleh ibu mertua yang selalu membela anak lelakinya.  Tentu saja dia jadi benci pada selingkuhannya dan pada ibu mertuanya, padahal kedua wanita itu adalah wanita berjilbab, akibatnya dia jadi benci pula pada jilbab yang merupakan aturan Allah.

Cerita ini merupakan 'contoh soal' betapa orang-orang terdekat bisa menjadi cobaan iman yang berat.  Saatnya untuk lari dalam kasih sayang Allah, menangis di hadapan Allah, menyerah dalam kasih sayangNya.  Kembalikan semua harapan pada Allah saja, berharap pada makhluk yang bernama suami, ibu mertua atau siapapun ternyata tak memberikan kebahagiaan.  Lalu ijinkan Allah 'turun tangan' mengatur kehidupan kita, jangan 'mendikte' Allah, pasrahkan saja, percayalah bahwa sesuatu yang menurut Allah baik bagi kita adalah sesuatu yang membahagiakan kehidupan kita.

Dulu aku pernah punya pembantu rumah tangga yang sedang menghadapi permasalahan rumah tangga yang berat, suami berselingkuh, tidak memberi nafkah lahir batin, dua anaknyapun menjauh karena termakan fitnah.  Puncaknya mereka berdua pisah rumah, sementara anak-anaknya berfihak pada si ayah.  Hebatnya, wanita ini tetap menginginkan mereka sekeluarga bersatu lagi, dengan tekun dia mendekatkan diri pada Allah.  Ustadz Virien mendampinginya sebagai tempat curhat dan yang membimbingnya mensetting perasaan dan doa-doanya.  Akhirnya suaminya bertobat, mengaku salah dan mereka sekeluarga bersatu kembali.  Cerita yang berakhir happy ending untuknya, tapi endingnya untukku yaaa...... setelah dia kembali ke suaminya, dia berhenti bekerja padaku..... hehehe.

Barangkali sahabatku itu memerlukan 'penasehat spiritual' yang bisa menguatkan hatinya dan membantunya dengan doa-doa, seperti halnya pembantuku itu. Mudah-mudahan dia segera menemukan jawaban bagi permasalahan rumah tangganya dan menempuh jalan terang kehidupan.  Aamiin.... 

Selasa, 24 Januari 2012

Suami Suami Yang Tidak Memberi Nafkah 1: Nafkah Lahir

Seorang tetanggaku siang-siang datang ke butik, orangnya sudah tua sih, sudah banyak cucu tapi dia masih energik. Seperti yang sudah-sudah, dia datang untuk curhat dan ngutang. Dan selama ini aku tak pernah memberinya hutang, melainkan memberinya uang.

Curhatnya ya samaaa saja, itu-itu lagi, soal suaminya yang katanya pemalas, tidak bertanggung jawab, cuek dengan kebutuhan rumah tangga, semua yang memikirkan ya dia, dan dia merasa lelah dengan kesulitan demi kesulitan hidup yang menderanya.  Dia juga terjerat rentenir yang setiap hari menagih. Bila melihat dia bercerita, seolah-olah nikmat Allah tidak pernah dia rasakan.

"Ikhlas saja deh bu, suami kan Allah yang ngasih, dikasih suami seperti itu yaaa ikhlas saja, ibu masih bisa bersyukur diberi sehat, bisa jualan terus ", kataku agar dia bisa melihat nikmat Allah, tapi dia malah bercerita lebih detail tentang kekurangan-kekurangan suaminya !!!

"Aku ini sudah rajin shalat tahajud lo jeng, bangun malam sampai subuh dzikir, tapi kok rasanya pertolongan Allah tidak datang-datang", katanya lagi.  Menurutku sih pertolongan Allah sudah membanjiri hidupnya, tapi dia tidak menyadari itu, contohnya dia sehat dan punya usaha.

"Sebenarnya apa sih kesalahanku, aku sudah istighfar, tapi kok masih ... ", katanya.
"Ya sabar bu, serahkan persoalan kepada Allah", kataku.
"Njenengan kan gak mengalami hal begini ", katanya.
Bingung deh, mau ngomong apa lagi.

Memang betul kewajiban suami adalah memberi nafkah istri baik nafkah lahir maupun nafkah batin.  Wanita memang dimanja sama Allah, gak harus capek capek nyari nafkah keluarga, duh enaknya jadi wanita, lebih enak lagi bila dia turut mencari nafkah keluarga, berarti dia sudah bersedekah untuk suaminya.

Tapi kan gak enak punya suami yang tidak mau memberi nafkah, trus gimana dong ? Ada seorang temanku yang memilih berpisah / bercerai.  Si nenek yang curhat padaku siang tadi memilih bertahan hingga puluhan tahun, dan selama itu pula dia menderita dalam kesulitan.

Seandainya saja punya suami yang tidak memberi nafkah itu dianggap sebagai sebuah penderitaan atau bencana, maka jalan terbaik adalah tidak menyalahkan siapapun jadi yaaa salahkan diri sendiri, intropeksi diri.  Soalnya di dalam al qur'an tertulis :

QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 79
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

Meskipun secara agama suami salah, musti diingat bahwa dia adalah suami yang kita pilih, jadi yang salah ya yang memilih suami seperti itu, ya kan?  Mungkin  ada sanggahan seperti ini : kan dulu gak tahu kalau dia gak bertanggung jawab?  Loh, apa waktu memilih itu sudah ber'konsultasi' pada Yang Maha Tahu? atau hanya berdasarkan cinta yang menggebu-gebu? atau berdasarkan hal lain?

Yang jadi 'proyek besar' sekarang adalah bagaimana merubah suami menjadi orang yang lebih baik?

Hal pertama yang musti disadari adalah jangan pernah merasa bisa merubah orang lain walaupun itu suami kita, loh kok?? 'kan maunya bikin suami berubah.  Ya sih, tapi jurus pertamanya ya ini nih.  Merubah diri sendiri saja susah, apalagi merubah orang lain.  Berhentilah berpikir mau merubah suami, coba dulu terima dia apa adanya, bila kemalasannya membuat dia bahagia ya sudahlah. Tidak usah mengeluh, mengomeli dia, apalagi menjerit dan marah-marah, malah membuat anda sendiri susah.
Jalani saja peluang untuk bersedekah ke suami dengan mencari nafkah setiap hari dan bersyukurlah, boleh jadi kita membenci sesuatu padahal itu baik bagi kita.  Lakukan segala usaha dengan tenang dan bahagia dengan penuh kesadaran bahwa inilah jalan hidup ketentuan Allah.

Yang perlu dirubah ya diri sendiri, untuk menjadi lebih baik dan berdamai dengan keadaan. Banyak-banyaklah memohon ampun atas segala kesalahan di masa lalu yang mungkin menjadi sebab turunnya ujian dan cobaan ini.  Bila perlu mohonlah agar Allah membukakan kesalahan-kesalahan kita, agar kita bisa mentobatinya satu persatu.  Bermohonlah dengan segala kerendahan hati, maka Allah akan bukakan kesalahan-kesalahan kita yang membuat kita faham dan tidak menyalahkan siapapun.

Setelah itu, sadari bahwa yang mengendalikan hati manusia adalah Allah, jadi pasrahkan 'suami antik' anda kepadaNya. Minta agar Allah merubahnya menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab.  Dalam menjalani proses doa ini, hati anda harus benar-benar pasrah, jadi tidak ada ganjalan sedikitpun terhadap perilaku suami, karena dia sudah berada di tangan Sang "Maha Terapist".  Percayalah kepadaNya, jangan ragu sedikitpun.

Rasakanlah bahwa doa anda terkabul, ini merupakan 'resep' banyak ahli spiritual.  Bersyukurlah untuk doa anda yang sudah terkabul, meskipun kenyataannya suami belum menunjukkan perubahan, bertahanlah untuk merasakan bahwa dia adalah suami yang baik dan bertanggung jawab.  Perasaan 'telah terkabul' ini harus dipelihara baik-baik.

Aku punya sahabat yang mengalami masalah seperti ini, tapi dia cuek dan dia tetap bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga.  Gak tahu bagaimana ceritanya, si suami akhirnya punya bisnis yang membuatnya menjadi suami andalan keluarga.  Dari kisah ini bisa diambil kesimpulan bahwa 'suami capek deh' bisa berubah jadi suami yang bertanggung jawab. Jadi jangan pesimis, semangat!

Senin, 23 Januari 2012

Kegembiraan Yang Membawa Kesembuhan


Pas pagi-pagi di sms Faried Achmadi, teman kuliah dulu, sebenarnya aku sedang tidak enak badan, ketularan Alni yang flu.  Bahkan aku gatal-gatal alergi di sekujur badan dan perutku mual seperti mau muntah, jadi aku berbaring saja sambil membaca. Mas Harypun ke Surabaya, jadi malas kemana-mana.

 Faried mengundangku reuni faperikan angkatan 85 ke resto Taman Indie di Araya, jam 11 siang.  Aku balas, aku gak bisa ikutan karena si kecil sakit dan aku nitip salam buat semuanya.

"Salamnya sudah sak koper, gak kuat bawanya ..... ", balasnya. Aku kasihan juga, kan dia bermaksud baik, ingin menjalin silaturahim yang telah duapuluh tahun lebih tak terjalin.

Akupun datang bersama Alni naik taksi, badanku lemes sebenarnya dan rasa gemetar.  Aku sampai di lokasi jam setengah duabelas, dan belum ada satupun teman disana !!! akupun telepon sana sini ..... dan aku menunggu sampai satu jam baru si Irna yang cantik nongol.

Lalu Faried datang, Didit hadiyatin bersama putri kembarnya, Nanang sama istrinya (istrinya mirip Lucy hingga teman-teman yang lihat fotonya saja mengira dia Lucy), lalu Ikrari sama Yulistiana.

Senangnya bergurau, saling olok, mengingatkan masa lalu.... kayak muda lagi .... hehehe....  Ternyata kegembiraanku bersama mereka memberi energi yang membuat badanku lebih segar .....


Jumat, 20 Januari 2012

Bila Melihat Cewek Cantik lalu ....

Aku punya seorang sahabat yang pernah bercerita padaku, bagaimana dia mudah sekali tertarik bila melihat cewek cantik dan suka membayangkan yang enggak-enggak .... Padahal istrinya cantik lo !!! Gak sopan banget yaa....
Tapi yang aku hargai, dia ini kepingin berubah, kepingin jadi baik soalnya sudah tua katanya.... hehehe... Duh, kok nunggu tua baru mau berubah yaa, untungnya Allah gak peduli muda atau tua, siapapun yang bertobat pasti mendapat ampunanNya.
Cuma, prosedur untuk tobat itu yang musti dia lalui, dan berapa lama dia bertobat hingga mendapat ampunan Allah itu yang kita nggak tahu ....

Langkah pertama telah dia tempuh, yaitu menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah larangan Allah.

QS. Al-A'raaf (Al-A'raf) [7] : ayat 33
[7:33] Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa*alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat itu menegaskan haramnya perbuatan keji yang tampak atau yang tersembunyi, jadi zina mata lalu zina hati itu termasuk perbuatan keji yang tersembunyi.  Gak ada yang tahu kalau dia membayangkan yang enggak-enggak kecuali dia sendiri dan Allah.

Bila kita gali lebih dalam, larangan Allah itu semata-mata untuk kebaikan kita, untuk kebahagiaan dan kesuksesan kita di dunia dan di akhirat.  Semakin banyak ilmu-ilmu Allah terkuak, semakin jelas hikmah yang tersembunyi dibalik larangan Allah ini.

Kekuatan hati telah terbukti lebih unggul 88% dibandingkan kekuatan pikiran yang hanya 12%, sedangkan kekuatan fisik amat terbatas.  Bila hati yang kuat ini kita gunakan untuk hal-hal yang tidak berguna/hal negatif, jadilah virus yang merusak hati, maka potensi kita melemah dan menghambat kesuksesan kita. 

Bila virus influenza menyerang tubuh, hasilnya terlihat jelas, badan kita lemah, meriang, pikiran tidak bisa fokus.... Tapi bila virus 'perbuatan keji' menyerang hati, secara fisik kita tak merasakan apa-apa, tapi coba amati hati kita, apakah hati jadi dekat dengan kebahagiaan atau dekat dengan kegelisahan ?

Percaya atau tidak percaya, kita terikat hukum Allah (sunatullah), bila di dalam hati kita ada penyakit dan kita memeliharanya, sama saja dengan menghalangi diri kita sendiri untuk sukses dan bahagia.  Hanya orang bodoh yang menghalangi dirinya sendiri untuk sukses bukan?

Ingat juga, yang hobby menyebarkan virus di hati manusia itu adalah setan, diantaranya membangkitkan angan-angan kosong, padahal setan adalah musuh yang nyata, jangan mudah ditipu olehnya, jangan dijadikan teman dan jangan dituruti bisikannya.

QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 120
[4:120] Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
 
Untuk sahabatku itu dan untuk siapa saja yang masih suka lirak lirik cewek, aku posting tulisan bapak Syamsul'alam yang berjudul "Menahan Pandangan", cari sendiri di blog ini yaaa, artikel di bulan january juga kok.
 
Sekarang musti berubah, bila dulu melihat cewek cantik lalu membayangkannya.... sekarang bila melihat cewek cantik, ingat Allah, ingat nikmat-nikmatNya, ingat kesuksesan yang Allah inginkan buat kita, ingat anak istri....

Rabu, 18 Januari 2012

Nahdhatul Muhammadiyah

Sejak kecil aku terbiasa dengan perbedaan antara NU-Muhammadiyah.  Ayahku Muhammadiyah, sedangkan guru ngajiku NU, guru agama di SD juga NU.  Saat kecil aku juga suka tiba'an, itu tuh membaca shalawat nabi yang dilagukan.  Ayahku sendiri tak pernah  mempersoalkan aku Muhammadiyah apa NU, akupun tak pernah mendengar ayah membicarakan tentang perbedaan antara kedua organisasi ini.

Tapi mungkin karena di rumah banyak buku-buku yang ditulis ulama Muhammadiyah, aku jadi lebih  Muhammadiyah.  Biarpun begitu, aku punya toleransi yang besar terhadap orang-orang NU, termasuk terhadap karyawan-karyawanku yang warga nahdiyin.  Karenanya ustadz atau ustadzah yang memberi kajian ke karyawan juga dari NU.

Dulu sewaktu ustadz Virien masih sempat memberi kajian, aku suka ikut mendengarkan.  Dan apa yang terjadi ? .... hmmm...... bila beliau selesai, aku menghujaninya dengan sms yang isinya  memprotes kajiannya yang kataku tidak ada dasar hukumnya di al qur'an dan hadits !!!

Contohnya waktu dia bilang soal wanita haidh yang harus menyimpan rambutnya yang rontok untuk ikut dikeramas waktu haidhnya selesai , juga soal shalat sunah macem-macem (shalat tolak bala dll dll) yang tidak ada dasar hukumnya yang jelas ......  Hampir setiap dia selesai memberi kajian, aku memprotesnya bertubi-tubi....

Mungkin karena dia karyawanku dan masih muda pula, aku bisa ngomong semaunya .  Lalu aku membuat kesepakatan dengannya, bahwa apapun yang dia sampaikan ke karyawan, harus ada dasar hukumnya di al qur'an dan hadits sahih.  Setelah deal ini, barulah hatiku merasa tenang .

Tapi ustadzku yang satu ini secara perlahan-lahan mempengaruhiku juga, hingga aku akhirnya menjadi orang yang gak jelas NU apa Muhammadiyah ... hehehe... biarin ah, tak jadi orang Islam saja yang berpedoman pada al qur'an dan hadits ...... kan di akhirat nanti kita gak bakalan ditanya NU apa Muhammadiyah.... ya kan?

"Aku ini Islam bunda, aku masuk NU karena aku berdakwah disana.  Bunda tahu kan, orang-orang NU kadang terlalu mengkultuskan kiainya, gak peduli kiainya salah atau benar.  Mereka bisa marah demi membela seorang kiai, padahal yang semestinya kita bela kan Islamnya.  Di kalangan NU, aku ini dibilang NU mbalelo ", kata eyang Virien pada suatu kesempatan. 

Di kesempatan yang lain, dia bercerita padaku bagaimana orang-orang NU memutuskan perkara dalam agama.  Katanya orang-orang NU berpedoman pada para salafus shaleh, generasi yang terdekat dengan Nabi dan dia bercerita panjang, lebar dan dalam ........ Membuatku mengerti mengapa NU dan Muhammadiyah berbeda.

Sebenarnya yang prinsip kan tidak berbeda, Tuhannya Allah, Nabinya Muhammad, dan pedomannya Al Qur'an dan Hadits.
"Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asyari itu gurunya sama.  Tugasnya saja yang berbeda, kiai Ahmad Dahlan bertugas di daerah perkotaan, sedang Kiai Hasyim Asyari tugasnya di pedesaan.  Makanya pendekatan yang beliau berdua lakukan berbeda, sesuai dengan target dakwah mereka", kata ustadz Virien suatu hari.  Pernyataannya yang satu ini membuatku faham ..... 

Ingat waktu aku diajak bu lurah ikut pengajian NU ke balai desa, aku merasa asing dan aneh, disini tidak demokratis sama sekali, tidak ada kesempatan bertanya dan pak kiainya selalu bilang," Semua ada kitabnya".  Aduh, aku rasa 'gatal-gatal' deh, kitab apa? sebutin dong? biar kita juga bisa baca....
Rupanya memang pendekatan yang dilakukan untuk orang desa ya seperti itu, mereka mendengar, percaya dan mematuhinya, selalu 'inggih' (ya).... Dan mereka kebanyakan tidak suka membaca, jadi ya gak perlu disampaikan referensinya.

Berlainan dengan pengajian ahad paginya orang Muhammadiyah, nara sumbernya orang-orang intelek dengan sederet titel.  Cara penyampaiannya sistematis dan ilmiah, di bagian akhir ada sesi tanya jawab dan bila nara sumbernya keliru kita bisa memprotesnya .......  Lha wong yang diceramahi juga orang-orang pinter.  Kubayangkan bila cara seperti ini diterapkan ke orang-orang desa, mereka pasti gak ngerti bahkan bingung semua, atau malah kabur semua ....hahaha.

Aku pernah punya pengalaman yang membuatku sadar bahwa NU-Muhammadiyah itu saling membutuhkan, saling isi mengisi. Saat itu anakku Insan sakit yang secara medis tidak ditemukan penyakitnya, aku nurut saja diajak eyang ke Kiai.  Sama pak Kiai dibawain air putih yang tiap hari dibacakan al qur'an oleh ratusan santrinya, lalu beliau menyuruh membawa Insan ke ustadz Bambang untuk diru'yah.

Setelah bertemu ustadz Bambang, baru kutahu beliau ini orang Muhammadiyah !!! lalu beliau bercerita bahwa persoalan seperti ini di Muhammadiyah tidak ada jawabannya ..... hmm... kan?? untungnya saat itu aku sudah tidak terlalu Muhammadiyah .... hehehe....

catatan :
Tulisan ini kubuat agar kita bisa menghargai perbedaan.  Tulisan yang terkait dengan perbedaan ada di artikel "Disakiti di jalanNya 2 : Caraku Menempatkan Ayat"
               "Sunan Giri dan Aku"
                "Obat Termujarab Di Saat Gundah"

Menahan Pandangan

QS. An-Nuur (An-Nur) [24] : ayat 30
[24:30] Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".


QS. An-Nuur (An-Nur) [24] : ayat 31
[24:31] Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Keterangan :
Sesungguhnya menahan pandangan antara laki-laki dan wanita adalah JALAN SUCI dan sekaligus JALAN SULIT, untuk menegakkan iman dan taqwa dalam diri manusia.
Karena demikian PENTING dan demikian SULIT, maka :
a. Kita harus memiliki dan memahami ajaran Allah ini sejak dini dan terus menerus diingat dan dididikkan pada diri sendiri, keluarga dan teman-teman sepergaulan agar semua selamat.
b. Kita harus benar-benar berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menaati ajaran Allah itu sejak muda hingga menjelang maut tiba.
c. Kita harus banyak-banyak memohon perlindungan Allah dari godaan setan yang membisikkan seakan-akan perbuatan maksiat itu indah dan tidak apa-apa akibatnya.
d. Kita harus ingat bahwa tidak akan ada orang yang berzina kalau ada sedikit saja iman di dalam hatinya, berarti kalau kita lepas kontrol dalam soal pandangan mata, arahnya menuju kepada hilangnya iman, yang sama sekali bukan menjadi tujuan hidup kita, tujuan hidup kita adalah tetap teguh dalam iman dan takwa untuk mencari ridha Allah.
e. Kita harus banyak-banyak mohon maaf dan bertaubat.
f. Janganlah menikmati foto, gambar, patung, hiasan, buku, surat kabar dan film yang secara terang atau tersembunyi melanggar ayat-ayat Allah.  Sucikanlah rumah, kantor dan tempat pekerjaan kita dari pandangan yang tidak suci.  Ketahuilah bahwa sekali hati kita terisi gambar dan cerita porno dan perzinahan, nodanya sukar dihapuskan, kecuali melalui proses taubat yang bertahun-tahun lamanya !! padahal barang siapa yang hatinya ada nodanya, bagaimana mungkin*ia akan mampu menerima atau menangkap petunjuk Allah yang sifatnya suci? Ini memang ghaib, tapi nyata !!!
g. Cara yang paling mudah dilaksanakn untuk membentengi diri dari pandangan mata yang mengarah pada maksiat adalah ingat kepada iman, ingat kepada takwa dan ingat kepada neraka.
h. Cara yang lebih baik dari itu adalah segera wudhu dan shalat jika ada godaan setan dan iblis.
i. Cara yang lebih baik lagi adalah :
 - segera menikah bagi yang belum menikah, menikah dengan orang yang beriman dan shaleh dengan memohon ridha Allah
 - kembali kepada istri bagi suami dan kembali kepada istri bagi suami
j. Cara yang lebih baik lagi adalah berpuasa.
k. Cara yang lebih baik lagi adalah berusaha untuk terus menerus dalam keadaan wudhu, jika batal segera wudhu lagi, siang dan malam nonstop untuk selamanya.

Catatan : tulisan diatas aku kutip dari buku "Laku Takwa Kepada Allah swt", tulisan bpk Syamsul'alam th 2001

Senin, 16 Januari 2012

Universalitas Kebaikan

QS. An-Nahl [16] : ayat 128
[16:128] Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Hari itu Minggu, tgl 8 january 2012.  Jum'at kemarin Insan masuk RS Abd Saleh karena panas tinggi sampai kejang, aku sendiri tak sempat menengok Insan karena aku juga demam sejak dua hari yang lalu.  Kukira Insan dan aku kecapean setelah the long journey nengok Aden dan Zeli ke Bandung dan Yogya.

Sejak aku merasa tidak enak badan, aku tidur di butik sama Alni, sedang mas Hary sama Insan tidur di rumah... oh sekarang malah di RS. Pertimbanganku nginap di butik ya karena disini banyak 'perawat', kan ada bu Kot dan karyawan yang banyak, walaupun diantara mereka tidak ada yang menginap, minimal kalau siang ada yang merawat Alni dan aku.

Sejak semalam aku diare sampai 8 kali, aku masih merasa kuat ketika sekitar jam 6 pagi aku menelepon mas Hary, aku minta diantar ke dokter atau ke RS.

"Aduh sayang, Insan muntah muntah ini.... tunggu sebentar ya", kata suamiku dari seberang.
"Oh, kalau gitu aku tak minta diantar anak-anak saja (maksudku karyawan)", kataku.  Akupun menelepon karyawan yang biasa ringan tangan dalam urusan begini, tapi tak ada satupun yang bisa dihubungi.  Akupun menunggu beberapa saat, kutelepon lagi, gak ada yang ngangkat....  Sementara itu aku ke toilet lagi sampai tiga kali, lemes sudah .....

"Mas, aku sudah lemes....", kataku akhirnya pada suamiku.
"Ya ya ... tunggu, aku titipin Insan ke perawat dulu", kata suamiku lewat ponselnya.

Mas hary membawaku ke RS Lavalette, RS milik PTPN 11, BUMN yang membina batik tulis dan jumputanku. Aku musti rawat inap, kata dokter infeksiku sudah sampai ke usus halus.  Aku masih sempat meminta untuk dirawat inap di RS Abd Saleh saja.... setelah bilang begitu aku sudah gak kuat lagi bicara .....

Aku digelontor infus di UGD, badanku perlahan segar kembali.  Mas Hary  yang menungguiku bercerita bahwa tadi dia bisa menghubungi 3 orang karyawanku.

"Yang satu kirim sms 'pak, acaranya belum selesai', yang satu sms 'ini masih ngaji, habis ngaji saya kesana', yang satu bilang bila dia mau belanja ", kata suamiku sambil tersenyum kecut.
"Biar Allah sendirilah yang menentukan siapa yang menolong kita ", kataku, gantengku itu tersenyum lebar kali ini.

Setiap minggu pagi, sebagian karyawanku yang  warga nahdiyin itu memang mengikuti pengajian.  Dan rupanya kalau sudah mengikuti pengajian, mereka tidak bisa 'diganggu gugat', walaupun untuk menolong bosnya yang sedang dehidrasi !!!

Entah di bagian mananya yang salah.  Ceritaku ini seperti sebuah ironi, al qur'an sendiri menyeru kita untuk berbuat kebaikan, mengapa yang mempelajarinya malah mengabaikan nilai-nilai qur'ani demi sebuah pengajian al qur'an. Aaah, bingung ya? 

Gini nih, sebenarnya yang namanya pengajian, tausiyah, shalawatan atau apapun namanya.... hanyalah sebuah sistem agar kita lebih mengenal nilai-nilai qur'ani.  Sistem dibuat untuk mencapai tujuan.  Tujuannya ya agar kita terampil melaksanakan nilai-nilai al qur'an itu.

Jadi aneh dong kalau demi menjalankan sistem, kita jadi melanggar tujuan diciptakannya sistem itu.....

Mungkin yang salah di tujuannya, mungkin tujuan dia mengikuti pengajian adalah mendapat pahala..... Atau yang salah di pemahamannya, dia mengira bahwa perbuatan baik adalah ritual-ritual semacam itu, sedang menolong orang yang sedang amat membutuhkan pertolongan bukanlah sesuatu yang penting.... Atau dia menganggap bahwa mengaji lebih utama daripada nolong orang.
Al Qur'an banyak menyerukan kita berbuat baik dan bekerjasama untuk berbuat kebaikan, sedangkan  perbuatan baik itu sendiri bersifat universal.

Contohnya, seluruh manusia di dunia ini pasti setuju kalau memberi makan orang yang kelaparan itu adalah perbuatan baik, menolong orang yang terluka karena kecelakaan juga perbuatan baik, bahkan menyiram tanaman yang tanahnya sudah kering atau sekedar  menyingkirkan duri dari jalan ...... berbuat kebaikan itu bila dirinci jumlahnya jadi tak terbatas, dan seluruh manusia di dunia ini tidak ada perbedaan pendapat.

Itulah yang disebut fitrah manusia, kecenderungan manusia untuk mengerjakan segala sesuatu yang sesuai dengan nuraninya.  Pandangan tentang fitrah manusia ini lebih lengkap di buku ESQnya Ary Ginanjar Agustian.

Kadang dalam perkembangan jiwa manusia, fitrah ini tertutup oleh banyak hal, barangkali ajaran-ajaran yang kurang sesuai dengan fitrah, dosa-dosa yang menutupi hati, pengalaman yang menciptakan paradigma yang keliru ..... dll dll.

Makanya kita perlu kembali ke fitrah dan untuk kembali ke fitrah bukan hanya dilakukan di bulan ramadhan saja.  Setiap hari, dari shalat ke shalat kita menyucikan jiwa kita, targetnya mencapai kesucian seperti kesucian yang dibawa bayi baru lahir.

QS. Asy-Syams [91] : ayat 9
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

Selain dengan shalat, menyucikan jiwa juga dengan zakat, sedekah, puasa dan kembali ke al qur'an dengan jalan mempelajari dan menjalankan tuntunan Al Qur'an.  Eyang Syamsul'alam sering bilang padaku," Al Qur'an itu dijalankan sampai mempribadi dalam diri kita ".

Al Qur'an itu indah, bila membentuk kepribadian kita, hasilnya sangat indah dan pelakunyapun merasakan keindahan yang luar biasa.  Kembali ke fitrah, adalah kembali ke kemerdekaan jiwa, bebas dari belenggu kesedihan, khawatir, penderitaan dan bebas dari belenggu syetan.

Minggu, 15 Januari 2012

Instaler Untuk Doa Yang Makbul

Tahun baru lalu, mumpung di Bandung, aku belajar digital art dari Aden.  Aden mengajariku menggambar dengan menggunakan pen tablet 'Paint Tool SAI'.  Menarik ..... dengan alat ini aku bisa betah melukis berlama lama karena melukis dengan digital art gak ribet, gak harus beli cat, kuas, kanvas, dll ... dan tanganpun gak perlu belepotan, tapi sudah bisa melukis dengan efek yang kita inginkan, mau pakai pen, air brush, marker, bahkan efek cat air juga... wah, ini baru namanya asyik !!!

Makanya di tahun baru, saat 'manusia' lain ramai-ramai tumplek bleg ke tempat rekreasi, aku malah pergi ke BEC (Bandung Electronik Centre), nyari pen tablet !!!

Di asrama Bumi Ganesha, Aden membuka-buka hasil belanjaanku, maunya Aden (dan mauku juga) dia menginstal program paint tool SAI ke dalam lap topku. 
"Installernya ini nih....", Aden membuka CD di dalam kemasan.
"Wah, laptopnya ibuk gak ada CD drivenya tuh ...", kataku.
"Gakpapa, bisa kok, Aden instal di laptopnya Aden, baru di copy ke laptopnya ibuk", kata Aden. 

Aku yang gaptek ini baru ngeh, kalau untuk menggambar pakai tool beginian gak bisa langsung tancep....hehehe.  Programnya musti diinstal dulu, dan untuk itu laptopnya harus ada installernya.

Menyaksikan Aden mengerjakan itu semua, aku jadi mikir soal doa yang kadang dikabulkan dan kadang tidak.  Anggaplah  doa adalah sebuah program yang ingin kita instal dalam kehidupan kita.  Berhasil tidaknya doa itu mewujud, ternyata juga bergantung dari 'installer'nya.  Apakah dalam diri kita ada 'installer' untuk program doa-doa kita? bila tidak ada, yaaa...... jangan salahkan Allah dong bila doa kita tidak terkabul.

Contohnya begini nih: Ada orang rajin berdoa minta diberi sehat, tapi tiap hari dia mengeluh sakit kepala, bila ada hal yang sedikit saja tidak berkenan di hatinya langsung sakit kepala, kena asap rokok sakit kepala, bau gak sedap sakit kepala  dll dll ..... Nah, gimana doanya mau terkabul bila dirinya sendiri sudah memastikan bahwa dia gampang kena sakit kepala?  Dia membutuhkan instaler yaitu perasaan bahwa dirinya sehat dan dia berhak untuk sehat.

Ada juga seorang gadis yang ingin segera menemukan jodohnya, tapi dalam dirinya banyak sekali sifat yang tidak disukai mayoritas lelaki, selain keras kepala, dia juga kurang bisa menghargai orang lain.  Sebenarnya dia beruntung karena dia banyak mempunyai sahabat yang sering mengingatkan dia akan sikapnya yang salah, tapi sayangnya dia tak pernah percaya pada kata-kata mereka..... jadi yaaa.... Gadis ini perlu instaler untuk doa-doanya, yaitu sikap yang lebih penyayang, lebih menghargai orang lain dan lebih lembut hati.

Masing-masing doa yang kita lantunkan, tentunya membutuhkan instaler yang berbeda-beda, tapi secara umum Allah berfirman :

 "Aku mengabulkan mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaku maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. al-Baqarah :186)

Ayat tersebut diatas jelas mensyaratkan terkabulnya doa adalah memenuhi segala perintah Allah dan beriman kepada Allah.  Kalimat 'agar selalu berada dalam kebenaran' juga mencakup makna bahwa doa-doa yang kita lantunkan harusnya doa yang benar.  Contoh doa yang salah misalnya bermohon pada Allah agar wanita yang kita cintai bercerai dengan suaminya agar dia bisa bersama wanita itu .......

Apapun doa yang kita lantunkan kepada Allah, tak ada satu hurufpun yang sia-sia, karena Allah adalah Asy Syakur, Allah selalu menghargai setiap hal yang kita mohonkan terhadapNya, seperti hadits dibawah ini :

Rasulullah saw bersabda, ”Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan tidak untuk memutuskan silaturahim, kecuali Allah pasti akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal: Allah akan mengabulkan doanya dengan segera, atau Allah akan menyimpan doanya (sebagai suatu pahala) di akhirat, atau Allah akan memalingkan dan menghindarkannya dari suatu keburukan yang sebanding dengan doanya itu.” (HR Ahmad, Al-Bazzar, dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid. Diriwayatkan pula oleh Al-Hakim dan beliau berkata: sanadnya shahih. Demikian pula Adz-Dzahabi sependapat dengan beliau).

Ada banyak contoh-contoh doa yang Allah ajarkan dalam Al Qur'an, enak .... tinggal mencontek, tapi  jangan lupa memahami maknanya sebab salah satu hal yang membuat doa kita terkabul adalah mengucapkannya dengan segenap hati dan segenap perasaan kita.

Ibu Rumah Tangga ???.... Oh......

Pekerjaan ibu rumah tangga itu ternyata gak ada habisnya, 24 jam !!!!

Aku sebenarnya termasuk ibu rumah tangga yang amat beruntung karena aku hampir selalu punya pembantu rumah tangga.  Bila ibu-ibu yang lain banyak mengeluh tentang susahnya nyari pembantu atau punya pembantu tapi gak cocok, maka aku sebaliknya.  Rasanya aku selalu punya pembantu yang 'perfect' dan awet pula, bila ada pembantu berhenti, itupun tidak lama, karena aku cepat  mendapat penggantinya. 

Tapi buntut dari keadaan ini, aku jadi tidak terampil mengerjakan pekerjaan rumah tangga ..... hmmm... jadi pemalas maksudku, dan aku rasa tidak baik untuk anak-anakku juga.  Mereka jadi anak yang tidak mandiri, selalu tergantung pembantu, bahkan untuk urusan melipat selimutnya sendiripun enggan melakukannya.

Karena itu semua, aku sengaja tidak nyari pembantu untuk rumahku di Graha Bandara, tapi di butik tetap ada bu Kot yang sudah bertahun tahun bekerja padaku.  Biasanya aku membawa cucian kotor untuk di'laundry' di butik, pulangnya membawa baju bersih yang sudah disetrika.  Masalah masakan juga begitu, tetap bu Kot yang memasaknya (masakannya enak sih ...), aku sendiri jarang masak ... wong dasarnya malas ke dapur .....

Kubayangkan dengan cara seperti itu, aku tidak begitu repot dengan urusan rumah tangga, akupun tetap bisa mengajari anak-anakku untuk mandiri dan membantu ibunya membereskan rumah.  Tapi..... kenyataan tidak seindah bayangan ... hehehe.

Ternyata, meskipun tidak memasak atau mencuci, urusan rumah tangga tetap banyak. Padahal rumahku kecil, halamannya kecil ( yang tidak pernah kubersihkan, hanya nunggu mas Hary bila beliau sempat membersihkannya).  Aku tetap kecapean ....... dan aku sering membiarkan rumahku berantakan..... sampai Alni bilang ," Ibuk nyari pembantu dong? ".

Untungnya suamiku tidak cerewet, bila melihat rumah berantakan, beliau hanya diam dan bila beliau berkenan membersihkannya ya dibersihkannya saja tanpa kata ....

Jadi ingat 'tausiyah'ku untuk pengajian RT kamis lalu, aku bilang,  ibu-ibu bila mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang berat dan tidak ada habisnya, niatkan semua itu karena Allah.......... oh, sekarang aku kena tausiyahku sendiri....hehehe

Niat karena Allah ternyata mempunyai kekuatan yang dasyat.  Saat sedang lemes dan malas, begitu aku ingin melakukannya karena Allah, tubuhku seperti bateray habis diisi, semangat kembali.  Coba saja.

Akupun teringat hadits tentang Fatimah yang pernah merasa kelelahan dengan pekerjaan rumah tangga.

Ali bin Abi Tholib tidak tega melihat Fatimah tangannya ini luka - luka karena menumbuk gandum sendiri untuk makanan anak - anaknya Hasan dan Husein. Tangan yang demikian lembut mulai tergores  dan berdarah.
"Coba minta pada Rasulullah khadim (pembantu). Banyak koq yang mau berkhadim kepada kita”, kata Ali bin Abi Tholib.
Lalu Fatimah datang kepada Rasul saw. Diriwayatkan didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa Rasul itu berdiri untuk menyambut Fatimah Azzahra.
Fatimah meminta khadim kepada ayahnya.  Ayahnya berkata,“Ya Fatimah, kuajarkan kau bacaan dan itu lebih baik daripada pembantu”, Fatimah berkata “koq bacaan wahai Ayah?”, Rasul berkata “Sebelum kau tidur baca Subhanallah 33X, Alhamdulillah 33X, Allahu Akbar 33X dan akhiri dengan Lailahailallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiitu wa huwa a’laa kulli syaiin qadir, lalu tidurlah. Kau bangun pasti akan lebih segar tubuhmu” (Shahih Bukhari)

Hadits tersebut menyimpan banyak makna, diantaranya adalah kalimat-kalimat Allah mengandung kekuatan/energi yang masuk ke dalam sel-sel tubuh kita.  Bila pernah membaca buku The Power of Water karya seorang ilmuwan Jepang, anda akan semakin mengerti bagaimana hal ini bisa terjadi.  Bacaan yang dilakukan di malam hari akan 'bekerja' sepanjang anda tidur, lalu berdampak pada kesegaran tubuh anda saat pagi harinya.

Hikmah yang lain adalah, Rasul lebih suka bila Fatimah mengerjakan sendiri pekerjaan menyediakan makanan untuk suami dan putra beliau, karena makanan yang diolah oleh ibu dengan penuh cinta akan berbeda hasilnya dengan makanan yang diolah pembantu.  Inipun di jaman sekarang telah dibuktikan secara ilmiah oleh ilmuwan Jepang penulis buku The Power of Water tersebut (kalau tidak salah sih nama beliau Masaru Emoto).  Beliau menamakan energi tersebut dengan 'hado'.  Ternyata makanan yang diolah oleh ibu mempunyai hado yang lebih baik.

Ibu RT, ayo semangat !!!!

Rasanya Rempeyek Serangga

15 january 2012
Ini hari minggu, rekreasi bareng karyawan ke Balekambang.
Sebenarnya aku sudah beberapa kali ke pantai ini, tapi terakhir kalinya entah berapa tahun yang lalu .... sebelum Alni lahir 'kali..... lama yaa.

Begitu menginjakkan kaki di pasir putihnya, hatiku terpesona.... pasir yang bersih, air yang jernih, ombak yang lembut, dan kebahagiaan bisa bersama orang-orang yang kucintai, mas Hary, Alni, dan sebagian karyawan yang ikut rekreasi tahunan kali ini.

Disini pantainya bagus .... tapi banyak pedagang asongan yang kadang mengganggu juga, karena agak memaksa sih.... ," tolonglah bu, buat penglaris ", katanya. Aku yang gampang kasihan ya beli juga akhirnya, dan yang kecapean bawa belanjaanku yaaa.... karyawanku...hehehe. Lha wong beli pisangnya satu tandan, salak sak tas kresek  .... hehehe, maksudku kan untuk dinikmati rame-rame.

Ingat pedagang asongan, jadi ingat pertemuanku dengan pedagang asongan 'bila aku menjadi' di Parangtritis belum lama ini.  Ceritanya kan gara-gara Aden dan Zeli gak mudik, aku yang ngalah ke Bandung dan Yogya, tentu saja sama mas Hary, Insan, Alni dan Windy.karyawanku.

Di Yogya menyempatkan diri ke pantai Parangtritis, pas sedang asik menikmati 'pemandangan' Alni dan Insan yang asik bermain pasir, Windy  menunjuk seseorang di kejauhan, rupanya seorang pedagang asongan.

"Bunda, itu kan orang yang pernah kulihat di acara Bila Aku Menjadi ", kata Windy, lalu tanpa kuminta, Windy bercerita bagaimana kehidupan pedagang asongan itu, bagaimana dia memasak sendiri dagangannya dengan bumbu seadanya lalu menjualnya sendiri di pantai ini. Cerita Windy membuatku mendekati perempuan itu.

Perempuan itu sudah tua, kira-kira berusia diatas 70  tahun, kulit wajahnya  berwarna sawo matang dan penuh kerutan.  Dagangannya amat sangat tidak menarik, ada rempeyek kedelai hitam, rempeyek udang kecil kecil  dan kacang tanah sangrai yang masih ada kulitnya.  Kubeli masing-masing item itu satu satu dan kubayar dengan uang limapuluhribuan tanpa minta kembalian.  Nenek itu berterima kasih, matanya menyiratkan perasaan gembira .... melihat wajah tua itu berbinar, hatiku turut bahagia.

"Bunda, ini rempeydk serangga ...", Windy mengamati rempeyek yang kutawarkan padanya.  Akupun membolak balik rempeyek itu dan Windy benar, ini serangga kecil-kecil dengan sayap hitam sehingga mirip kedelai hitam... oh, baru sekarang aku makan rempeyek  serangga !!!

Rasa masakan si nenek memang sama sekali tidak enak, selain penampilannya yang tidak menarik, bahkan minyak gorengnya terasa serik di tenggorokan, tapi aku memakannya juga, dengan cara ini aku ingin menghargai kerja keras si nenek seperti yang diceritakan Windy.  Kacang garingnya juga tengik dan aku memakannya juga..... Rakus ya Indah?  Bukan, aku hanya ingin menghargai kerja keras si nenek, sesekali aku ingin menikmati makanan orang yang kehidupannya begitu sederhana.  Dan aku merasa malu hati ..... aku yang dimanja Allah hingga bisa makan makanan apa saja tanpa sakit dan tanpa memikirkan bisa beli apa tidak .... Aku yang masih suka makan diluar sementara di rumah sudah tersedia makanan.

Makanya Rasulullah melarang kita mencela makanan, karena kita musti menghargai serangkaian proses yang membawa makanan itu ke hadapan kita.
Tahukah rasanya makan rempeyek serangga ? Rasa di lidahnya tidak enak sih .... tapi tahukah rasanya di hati kita?  Bila hati punya mata, maka dia sudah meneteskan air ...

Kubayangkan bagaimana si nenek menangkap serangga yang begitu kecil-kecil.... serangga yang biasanya lincah beterbangan.  Kubayangkan bagaimana tangan tua itu menghaluskan bumbu, lalu menggorengnya di atas bara api kayu, satu persatu.  Nenek itu lalu membungkusnya dalam plastik transparan, lalu menggendongnya, menjajakannya hingga sampai ke hadapanku ....

Rempeyek itu bukan  berbumbu bawang putih atau ketumbar, rempeyek itu bukan digoreng di atas bara api kayu bakar.  Tapi rempeyek itu berbumbu perjuangan seorang wanita tua yang memelihara diri dari meminta-minta, hingga memilih berjuang sendirian di atas nyala harapan di usia senjanya....

Oh nenek.... kau membuatku mengerti mengapa Rasulullah menyantap hidangan yang disediakan Aisyiah dengan lahap, meskipun Aisyiah lupa membubuhkan garam.  Saat Aisyiah menyadari kesalahannya, beliau yang mulia berkata ," Garamnya adalah kamu, karena kamu yang telah memasaknya ".

Betapa lembut hati lelaki yang paling mulia itu....... Beliau memberi contoh bagaimana cara menghargai sebuah proses, dan bukan hasil akhir .....

Sabtu, 14 Januari 2012

Disakiti Di JalanNya 2 : Caraku Menempatkan Ayat

Aku juga pernah mengalami dicela dan disalah-salahkan, aku dibilang tidak menempatkan ayat pada tempat yang semestinya dan menghubungkan ayat satu dengan lainnya tanpa ilmu tafsir ........
Sekarang aku mau jelaskan saja deh, bagaimana aku memaknai ayat-ayat al qur'an.... oh, sebenarnya aku hanya menuliskan saja pelajaran yang kuterima dari ustadz Virien, pak Edy Yusuf, eyang Syamsul'Alam dan dari yang lain-lainnya, lalu kuhubungkan dengan pengalaman yang kutemui sehari-hari, juga pengalamanku menjalankannya.

Nah, si temanku itu gak boleh aku begitu, katanya kalau menyampaikan ayat ya harus disertai penjelasan/tafsirnya (dia memang berdakwah dengan cara seperti ini, ayat lalu penjelasannya).  Kalau aku sih lebih berpatokan pada sebuah hadits sahih, Rasulullah mengatakan, "Sampaikanlah walau satu ayat".  Bila mengacu pada hadits ini, kita menyampaikan ayat tok tanpa penjelasan apapun, itu sah sah saja.

Soal menghubungkan ayat satu dengan ayat yang lain, sebenarnya al qur'an sendiri yang menyatakannya lo!! Ayat-ayat al qur'an memang terkait satu sama lain, yang satu merupakan penjelasan bagi ayat yang lain.  Jadi tidak salah bila kita mencari penjelasan ayat al qur'an dari ayat al qur'an juga, kesannya seperti melompat-lompat ya, tapi ada dasar hukumnya di QS.Al-Baqarah [2] : ayat 185
[2:185] (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
 
Contohnya ini nih : Ayat-ayat tentang takwa tersebar di beberapa surat, di surat tertentu berupa perintah bertakwa, antara lain di QS.Nuh [71:3] (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, sedangkan di di surat yang lain ada penjabaran mengenai taqwa yaitu di QS. Ali Imran 133-135 yang merupakan definisi takwa.
 
[3:133] Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,[3:134] (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
[3:135] Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
[3:136] Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal
 
Dari itu semua, al qur'an itu mudah, jangan dipersulit hanya gara-gara kita bukan ahli tafsir, wong yang menyatakan kalau al qur'an itu mudah Allah sendiri kok..., bahkan diulang hingga 4 kali di surat yang sama 
QS. Al-Qamar [54] : ayat 17,22,32,40
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
 
Ayat-ayat al qur'an yang mudah dan tidak memerlukan 'ahli tafsir' ini berupa ayat-ayat muhkamat, disinilah pokok-pokok al qur'an.  Sedangkan ayat-ayat mutasyabihat, kurang bisa dimengerti oleh kita selain dengan petunjuk Allah.
 
QS. Ali Imran [3:7] Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu-tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
 
Saat temanku mengatakan bahwa aku menempatkan ayat bukan pada tempat yang semestinya, aku jawab bahwa tempat yang semestinya adalah di hati kita (buka QS. Al Ankabut ayat 49 [29:49] )
Memang untuk orang yang terbiasa menafsirkan ayat-ayat al qur'an dengan pikirannya tak akan bisa dipertemukan dengan orang yang menggunakan hatinya dalam memahami ayat al qur'an.  Tapi sudah terbukti bila kekuatan hati 88% lebih unggul dibandingkan kekuatan pikiran yang hanya 12%, jadi ya silahkan memilih.....
 
Sebenarnya bila ada perselisihan dalam hal apapun, lebih baik kita memasrahkannya kepada Allah, ini lebih qur'ani.  Simak ayat ini :
 
QS. Asy Syuura[42:10] Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.
 
Saat batin kita memasrahkan segala perselisihan kepada Allah dengan penuh keikhlasan, maka Allahpun menghadirkan hikmah dan petunjukNya di hati kita.  Begitupun saat hatiku memasrahkan persoalan yang aku ceritakan ini kepada Allah,  bermunculan satu persatu pengertian di hatiku yang bila dijelaskan begini nih :
 
Allah menciptakan manusia dengan kondisi yang beraneka ragam, baik tingkat kecerdasan, pendidikan, latar belakang kehidupan dll dll.  Kondisi ini menciptakan masyarakat yang beraneka ragam pula. Dan di setiap kelompok masyarakat, Allah menurunkan satu orang atau lebih pemberi peringatan sebagai wujud kasih sayang Allah. 
Saat kita terjun di dunia dakwah, kita hadir dengan pribadi kita yang khas dan unik.  Diri kita yang terbatas ini tidak bisa menjawab seluruh kebutuhan masyarakat yang beragam itu.  Makanya Allah menurunkan para pendakwah dengan berbagai macam karakter dan ciri khas masing-masing.
 
Ada masyarakat yang lebih suka gaya Aa Gym yang tenang dan jelas penuturannya, ada yang lebih cocok dengan ustadz Arifin Ilham dengan dzikirnya, ada yang cocok dengan Muhammadiyah, ada yang lebih suka gaya Kiai NU yang kharismatik.......  Di dunia maya, banyak grup-grup dakwah, website, atau blog dakwah yang masing-masing dengan ciri khas dan penggemar sendiri-sendiri ..... ada Indah juga disini .... hehehe.
 
Apakah gaya ustadz Arifin Ilham lebih baik dari gaya ustadz Maulana yang lebay?  Apakah gaya Indah menyampaikan ayat lalu bercerita lebih baik dari gaya si teman yang menyampaikan ayat lalu menjelaskannya?  Apakah Muhammadiyah lebih baik dari NU ????  ...... wah, janganlah kita terjebak dalam 'metode dakwah' ... lalu terperangkap dalam salah menyalahkan satu sama lain..... Semuanya baik sesuai dengan audience masing-masing.  Berbeda itu bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lain, berbeda itu sunatullah, berbeda itu memang diperlukan untuk menjawab semua kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam itu .
 
Kenyataannya, setiap pendakwah yang berpedoman pada al qur'an dan hadits tujuannya sama yaitu mengajak orang bertakwa dan semakin baik di hadapan Allah.
 
Bila ada penafsiran yang berbeda mengenai suatu hal, hargai saja perbedaan itu lalu pasrahkan pada Allah.  Tandanya bila kita sudah benar dalam menafsirkan sesuatu adalah munculnya perasaan kasih sayang, damai dan harmonis dengan lingkungan.  Bila penafsiran kita malah memunculkan sikap merasa paling benar sendiri lalu menyalahkan siapapun yang tidak sependapat dengan kita .....wah, maaf..... hati-hati, mungkin sudah waktunya mengoreksi diri dan mohon petunjuk Allah agar dibukakan pintu  hikmah dan pemahaman.
 
Bila kita berhasil memasrahkan setiap perselisihan kepada Allah, maka yang muncul adalah sikap menghargai dan kasih sayang.  Begitulah bila al qur'an turun ke hati seseorang, membuatnya merasakan kedamaian, kasih sayang dan harmonis dengan lingkungan .... dan inilah kebahagiaan yang sesungguhnya, indah sekali ....

Kamis, 12 Januari 2012

Disakiti Di JalanNya 1

Al Qur'an S Ali Imran [3:195] Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Dulu kukira, 'disakiti di jalanNya'  adalah mendapat serangan baik secara lisan atau fisik dari orang-orang yang menentang Allah.  Seperti para Nabi yang diejek sebagai pendusta, tukang sihir, penyair gila dan dikejar-kejar untuk dibunuh hanya karena mereka mengajak menyembah Allah yang Esa tanpa menyekutukannya dengan siapapun.

Ternyata, pendapatku itu kurang lengkap.  Orang yang berjuang di jalanNya bisa disakiti oleh siapa saja baik orang yang menentang Allah atau orang yang beriman kepada Allah, baik orang yang tidak dia kenal maupun orang yang dikenalnya, bahkan keluarganya sendiri ......  Aku pernah mengalaminya, ayahku pernah mengalaminya dan mungkin andapun tengah mengalaminya.

Ayahku adalah seorang tokoh Muhammadiyah di kecamatan Ngantang. Dulu bertahun-tahun yang lalu saat ayah masih aktif berdakwah, pernah mengalami hal yang amat menyakitkan, bukan dari orang yang menentang Allah, melainkan dari seorang yang disebut kiai oleh masyarakat.

Ceritanya terjadi saat Ramadhan.  Seperti yang sering terjadi tiap ramadhan, hampir selalu ada perselisihan dalam menentukan hari raya idul fitri. Karenanya, agar kompak dan tidak membingungkan masyarakat, para tokoh agama Islam di Ngantang membuat kesepakatan, shalat ied di Ngantang mengikuti Mekah saja.

Saat itu di RCTI ada siaran langsung shalat tarawih dari masjidil haram selama bulan ramadhan, termasuk juga siaran langsung shalat iedul fitri.  Mudah bagi masyarakat untuk mengetahui kapan hari raya di Mekah.

Ayahpun mematuhi kesepakatan itu, setelah tidak ada shalat tarawih di Masjidil Haram, otomatis besok adalah hari raya. Keputusan hari raya itu sesuai dengan keputusan Muhammadiyah, tapi rupanya tidak untuk NU, NU memutuskan hari raya selisih sehari setelahnya.

Ayah sudah mematuhi kesepakatan dengan ulama NU di Ngantang untuk mengikuti hari raya sesuai dengan di Mekah, sekaligus mematuhi keputusan Muhammadiyah.  Tapi tahukah apa reaksi pak Kiai saat itu ?...... Menjelang ayah berangkat ke tanah lapang untuk shalat Ied, ayah mendapat telepon dari pak Kiai yang mengatakan bahwa ayah munafik !!! dan entah apa lagi yang dikatakan oleh pak Kiai itu karena teleponnya lama dan ayahpun tak menceritakan apa isi pembicaraan pak kiai dengannya, ayah hanya bilang :"Bapak dibilang munafik, padahal bapak sudah mematuhi keputusan bersama.... ".

Aku yang mendengar bapak dikatakan munafik sempat sakit hati..... tapi bapak kok kelihatan santai saja.... rupanya bapak faham betul bahwa orang yang berjuang di jalanNya pasti mengalami hal seperti itu.  Bagaimana tidak santai? wong dilukai di jalanNya itu mendapat jaminan surga seperti yang difirmankan Allah di ayat yang kutulis diatas.

Disakiti di jalanNya juga bukan monopoli para pendakwah lho.  Setiap manusia yang berusaha memperbaiki dirinya di hadapan Allah adalah orang yang berjalan di jalanNya, mereka semua mempunyai peluang untuk disakiti baik secara lisan atau fisik..... Jadi bila anda sedang berusaha memperbaiki diri, lalu ada orang menertawakan anda... tenang saja, ingat janji Allah bahwa orang yang berjalan di jalanNya mendapat jaminan surga.

(bersambung)

Rabu, 11 Januari 2012

Merasa Tidak Lebih Baik 3 : Manusia Rendah Hati Yang Kukenal

Bagi diriku, semakin lama aku mempraktekkan ilmu 'merasa tidak lebih baik dari orang lain', maka semakin banyak hikmah aku peroleh, semakin banyak hal baik yang kuterima yang semakin mempermudah dan memperindah kehidupanku.  Membuatku teringat 3 orang yang pernah memberikanku 'pelajaran' ini.  Mereka adalah bpk Kiai ponpes AnNuru Tirtoyudo Malang, ustadz Virien dan pak Edy Yusuf.

Bila aku merenungkan kehidupan 3 orang itu, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa sikap rendah hati mereka telah mengantarkan mereka bertiga sukses dengan lebih cepat dari manusia kebanyakan. Melesat bagai anak panah dengan kecepatan yang tak terjangkau pikiran. Bila ingin sukses lebih cepat, formula 'merasa tidak lebih baik dari orang lain' ini boleh dicoba kok, jangan khawatir... karena tidak ada efek sampingnya, yang ada efek depannya yaitu  sukses !!!

Yuk simak kisah 3 manusia rendah hati yang mengagumkan ini.

Bapak Kiai ponpes An Nuru yang kukenal adalah pendiri pondok pesantren yang memiliki sekolah dari TK sampai SMU.  Di ujung timur kabupaten Malang, pondoknya berdiri megah 3 lantai dengan bangunan yang artistik dengan siswa siswi yang mayoritas berasal dari luar kota.  Sekolahnya termasuk  maju, mempunyai marching band yang jadi kebanggaan kecamatan dan entah apa lagi keunggulan ponpes ini.... sementara ini hanya itu yang kutahu, itupun tahunya di th 2009 lalu.

Yang mengagumkanku adalah, ponpes ini berdiri di tahun 2000.  Bila yang aku ceritakan diatas adalah kondisi di th 2009, sekarang mungkin lebih banyak lagi kemajuan yang telah dicapai ponpes tersebut.  Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, bisa mendirikan ponpes semegah itu dan sebegitu banyak peminatnya ............ Luar biasa bukan?

Perihal ustadz Virien, dia ini masih muda, bujangan pula..... gak cakep cakep amat sih (Zeli bilang, waktu ada pembagian jatah ganteng, mas irin absen, jadi gak kebagian deh...... hehehe).  Yang hebat dari dia ....banyak hal. Sekarang dia 'duduk manis' di pesantren Gubug, pesantren ini adalah gabungan ideku dan dia.  Pesantren itu belum berumur 2 tahun, tapi kemajuannya luar biasa.  Kali ini jangan dilihat dari kemajuan fisik bangunannya, karena kesederhanaan jadi konsep kami bertiga (dengan mas Hary suamiku sebagai orang ketiganya).  Tapi perubahan nyata di perilaku masyarakat sekitar pondok itu yang jadi ukurannya.

Bila dulu, masyarakat sekitar pondok suka menyelesaikan persoalan dengan 'clurit', sekarang nggak lagi.  Bila dulu kampung ini jadi pelarian 'buron' polisi, karena lokasinya yang terpencil, sekarang jadi jujugannya orang ngaji.  Masyarakat menjadikan pesantren Gubug sebagai pusat kendali mereka, mulai dari anak anak sampai orang tua secara rutin mengaji disini.

Bukan cuma itu, suasana pesantren yang damai dan sejuk hingga ke hati membuat banyak orang kota yang sedang didera bermacam persoalan 'menyepi' disini. Diantara mereka banyak yang sukses menata hidupnya kembali setelah 'menyepi' beberapa hari disini.

Sekarang aku mengembangkan batik disini, agar santri-santrinya yang semuanya dari kalangan dhuafa itu bisa memperoleh pendapatan dan membantu orang tuanya.  Santrinya belum banyak sih, baru sekitar 40 orang lebih, tapi bagiku itu sesuatu yang luar biasa yang bisa dilakukan oleh seorang anak muda si Virien yang dulu tak pernah 'kupandang' itu.

Soal pak Edy Yusuf, aku pernah menceritakannya bukan? Beliau seorang pengusaha berskala menengah di Surabaya, yang mengoperasikan usahanya dengan berpatokan pada ayat-ayat Al Qur'an.  Beliau bilang, inilah yang mengantarkan kesuksesannya.  Beliau berdakwah keliling dunia, hingga 12 negara, sampai berbicara di depan 12 kardinal di Vatikan.  Hebat !!!

Orang-orang yang rendah hati memang orang-orang yang hebat, karena di hati yang hampa dari kesombongan, Allah menurunkan hikmah dan petunjuk dan juga tuntunanNya, hingga segala usaha yang mereka lakukan mendapat berkah.

  

Senin, 09 Januari 2012

Merasa Tidak Lebih Baik 3: Anak-Anak Yang Hebat

Di artikelku kemarin, aku bercerita bagaimana mengelola perasaan 'merasa tidak lebih baik' dari karyawan bisa meningkatkan produktifitas butik.  Hari ini aku mendapat laporan dari bagian produksi bahwa produkstifitas batik tulisku meningkat hampir dua kali lipat !!! Mengejutkan !!! Ternyata bila kita percaya bahwa karyawan-karyawan kita adalah orang-orang hebat, dan kita bersyukur dengan setulusnya ke hadirat Allah akan kehadiran mereka, maka hasilnya adalah tak terdefinisikan !!!.... Terimakasih Allah.

Bila perasaan 'merasa tidak lebih baik' ini kita pakai saat berhadapan dengan anak-anak, hasilnya malah .........., anda harus mencobanya dan merasakan bagaimana 'sensasi'nya....hehehe.

Erbe Sentanu dalam buku Quantum Ikhlasnya, mengatakan bahwa bila kita menginginkan sesuatu, maka kita harus 'merasakan'nya dulu di perasaan kita yang terdalam, dengan demikian doa-doa kita lebih mudah dan cepat terkabul. Teori itu sudah dibuktikan secara ilmiah lewat hukum gaya tarik menarik / the Law of Attraction.

Bila dihubungkan dengan teori the L of A tsb diatas, merasa diri tidak lebih baik dari anak-anak kita sama saja dengan menyusun doa agar anak-anak kita menjadi orang yang lebih baik dari kita, orang tuanya.  Orang tua mana sih yang tidak ingin punya anak yang lebih hebat dari orang tuanya?

Bila perasaan 'merasa tidak lebih baik dari anak kita' ini berhasil menjadi 'heart set' kita, maka hasilnya adalah kita akan menghargai setiap hal yang dimiliki anak, apapun kekurangannya akan tenggelam / tidak tampak / menghilang dari pandangan kita. Tanpa  disadari kekurangannya benar-benar menghilang sedikit demi sedikit.
Apapun kesalahan yang dia perbuat, maka Allah akan membukakan pintu pemahaman kepada kita, mengapa dia melakukan itu, atau apa saja dibalik segala tindakannya yang terlihat salah. Kita tidak akan memarahinya, karena itu tidak perlu, lidah kita akan tertuntun untuk mengatakan hal yang perlu dan bermanfaat saja untuk anak.
Anak-anakpun menjadi seperti panah yang melesat, karena kita mengasuhnya berdasarkan tuntunanNya .... hasilnya jadi tak terduga, mengagumkan ........

Aku dan anakku yang bermasalah (lihat artikelku 'Limited and Special Edition') adalah 'contoh soal' untuk membuktikan 'teori' ini.  Jadi, penjelasan yang kuceritakan diatas adalah pengalaman pribadi yang kualami sendiri dengan anakku.

Belakangan aku analisa sendiri, mengapa selama bertahun-tahun aku merasa gagal menjadi ibu untuk anakku yang special ini, bertahun tahun pula aku merasa mendapat ujian berat dari Allah........  Ternyata semua itu sumbernya berasal dari perasaan bahwa aku 'merasa lebih baik dari dia'.

Merasa lebih baik membuatku merasa lebih tahu yang terbaik buat dia, padahal dia lebih tahu apa yang diinginkannya yang menurutnya terbaik.  Sebagai wujud 'pemberontakan'nya pada sikap sok tahu ibunya, dia bersikap kurang manis. Ketika pemberontakan demi pemberontakan menumpuk, sikapnya menjadi tidak wajar dan meledak, karena dia sudah tidak kuat lagi menampungnya....

Merasa lebih baik juga sebuah bentuk kesombongan yang halus sekali, walaupun terhadap anak kita sendiri, sedangkan Allah tak akan menurunkan hikmah dan petunjuk di hati yang sombong walaupun kesombongan sebesar biji zarah.

Akhirnya ketika aku merubah sikap batinku, dia berubah ......
Sekarang anak sayangku itu terbaring di RS, kena typus, ditunggui ayahnya. Ketika aku tanya bagaimana shalatnya?  Kata suamiku, anakku itu tetap mengerjakan shalat lima waktu tanpa disuruh, walaupun dalam keadaan terbaring lemah, panas tinggi ...... Diapun tetap mengaji dengan dibacakan terjemahannya oleh ayahnya......

Jumat, 06 Januari 2012

Maaf, istirahat dulu.

Indah minta maaf kepada seluruh pembaca blog innuri.... sementara blm bisa menulis.... sakit, lemes..... baru aja bisa bangun... lemes lagi...... duh, tak tidur lagi ahhhhh, jangan lupa doanya yaaa... biar cepet sembuh....