Kamis, 19 November 2015

Sulap ala Alni

"Ibuk , sini dulu ", katanya tadi pagi.
"Aduh ibuk mau mandi nih, keburu pelatihan ", jawabku.
"Siniii sebentar, Alni mau main sulap", akupun berbalik memperhatikannya.  Dia masukkan tissue ke dalam kepalan tangannya, lalu mengucap mantra , membuka tangannya dan ...

"Kok tissunya masih ada ? Mestinya kan hilang", protesku.
"Kan Alni mau menampilkan sulapan yang berbeda ", katanya berkelit.

Oh Alni Alni ...

Sabtu, 14 November 2015

Dijaga Malaikat

Dear sahabat,
Bagaimana dengan pagimu ?
Adalah cintaNya yang menyapamu saat kau buka mata dan kau gerakkan tubuhmu.

Adalah kasihNya juga yang mengantarku pada sebuah cerita kemarin sore, saat kubaca sebuah inbox yang membuatku merinding, inbox dari sahabat WIM.

"Ada sedikit cerita siang ini, ketika saya mau transfer ke panjenengan. Sampai di atm, saya langsung masuk. Agak lama juga, sekitar 10 menit. Karena sekalian messenger mbak Innuri. Setelah selesai dengan santainya saya keluar dari ruang ATM. Saya lihat dua orang muda-mudi menghalangi motor saya. Ketika saya permisi lewat, 2 orang anak muda itu tersenyum sambil pandangannya melihat ke arah motor saya yg terparkir di depan. Subhanallah...ya Allah ya Rohmana ya Rohim.. Kontak motor saya masih didalam lubang kunci. Dengan lampu yang masih menyala, berkedip2. Ketika 2 anak muda itu berlalu, saya masih gemetar. Sampai lupa mengucapkan terima kasih telah menunggui motor saya. Mata saya berkaca-kaca, hati saya diliputi rasa malu. Uang yang saya transfer pada panjenengan, tidak sebanding dengan harga motor saya jika hilang. Tapi Allah Maha Rohman dan Maha Rohim...".

Aku tertegun dan merinding mendengar kisahnya, bagiku seperti kisah penjelmaan malaikat yang menjaga manusia yang berbuat kebaikan.  Seperti kisah yang pernah aku alami pada saat aku dan suami mengantar buku ke sebuah SD di daerah Mojokerto.

Masih sampai di daerah Pandaan ketika mesin mobil kami tiba-tiba berhenti, untung pas jalannya menurun, jadi suami bisa menepikan kendaraan.  Suamiku membuka mesin mobil dan mengutak atiknya, tidak berhasil , kulihat kanan kiri posisi kita jauh dari bengkel dan juga jauh dari rumah penduduk. Kubayangkan suamiku musti naik kendaraan umum dulu untuk ke bengkel terdekat.

Pada saat itulah datang seorang lelaki menaiki sepeda motor, berhenti di depan mobil, mendekati suamiku.  Tanpa bicara dia cek akinya dengan peralatan yang dia bawa, rupanya akinya tidak bermasalah, hanya ada sambungan kabel yang lepas.  Setelah bagian itu dibetulkan , mesin mobil bisa menyala kembali.  Diapun segera menuju sepedanya tanpa bicara juga , aku mengulurkan uang limapuluh ribuan ke suamiku untuk diberikan ke orang itu. 

"Kayaknya dia bukan manusia", kata suamiku.

Kami ucapkan terimakasih dan diapun mengucap terimakasih saat menerima uang itu.

Betapa perlindungan Allah selalu saja ajaib dan membuat merinding , teristimewa disaat kita berbuat kebaikan.  

"Allah bersama-sama dengan orang yang berbuat kebaikan", itu kalimat yang sering aku jumpai saat membaca al quran, menjadi begitu nyata dalam kehidupanku.  Aku yakin, itu nyata dalam kehidupan kalian juga kan ?

Salam manis,


Innuri


Kamis, 12 November 2015

Cela Sana Cela Sini

Dear sahabat
dear para pecinta Allah,

Entah mengapa beberapa hari terakhir aku dipertemukan Allah dengan orang yang ... maaf , nyinyir banget , cela sana cela sini , ucapannya sering terasa mak clekit di kaki ... hehe .... bola mana bola !

Bila tidak suka dengan makanan tertentu , langsung bilang :"Makanan apa ini ? gak enaaak !", dipadu dengan mimik wajah yang menghina. Rupanya orang ini tidak belajar agama, bukankah agama mengajarkan bila tidak menyukai makanan tertentu, ya jangan dimakan, tidak usah dicela. Bila melihat sesuatu yang tidak disukainya , maka dia langsung mencela dengan ucapan yang tajam setajam silet ... haha. 

Ucapan yang baik, kata-kata yang santun, tidak meninggikan volume suara , adalah sebagian dari tuntunan perilaku  yang diajarkan di al quran, tapi sedikit diajarkan di sekolah.  Kebanyakan para orang tuapun lebih  mencemaskan nilai pelajaran matematika anaknya dibandingkan hal-hal semacam ini.

Pernahkah kalian dengar ada orang bilang begini :"Aku ya begini ini cara ngomongnya , cekakakan , bicara ceplas seplos, gak pakai tedeng aling-aling , tapi kan hatiku baik , setelah selesai ya selesai , gak menyimpan dendam ". Boleh banget berhati baik dan tidak menyimpan dendam, tapi kalau ucapannya membangkitkan dendam di hati orang lain ? ... Bicara ceplas ceplos boleh juga sih, asal tidak mencela atau menghina, dan tidak membangkitkan amarah dan permusuhan.

Mendidik diri sendiri untuk tidak gampang mencela itu dimulainya dari hati yang baik dan tulus , rasa kasih sayang kepada semua orang . Dan semua akan mengalir dengan indah karena Allah.

Salam sayang,

Innuri


Sabtu, 07 November 2015

Sebuah Perjalanan Iman

Sahabatku sayang,

WIM (Warung Ikhlas Malang)  telah menjadi bagian dari perjalanan imanku dan semoga juga menjadi bagian dari perjalanan iman kalian, apapun peran yang kalian mainkan disana.

Aku yang semula cuma bergandeng tangan dengan beberapa teman dalam berbuat baik , kini semakin banyak tangan yang bergandeng tangan.  Aku yang semula hanya mencurahkan sedikit waktu, sedikit tenaga, sedikit pemikiran dan sedikit dana, kini menjadi lebih banyak waktu, tenaga, pemikiran dan dana.

Awalnya kaget ....  seperti sedang di-shock terapy, lalu perlahan-lahan bisa menerima bahwa Allahlah yang menempatkan aku disini , untuk menjalankan misi Allah di alamNya. Kagetnya tidak hanya di awal , ternyata dalam perjalanan WIM , aku musti bolak-balik kaget , membuatku kadang duduk terpaku, berhenti sejenak, bersandar di bahu suamiku, menangis di hadapanNya.

Tatapan curiga , ucapan yang menusuk perasaan , itu adalah kaget level 1.
Dituduh dengan tuduhan yang tidak berdasar, itu kaget level 2.
Dihalangi dan dipersulit dalam berbuat kebaikan , itu kaget level 3.
Diserang secara halus , itu adalah kaget level selanjutnya.

Hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, bila memang dikehendaki Allah mati dalam berjuang di jalanNya, aku akan menjalaninya dengan bahagia.

Pernah saking jengkelnya, aku bilang begini :"Seandainya orang-orang yang berpikir negatif itu mingkem (diam), pasti dia mendapat pahala".

Lalu aku disejukkan oleh ucapan Bu Emy, pelangganku sekaligus sponsorku :"Makanya di al quran tidak ada perintah untuk meminta maaf, tapi berilah maaf , berilah sedekah, bukan berilah uang, dan bersyukurlah, jangan mengharap ucapan terimakasih ".

Langsung mak jleb terasa di hatiku.  Bila aku masih mengharap orang -orang yang berkomentar negatif  untuk diam , berarti aku masih mengharap balasan atas semua yang aku lakukan, yang berarti aku bukanlah orang yang memberi maaf.  Artinya aku belum menjalankan perintah Allah di al quran , yang arti selanjutnya aku masih menentangNya ... Oh tidaaak ! Ampuni aku ya Allah.

Dan ketika aku merasa ada 'serangan halus' , pikiranku otomatis ke ustadz Virien , dan buruan mengambil hp untuk berkirim sms minta 'dipageri' . Untungnya niat itu aku urungkan , karena tiba-tiba ada petunjuk di hatiku, bila sudah saatnya aku hanya menggantungkan keselamatan kepada Allah saja. Akupun shalat dan memohon perlindunganNya, hanya Allahlah sebaik-baik pelindung dan penolong.  Tidak salah sih minta doa kepada ustadz , tapi itu sudah bukan 'kelas'ku lagi. Dengan segala pengalaman yang Allah jalankan padaku, Allah sedang menuntunku untuk lebih mengenalNya, memahamiNya dan lebih dekat denganNya. 

Perjalanan WIM memang tidak selalu mulus , tapi bila ini adalah perjalanan menujuNya, maka perjalanan akan selalu terasa indah.

Semoga kita semua selalu dijagaNya, untuk selalu berada di jalan lurus.  Percayalah Allah selalu bersama kita, memandu langkah kita , seberat apapun ....

Salam sayang,


Innuri




Rabu, 04 November 2015

Menyelamatkan Kota

 Dear Allah lovers,

Kita saksikan bencana seolah tiada berhentinya , seolah dia raksasa yang berjalan-jalan dari kota ke kota, dari daerah satu ke daerah berikutnya , seperti pengelana yang tidak mengenal lelah.  Dia  seolah bisa berubah bentuk dari gempa, kabut asap, hujan pasir, hujan kerikil , angin puting beliung, dan entah apa lagi .  Yang semua itu membuat batin tersayat , air mata mengalir , nafas terasa sesak .

Apa yang harus kita lakukan ?
Berdonasi ? berdoa ? terjun sebagai sukarelawan?

Ada sebuah jawaban di al quran , untuk menyelamatkan sebuah negeri / kota / daerah , adalah dengan cara ........ , simak ayat ini :

QS. Huud (Hud) [11] : ayat 117
[11:117] Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.

Yak ! Berbuat kebaikan, itu adalah jawabannya.  Jadi mari berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, dimana saja , berbuat kebaikan yang ukurannya adalah 'seperti Allah telah berbuat baik kepadamu'.

Allah telah memberi kita oksigen melimpah untuk bernafas, maka tanamlah pohon atau tanaman lain yang bisa menambah suplai oksigen dan sekaligus membantu mengurangi pemanasan global.

Kebaikan apa saja, kebaikan yang dilakukan bersama sama atau sendirian , kebaikan yang dilakukan secara tersembunyi atau terang terangan. Kebaikan terhadap manusia, binatang atau alam ...

Jadi ayo berbuat baik!

Dimana hati terasa damai ?

Dear sahabat dalam kebaikan dan takwa.

Suatu hari suamiku bilang begini :"Aku ini sejak kecil hidup di keluarga katolik, bapak ibu selalu baik dan berprasangka baik terhadap muslim, tidak ada kebencian sama sekali".

"Pernah pula kita hidup di lingkungan Hindu di Bali, bertahun-tahun, dan hati mereka begitu damai , mau menerima kehadiran kita dengan tangan terbuka.  Terasa sekali persaudaraan dan ketulusan hati mereka", lanjutnya.

"Tapi mengapa ketika hidup di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas muslim.  Terasa sekali kecurigaan dan penolakan mereka terhadap orang-orang non muslim.  Kebencian itu seolah-olah ditanamkan dan dibangkitkan, padahal islam itu kan kasih sayang ", lanjutnya.

"Ya yang salah kan bukan ajarannya", kataku.
"Iya , tapi mengapa sedikit sekali ustadz yang mengajarkan tentang kasih sayang ? Terhadap alam saja kasih sayang , apalagi terhadap manusia".

Allah hanya melarang kita berbaik-baik kepada orang yang mengusir dari kampung halaman kita  atau dipaksa mengikuti keyakinan mereka. Coba buka surat al mumtahanah :

[60:8] Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

[60:9] Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Jadiiii ....