Rabu, 30 November 2011

Sedekah Ikhlas dan Sedekah Batal

Mau pulang dadakan di tengah acara nungguin stand Indocraft, mungkin lebih enak naik pesawat, cuma selisih seratus ribu lebih sedikit......  Tapi gak tahu kenapa, kok cenderung kepingin naik kereta api saja, maka kuikuti saja aliran suara hati ini .....

Pas tiba di stasiun, kereta sore ke Surabaya sudah berangkat, jadi ikut kereta yang berangkatnya pukul 8 malam.  Akupun menikmati waktu dengan berjalan-jalan mencari rumah makan yang banyak tersedia di stasiun Gambir, akupun memilih rumah makan masakan Padang. 

Tengah menikmati makananku, datang seorang ibu yang rupanya senasib denganku, menunggu kereta dan sendirian pula.  Ibu itu tersenyum padaku, memesan makanan, lalu kamipun mengobrol lama.  Beliau banyak bercerita tentang kemudahan dalam hidupnya yang 'dibuka' dengan sedekah.

Beliau bercerita bahwa dia dan suaminya adalah pegawai negeri yang hanya mengandalkan pendapatan dari gaji yang terbatas.  Suatu kali ibu ini beramal untuk membayar uang SPP beberapa anak yatim dan dhuafa sebanyak satu juta rupiah dengan jalan dibayar langsung ke sekolah-sekolah mereka.  Beliau melakukannya dengan ikhlas.

Amal yang ikhlas membuahkan sesuatu yang luar biasa.  Kata beliau, pernah dalam sebulan mereka berdua bisa menabung sepuluh juta, itu merupakan hal yang secara logika tidak mungkin dilakukan oleh pegawai negeri seperti dirinya.  Keajaiban-keajaiban itu berdatangan terus hingga mereka berdua bisa menunaikan ibadah haji.

Sebuah kisah yang menginspirasi.  Yang penting dalam beramal memang harus ikhlas karena Allah, karena Allahlah yang memerintahkan untuk bersedekah dan menyayangi sesama, karena Allah adalah Ar Rahman Ar Rahim.  Bila kita bisa menjadi 'kepanjangan tangan' Allah di atas bumi ini, maka itu adalah kebahagiaan buat kita, kebahagiaan seperti ini melebihi kebahagiaan yang berupa materi sebagai balasan atas sedekah kita.

Allah memang memberi 'iming-iming' sedekah yang kita keluarkan dengan balasan berlipat ganda dan kita tidak salah bila tertarik dengan iming -iming itu. Tapi jangan lupakan ikhlas, yaitu tidak merasa bahwa harta kita berkurang dengan sedekah yang kita keluarkan dan berharap ridhaNya saja.
Sadarilah bahwa ada hal yang lebih besar daripada balasan Allah yang berupa materi, yaitu keridhaanNya dan kebahagiaan kerena telah menjadi 'kepanjangan tanganNya' di muka bumi.  Masalah materi pasti dicukupiNya, karena Allah adalah penjamin rizki bagi hamba-hambaNya.

Amal yang tidak ikhlas malah tidak dilipatgandakan balasannya dan hanya menimbulkan penyesalan di kemudian hari.  Pernah kulihat berita di televisi, ada seorang pengusaha yang ingin memenangkan tender sebuah proyek besar.  Lalu dia beramal puluhan juta rupiah untuk anak yatim dengan harapan keinginannya terkabul.  Tapi ternyata tender yang dia harap itu gagal dimenangkannya, kemudian dia berniat menarik kembali uang yang sudah terlanjur dibagikan itu. Anak-anak yatim itupun disuruh mengembalikan uang yang sudah terlanjur diterimanya ...... kasihan bukan?

Sebaiknya dalam bersedekah kita memang hanya mengharap keridhaan Allah saja, lepaskan diri dari tujuan yang bersifat duniawi.

 "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (Surat Al Insan : 9)

"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
(QS. Al-Baqarah [2] : ayat 265)

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)  (QS. Al-Baqarah [2] : ayat 272)

Selasa, 29 November 2011

Dicuekin? Siapa Takut .....

Hari Sabtu ini, aku diundang mengikuti seminar "XYZ" di sebuah hotel di Malang.  Karena undangannya untuk dua orang, aku mengajak ustadz Virien menemaniku.

Tak kuduga, eyang (panggilan sayangku untuk ustadzku itu) banyak bertemu kenalan-kenalannya di forum ini. Diantara mereka ada yang pernah ngaji bareng eyang dan ada pula Gus (putranya Kiai). Kucoba bersikap ramah pada mereka, dengan mengatupkan kedua tangan dan sedikit menekuk kedua lututku aku memperkenalkan diri kepada mereka ........ dan ...... mereka hanya melihatku sekilas tanpa kata, lalu aku dicuekin ........hahahaha...

Seusai acara, aku curhat sama eyang ,"Kok mereka sikapnya gitu ya sama aku? padahal kita kan sesama muslim dan katanya kita dianjurkan bergaul dengan orang-orang shaleh. Aku kan kepingin bergaul dengan orang saleh?  Tapi rasanya aku mendapat penolakan dari mereka".

"Mengapa risau dengan sesuatu yang berada di luar diri kita?", jawab eyang, sebuah kalimat yang membuatku berfikir, iya ya, mengapa risau dengan hal diluar diri yang kita tak bisa mengendalikannya?  Lebih baik fokus ke dalam diri, siapapun tak pernah bisa melukai hati kita bila kita tidak mengijinkannya.  Semoga Allah mengampuniku dan mengampuni mereka yang telah bersikap cuek kepada orang yang ingin bergaul dengan orang-orang shaleh.

"Bunda tahu, kita tidak bisa menilai orang shaleh dari penampilannya atau dari keturunannya atau dari pendidikannya yang pondok pesantren .... Letak keshalehan itu di dalam hati.  Bahkan kiai yang orientasinya keduniawian itupun banyak.  Banyak bukan berarti semuanya lo .... ", kata eyang.

Seperti sebuah 'paket pelajaran' buatku, sepulang dari seminar aku membeli majalah Femina. Sewaktu kubuka di rumah, aku menemukan kalimat ini :

"Jangan marah bila orang lain tidak bersikap menghormatimu, karena kebencian hanya akan menggerogoti hatimu dan membuatmu lemah " (Will Smith, aktor)

Sungguh, setiap peristiwa dalam hidup ini adalah alat komunikasi Allah dengan manusia. 

Terimakasih ya Allah akan semua pelajaran dan peristiwa yang Engkau berikan padaku hari ini.


Sabtu, 26 November 2011

Gelandangan Itu ....

Dulu, bila aku bertemu dengan orang gila atau gelandangan yang kotor, maka aku akan menjauh karena ketakutan ........... Sekarang aku malah mendekat dan menganjurkan anak-anak dan karyawanku untuk mendekat dan menyayangi mereka, ini semua gara-gara Santi ......

Suatu pagi Santi, karyawanku, bercerita bahwa sewaktu berangkat ke butik dia melihat pemandangan yang mengaduk-aduk perasaan.  Dia melihat seorang pemulung makan dari sebuah kotak styrofoam yang dia pungut dari tempat sampah !!!

"Saya melihatnya bukan di tivi lo bunda, saya melihat dengan mata kepala sendiri", kata Santi menegaskan ceritanya. Perasaanku rasanya jadi ikut teraduk aduk, kalimat Santi 'saya melihatnya bukan di tivi lo bunda' menjadi kalimat sakti yang memunculkan keberanianku.

Rasanya hampir tiap hari tempat sampah di pojok depan butik 'dikunjungi' oleh pemulung atau gelandangan, biasanya sih aku dan semua penghuni butik ini cuek bebek.  Begitupun siang itu ketika aku hendak keluar rumah mengantar Alni membeli snack ke supermarket sebelah, ada orang yang maaf .... kelihatan kurang waras, sedang mengaduk-aduk tempat sampah lalu memungut beberapa kain lap yang dibuang karyawanku.  Wajahnya kelihatan kotor dan menakutkan, ditunjang dengan bajunya yang compang camping dan sobek disana sini.  Pikiranku spontan memutar ulang kata-kata Santi," dia makan dari makanan yang dibuang di tempat sampah, bunda ", bergegas aku masuk rumah dan untungnya bisa menemukan kertas pangsit yang kemudian kugunakan membungkus nasi dan ayam goreng.  Segera kuberikan nasi itu kepadanya, dengan bahasa isyarat aku menyuruhnya makan.  Dia menjawabku dengan menunjukkan sederet giginya yang kotor .....

Rasanya legaaa banget telah berhasil melawan ketakutanku dan telah pula berbuat baik memberi makan orang yang lapar.  Akupun berpesan kepada karyawan-karyawanku, bila ada pemulung atau gelandangan mencari sesuatu dari tempat sampah berilah mereka makan bila di butik ada makanan.  Tapi tidak semua karyawan menangkap ideku ini dengan baik, ada yang menatapku penuh keheranan .... mungkin apa yang ingin kulakukan ini merupakan hal yang tidak umum.  Padahal telah jelas disebut di dalam Al Qur'an :

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”  ( Al Insan  76 : 8 )

Memberi makan orang yang lapar merupakan amal yang amat disukai Allah, dan sebaiknya kita tak membeda-bedakan orang, apakah dia orang gila yang menakutkan, pemulung atau gelandangan yang kotor....... sejauh mereka tidak membawa benda tajam yang membahayakan kita. Kitapun tak perlu menunggu mereka meminta makanan, karena mereka tak mau meminta-minta, bahkan mereka lebih memilih memungut makanan busuk dari tempat sampah !!!!

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Al-Maa’uun 107:1-3)

Allah, ampunilah bila selama ini hatiku kurang peka melihat penderitaan sesama ......

Jumat, 25 November 2011

Halusnya Tipuan Syetan


Di sebuah perjalanan dari Surabaya ke Malang, di dalam bis yang dingin berAC, seorang lelaki dan seorang wanita terlibat pembicaraan ini .....

" Eyang ".
" Ya ".
"  Kenapa ya orang yang amat shaleh masih bisa terperosok dalam kesalahan ".
" Hmmm ".

" Eyang pasti tahu da'i yang amat kondang saat itu, akupun amat mengaguminya, bagiku dia orang shaleh yang rendah hati ".
" Lalu ....... ".

" Lalu suatu kali aku melihat istrinya diwawancara di televisi .... atau di majalah yaa... duh lupa aku,  pokoknya di media gitu.  Kata istrinya, suaminya bilang kalau di Indonesia ini tidak ada pelaku poligami yang patut dicontoh, lalu istrinya bergurau begini , memangnya kita mau jadi contoh? gitu lo eyang"
" Ya ..".

" Hmmm , lalu suaminya menikah lagi dengan janda yang cantiiiik banget. Pas aku melihatnya di televisi, da'i kondang yang kukagumi itu bilang bahwa salah satu tujuannya menikah lagi adalah untuk mempersiapkan si istri untuk menjadi mubalighah yang hebat ".

" Eyang..... eyang jangan diam saja dong ......  Eyang pasti tahu kan akhir cerita... atau pertengahan cerita deh, kan da'i itu masih hidup ..... Eyang tahu kan?  Si istri yang sudah melahirkan 7 anak yang manis-manis itu meminta cerai, dan akhirnya mereka berdua berpisah ".

"Bercerai itu sakit lo eyang, apalagi bagi wanita yang telah mendampinginya hingga sukses ... walaupun aku tidak pernah mengalaminya sih ..... sudah sakit, dibenci Allah pula.  Jutaan orang turut prihatin melihat kehancuran sebuah rumah tangga yang pernah jadi panutan orang se Indonesia bahkan orang luar negeri juga. Kayaknya da'i itu tergelincir dalam sebuah kesalahan, yaitu tujuannya menikah lagi yang katanya ingin mewujudkan poligami yang patut dicontoh.  Kalau kataku sih, menikah lagi atau tidak, tujuannya harus karena Allah.  Kalau tujuannya karena hal lain, walaupun hal itu baik, maka hanya akan menimbulkan kehancuran.  Lagipula, menganggap diri sendiri mampu menjadi contoh poligami itu adalah sebuah kesombongan yang halus, karena yang bisa menjadikan kita sebagai contoh adalah Allah ".

" Huuu, eyang kok cuma senyum sih ...... Eyang tahu gak, aku jadi suka bertanya-tanya dalam hati, seorang da'i yang begitu shaleh dan begitu luas ilmunya masih bisa terperosok dalam tipuan syetan yang halus sekali, apalagi orang kayak aku gini ya ......"

" Pernah dengar kisah tentang Barsisoh? Ahli ibadah yang punya ribuan santri yang akhirnya meninggal dalam kekafiran ".

" Ya, aku tahu, yang tertipu oleh syetan yang menyamar menjadi ahli ibadah ".

" Dia ingin lebih baik dalam beribadah seperti halnya syetan yang kelihatan kuat sekali beribadah dan berdzikir.  Lalu syetan mengatakan bahwa untuk bisa berdzikir sebaik dirinya maka dia harus mengalami menjadi ahli maksiat dulu.  Maka Barsisohpun mematuhi nasehat syetan untuk minum arak.  Dalam keadaan mabuk dia memperkosa dan membunuh, akhirnya dia mati dalam kekafiran ".

" Siapakah yang bisa menjamin iman kita tetap seperti ini kecuali Allah.  Makanya kita tidak boleh sombong atau merendahkan orang lain, walaupun mereka sedang dalam keadaan berdosa.  Kita hanya bisa mendoakan saja ".

" Betul.... dan untuk diri kita, sebaiknya kita selalu mengoreksi niat di hati kita.  Bila niatnya bukan karena Allah, walaupun itu sesuatu yang baik, sebaiknya kita luruskan dulu.  Ijinkan Allah menjaga hati kita dengan cara memohon pertolongan Allah agar menyampaikan kita dalam sebenar-benarnya keimanan.  Satu-satunya yang mampu menjaga hati kita hanyalah Allah, bukan diri kita sendiri, maka titipkanlah hati kita kepadaNya saja ".

" Eyang keren deh ... ".  

Selasa, 22 November 2011

Sepasang Kakek Nenek di Pojok Pom Bensin

Pulang ke Malang setelah memberi pelatihan Melukis Kain di Tulungagung, kami berhenti shalat di sebuah pom bensin.  Begitu melihat kamar mandi yang bersih, akupun tidak bisa menahan diri untuk byar byur mandi, duh segarnya setelah seharian mengajar dan membimbing 50 orang peserta praktek melukis.  Akupun mengganti stelan baju yang kukenakan dengan baju favoritku, kaos dan gaun longgar bertali, plus sandal jepit menggantikan sepatu fantovel yang pengap, ini baru rasanya nyamaaaan .......

Tubuh yang bersih di suatu sore nan mendung, rasanya jadi perjalanan yang hangat.  Baru saja beberapa meter mobil suamiku hendak beranjak meninggalkan pom bensin itu, mataku tertumbuk pada sepasang kakek nenek pedagang asongan di pojok sana.

"Mas, kok kasihan ya melihatnya, aku tak beli dulu ya"; kataku pada suamiku.
"Ya, aku tadi juga berfikir begitu"; jawabnya.

Kakek itu rupanya hendak mengangkat rak plastik yang berisi dagangan itu untuk dibawa pulang, memang hari sudah menjelang maghrib, sudah waktunya tutup. Rak plastik tiga susun itu berisi keripik dan kacang goreng, terus terang dagangannya tidak menarik sama sekali, kulihat kacang bawangnya terlalu gosong, mungkin si nenek menggoreng sendiri.

Yang menarik bagiku malah tangan si kakek yang sudah keriput dan renta, tangan itu agak gemetar ketika menaruh kembali rak plastik itu ke atas meja, padahal rak plastik itu tidak berat karena muatannya ringan-ringan saja seperti keripik keripik itu.  Akupun mengambil dua bungkus keripik dan membayar dengan uang lima puluh ribuan.

"Tidak ada kembaliannya bu, cuma tiga ribu", kata si nenek.
"Biar saja, kembaliannya buat nenek", kataku.  Mereka mengucap terimakasih, bahkan mereka masih memanggilku saat aku sudah berjalan ke mobil.

Berapakah jumlah manusia renta yang masih harus berjuang untuk kebutuhan perutnya di Indonesia yang makmur ini?  Banyak, banyak dan banyak ...... Dan sebagai orang yang diberi kelebihan rejeki oleh Allah, kita mendapat 'titipan' menyantuni mereka. Jangan diartikan kelebihan rejeki itu kelebihan uang, tubuh yang masih muda dan kuat inipun kelebihan rejeki.

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Al-Maa’uun [107]:1-3)

Orang miskin bukanlah orang yang kesana kemari menadahkan tangan meminta minta, orang miskin adalah orang yang tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sementara dirinya menahan diri untuk tidak meminta minta.

”Orang miskin bukanlah orang yang berkeliling (meminta-minta) kepada manusia, lalu ditolak untuk mendapat satu atau dua suap makanan, satu atau dua butir korma. Tetapi, orang miskin adalah yang kebutuhannya tidak tercukupi, keadaannya tidak diketahui sehingga tidak ada yang bersedekah kepadanya dan tidak pula pergi meminta-minta kepada manusia.” (Al Hadits)

Karena orang yang membutuhkan tak selalu meminta-minta, dibutuhkan kepekaan dan kehalusan hati, apakah di lingkungan kita ada orang miskin seperti yang dimaksudkan di hadits tersebut. Memberilah dengan ikhlas, tanpa menghitung-hitung, tak perlu berpikir apakah uang kita cukup bila disedekahkan sebagian. Memberi saja lalu pasrahkan kebutuhan kita pada Allah .... karena kebutuhan manusia tak pernah cukup, kalau menunggu cukup kita tak akan bisa memberi.

Terbiasa memberi sering menghasilkan keajaiban.  Aku pernah bercerita di note fbku, suatu ketika aku pergi ke Bali bersama suamiku, sampai di Negara kartu ATM suamiku (itu satu-satunya kartu ATM yang kami bawa) tertinggal di dalam mesin ATM, otomatis kami 'hidup' hanya dengan uang tunai beberapa ratus ribu saja. Tiba di Denpasar, uang yang ngepres itu disedekahkan suamiku seratus ribu, saat itu dia lupa kalau keuangan sedang mepet.  Kamipun melanjutkan urusan kami selama beberapa hari, dan kami bisa pulang ke rumah dalam keadaan membawa seabreg oleh-oleh.  Sesampai di rumah, baru kusadari bahwa kami hanya menghabiskan uang sekitar enam ratus ribuan selama 4 hari bepergian, selama itu kami menginap di rumah beberapa teman (merekalah yang memaksa kami menginap), dan kami makan selalu ada yang bayari, oleh-oleh pun disediakan teman-teman, padahal teman-temanku tidak ada yang tahu keadaan kami ......

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, ”Orang yang menyantuni kaum janda dan orang-orang miskin adalah setara dengan orang yang berjihad di jalan Allah.” Aku mengira, Rasulullah saw juga bersabda, ”Dia juga seperti orang yang bertahajjud yang tidak merasa lelah dan seperti orang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka.”(Muttafaq alaih)

Senin, 21 November 2011

Ketulusan Yang Mencengangkan (2) Antara Fatimah dan Aden

Catatan-catatan kecilku ini kupersembahkan untuk dunia yang semakin 'materi oriented', ingin kuajak sahabatku semua untuk memperbanyak jumlah orang yang tulus.  Tak perlu takut kekurangan dengan memberi.  Ada seorang pemuda yang bernama Aden Rohmana, yang mungkin kita bisa belajar darinya tentang ketulusan.  Di hari ulang tahunnya ini, aku sudah mendapat ijin Aden untuk mempublikasikan kisah tentang dirinya.  

5 september 2011.

Habis shalat maghrib, aku tertegun tanpa kata hingga adzan isya' berkumandang. Pasalnya, siang tadi aku menyuruh Aden membaca artikel di blogku yang berjudul  "Zelika, Rifki dan Pesanan Salah Jatuh", itu cerita tentang si 'bayi ajaib' Rifki, dan Zeli yang berusaha membantu Rifki sebisanya.
"Aden kalau punya uang, potong 2,5 %, itu wajibnya.  Tapi menurut ibu dilebihin saja, 5 % gitu, buat Rifki ya...", kataku.
"Ya, mudah-mudahan cepat turun uang hadiah Nokianya", jawabnya.

Sorenya, Aden bertanya tentang sakitnya Rifki, dan berapa biaya operasinya.  Kujawab tentang biaya operasinya yang mencapai 35 juta, tentang mundurnya jadwal operasi Rifki karena tidak ada deposit yang bisa diberikan, sementara menunggu, biaya perawatan terus bertambah.  Mestinya bila Rifki segera dioperasi, insyaAllah itu lebih menghemat.  Akupun bercerita pada Aden tentang uang donasi yang terkumpul.

Tak kusangka dan tak kuduga, Aden mengatakan akan memberikan seluruh uang hadiah Nokianya pada Rifki !!! Itu jumlah yang besar sekali, bahkan aku sendiri tak pernah beramal sebanyak itu.  Hatiku disergap rasa haru, bangga ...... kata-katapun tak cukup mewakili perasaanku, hanya air mata ......

Seusai shalat maghrib, aku bisa merasakan Allah mengangkat derajatku sebagai orang tua Aden karena ketulusannya.  Suamiku datang menghampiriku, mengucap selamat padaku karena anak kami telah menunjukkan kebesaran jiwa dan kemurahan hatinya.

Aden, anak gantengku itu, hidupnya amat bersahaja, teman-temannya bahkan sering meledek hpnya yang jadul.  Dia jarang meminta sesuatu, bahkan aku sering lupa mengirim dia uang.  Biasanya setelah aku sadar bahwa dia lama gak minta uang, akupun meneleponnya dan dia bercerita sudah menggunakan uang hasil menggambarnya untuk biaya hidup. Oh, anakku .......

Senin sore, 19 september 2011

Aden sms, katanya dia sudah menerima hadiah yang berupa HP dari Nokia, HP mahal yang bisa ditukar dengan laptop. Makanya Aden meminta pertimbanganku, apa hpnya dijual saja biar bisa membelikan Zeli laptop.  Tentu saja aku menyuruhnya memakai hp itu untuk dirinya sendiri, itu adalah hp kenangan yang mengandung 'nilai sejarah' dalam kehidupan Aden.  Itu adalah 'prasasti' keberhasilannya menjadi juara, dan itu bukan hal kecil.

Zeli yang kuliahnya di Institut Seni tentu tidak memerlukan laptop, tugas-tugas di kampusnya kebanyakan karya seni yang dikerjakan secara manual dan hand made, kurasa komputer yang Zeli punya itu sudah cukup, apalagi Zeli sudah bisa internetan dan bisa gambar desain dengan hp androidnya. Zeli juga tak pernah minta padaku dibelikan laptop, bagiku itu sudah menunjukkan bahwa Zeli memang tidak memerlukannya.

Tapi Aden memikirkan Zeli melebihi apa yang dipikirkan orang tuanya, sebagai anak informatika dia menganggap Zeli bisa lebih mengoptimalkan kemampuannya bila dia memeiliki laptop.  Yaaah.... dalam diamnya dan sikapnya yang terlihat cuek, ternyata Aden penuh kasih dan perhatian terhadap adiknya, itu membuatku merasa haru dan bahagia.

Aden juga bilang, hadiah dari Nokia yang berupa uang masih harus diurus oleh fihak ITB, karena Aden memenangkan lomba itu atas nama ITB, jadi hadiahnya juga melalui ITB.  Mudah-mudahan uangnya bisa segera cair, dan Aden bisa menunaikan niatnya membantu Rifki yang saat ini sudah dioperasi, tapi masih dalam perawatan dan masih punya tanggungan biaya operasi yang banyak.

14 november 2011

Kira-kira sebulan yang lalu aku chatting dengan Aden, katanya uang hadiah Nokianya sudah diterima, lalu dia bertanya untuk apa uang itu karena Rifki sudah selesai dioperasi dan biaya operasinyapun sudah terpenuhi oleh sedekah para sahabat yang diusahakan oleh Rumah Hati Yogya.

Aku bilang padanya bahwa aku sudah menanyakan soal itu ke ustadz Virien, dan menurut beliau, karena biaya Rifky sudah terselesaikan, Aden boleh mengalihkan uang itu untuk hal lain yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Aden menyatakan akan mentransfer uang zakat dan sedekahnya ke rekeningku, terserah ibuk mau disalurkan kemana, begitu katanya.

Aden mentransfer uang zakat dan sedekahnya dalam jumlah yang lumayan banyak, hingga aku membagi- baginya untuk uang saku Rifky dan untuk menolong tetangga yang kesulitan membayar hutangnya pada rentenir.  Itupun masih ada sisa uang yang rencananya untuk membantu masyarakat sekitar pondok pesantren Gubug binaanku dan ustadz Virien.

Sungguh indah rencana Allah.  Saat Aden memutuskan untuk memberikan seluruh hadiahnya kepada Rifky, hadiah itu tak kunjung datang, padahal Aden sudah mengusahakannya dengan berbagai cara. Rupanya Allah bermaksud memberi kesempatan kepada banyak orang untuk turut peduli dengan Rifky. Sementara bagi Aden, dengan hadiah itu dia bisa membantu lebih banyak orang.
Jadi teringat akan kisah Fatimah putri Rasulullah dengan kalung yang dia sedekahkan, tapi kalung itu lalu kembali kepada dirinya sendiri, sementara kalung itupun sudah 'berjasa' kepada seorang musafir dan membuat merdeka seorang budak.

"Pada suatu hari seorang ibnu sabil, yaitu seseorang yang ada dalam perjalanan, mendatangi Rasulullah sekadar memohon sedekah. Rasulullah tidak memiliki apa pun yang layak disedekahkan. Lalu Rasulullah datang ke rumah Fatimah dan menyuruh putrinya itu memberi sesuatu kepada ibnu sabil tersebut. Dengan ikhlas Fatimah melepas kalung yang dikenakannya dan diberikan kepada pejalan yang kehabisan bekal itu.
Orang itu kemudian menawarkan kalung tersebut kepada Ammar Ibn Yasir dan meminta imbalan sepotong roti dan sekerat daging untuk dimakan, dan sepotong baju pengganti pakaiannya yang compang-camping serta uang satu dinar untuk ongkos menemui istrinya. Amar membayar kalung itu dengan 20 dinar, 200 dirham, sepotong baju, dan seekor unta agar orang itu cepat bisa menemui istrinya.
Lalu Ammar memanggil Asham (budaknya) dan menyuruh menghadiahkan kalung tersebut dan dirinya sendiri kepada Rasulullah. Kemudian Rasul menyerahkan kalung dan Asham kepada Fatimah. Putri Rasulullah itu menerima kalungnya dan memerdekakan Asham,"

Sebuah kisah nyata yang inspiratif.  Antara Fatimah dan Aden memang tidak bisa dibandingkan, tapi keduanya memiliki ketulusan yang empiris yaitu rela memberikan hartanya yang paling berharga, karena bagi mereka menolong orang lebih berharga daripada harta benda. Mudah-mudahan Aden termasuk orang yang disebutkan di ayat ini.

" Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat Menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan dirimu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. "  ( Al Qur'an S. 61 : 10 - 12 )

21 November 2011
Hari ini 22 tahun yang lalu, aku melahirkan seorang bayi gemuk dan lucu, di rumah seorang bidan di desa Karangjati Ngawi.  Doaku untuknya adalah agar dia menjadi pemimpin yang membela agama Allah.

Selamat Ulang Tahun Aden Rohmana, anakku sayang...... I'm proud of you....

Kamis, 17 November 2011

Cipta Rasa Karsa

Duluuu sewaktu masih jadi 'anak sekolahan', aku sering mendengar istilah cipta rasa dan karsa di pelajaran Pendidikan Moral Pancasila , tapi aku lupa apa makna yang pas.  Nah, kemarin baru saja aku mendengar lagi istilah ini, tapi bukan dihubungkan dengan PMP, melainkan dengan cara menghadapnya manusia kepada Allah Tuhannya, pendapat temanku ini cukup unik dan patut didengarkan.

Temanku itu bicaranya dalam bahasa Jawa, aku akan menerjemahkan dan menafsirkannya kepada sahabatku semua.

Seperti yang kita ketahui, manusia terdiri dari raga dan ruh.  Saat berhadapan dengan sesama manusia yang sama-sama 'kelihatan', kita bertemu dengan menghadapkan raga kita, raga berhadapan dengan raga.  Tak peduli apakah saat bertemu dengan sesama manusia itu pikiran dan perasaan kita berada di tempat lain, kita tetap disebut bertemu. Tapi saat menghadap kepada Allah yang tidak kelihatan, maka yang kita hadapkan kepada Allah dan yang bisa bertemu dengan Allah adalah bagian dari diri kita yang tidak kelihatan, yaitu ruh kita.

Untuk itu kita musti mengenal diri kita yang tidak kelihatan, yaitu ruh kita, bagian-bagiannya dan bagaimana semua komponen itu bekerja.  Penjelasan tentang hal ini panjangnya bisa 1 buku ....... jadi Indah lewatkan dulu ya....  kita kembali ke cipta, rasa dan karsa.

RASA
Saat ruh kita menghadap Allah, maka dia akan 'bekerja' dengan 'rasa'nya, yaitu perasaannya menghadap kepada Allah, merasakan kedekatan, merasakan sifat-sifat Allah yang maha lembut melindungi, maha kuasanya Dia dll ..... Pernahkah saat kita sedang berada dalam masalah, lalu kita mengadu padaNya, tiba-tiba batin kita terasa sejuk seolah berada dalam belaian kasihNya, itu adalah tandanya bahwa perasaan kita sudah 'menghadap'.

KARSA
Bekerjanya ruh kita juga sesuai dengan karsa atau kehendak diri kita sendiri berupa kesengajaan diri menghadap dan mendekat kepadaNya.  Seorang muslim yang melakukan shalat wajib tapi dia tidak menghadirkan hatinya bak sebuah ritual yang menggugurkan kewajiban saja, maka orang seperti ini tidaklah menghendaki menghadap kepada Allah, dia hanya menghendaki gugurnya kewajibannya saja.

CIPTA
Saat menghadap Allah, kita memanjatkan permohonan kepadaNya berupa permohonan yang bersifat materi atau non materi. Manusia berdoa berarti dia sedang mencipta sesuatu untuk kehidupannya, baik kehidupannya di dunia atau di akhirat nanti.  Manusia hanya mampu memohon karena yang bisa mencipta hanyalah Allah.

CIPTA RASA DAN KARSA 
Ketiga hal ini musti dilakukan secara bersamaan saat kita menghadapkan wajah kepada Allah.  Bila salah satu tidak kita lakukan, akan membuat ketidak seimbangan yang terproyeksikan dalam kehidupan kita.  Ketidakseimbangan membuat kehidupan manusia tidak bahagia.

Sudahkah kita menghadap Allah dengan benar? 

Rabu, 16 November 2011

Kisah Boneka Keramik Gantung

Bila kita mempunyai niatan baik, segera laksanakan saja, tidak usah ditunda apalagi dibatalkan, karena Allah pasti membalas dengan hal yang lebih baik, dan bila niat baik itu dibatalkan, maka Allahpum membalasnya.  Sepertiku, gara-gara membatalkan sebuah niat baik, aku .........jangan sampai mengalami kisah yang aku alami ini yaaa.

Saat mengikuti pelatihan "Cendera Mata" di Batu, ada acara kunjungan ke desa wisata keramik Dinoyo. Selain melihat bagaimana proses pembuatan keramik, disana juga bisa praktek membentuk keramik dengan alat putar. Bayangkan betapa senangnya ibu-ibu sepertiku mengayuh pedal untuk menggerakkan alat pemutar, sementara kedua tanganpun bekerja membentuk adonan.  Seperti menemukan mainan baru.....

Yang tak ketinggalan tentu acara belanjanya.  Keramik disini murah-murah, desainnya juga oke-oke, ada hiasan gantung berbentuk kepala binatang yang lucu abis, ada tungku kecil untuk aromaterapi, asbak 'aneh' yang sedikit 'nakal' dan porno....... vas bunga, pigura, piring, mangkuk... dll dll banyaaak dan menarik semua.

Yang paling diserbu ibu-ibu ya hiasan gantung kepala binatang itu, ada kepala monyet, gajah, kodok, lebah dll, bila bergoyang maka akan menimbulkan bunyi gemerincing.  Buat oleh-oleh untuk anak-anak pas banget, Alni pasti senang.  Murah lagi, sepuluh ribu tiga, akupun membeli banyak.

Saking asiknya belanja dan melihat-lihat, hampir saja aku dan beberapa teman ketinggalan bis.  Kami nyadar begitu tak melihat lagi orang berseragam kaos biru tua selain kami ........

Di dalam bis, bu Sri teman satu kamarku mengungkapkan rasa kecewanya karena kelupaan belum membeli boneka keramik gantung.  Melihat wajahnya yang memelas, muncul niat di hatiku untuk memberikan saja beberapa boneka keramik yang kubeli, toh aku membeli banyak.  Tapi niat itu tak segera kuungkapkan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membatalkan saja niat baikku itu, toh dia tidak tahu kalau aku punya boneka keramik banyak, begitu pikirku.  Kalau kuberikan beberapa, nanti koleksi kepala binatangnya tidak bisa komplit dong.... Pelit ya Indah.... hehehe, tapi akhirnya Indah merasakan balasan kepelitannya kali ini.

Begitu sampai di rumah, rencananya boneka keramik gantung itu menjadi hal pertama yang kupamerkan ke Alni, pasti gadis kecilku itu menyambutnya dengan riang.  Segera satu kresek boneka itu kukeluarkan dari tas, kutaruh di pangkuan, menyusul kemudian kukeluarkan vas bunga dan pigura-pigura lucu ...... Karena posisi dudukku di kursi, sementara tas yang sedang kuaduk-aduk itu di atas lantai, sikapku yang menunduk membuat ..... brak!!!! boneka keramik itu jatuh dari pangkuan, pecah deh.... tinggal 4 biji yang selamat.  Akupun teringat akan niat baikku memberikan beberapa boneka ini kepada temanku, niat baik yang kubatalkan karena keserakahan ..... Sudah tidak mendapat kebaikan, bonekapun rusak ....

Sebuah skenario yang manis bukan?      

Senin, 14 November 2011

Nilai Pakaian

Sebagai pemilik dan supplayer butik, tiap hari pekerjaanku berkutat dengan kain, desain dan pakaian.  Menilai pekerjaan karyawan menjadi hal wajib bila aku sedang berada di workshop Cantiq.  Rupanya pekerjaan nilai menilai pakaian ini menjadi kebiasaan bagiku, sudah mendarah daging ...... hehehe.  Jadinya tiap bertemu seseorang otakku secara otomatis menilai caranya berpakaian ...... hati-hati deh bila pakai baju sembarangan di depanku.... xixixi. Tapi aku pernah kualat gara-gara gampang menilai pakaian orang ini.

Suatu hari aku sedang makan sate bersama suami dan anak-anak di warung pinggir jalan.  Satenya sih enak, tapiiii yang menghidangkannya itu lo.... bajunya begitu mengganggu pandangan mata, memakai celana hitam dengan tunik warna pink redup berbunga-bunga, tapi kerudungnya hijau nyala.  Spontan hatiku berkomentar begini, wah .....dari kejauhan yang kelihatan dari dia hanya kerudungnya doang, bukan keseimbangan warna yang manis.

Lalu suatu hari aku kedatangan tamu yang datangnya mendadak, aku segera menyambar kerudung apa saja yang kutemui.  Begitu tamunya pulang, aku baru nyadar kalau kerudung yang kukenakan warnanya gak match sama sekali dengan bajunya..... hahaha.... kena deh!!! kualat sama si penjual sate.

Pernah juga sewaktu aku pameran di Jakarta, tepatnya di JCC, menjelang acara pembukaan, sewaktu sedang ngantri masuk gedung yang masih dibersihkan, aku bertemu seorang ibu produsen batik L.  Penampilan ibu ini begitu ndesani, memakai baju batik yang jahitannya 'kodian' buuanget, sudah modelnya simpel kayak mau ngerumpi ke tetangga, kulihat juga kelimannya tidak disum, tapi dijahit kasar gitu......   Kasihan aku melihatnya, karena bajunya gak nyambung dengan acaranya yang berskala nasional...... Sudah bajunya memelas gitu, menata standnya juga 'kampungan' banget, batik tulis bagus-bagus ditata langsung diatas karpet, gak pakai alas apa-apa, pembelinya disediakan kursi plastik kecil seperti yang dipakai pembantuku nyuci piring di dapur.... persis acara obralan di pasar tradisional di pucuk gunung.....

Tapi tahukah saudara-saudara, ibu pemilik batik L ini ternyata produsen batik yang besar di kotanya.  Penampilannya yang lugu itu ternyata bisa menjadi 'selling point' tersendiri.  Dengan kesederhanaannya pengunjung dibuat yakin bila mereka membeli langsung dari pengrajinnya dan bukan dari pedagang.  Terbukti batik-batiknya laris manis, sementara banyak stand lain mengeluhkan sepinya penjualan.  Pelajaran baru buatku, ternyata bekerja di bidang sandang tidak menuntut pemiliknya tampil modis, karena penampilan tidak ada hubungannya dengan rejeki.

Jangan menilai orang dari penampilannya deh, bisa jadi orang yang rapi, wangi, cantik/ganteng menawan hati adalah penipu!!!!  Coba deh menilai pakaian kita sendiri, pernahkan kita melongok ke dalam hati saat kita mengenakan pakaian?  Karena .......

Pakaian yang kita kenakan bisa bernilai di hadapan Allah atau hanya menutup hal yang membuat kita malu, atau hanya akan menjerumuskan kita pada kehancuran.  Semua tergantung NIAT kita, apakah kita berpakaian untuk menjalankan kewajiban dari Allah dalam menutup aurat, atau kita ingin dipuji manusia dengan pakaian kita (walaupun pakaian yang kita kenakan sudah memenuhi syariat), atau ada niat-niat lain di hati kita selain karena Allah?

Tahukah sahabat, cara kita berpakaian menuntut konsekuensi di masa depan.  Contohnya, seorang miss yang mengatakan siap bila harus mengenakan bikini 2 piece demi ambisinya mengikuti kontes miss universe..... berarti dia juga harus siap dengan panasnya api neraka........  Ya Allah, lindungilah kami kaum muslim ini dan anak keturunan kami dari pakaian yang hanya menyampaikan kami ke nerakaMu yang pedih......

Karenanya, agama Islam yang amat sempurna ini mengajarkan doa berpakaian. Yuuuk, aku ajari yaaaa.

DOA BERPAKAIAN

Bismillahir rahmanir rahim. Allahumma inni as-aluka min khairihi wa khairi ma huwa lahu, wa a’uzubika min syarrihi wa syarri ma huwa lahu.
Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu yang di pakaian ini, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan yang ada di pakaian ini.”

DOA MELEPAS PAKAIAN

Bismillahil lazi la ilaha illa huwa.
Artinya: “Dengan nama Allah Yang tiada Tuhan selain Dia.”

Sabtu, 12 November 2011

TERPURUK

Seorang sahabat bertanya padaku ,"Apa yang membuatmu bangkit dari keterpurukan?  Aku begitu salut padamu.  Sekarang aku mengalaminya ......".
Beberapa bulan sebelumnya dia pernah bercerita padaku, bagaimana dia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membayar hutang yang dibuat oleh suaminya.  Semula hutang itu digunakan untuk usaha, tapi usaha yang dijalankan gagal di tengah jalan, itu yang membuat mereka terlilit hutang.  Sekarang dia ingin belajar padaku bagaimana mengeluarkan diri dari keterpurukan.

Aku memang pernah mengalami sebuah episode kehidupan, dimana saat itu suamiku bangkrut dan menanggung banyak hutang.  Episode itu telah berakhir dengan happy ending.  Tapi sejujurnya saat itu aku tidak merasa terpuruk..... Mungkin inilah salah satu rahasianya, saat kita sedang terpuruk, jangan merasa sedang terpuruk ..... terus, merasa apa dong?

Sadari bahwa segala peristiwa dalam hidup ini merupakan bentuk komunikasi Allah dengan kita.  Fungsi ujian dan cobaan adalah agar kita kembali kepadaNya.  Jadikanlah semua itu tantangan untuk membuktikan betapa Maha Kuasanya Dia. Berterimakasihlah pada ujian dan cobaan karena dengan demikian kita diberi kesempatan untuk lebih mengenalNya dan ditinggikan derajad kita di hadapanNya.

Ikhlaslah dan jangan salahkan siapapun, pasrahkan segala persoalan kepada Allah dan yakin bahwa Dia akan menolong kita.  Keyakinan yang seyakin anda memesan rujak di warung rujak, pasti anda akan mendapat hidangan rujak seperti yang anda mau, dan bukan bakso atau tahu tek tek.  Selama menunggu rujak itu dibuat, anda hanya menyediakan diri untuk sedikit bersabar dan tak usah mencereweti si penjual rujak dengan berbagai keluhan, bisa-bisa penjualnya malah bingung dan mogok membuat rujak untuk anda ........  Seperti itulah keyakinan anda pada Allah, yakin tanpa rasa khawatir.  Rasa khawatir seolah meragukan kemampuan Allah dalam mengabulkan permintaan anda, betul nggak???

Seringkali syetan menggunakan pengalaman hidup dan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan sebagai alat untuk menghancurkan kita, dengan membuat kita sedih, gelisah, khawatir, marah, merasa diperlakukan tidak adil dll. Inilah tugas syetan, membuat orang sedih lalu hancur.  Sadarilah ini agar tidak larut dalam peristiwa kehidupan, ikhlaslah kepada Allah, sebutlah namaNya, lebih baik dengan asmaul husna, tetaplah berbuat sebanyak mungkin kebaikan.

Penting pula untuk memperbanyak istighfar dan shalawat.  Mengakulah di hadapan Allah akan segala kelemahan diri, akuilah bahwa kita tidak akan sanggup membayar hutang-hutang itu atau menyelesaikan persoalan-persoalan walaupun persoalan yang  mudah.  Hanya Allah yang bisa menyelesaikan persoalan dan hutang-hutang kita, mengakulah dengan penuh kesadaran akan hal ini. Tandanya bila ini berhasil, perasaan akan terasa ringan dan lapang, lalu isilah hati yang lapang itu dengan rasa syukur.

Ciptakanlah sebanyak mungkin kebahagiaan dengan banyak-banyak bersyukur, perasaan syukur dan bahagia ini harus terpelihara sepanjang waktu. Baguskan diri di hadapan Allah dengan memperbaiki ibadah dan ketaatan kita padaNya.  Contohnya, bagi kaum lelaki usahakan shalat berjamaah di masjid/mushala.  Tambahkan amalan sunah seperti shalat dhuha, tahajud dan lainnya.

Seorang temanku pernah mengalami masa-masa yang amat sulit, lalu ada orang yang menasehatinya agar membaca Al Fatihah 114 kali diikuti Al Ikhlas 7 kali setiap sehabis shalat maghrib.  Amalan itu dikerjakannya dengan istiqomah, dan dia mengalami keajaiban yang mengeluarkan dia dari kelamnya persoalan.  Mungkin ini bisa dijadikan masukan buat kita semua.

Pernah aku mendapat ujian persoalan yang berat, ustadz Virien menganjurkanku membaca istighfar minimal 1000 kali dalam sehari dan shalawat sebanyak mungkin.  Dan aku mematuhinya, alhamdulillah masalah itu terselesaikan.

Aku selalu ingat ungkapan 'Ikhlas Itu Tidak Menghitung' . Maksudku jangan bermain dengan logika.  Contohnya begini, bila jumlah hutang kita 100 juta, maka pendapatan lebih yang musti kita peroleh minimal 11 juta bila ingin hutang kita lunas dalam 1 tahun.  Lalu jadi berpikir bahwa itu tidak mungkin, karena ...... dan ...... Hmmm, logika dan hitungan manusia itu menipu.  Pasrah saja pada Allah dan hentikan acara hitung menghitung itu, karena hitungan Allah lebih terpercaya.

Pasrah pada Allah itu ibaratnya, kita 'membungkus' persoalan kita dalam sebuah kotak kedap udara, lalu kotak itu kita berikan pada Allah.  Perasaan kitapun terbebas dari persoalan itu, karena sudah berada di tangan 'ahli'nya.  Bila persoalan kita adalah hutang, maka kita jadi tidak merasakan punya hutang, enak kan? Nikmati saja hidup dan kerjakan peluang-peluang yang Allah berikan dengan gembira dan bersyukur.

Bila semua hal yang aku uraikan diatas bisa anda jalankan,  maka insya Allah, Allah akan menurunkan pertolonganNya yang penuh kejaiban yang membuat kita terpaku dan tak henti-henti memuji dan mengagungkan asmaNya. 

Jumat, 11 November 2011

Management Kecewa

Pernah dengar lagu 'Kecewa' nya BCL? Itu lagu yang asik didengerin atau dinyanyiin, tapi tidak asik kalau dialami .......hehehe
Siapapun pernah merasakan kecewa, mungkin kecewa karena dikhianati seseorang yang kita percaya sepenuh hati, kecewa karena hak kita diserobot orang, kecewa karena ditipu, kecewa karena apa yang kita usahakan dengan segenap kemampuan ternyata hanya berbuah kegagalan, kecewa karena doa-doa kita tidak terkabul, kecewa karena ......... aduh banyak sekali hal yang bisa membuat kita kecewa.

Semua orang pernah kecewa dan pada umumnya orang yang sedang kecewa akan melampiaskannya dengan marah, kesal ....... Padahal kita bisa mengubah kenyataan yang mengecewakan menjadi hal yang menguntungkan bagi diri kita.

Caranya begini, saat anda mengalami kekecewaan, segera ambil keputusan untuk MENENTUKAN SIKAP. Sikap yang diambil haruslah MENGUNTUNGKAN BUAT DIRI KITA SENDIRI. Setelah itu JALANKAN dengan penuh kesadaran seluruh sikap batin atau sikap lahir yang telah kita putuskan buat diri kita.

Lantas apa dong sikap yang menguntungkan buat diri kita sendiri? Untuk ini kita musti meluangkan waktu barang 5 menit untuk merenung.  Bila perlu buat catatan sikap yang kita pilih berikut konsekuensinya, pilih yang paling menguntungkan buat kita.

Berdasarkan pengalaman, sikap yang paling menguntungkan adalah BERFIHAK KEPADA ALLAH.  Maksudnya begini, segala peristiwa yang menimpa kita adalah hasil rancangan Yang Maha Bijaksana, maka terimalah dengan rela.  Marah dan kecewa hanyalah alat bukti bahwa kita telah menentang takdirNya, apakah kita lebih pintar dan lebih bijaksana dari Allah sehingga berani beraninya memutuskan yang terbaik bagi kita?

Sebagai manusia, tentu kita tidak akan bersimpati kepada orang yang menentang kita, maka bagaimana halnya bila yang kita tentang adalah Allah yang Maha Kuasa? Bila Allah tidak bersimpati pada kita, maka ini adalah bencana besar buat kehidupan kita. Ingatlah bahwa sesungguhnya azabNya sangat pedih dan Dia Maha Kuasa membolak balik kehidupan kita.

Berfihak pada Allah menghasilkan rasa ikhlas akan segala pemberianNya hingga kita tak perlu repot melampiaskan kekecewaan kita, bahkan kita sudah melupakan bagaimana rasanya kecewa.  Hati yang damai akan menarik segala hal baik untuk mendatangi kehidupan kita, dan inilah keuntungannya.  Ingat selalu hukum gaya tarik menarik yang berlaku di alam semesta, hukum ini selalu berlaku sepanjang waktu walaupun kita tidak menyadari atau tidak mempercayainya.

Ikhlas akan mendatangkan hal ajaib.  Seperih apapun kenyataan yang bisa membuat kita 'meledak', ikutilah proses untuk mengantarkan kita pada keikhlasan.  Bila masih sulit, maka menyerahlah, maksudku menyerah pada Allah, mohon petunjuk dan tuntunanNya di hati agar membuatnya menjadi ikhlas.  Tandanya bila kita sudah mencapai ikhlas adalah munculnya perasaan tenang dan bahagia, maka tak usah menunggu datangnya keajaiban karena dia pasti mendatangi kita dengan cara tak terduga dan kadang pula tidak masuk akal.

Pengetahuan manusia itu amat terbatas, sedang pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, segala tempat, waktu dan keadaan.  Kadang apa yang kita tangisi di masa sekarang menjadi hal yang kita syukuri di masa depan, itulah bukti betapa terbatasnya pemikiran manusia.  Maka berfihaklah pada Allah.

Aneka peristiwa yang menjengkelkan dan mengecewakan kita, semua itu hanyalah 'tipuan' dunia, agar kita melupakan misi utama kita yaitu mengabdi pada Allah.  Yuuuk sahabat, lupakan kecewamu dan marilah membaikkan diri di hadapan Allah.

Rabu, 09 November 2011

Laron Laron

Pagi kubuka jendela dapur mungilku, lalu kulongokkan kepala agar bisa melihat gunung dan matahari terbit..... dan ........ aku dibuat terpesona oleh ribuan laron yang beterbangan, sayapnya berkilau oleh cahaya matahari yang baru separuh muncul.  Langit kelabu merata berpadu kabut tipis, semburat jingga menambah warna pagi.  Laron laron itu membuatku terpaku menatap, mereka terbang naik turun bak nada indah sebuah nyanyian pagi ......

Kemarin malam laron-laron itu memenuhi ruang tamu, Alni dengan riang bermain dengan mereka.  Mata indahnya dengan takjub memandangi makhluk mungil itu beterbangan.  Aku bilang padanya,"Ibu dulu waktu masih kecil suka bermain dengan laron, menangkap dan mengumpulkannya, lalu esok paginya dikasih ke  ayam".
"Memangnya ayam suka laron?", tanyanya.
"Suka banget".
"Waah, alni gak punya ayam...."
"Laron itu umurnya hanya semalam lo sayang ".
"Hah??? Semalam???"
"Iya, tapi bagi mereka semalam itu lama sekali".

Sebagian laron-laron itu mulai kehilangan sayapnya, banyak yang berjalan berputar di lantai, ada yang berjalan beriringan.  Alni yang kreatif merancang lomba balap laron untuk laron tanpa sayap itu,  terdengar suara lantangnya mengomandoi sebuah lomba adu cepat ..........

Malam itu juga, saat sudah tidak ada lagi laron yang mampu terbang, akupun membersihkan sayap-sayap mereka yang memenuhi  lantai.  Kuucapkan terimakasihku yang tulus pada laron-laron yang telah membuat kami bergembira malam itu.

Hujan dan laron, itu sebuah paduan kata klasik.  Banyak ibu-ibu terganggu dengan kehadirannya yang mengotori rumah, bahkan bapak-bapak juga.  Lupa bahwa tidak ada sesuatupun yang sia-sia dari ciptaan Allah, lupa bahwa Allahpun menghitung 'sebutir' perasaan yang tak kasat mata yang berupa keluhan atau rasa syukur.

Pada umumnya manusia mudah bersyukur akan nikmat-nikmat besar yang 'kelihatan' saja, seperti  materi, jabatan, lancarnya perniagaan, anak-anak yang manis, kesehatan ..... Banyak orang hafal akan ayat yang mengatakan bahwa Allah akan menambah nikmat bila kita bersyukur dan bila kita kufur sesungguhnya azab Allah sangat pedih (buka Al Qur'an Surat Ibrahim ayat 7).  Tapi banyak orang tidak menyadari bahwa ayat itu berlaku untuk seluruh peristiwa dalam hidup ini, besar atau kecil........ termasuk kehadiran hujan dan laron-laron itu.

Bersyukur adalah berterimakasih atas segala pemberian Allah, merasa senang dan bahagia dengan segala pemberianNya.  Kebalikan dari bersyukur adalah kufur nikmat.  Kufur nikmat juga berarti mengingkari bahwa nikmat itu dari Allah, mungkin merasa bahwa nikmat itu karena usahanya sendiri. Mengeluh adalah bagian dari mengingkari nikmat Allah, apa saja yang kita keluhkan, hal besar atau hal kecil, akan 'terkena' hukum di S Ibrahim ayat 7 itu.

Banyak orang sibuk menyalahkan hal lain saat kesulitan menimpa hidupnya, padahal mungkin dia sedang 'memanen' hasil keluhan-keluhan yang sering dia ucapkan.

Sepanjang hidup ini, nikmat Allah selalu mengalir tiada henti tiap jam. menit, detik atau waktu yang lebih pendek dari itu...... Mari sibukkan diri dengan bersyukur.