Pernah kutanyakan pada eyang :"Mengapa seseorang yang pernah mendapat keajaiban dari Allah tak selalu berujung pada keajaiban demi keajaiban lain yang akhirnya menyelesaikan masalah mereka?"
Kata eyang itu karena ada pergeseran orientasi, saat seseorang bisa memasrahkan persoalan dan kehidupannya kepada Allah, saat itu Allah memberinya keajaiban dengan berbagai jalan dan cara.
Lama kelamaan syetan berusaha memalingkannya dengan cara yang halus sekali akan pengharapannya yang semula murni berharap kepada Allah, menjadi berharap kepada makhluk. Pergeseran ini begitu halusnya muncul di perasaan tanpa terasakan dan tanpa disadari.
Saat itulah keajaiban-keajaiban yang sering dialaminya menjadi 'macet', dan dia tetap berputar-putar pada persoalan yang sama. Dalam kondisi seperti ini dia musti mengembalikan lagi pengharapannya hanya kepada Allah saja.
Aku ingat eyang pernah menangani orang yang pernah punya hutang 6 milyar, sementara seluruh asetnya bila dijualpun tak mencukupi untuk membayar semua hutang itu.
Berbagai cara telah dia tempuh untuk bisa meringankan hutang-hutangnya, sampai berjudipun dia jalani, tapi hutangnya malah menumpuk.
Beberapa hari dia menyepi di Gubug, sementara eyang hanya menyuruhnya kembali kepada Allah, mengharap pertolongan Allah dan mendekatkan diri padaNya.
Keajaiban demi keajaibanpun datang sampai hutangnya tinggal 1 millyar dalam kurun waktu hanya 1 tahun. Tapi hutang yang tinggal 1 milyar ini tak bisa dia selesaikan semudah dia melunasi hutang yang 5 milyar sebelumnya. Tak heran bila keadaan saat dia punya hutang 6 milyar dengan saat hutangnya tinggal 1 milyar tetap sama sumpeknya.
Bila dipikir secara logika, tentu lebih mudah membayar 1 milyar dibandingkan dengan 5 milyar bukan? Tapi ternyata bagi Allah bukan soal jumlah, seberapapun jumlahnya bila Allah berkehendak menyelesaikannya dalam waktu singkat ya selesai juga. Sebaliknya, cuma berhutang satu jutapun bila Allah menghendaki sulit terbayar ya tetap tidak akan bisa terbayar.
Kuncinya terletak pada kemana arah hati kita bersandar. Pada kasus yang aku ceritakan di atas, ada pergeseran arah pengharapan, secara halus hatinya mulai berharap kepada orang yang pernah menolongnya dan bisnis yang dijalani, bukan lagi murni berharap kepada Allah seperti saat hutangnya banyak dan dia tidak tahu sama sekali dengan cara apa dia membayar seluruh hutangnya.
Bagaimana sih cara memasrahkan diri kepada Allah?
Kali ini eyang bicara tentang usahaku, katanya begini :"Kalau dipikir secara akal, bahkan dihitung oleh ahli ekonomi, dengan berkurangnya jumlah karyawan dari 50 karyawan menjadi 15 an karyawan, hingga beberapa pelanggan tidak bisa dilayani. Sampai tidak ada yang bisa dikerjakan oleh bagian marketing karena begitu minimnya produksi . Ditambah beban biaya operasional yang tinggi. Mestinya secara logika usaha bunda sudah jatuh berguling-guling ".
"Gitu?", aku yang heran dengan analisa eyang karena aku merasa baik-baik saja.
"Kenyataannya tidak kan?", eyang melanjutkan :"Kuingat bunda pernah bilang, bunda sudah memasrahkan seluruh kehidupan bunda kepada Allah. Harta benda, usaha, orang-orang yang disayangi . Bunda tidak merasa memiliki itu semua dan mempersembahkan semua yang bunda lakukan untuk Allah saja".
Pasrah diri itu bukan berarti kita berusaha sekuat tenaga lalu memasrahkan hasilnya kepada Allah, jadi pasrahnya hanya pada hasil. Pasrah itu sejak dari awalnya, prosesnya sampai hasilnya. Awalnya adalah niat, niat mempersembahkan seluruh kehidupan ini kepada Allah, prosesnya juga menjalankan cara yang Allah ridha, termasuk di dalamnya memotong sebagian keuntungan untuk berjuang di jalan Allah. Hasilnya gak usah dipikirin deh, terserah Allah, apapun bila sudah dipersembahkan kepada Allah, ukurannnya adalah keridhaan Allah.
Bila Allah sudah ridha, hidup ini begitu mudah kok.
Kata eyang itu karena ada pergeseran orientasi, saat seseorang bisa memasrahkan persoalan dan kehidupannya kepada Allah, saat itu Allah memberinya keajaiban dengan berbagai jalan dan cara.
Lama kelamaan syetan berusaha memalingkannya dengan cara yang halus sekali akan pengharapannya yang semula murni berharap kepada Allah, menjadi berharap kepada makhluk. Pergeseran ini begitu halusnya muncul di perasaan tanpa terasakan dan tanpa disadari.
Saat itulah keajaiban-keajaiban yang sering dialaminya menjadi 'macet', dan dia tetap berputar-putar pada persoalan yang sama. Dalam kondisi seperti ini dia musti mengembalikan lagi pengharapannya hanya kepada Allah saja.
Aku ingat eyang pernah menangani orang yang pernah punya hutang 6 milyar, sementara seluruh asetnya bila dijualpun tak mencukupi untuk membayar semua hutang itu.
Berbagai cara telah dia tempuh untuk bisa meringankan hutang-hutangnya, sampai berjudipun dia jalani, tapi hutangnya malah menumpuk.
Beberapa hari dia menyepi di Gubug, sementara eyang hanya menyuruhnya kembali kepada Allah, mengharap pertolongan Allah dan mendekatkan diri padaNya.
Keajaiban demi keajaibanpun datang sampai hutangnya tinggal 1 millyar dalam kurun waktu hanya 1 tahun. Tapi hutang yang tinggal 1 milyar ini tak bisa dia selesaikan semudah dia melunasi hutang yang 5 milyar sebelumnya. Tak heran bila keadaan saat dia punya hutang 6 milyar dengan saat hutangnya tinggal 1 milyar tetap sama sumpeknya.
Bila dipikir secara logika, tentu lebih mudah membayar 1 milyar dibandingkan dengan 5 milyar bukan? Tapi ternyata bagi Allah bukan soal jumlah, seberapapun jumlahnya bila Allah berkehendak menyelesaikannya dalam waktu singkat ya selesai juga. Sebaliknya, cuma berhutang satu jutapun bila Allah menghendaki sulit terbayar ya tetap tidak akan bisa terbayar.
Kuncinya terletak pada kemana arah hati kita bersandar. Pada kasus yang aku ceritakan di atas, ada pergeseran arah pengharapan, secara halus hatinya mulai berharap kepada orang yang pernah menolongnya dan bisnis yang dijalani, bukan lagi murni berharap kepada Allah seperti saat hutangnya banyak dan dia tidak tahu sama sekali dengan cara apa dia membayar seluruh hutangnya.
Bagaimana sih cara memasrahkan diri kepada Allah?
Kali ini eyang bicara tentang usahaku, katanya begini :"Kalau dipikir secara akal, bahkan dihitung oleh ahli ekonomi, dengan berkurangnya jumlah karyawan dari 50 karyawan menjadi 15 an karyawan, hingga beberapa pelanggan tidak bisa dilayani. Sampai tidak ada yang bisa dikerjakan oleh bagian marketing karena begitu minimnya produksi . Ditambah beban biaya operasional yang tinggi. Mestinya secara logika usaha bunda sudah jatuh berguling-guling ".
"Gitu?", aku yang heran dengan analisa eyang karena aku merasa baik-baik saja.
"Kenyataannya tidak kan?", eyang melanjutkan :"Kuingat bunda pernah bilang, bunda sudah memasrahkan seluruh kehidupan bunda kepada Allah. Harta benda, usaha, orang-orang yang disayangi . Bunda tidak merasa memiliki itu semua dan mempersembahkan semua yang bunda lakukan untuk Allah saja".
Pasrah diri itu bukan berarti kita berusaha sekuat tenaga lalu memasrahkan hasilnya kepada Allah, jadi pasrahnya hanya pada hasil. Pasrah itu sejak dari awalnya, prosesnya sampai hasilnya. Awalnya adalah niat, niat mempersembahkan seluruh kehidupan ini kepada Allah, prosesnya juga menjalankan cara yang Allah ridha, termasuk di dalamnya memotong sebagian keuntungan untuk berjuang di jalan Allah. Hasilnya gak usah dipikirin deh, terserah Allah, apapun bila sudah dipersembahkan kepada Allah, ukurannnya adalah keridhaan Allah.
Bila Allah sudah ridha, hidup ini begitu mudah kok.
sungguh sangat inspiratif sekali tulisan anda. mudah2an siapa yg membaca tulisan diatas ini meenjadi ilmu yg bermanfaat sebagai modal anda kelak di akhirat. amin
BalasHapusterimakasih komentarnya , aamiin
Hapusmengena skali mba Innuri.smoga Allah menebalkan rasa syukurku.dan memberiku kmudahan.menuju kepasrahan yg sesungguhnya
BalasHapusAamiin , kang Kimang
HapusTerima kasih telah menulis tulisan ini. Saya merasa ditegur, untuk hal yang baik.
BalasHapusSama sama , semoga kita semua menjadi orang orang yang didekatkan padaNya
Hapussemoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi orang orang yang didekatkan padaNya
HapusBoleh minta kontak pak kyainya...saya merasa senang dengan jawabannya..benar benar masuk hati
BalasHapusEyang bisa dikontak lewat fb dia 'Eyang Sirry' , walau tidak setiap hari membuka fb. Silahkan berteman dengan beliau di fb ya mas Sinar .
Hapussip
BalasHapusLuar biasa artikelnya Mbak. Ternyata pasrah bukannya lemah, justru menjadi kekuatan yg amat sangat ya
BalasHapusiyaa. makasih komentarnya yaaa
Hapuskadang tulisan njenengan itu mirip" dengan materi Terapi ikhlas terapi hati... pada bagian ini persis banget mbak...
BalasHapusaku seneng yang gini-gini krn masih dalam proses penataan hati...
salam untuk keluarga
oooh, ada tho terapi ikhlas terapi hati ... baru tahu
Hapussubhanallah..tulisan anda sgt mengena dihati sy,saat ini sy sdg hamil 11 mggu,2 mggu yg lalu sy divonis BO(hamil kosong),Usg sy hnya ada kantong kehmilan sj,tp janinny tdk ada/kosong.sy sdh hmpir dikuret tp mnunggu evaluasi 1 mggu.Sy tdk diberi obat penguat apapun,sy sgt sedih..tp suami sll mengingatkan utk pasrah,pasrah dn pasrah pd Allah, semua sdh diatur olehNya. akhirny semggu kmudian sy di usg lg dan btapa mengejutknnya,disitu ada janin yg sdh bergerak2. Subhanallah,luar biasa keajaiban dr Allah :)
BalasHapusSubhanallah .... moga menjadi anak yang shaleh / salihah yaaa ... salam buat suami
HapusMengena sekalitp andai ada kelanjutanya aku jg mu membacanya
HapusSubhaanallah. trimakasih Ya Allah, Engkau tunjukkan hamba kepada blog ini sebagai media mendekat kpd Engkau. Trimakasih kpd pengelola blog. Smoga anda makin sukses, makin sehat, makin berkah dan manfaat seluas2nya.
BalasHapusAamiin , semoga demikian pula buatmu sekeluarga
Hapusal fatiha sent out. moga penjenengan selalu sehat, rejeki lancar di jauhkan dari petaka amiiin.
BalasHapussalam
Indah
Aamiin, semoga demikian pula buatmu mbak indah
HapusAku jadi murid Kiay-nya. Bgm caranya ?
BalasHapusbang Aldrin bisa datang ke Malang, ke pesantren Gubug, Pusung, Kemiri , Jabung Malang atau add fb beliau Eyang Sirry .
HapusSubhanallah, terima kasih tulisannya bu Indah. semoga saya bisa ikut berlaku pasrah walaupun tekanan dan kebingungan yang mengharu biru.
BalasHapusTerimakasih kembali
HapusInsyaAllah Semua ada jalannya...
BalasHapusinspiratif sekali tulisannya mak innur
pasrah kepada allah atau tawakal, memang seharusnya dari awal. pasrah bukan berarti menyerah karena sudah tidak berdaya, tp pasrah / tawakal adalh kesadaran akan segala sesuatu mulai dari usaha sampai hasil adalah semua atas kehendak dan kuasa Allah. Allah berfirman : fa idza 'azamta fatawakal 'alallah. jika kamu berkehendak maka bertawakallah kepada Allah. semoga kita semua mendapat kekuatan dari Allah swt amiin
BalasHapusSemoga tetap istiqomah.amin
BalasHapusMba saat ini jg saya sedang mendapat musibah, usaha kolaps utang menumpuk...segala cara mendekatkan diri pd Alloh pun sudah sy lakukan sampe harus sholat hajat di 41 masjid meski cmn 15 masjid yg sy mampu... Saya sdh berpasrah sepasrahnya, tp kmdn ada org yg menagih hutang dg membawa pengacara, menghina, memaki dg kata2 kasar sy pun menerimanya.. Bahkan ortu sy pun tak sanggup menolong pdhl sy berharap ortu sy mampu setidaknya membantu menengahi saat org2 menagih utang mlh sebaliknya dy marah2 dan tdk prnh membela sy... Sakit hati sy semakin bertambah tp semua sdh tdk sy hiraukan..tp knp Alloh yg dr bertahun2 yg lalu sy meminta sampe skrg blm dikabulkan meski sampe skrg sy tetap yakin Alloh maha baik dan menolong saya..sampe saat ini hukum masih menanti sy krn sy blm sanggup melunasi hutang2 sy..apa yg harus sy lakukan agar Alloh mampu memberikan keajaiban agar sy terbebas dr lilitan hutang ini bun?? Sy bnr2 putus asa
BalasHapusMba saat ini jg saya sedang mendapat musibah, usaha kolaps utang menumpuk...segala cara mendekatkan diri pd Alloh pun sudah sy lakukan sampe harus sholat hajat di 41 masjid meski cmn 15 masjid yg sy mampu... Saya sdh berpasrah sepasrahnya, tp kmdn ada org yg menagih hutang dg membawa pengacara, menghina, memaki dg kata2 kasar sy pun menerimanya.. Bahkan ortu sy pun tak sanggup menolong pdhl sy berharap ortu sy mampu setidaknya membantu menengahi saat org2 menagih utang mlh sebaliknya dy marah2 dan tdk prnh membela sy... Sakit hati sy semakin bertambah tp semua sdh tdk sy hiraukan..tp knp Alloh yg dr bertahun2 yg lalu sy meminta sampe skrg blm dikabulkan meski sampe skrg sy tetap yakin Alloh maha baik dan menolong saya..sampe saat ini hukum masih menanti sy krn sy blm sanggup melunasi hutang2 sy..apa yg harus sy lakukan agar Alloh mampu memberikan keajaiban agar sy terbebas dr lilitan hutang ini bun?? Sy bnr2 putus asa
BalasHapusTujuan hidupnya jangan untuk terlepas dari hutang. tujuan ibadahnya juga jangan untuk terlepas dr hutang. Bebaskan dan merdekakan jiwa . Kembalikan tujuan hidup ini utk Allah , agar lebih mengenalNya dan mendapat ridhaNya.
HapusTujuan hidupnya jangan untuk terlepas dari hutang. tujuan ibadahnya juga jangan untuk terlepas dr hutang. Bebaskan dan merdekakan jiwa . Kembalikan tujuan hidup ini utk Allah , agar lebih mengenalNya dan mendapat ridhaNya.
HapusThanks..,
BalasHapusSyukur alhamdulillah
Assalamualaikum mba Innuri, saat ini saya juga sedang terlilit hutang dan mengalami masalah finansial yg sangat sulit. Tulisan mba sungguh menyentuh hati saya, seorang hamba Allah yg sangat dzalim. Mba dan eyang, saya mohon dengan ikhlas doanya agar saya bisa benar2 istiqomah, pasrah, ikhlas berserah,bertobat,memperbaiki diri dan berharap pada Allah SWT semata sehingga Allah meridhoi nya saya dan akan menolong saya melunasi semua hutang2 saya.Amin.
BalasHapusAamiin. Semoga bisa menjadi orang yang memasrahkan segala urusan kepada Allah.
HapusKeadaan dililit hutang ini sedang saya alami sekarang.disaat usaha bangkrut teman dekat menjauh, saudara mencela
BalasHapusSaya memasrahkan diri kepada allah wahai dzat yang maha membolak balikan hati manusia, wahai allah pemilik alam semesta, saya yakin akan pertolonganMU bismillah mohon doa dari semua semoga kita sll dalam lindungan Allah.
Terimakasih Mba Innuri, sangat menginspirasi terutama saya highlight paragraf terakhirnya. Saya kutip tulisan Mbak di blog saya, ya. Terimakasih, Mba. https://ajengalamiahh.wordpress.com/2019/11/16/lpdp-ku/
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusSaya saat ini jg memasrahkan smuanya k alloh persoalan sy ,hutang sy smua yg saya miliki sy serahkan smuanya k Alloh sy ingin istiqomah k jln alloh ingin bertaubat karena telah banyak dosa"yg sy lakukan sy ingin terbebas dari riba mohon doanya ya mba innuri jg eyang smoga sy slalu istiqomah k jlnnya Alloh
BalasHapusAlhamdulillah, Allah SWT menuntun kepada saya untuk menemukan blog ini, terima kasih mba
BalasHapusAssalamu'alaikum...mbk innuri saat ini sy jg tertimpa musibah sungguh luar biasa .... Mohon saran dan masukannya krena sy hanya bisa pasrah ma Allah segala usaha telah sy lakukan hingga gali lobang tutup lobang,riba online,dll setelah mnumpuk hutang2 sy dan smua atas nama sy dkarenakan suami sy pengangguran dan skrg masyaAllah suami sy thn kmren telah meninggal dunia dan hutang2 ini telah menjadi tanggungan sy 250 jt...sy hanya bisa pasrah mau dbawa kmn nasib saya ma ank saya kedepannya.
BalasHapusAsalamualikum mba minta doa nya agar bs melunasi htng dengan cepat dan punya rezeki saya ingin orang tua bs berangkat umroh aminn
BalasHapusAlhamdulillah MasyaAllah , Semoga penulis dan pembaca mendapatkan rezeki sehat yang berlimpah . Aamiin YaAllah
BalasHapus