Rabu, 30 Mei 2012

Mengulang Keajaiban

Seorang sahabat bertanya padaku  :"Bagaimana cara mengulang keajaiban?"
Lalu dia bercerita bagaimana dulu dia pernah mengalami hal ajaib gara-gara memberikan uangnya kepada seorang tetangga yang memerlukan darah di rumah sakit.

Saat itu dia punya uang Rp 150.000 , herannya si tetangga membutuhkan uang dengan jumlah yang sama persis dengan sisa uang yang ada di tangannya. Tanpa pikir panjang dia memberikan saja uang itu.
Esoknya dia mendapat transaksi bisnis jutaan !!!

Memangnya keajaiban bisa diulang? Hmm.........

Kalau soal keajaiban, yang paling kuingat adalah Briptu Norman Kamaru dengan video lipsinknya yang fenomenal.  Setelah briptu Norman, muncul di televisi bapak polisi dengan ketrampilan akrobatik bersepeda motor di tengah lalu lintas ramai, lalu muncul polisi ganteng yang 'dipaksa' bisa nyanyi.

Dari ketiga polisi itu yang paling menghasilkan popularitas dan uang banyak adalah briptu Norman, yang dua terakhir munculnya cuma sekilas lalu menghilang begitu saja, aku saja lupa sama nama beliau berdua. Padahal kalau dipikir-pikir, aksi akrobatik di atas sepeda lebih sulit dan lebih beresiko.  Kalau dipikir-pikir juga kegantengan briptu Norman ya biasa-biasa saja.

Lantas apa dong yang membedakan ketiga orang itu?  Nih dia kuncinya, briptu Norman melakukan aksi lipsink karena tergerak oleh ketulusan hatinya menghibur teman di sampingnya yang sedang gulana. Sedangkan 'polisi akrobat' melakukannya karena ingin populer, dan polisi ganteng karena aku gak tahu ..... hehehe.

Temanku memberikan uangnya dengan spontan kepada si tetangga karena ketulusan hatinya menolong orang yang sedang sakit dan terancam jiwanya.  Dia lebih memikirkan orang lain dibanding dirinya sendiri.

Jadi apa dong yang membuat Allah sudi menurunkan keajaiban kepada kita makhluknya?  Salah satunya adalah ketulusan hati.

Hal yang amat sederhanapun bila dilakukan dengan ketulusan hati karena Allah akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan mendatangkan keajaiban yang tak pernah terpikirkan oleh kita. Makanya bekerjalah dengan ketulusan hati yang muncul karena rasa kasih sayang, lakukan ini saat melakukan apa saja. 

Tak usah mengharap keajaiban, karena hidup kita yang indah ini sudah merupakan keajaiban bukan? Jadi, rasakan dan nikmatilah hidup ini sebagai hal ajaib, maka keajaiban itu akan rajin 'mengunjungi' anda.  Jangan lupa memulai segala sesuatu dengan bismillahirrahmanirrahiim ,  tetap tulus hati dan kasih sayang yaaaa......

Dasar Anake Bakul !!!

Pulang ngaji Alni datang bersama dua orang teman ceweknya.

"Tante, aku beli topeng dari Alni", kata Sanis sambil tertawa-tawa. Baru tahu kalau ada topeng kertas bertengger dengan mesranya di wajah  Sanis dan Freda.
"Limaratus rupiah", kata Sanis.
"Uangnya mau tak tabung", kata Alni sambil masuk kamar, barangkali mencari celengan keramiknya.

"Hah??? hahahaha...... anak ibu sudah berbisnis?", aku kaget campur geli, tawakupun meledak.....  Ingat kemarin waktu belanja di supermarket KUD Pakis Alni minta dibelikan topeng kertas yang satu bungkusnya berisi 10 biji, harganya aku lupa.   Eh..... ternyata dia punya ide untuk mem'bisnis'kannya.... hehehe. Olala anak sekecil itu berdagang? TK aja belum lulus.....  Dasar anake bakul (pedagang) batik !!! 

Senin, 28 Mei 2012

Karunia Allah Karena Meninggalkan Hal Sia Sia

Sepanjang hidupku sering kualami banyak peluang-peluang Allah bukakan untukku setelah melalui 'meninggalkan hal sia-sia'.  Seolah-olah mendapat 'hadiah' dari Allah karena aku telah rela meninggalkan sesuatu yang sia-sia karenaNya.  Mungkin Allah ingin mengatakan padaku bahwa apa yang ada disisiNya lebih bernilai bila dibandingkan dengan hal sia-sia yang telah aku tinggalkan.

Seandainya manusia mengerti betapa luasnya karunia Allah yang dihadiahkan kepada orang-orang yang mau meninggalkan hal sia-sia, tentulah manusia berlomba-lomba untuk mengerjakan hal baik dan berguna saja bagi hidupnya.  Semoga kita termasuk di dalamnya.

Kenapa hal yang sia-sia perlu kita tinggalkan? Karena Allah tidak membolehkannya tentunya. Allah selalu tahu bahwa apa yang Dia larang adalah sesuatu yang tidak baik untuk kehidupan kita.  Secara logika, bila kita suka mengerjakan hal yang sia-sia, maka fokus kita ya pada hal-hal sia-sia/negatif  dan jangan salahkan siapa-siapa bila kemudian kehidupan kita menjadi tidak menyenangkan.  Suka mengerjakan hal yang sia-sia sama dengan menutup pikiran kita untuk fokus pada hal-hal baik yang membaikkan kehidupan kita.

Melakukan hal sia-sia menurut Indah nih yaitu melakukan hal-hal yang tidak bisa memberikan kontribusi apapun untuk kehidupan dunia akhirat kita.  Contohnya melamun, melamun bukan perbuatan dosa kan? tapi bisa mengarahkan kita pada dosa bila yang kita lamunkan hal-hal yang kotor misalnya. 

Ghibah atau rasan-rasan (membicarakan keburukan orang lain), selain sia-sia juga dosa lo, tapi kita suka banget melakukannya. Kadang memang perilaku teman amat sangat menjengkelkan kita hingga memaksa kita rasan-rasan, cobalah berhenti 'mengurusi' orang lain meskipun hanya di hati, tunggulah barangkali anda mengalami 'nasib' yang sama denganku yaitu Allah bukakan hal yang lebih baik dari orang yang anda ghibah. 

Percayalah bahwa Allah selalu memberikan penghargaan pada setiap usaha yang kita lakukan untuk mematuhiNya, termasuk usaha kita menahan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain.

Sesuatu yang bisa membelokkan arah tujuan hidup kita bukan untuk Allah, itupun hal yang sia-sia, walaupun yang kita lakukan kelihatannya hal besar yang berguna untuk banyak orang.  Contohnya melakukan kebaikan karena ingin mendapatkan pujian.

Kadang kita melakukan sesuatu yang halal tapi secara berlebih-lebihan, inipun hal yang sia-sia.  Contohnya makan banyak-banyak atau karena kepingin langsing  jadi berolah raga secara berlebihan sampai sakit.  Lakukan semuanya karena Allah saja dan kita akan secara otomatis akan bisa mengukur porsi yang tepat untuk kita, insya Allah.

Menonton pertunjukan musik, televisi atau hiburan lainnya bagiku bukan termasuk hal yang sia-sia asal tidak berlebihan dan hanya sekedar untuk menyegarkan pikiran yang suntuk, agar kita bisa beribadah kepadaNya dengan perasaan yang lebih ringan.

Yang penting dari itu semua, ingatlah tujuan hidup kita adalah mendapat keridhaan Allah.  Hal apa saja yang memalingkan kita dariNya, ini patut diwaspadai dan kembalikan posisi niat kita hanya untukNya saja.

Minggu, 27 Mei 2012

Keluar Dari Belenggu Kenangan

Banyak diantara kita yang memboroskan energi untuk sesuatu yang telah berlalu, bak berjalan dengan kaki tertambat bola besi. Mampukah kita berlari? sedang untuk berpindah posisi saja membutuhkan energi yang lebih besar.

Masih bagus bila masa lalu yang kita kenang masih bisa diambil hikmahnya, tapi bila mengenang masa lalu  hanya akan menambah kesedihan di hati kita, pikir-pikir lagi deh...... masih perlukah mengenang dan merindukan masa lalu? atau masih perlukan mengenang orang-orang dari masa lalu?

Mungkin itulah yang terjadi padaku ketika secara emosional 10 orang karyawanku  memutuskan mengundurkan diri dari Cantiq setelah mereka mogok kerja selama seminggu. Hatiku disiksa oleh cintaku pada mereka dan kenangan akan kebersamaan yang indah selama bertahun-tahun.

Sehari setelah kedatanganku dari Bandung mereka menemuiku, dengan didampingi ustadz Virien aku menjelaskan kepada mereka semua yang terjadi di butik, mengenai alasanku menaikkan gaji dua orang temannya yang bekerja di level management.  Kenaikan gaji inilah yang memicu sikap tidak terima mereka, mereka menuntut untuk dinaikkan juga gajinya.

Kupikir sudah tidak ada lagi gunanya menuruti permintaan mereka, bila mereka sudah tak lagi bekerja dengan ketulusan hati.  Standard gaji merekapun jauh lebih baik bila dibandingkan dengan usaha kecil yang bertebaran di daerahku. 

Eyang sebagai HRDnya Cantiq memberi mereka 2 pilihan yang sudah disiapkan formulirnya, mengundurkan diri dari Cantiq atau kembali bekerja dengan syarat mematuhi semua aturan di Cantiq.

Hasilnya 2 orang kembali bekerja dan yang 10 mengundurkan diri.  Sedangkan aku yang merasa kehilangan dan jauh dari 'pelukan suami' (beliau pameran di Yogya), menenangkan diri dengan ikut eyang ke pesantren Gubug.

Disini aku tidak bisa menahan kesedihanku......., mereka sudah seperti keluargaku sendiri, seperti anak-anakku sendiri. Apalagi setelah keluar dari Cantiq mereka juga masih sulit mendapatkan pekerjaan, bahkan ada salah seorang karyawanku yang bertemu mereka berjalan di siang yang panas mencari kerja. Rasanya terbayang di pelupuk mataku wajah-wajah mereka.

"Kalau kita merasa bisa memberi mereka yang terbaik dan menyangka tanpa kita mereka akan kesulitan, itupun kesombongan yang halus lo bunda", kata eyang mengingatkan.

"Ya sih, tapi masalahnya aku sayang sama mereka", kataku, lalu air mataku berjatuhan.

Kegalauan hatiku membuatku mengirim sms ke beberapa sahabatku, berharap mereka menghiburku, tapi masih juga hatiku merasa sedih.  Akhirnya aku menghubungkan hati dengan Allah.

"Allah, hibur aku, hibur aku.... ", kataku pada Allah berulang-ulang.

Petunjuk itupun datang dengan begitu sejuknya.  Bahwa tak ada gunanya aku memboroskan energi untuk mengingat hal yang sudah berlalu, banyak hal yang menungguku di masa depan yang lebih layak untuk kupikirkan.  Lalu Allah membukakan 'masa depan' itu.......... hmmm...........Allah memilihku untuk sesuatu yang amat indah, tapi sayang aku tidak bisa mengatakannya kepada kalian semua.....

Sesunguhnya peristiwa besar terjadi di pikiran dan perasaan kita, kenyataan hanyalah refleksi dari apa yang kita pikirkan dan kita rasakan.  Maka jangan tertipu oleh kenyataan yang telah terjadi, ambillah itu sebagai tantangan untuk merubahnya menjadi hal baik di masa depan yang dimulai dari pikiran dan perasaan kita. 

Rabu, 23 Mei 2012

kuingin berada di matamu




kuingin berada di matamu
kedamaian telaga biru
seluas samudra cinta

kuingin terbenam di bola matamu
kesejukan kasih
seindah langit senja

bawalah aku dalam tatapmu
langkah kakimu
hidupmu
merah hitam perjalananmu
tak lepas
tak pernah lepas
tak 
pernah
lepas 

Selasa, 22 Mei 2012

Dengarlah Alam Bicara

Pernah mendengar alam bicara?  Pernahkah merasakan betapa alam adalah guru yang amat sabar, ikhlas, kasih dan amat menyenangkan? Bahkan dia juga menjaga kita penuh sayang seperti seorang ibu kepada anaknya.

Coba renungkan ayat ini :
QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 191
[3:191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Ayat tersebut di atas bila dilakukan dengan penuh keikhlasan akan menyampaikan kita pada keindahan komunikasi manusia dengan alam.  Lakukanlah dan temukan betapa indah dan luasnya hati manusia yang terisi kebesaran Tuhannya.

Beberapa waktu lalu aku begitu tertegun mendengar penuturan sahabatku yang punya hobby fotografi.
Lewat hobbynya terasa sekali betapa Allah Maha Mengagumkan dengan segala ciptaanNya.  Apalagi bila menikmati hasil 'foto mikro'nya, katanya lewat lensa mikro dia bisa memotret obyek-obyek yang teramat kecil, yang secara kasat mata begitu 'diabaikan' oleh manusia pada umumnya, tapi saat tertangkap kamera hasilnya jadi amat mengagumkan.


foto by : Ogi D Gunadi

Serangga-serangga yang besarnya hanya satu titik itu menjadi amat indah dan detailnya begitu mengagumkan ketika terpotret kamera mikro.  Bagaimana bulu-bulu di kaki serangga itu tertata sempurna dan komposisi warna yang terpadu membuat kita menjadi heran betapa Allah adalah Maha Detail dalam penciptaan dan Maha Sempurna dalam Mencipta.
foto by : Denny Prb

"Merekapun punya susunan tubuh yang seimbang, ada kepala lengkap dengan susunan syaraf, perut dengan susunan alat pencernaan dan saluran ekskresi ", kataku.  Subhanallah !!!  Maha Besar Allah dengan segala ciptaanNya.

Bila sedang pergi berkendaraan, aku suka melantunkan dzikir atau membaca ayat-ayat suci sambil mengajak alam 'bicara', pembicaraan yang hanya bisa di dengar oleh hati yang lembut.  Mungkin karena sejak kecil aku suka melakukannya, alam menjadi sahabatku dan aku terbiasa ngobrol dengan mereka.  Efeknya aku jadi merasa nyaman berada di manapun.

Pernah aku berada di terminal Bungurasih malam-malam dengan eyang setelah pulang dari mengantar pesanan seorang pelanggan.

"Bunda nggak takut? disini rawan kejahatan lo", kata eyang.

"Bila Allah memposisikan aku disini, berarti ini yang terbaik untukku, aku tidak takut kok", kataku.  Rasanya aku gak perlu takut karena aku suka mendoakan orang-orang yang 'berkelakuan sangat baik' itu untuk kembali ke jalan Allah, aku yakin 'alam' akan menjagaku dengan ijin Allah.

Sebagaimana kita meyayangi dan mengasihi alam, maka alampun akan membalas kasih kita dengan lebih baik.  Manusia adalah bagian dari alam semesta, menyayangi alam berarti juga menyayangi manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya.


Kang Cecep dan Keajaiban 1 Jam

Pernah kuceritakan sebelumnya, kang Cecep -salah seorang pembaca blogku di Bandung- adalah mantan "orang yang berkelakuan sangat baik" yang sekarang memutuskan untuk menjadi tukang ojek.  Ketika beliau diundang teh Ella untuk pengajian di jl Patra Komala yang dihadiri olehku dan ustadz Virien, spontan beliau menyatakan kesanggupannya hadir bersama segenap keluarganya.

Masalah datang ketika dia menemukan dirinya tidak mempunyai uang sama sekali untuk membawa keluarganya ke tempat pengajian.  Kang Cecep sendiri mempunyai mobil tua yang rencananya mau digunakan membawa keluarganya ke pengajian, sayangnya dia tak cukup uang untuk membeli bensin.

"Jadi nggak nanti malam kita pengajian?", tanya istrinya.
"Jadi lah", katanya meyakinkan istrinya dan barangkali meyakinkan dirinya sendiri.
"Aku mau ngojek dulu", pamitnya.

Begitulah ceritanya, dia berangkat ngojek jam 5 sore dengan penuh harapan mendapat uang bensin untuk membawa keluarganya bertemu denganku dan ustadz Virien.

"Seumur-umur ya baru kali ini saya mendapat keajaiban,  gara-gara ingin bertemu ibu.  Sampai di tempat ojek dapat penumpang yang minta diantar ke tempat yang agak jauh tapi minta cepat, saya sanggup, lalu dia membayar lebih, dua kali lipat malahan.  Kembali ke pangkalan ojek lagi, eh ... dapat penumpang lagi, begitu terus sampai saya sendiri heran dengan uang di tangan saya, ini sudah melebihi uang bensin ", kata kang Cecep.

"Saya lihatin terus itu uang dengan penuh takjub, hanya satu jam, biasanya uang segini musti diperoleh selama 2 hari, ini satu jam.  Satu jam yang setara dengan 2 hari ... ajaib! Saya segera mengajak seluruh keluarga ke Patra Komala, saya kira sudah terlambat, eh ternyata saya yang jemput ibu", kata kang Cecep di mobilnya yang membawaku ke tempat pengajian.

"Niat baik karena Allah itulah yang mendatangkan keajaiban", kataku.
"Sekarang tinggal memelihara hal baik yang sudah akang fahami, tetap konsisten dan tetap bergaul dengan orang-orang shaleh", kataku.

Siapa sangka tulisan-tulisan ringanku seputar kehidupan sampai juga ke tangan kang Cecep, sang "mantan"... mantan orang yang berkelakuan sangat baik. Aku rasanya menjadi orang yang sangat istimewa, karena dulunya kang Cecep adalah orang yang sangat ditakuti di 'dunia'nya.  Sekarang dia begitu rendah hati dan lembut.

"Aku ingin sekali bisa membalas kebaikan ibu dan ustadz Virien, tapi bagaimana caranya?", katanya membuatku terharu.
"Kan akang sudah mengantarku kemana-mana", kataku.
"Iya ya".
"Coba kang Cecep layani semua orang penuh kasih dan ketulusan seperti akang melayaniku, pasti luar biasa", kataku.

Ketulusan hati karena Allah memang mendatangkan hal luar biasa, apalagi ketulusan orang yang ingin berhijrah dari gelap gulita menuju terang benderang. 

Marilah kita berpindah dari gelapnya perasaan putus asa menuju terangnya berharap akan rahmat Allah.  Marilah kita berpindah dari gelapnya amarah, dendam, iri, dengki, cemburu menuju terangnya ikhlas dan memaafkan karena Allah.

Bertemu Orang Pilihan Allah

Tgl 17 Mei 2012, kereta malam mengantarkanku dan eyang pulang ke Malang dari perjalanan dakwahku yang pertama di Bandung.  Perasaankt  tertinggal di kota yang sejuk itu, wajah orang-orang yang kusayangi di detik pertama mengenal mereka seperti menari-nari di jendela hatiku. Antara haru dan bahagia mendapat karunia Allah berupa persaudaraan yang mengikat hati kami karena iman, oh indahnya .....

"Ini kang, kenalin ustadz Virien ", kataku di balkon lantai 4 asrama Aden ketika memperkenalkan eyang pada kang Ogi.
"Kukira dia cuma tokoh fiktif......., sekarang menjelma nyata..... hahaha", kata kang Ogi, kamipun tertawa bareng.  Dengan cepat 2 orang itu terlibat pembicaraan yang akrab.


Kenalin pembaca, ini ustadz Virien hasil jepretan kang Ogi, keren ya !!! yang keren fotografernya atau eyang yaaa ??? yang berminat boleh mendaftar, mumpung doi masih jomblo ....

Ngaji pertamaku di jl Patra Kumala, disini berkumpul 3 keluarga lengkap dengan 'anak cucu cicit'..... hehehe.  Ternyata aku dan eyangpun mendapat sesuatu yang amat berharga disini.  Ada kisah teh Ella yang amat mengharukan.

Ngaji kedua di Cicalengka, aku nginap di rumah kang Ogi yang besar, paginya ke rumah Agan, lalu malamnya ngaji di bebek bakar A Yayo jl Bengawan.  Kulihat mereka cocok banget dengan eyang dan mereka mudah memahami penjelasan-penjelasan eyang.

 
Makan nasi liwet buatan teh Naovy di rumah Agan, enak banget.... gak cocok buat yang lagi diet.


Di rumah Agan yang sejuk di Cicalengka, bersama kang Cecep (paling depan), ustadz Virien, kang Jimmy dan yang cantik berkerudung itu tuh..... aku.

Aku bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, yang begitu lembut hati, dengan kata-kata yang santun (sampai Indah musti memperhatikan gerak bibir mereka untuk menangkap pembicaraan mereka yang halus).  Aku lihat betapa mereka amat menyayangi satu sama lain, memahami satu sama lain dan saling mendukung dalam kehidupan mereka.

Mereka ada yang merupakan family kang Ogi, tapi sebagian juga teman-teman dan sahabat kang Ogi.  Aku bahagia bisa mengenal mereka dan aku selalu merindukan berada di tengah-tengah mereka.  Yaaah, walaupun saat ngaji di jl Bengawan, Indah seperti 'si cantik di sarang penyamun'.... eh... perokok..... hehehe.

Memang aku dulu selalu punya masalah bila menghirup asap rokok, rasanya jadi pusing dan gak enak badan.  Mungkin karena aku terbiasa dengan suami yang bukan perokok yaa....  Tapi ketika berkumpul di tengah-tengah para 'penyamun' ini aku berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang Allah kirim untuk jadi sahabatku, aku menyayangi mereka dan aku musti ikhlas menerima mereka apa adanya. 

Apakah kekuatan cinta yang membuat asap rokok itu gak ngefek sama sekali? Bisa jadi, bahkan aku betah ngobrol sampai jam 12 malam tanpa pusing dan tetap enak badan.


Agan ngobrol dengan ustadz Virien, keren ya..... maksudku fotografernya yang keren....

"Mereka adalah orang-orang pilihan Allah", kata eyang di kereta.  Karena diantara mereka ada orang yang berusaha bangkit dari 'dunia gelap' dan diantara mereka ada orang yang sedang tertimpa cobaan yang berat-berat.

Jadi ingat ucapan kang Cecep saat pertama kali bertemu denganku,"Bu Indah, saya adalah mantan orang yang berkelakuan sangat baik". Hmmm .......... tahu kan maksudnya 'orang yang berkelakuan sangat baik' ???  itu sih lawan kata orang baik-baik.....hehehe. Bagus ya cara dia mengungkapkan jati dirinya? yang pasti bikin kami semua tertawa ......



Senin, 14 Mei 2012

Bila Bertindak Berdasarkan Hawa Nafsu

Kalau ke Bandung kusarankan gak usah bawa baju banyak-banyak, soalnya disini gudangnya baju murah dengan kualitas yang bagus. Layaknya sebuah lagu wajib, kalau ke Bandung wajibnya ya ke pasar baru.

Sebenarnya pergiku ke pasar baru kali ini untuk mengantar ustadz Virien nyari kaus hitam buat seragam group pencak silatnya, lha kok yang belanja malah aku ..... hehehe.  Salahnya pedagang sih, masak gamis kaus yang chick dipajang sembarangan, murah murah lagi !!!  Akupun keasyikan memilih-milih sampai telepon dari suamiku memecah konsentrasi belanjaku.

Dari seberang lelaki pujaanku itu tertawa," Sayang, mimpimu jadi kenyataan".

"Mimpi apa?".
"Kan kemarin kamu  mimpi pisang di kebun kita mati semua.  Kemarin Sabtu aku didemo karyawan produksi, protes soal gaji dan juga gak mau ngaji katanya, terus hari ini (Senin) mereka gak ada yang masuk.  Yang masuk ya cuma Santi, Windy dan Yudi ", kata suamiku dari seberang.

"Kayaknya ada provokatornya.  Tenang saja, gak usah nyesel ditinggal orang yang menolak al qur'an", kata suamiku lagi.  Tapi bagaimanapun juga aku kaget dan mikir, sudah sepuluh tahun usia Cantiqku dan selama itu tidak pernah ada demo dari karyawan.  Kukira mereka sudah faham bahwa mereka aku ajak bekerja untuk Allah.

Protes mereka dipicu oleh naiknya gaji Santi dan Windy yang kunilai sudah waktunya dinaikkan karena pekerjaan mereka di level management yang kugaji harian, sedangkan karyawan produksi kugaji borongan. Mengapa mereka tidak bicara baik-baik dan dari hati ke hati dengan Santi seperti biasanya bila mereka merasa gaji borongannya kurang? Lalu Santi pasti ngomong padaku dan aku biasanya juga nambah kok.  Uuuuhhhh..... Sabar dan tenang yaaa Indah.

Sebenarnya kalau karyawan melakukan demo dan mogok kerja, yang rugi mereka sendiri lo.  Lha wong aku masih punya 2 lagi rumah produksi, di desa Mantren dan di pesantren Gubug, kehilangan karyawan di butik insyaAllah masih bisa diatasi.  Andaipun Cantiq tidak berproduksi, aku masih punya Allah yang memberiku 3 hektar kebun yang setiap 2 minggu sekali panen puluhan tandan pisang.

Jadi ingat berita di koran tentang pabrik X, gara-gara demo buruh, si pemilik pabrik bukannya memenuhi tuntutan buruh, tapi malah menutup pabriknya.  Ratusan buruh itu akhirnya gigit jari kehilangan pekerjaan, sedangkan si boss ya tenang saja karena usahanya bukan cuma satu itu.

Inilah potret orang-orang yang bertindak berdasarkan dorongan hawa nafsunya, ngawur dan tidak punya visi ke depan.  Mereka digerakkan oleh rasa iri dan serakah.  Kehancuran adalah endingnya.

Padahal aku sering bicara pada mereka untuk bekerja karena Allah dan aku ajak mereka berjuang bersamaku di jalanNya.  Diantara puluhan karyawan itu memang ada beberapa orang yang memang sudah benar-benar ikhlas bekerja karena Allah dan kuamati mereka ini hidupnya tidak kekurangan kok, malah bisa membeli sepeda motor.

Perihal perasaan Indah hari ini, alhamdulillah dengan cepat bisa ikhlas dan memaafkan, bila mereka mau kembali bekerja ya silahkan, bila tidakpun silahkan.  Allah tahu, aku mencari karyawan yang bisa aku ajak berjuang di jalanNya, dan jumlah orang yang seperti ini memang sangat sedikit sebagaimana disebutkan di al qur'an.  Tapi juga dikisahkan di al quran bagaimana yang berjumlah sedikit bisa mengalahkan yang banyak karena Allah bersama mereka.

Allah, aku ingin Engkau bersamaku.


Minggu, 13 Mei 2012

Sekolah Kepribadian Indah

Sabtu, 12 mei 2012, ini adalah hari yang amat bersejarah bagiku, ini adalah perjalanan dakwahku yang pertama.
Alhamdulillah urusan pelatihan sudah selesai.  Sudah kuniatkan jauh-jauh hari bila semua urusan di Malang bisa kutinggal, maka aku akan meluncur ke Bandung memenuhi undangan pembaca blogku.

Naik kereta bersama ustadz Virien.
Sejujurnya aku masih 'kaget' juga dengan reaksi pembacaku yang membuatku menjadi da'i dadakan.  Tapi ya mungkin memang harus begini perjalanan hidupku.  Bila Allah menghendaki jadi maka jadilah.  Jadilah Indah yang tak pernah mondok di pesantren ini menyebarkan ajaranNya.

Kupikir bila kehadiranku bisa membuat banyak orang memahami ajaran Allah, mengapa tidak?  Pesantrenku adalah pesantren kehidupan, guru besarnya adalah Allah, media pengajaranNya adalah cobaan dan ujian dalam kehidupan.

"Lewat blog ibu, kami jadi mengerti bagaimana cara menerapkan ajaran agama dalam kehidupan", kata kang Ogi suatu saat.

"Banyak blog dakwah di internet, tapi ketika masuk di blog ibuk, jadi lain......  Kebanyakan orang menerangkan tentang dalil-dalil, tapi ibuk melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda ", kata anakku Aden.

Aku jadi ingat sahabatku Achmad Muzanni, dia pernah bilang," Kalau aku ngobrol dengan seseorang, kadang aku masukkan materi sekolah kepribadian Indah".

"Apa itu sekolah kepribadian Indah?", tanyaku.
"Indah kan selalu memaknai peristiwa dalam hidup ini dengan tuntunan Allah", katanya.

Ya memang sahabatku, manusia berkomunikasi dengan sesamanya memakai bahasa lisan, sedangkan Allah berkomunikasi dengan hambaNya melalui berbagai peristiwa dalam kehidupannya.  Tak ada sadikitpun peristiwa dalam hidup ini yang tak bernilai di hadapan Allah, baik kejadian yang nyata maupun yang hanya terjadi di hati kita yang hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya.



Jumat, 11 Mei 2012

Saat Tak Seorangpun Berfihak Padanya

Sore ini sehabis menyerahkan laporan pelatihan ke Surabaya, aku mampir ke pak Putut, pijat.

Pijatnya pak Putut ini bukan sembarang pijat, tapi pijat terapi yang memakai metode cina katanya.  Yang jelas banyak kusaksikan orang mengalami sakit berat bisa membaik dengan ijin Allah.  Yang namanya penyakit kencing manis, ginjal, kanker otak sering dia tangani dan membaik, kalau 'cuma' stroke sih mudah pulihnya katanya.

Kalau diterapi pak Putut, tidak perlu jamu atau obat-obatan yang diminum, juga tidak ada pantangan makanan.  Kalau mau cepat sembuh pantangannnya cuma jangan sedih, marah atau berpikir yang berat.

"Orang marah itu membuat denyut jantung meningkat, menambah jumlah aliran darah ke otak, jadi memicu tekanan darah tinggi dan stroke", katanya.

"Sedih saja gak boleh, apalagi marah.  Orang sedih dan orang banyak pikiran itu memicu produksi asam lambung, pasti kena itu lambungnya", lanjutnya.

Pak Putut lalu bercerita tentang seorang kenalanku yang aku rekomendasikan berobat kesini.

"Sebenarnya dia bisa cepat sembuh kalau gak mikir berat dan tidak suka marah-marah.  Tapi lha wong suaminya menikah lagi, mana bisa gak sedih", kata pak Putut, akupun baru tahu sekarang kalau suami kenalanku itu menikah lagi.

Aku jadi ingat dua tahun yang lalu pas aku bertemu dengannya, pertemuan pertamaku dan juga pertemuan terakhirku dengan wanita itu. Kami baru saja kenal tapi dia langsung mempercayaiku dan dia langsung bercerita tentang penderitaan hidupnya. Tentang penyakitnya dan tentang keluarganya.  Katanya dia selalu salah dimata suami dan anak-anaknya bahkan juga dimata anak buahnya di kantor.  Katanya dalam hidup ini tidak ada yang berfihak padanya.



"Woman in a Boat" by Renoir

Aku yang gampang berempati dengan orang lain jatuh kasihan dan merekomendasikan Pak Putut padanya. Rupanya wanita ini mengikuti saranku dan rajin pula terapi.  Pak Putut juga bilang bahwa kesehatannya membaik, bila dulu dia musti dituntun kalau jalan, setelah beberapa kali terapi dia bisa berjalan sendiri.

Perubahan kesehatannya tidak diikuti oleh perubahan sikapnya yang gampang sedih dan marah. Ada anak buahnya cerita ke pak Putut kalau bosnya ini tiap hari marah sampai anak buahnya tidak ada yang menyukainya.

Pantesan suaminya menikah lagi, ya mana betah punya istri ngamukan. Ingat ceritanya dulu padaku, yang selalu salah dimata semua orang, rupanya dia kurang bisa mengoreksi dirinya sendiri dan kurang memahami orang lain.  Di dunia ini mana ada orang yang mau dimarah-marahi setiap hari? ya kan?

"Saya bukannya membela lelaki, tapi menurutku ya salahnya sendiri kalau suaminya menikah lagi", kata pak Putut.

Hmmm........  Bila dalam hidup ini seseorang merasa begitu menderita sampai sedikit saja orang yang berfihak padanya, mungkin sudah waktunya mengoreksi diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.



Rabu, 09 Mei 2012

Tanpamu ....

Sendirian di rumah, jadi ingat lagunya Tetty Kadi (penyanyi jadul waktu aku masih imut banget), judulnya Tanpamu.

tanpamu apa artinya
tanpamu terasa hampa
gairah hidup kan musnah selamanya ....

Bagaimana gak hampa, sejak hari Jum'at sampai Senin pagi ini aku sendirian di rumah.
Ceritanya aku pameran ke Bandung bersama mas Hary dan Alni, tapi 2 hari di Bandung mendadak ditelepon dinas koperasi propinsi untuk memberi pelatihan di klinik UKM Surabaya. Kamis paginya aku dari Bandung langsung ke Surabaya memberi pelatihan, sampai  di rumah Malang sore masih ditemani Insan.  Jum'atnya Insan yang libur 'terbang' dengan teman-temannya ke Blimbing, katanya jalan-jalan.  Eh lha kok Insan nginap di butik sampai pagi ini, katanya sih di butik enak kalau mau kemana-mana, ya memang benar sih.

Aku sendiri badan terasa gak enak, hidung  'pengar' dan gatal, kepala nyut-nyutan kena gejala flu..... kuputuskan untuk tidak ke butik agar gak sampai flu beneran.  Aku musti istirahat dan banyak makan, juga minum air putih yang banyak.  Praktis 3 hari aku sendirian di rumah, memerangi flu .....  Kemarin Jum'at dan Sabtu masih dikunjungi karyawan yang memberi laporan ini itu dan konsultasi ini itu , tapi pas minggunya..... oh!!!  Sepinya dunia tanpamu....

Kalau pas shalat nih, lihat sajadah kecil yang membungkus mukena putih-ungu, jadi ingat Alni.... jadi kebayang bagaimana dia mengenakan mukena sendiri yang kadang 'menclek' alias gak pas di wajahnya, lalu  aku yang membetulkan.  Ingat bagaimana cara dia jadi makmum di belakangku tapi membaca doa keras-keras menyaingi imamnya, bahkan  saat membaca al fatihah sering mendahului karena sudah hafal. Duhai Cantiiik !!!.... aku rindu padamu!!!

Kalau aku nyalakan tivi dan muncul kambing putih hitam yang gak mau ngomong .... apa tuh .... jadi ingat Alni lagi.  Kalau aku kedapur, lihat rak mainan Alni, hati ini rasanya jadi nyut nyutan.

Sore aku shalat maghrib di masjid.  Menjelang shalat kulihat seorang bapak bersiap memukul anak kecilnya yang membuat keributan di masjid.  Oh, belum tahu dia bagaimana rasanya hidup tanpa si kecil ......

"Berlaku lemah lembutlah pada anak-anak kita", ini adalah kalimat yang aku tujukan buat diriku sendiri, bagi yang merasa tersenggol yaaa maaf...  tapi ya syukur alhamdulillah.

Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).

Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Minggu, 06 Mei 2012

Lihatlah Langit Biru Dan Mega Yang Mengambang .....

Setelah kemarin aku suruh bernyanyi, sekarang aku suruh melihat pemandangan di depan anda (Indah lagi suka nyurh-nyuruh orang nih, hehe).  Adakah keindahan di depan anda sekarang? Hmm, bila tidak ada, berarti ada sesuatu yang musti dibenerin.  Lihat saja, fotografer selalu bisa memotret hal yang sederhana menjadi sebuah keindahan yang pantas dinikmati.  Ayolah sahabat, temukan keindahan di depan anda lalu nikmatilah.


Sudah? Bila sudah, silahkan meneruskan membaca tulisanku ini, bila belum ya coba temukan lagi keindahan di depan mata anda lalu nikmatilah.

Sekarang pandangi sekali lagi keindahan di depan mata anda, tapi kali ini sambil mulut anda melafadzkan dzikir, dzikir apa saja boleh,  Subhanallah (maha suci Allah), Allahu Akbar (Allah maha besar), Alhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah) dll.  Teruskan dzikir anda sambil terus memandangi keindahan di depan mata anda.  Rasakan perbedaan antara menikmati keindahan tanpa dzikir bila dibandingkan dengan dzikir.  Jelas berbeda sekali bukan?

Dzikir membuat pandangan mata anda lebih tajam dan lebih detail dalam melihat segala sesuatu, begitupun keindahan yang nampak menjadi lebih bermakna.

Aku pernah duduk-duduk di butik, memandang kejauhan, ada pohon, langit biru dan mega putih yang mengambang.  Lalu aku  memandangi keindahan itu sambil berdzikir, kurasakan tiap lekukan mega dan siluet pepohonan di kejauhan menjadi lebih nyata, yang tadi saat kulihat tanpa dzikir seperti datar saja, bila dilihat dengan dzikir menjadi lebih 'keluar' detail dan keindahannya.

Ini adalah salah satu hikmah dari dzikir, hikmah yang lain tentunya banyak sekali, diantaranya meneguhkan hati dan menolong alam bawah sadar kita untuk yakin akan kehidupan indah yang bakal kita jalani.  Seperti kita semua tahu kekuatan alam bawah sadar ini lebih besar pengaruhnya dalam kehidupan bila dibandingkan dengan kekuatan sadar.

Pengaruh  dzikir sudah pula anda buktikan lewat pengalaman yang sederhana, jadi,  jangan lupa menghubungkan hati denganNya ya.. 

Cobalah Bernyanyi.

Cobalah bernyanyi kataku, nyanyi lagu apa saja yang terlintas di pikiran.  Ayo! jangan ragu sahabatku, bernyanyilah, lagu apa saja . Nanti juga akan mengerti apa maksudku menyuruh-nyuruh orang bernyanyi. Sudahkah anda bernyanyi? Bila sudah, silahkan meneruskan membaca tulisanku, bila belum,ya nyanyi dulu, nggak sulit kan?

Nah, sekarang aku suruh lagi bernyanyi dengan lagu yang sama tapi dengan mind set yang berbeda.  Bila tadi bernyanyinya karena kusuruh-suruh dan andapun nurut sama aku, sekarang bernyanyinya untuk Allah.  Maksudku bernyanyi dengan niat di hati untuk mempersembahkan lagu kita kepada Allah. 

Contohnya :  Bila yang sedang anda nyanyikan lagu tentang cinta, dalam hati pujilah asmaNya yang telah menciptakan cinta nan indah, bila bernyanyi tentang kupu-kupu, agungkanlah karya ciptaNya yang amat mengagumkan itu.  Semua lagu yang tercipta tak akan lepas dariNya, jadi lagu apapun yang anda nyanyikan pasti bisa dihubungkan dengan kebesaranNya.

Bila anda sudah menyanyikan lagu yang sama untuk kedua kalinya, rasakanlah bedanya, mungkin perbedaannya terletak pada merdu atau power suara anda, mungkin pada kenyamanan atau kebahagiaan di hati anda. Tapi yang jelas amat berbeda !!!

Ada 'sejarahnya' sih kenapa aku menyuruh-nyuruh orang bernyanyi.
Pada suatu sore aku pernah bernyanyi di teras rumahku di butik dengan gitar kesayanganku (teras rumahku gak kelihatan dari jalan karena terhalang Cantiq butik) . Wong dasarnya bukan keturunan penyanyi, suaraku terdengar maksa banget, udah gak kuat di nada-nada tinggi, fals pula, benar-benar suara capek deh !  Lalu tiba-tiba saja aku kepingin bernyanyi untuk Allah, lagunya sama sih, tapi dalam hatiku bilang : Allah, aku bernyanyi untukMu.  Ajaibnya, suaraku kok bisa ada merdu merdunya, gak fals, pas nada tinggi juga nyampai.

Makanya aku suruh kalian bernyanyi seperti caraku, agar faham perbedaan antara melakukan sesuatu karena Allah dan karena hal lain. Buktikan bahwa bekerja karena Allah lebih powerfull dan lebih maksimal, padahal itu hanya perkara bernyanyi. 

Seandainya seluruh kehidupan yang kita jalani kita niatkan dan kita persembahkan untuk Allah, pasti lebih maksimal hasilnya dan kitapun bukan hanya mendapat bagian di dunia ini saja, melainkan di dunia dan di akhirat.  Yuuuk !  

Kamis, 03 Mei 2012

Jangan Beranjak Dari Ketulusan Hati

Masih ingat kasus Briptu Norman Kamaru?
Apa yang anda pikirkan saat namanya mulai merebak karena video lipsinknya?

Yang aku pikirkan saat itu adalah : betapa hebatnya sebuah ketulusan hati !!!  Bukankah briptu melakukan itu untuk menghibur temannya yang sedang gundah gulana? Ketulusan hatinya telah membuat Allah menurunkan keajaiban  hingga membuatnya begitu terkenal, punya banyak uang dan menggunakan sebagian uangnya untuk membiayai orang tuanya naik haji.

Saat itu aku memang suka banget mengikuti berita tentangnya, fenomenal banget kukira.  Aku mendapat sebuah contoh nyata betapa hal yang sederhanapun bisa menjadi sesuatu yang amat mengagumkan bila dimulai dari  ketulusan  hati.

Perpaduan antara hal yang sederhana dan ketulusan hati, seperti mudah dilakukan ya? Bisa jadi itu mudah, yang sulit barangkali mempertahankan ketulusan hati itu.

Mungkin itulah yang kurasakan saat ini dengan tulisan-tulisan sederhanaku di blog.  Semula niat menulis untuk mengingatkan diriku sendiri agar selalu berada di jalan Allah,  bukankah menjaga diri sendiri untuk tetap istiqomah itu perlu perjuangan panjang?  Kadang juga aku menulis untuk menasehati dua buah hatiku yang jauh, Aden di Bandung dan Zeli di Yogya.


Ketika kusadari tulisan-tulisanku bermanfaat juga untuk sahabat-sahabatku, akupun menulis sesuai permasalahan yang mereka sampaikan padaku. Bila mereka terlilit masalah, aku berusaha menyemangati mereka.  Kadang aku menulis juga tentang kewirausahaan untuk menjawab pertanyaan murid-muridku di pelatihan kewirausahaan propinsi Jawa Timur.  

Senang rasanya bisa berbuat sesuatu untuk orang-orang yang kusayangi.  Banyak respon tak terduga dan banyak yang bilang tulisan-tulisanku menginspirasi, merubah hidupnya dan ketika mereka melaksanakan anjuranku untuk ikhlas dan memaafkan, mereka banyak mendapat keajaiban dalam hidup.  Alhamdulillah, semua itu kan dari Allah, bukan dari Indah yang kecil tapi gendut ini (???... hehehe)

Sampai muncul pengajian di Bandung yang digerakkan oleh kang Ogi, ini benar-benar surprise buatku. Kang Ogi pula yang punya ide membukukan tulisan-tulisanku, beliau memilah-milah tulisanku yang banyaaak ini menjadi beberapa tema. Semula kang Ogi melakukannya untuk berdakwah, jadi buku-buku hasil suntingannya hanya dibagi-bagi gratis.  Tapi kupikir bila dicetak jadi buku beneran dan diedarkan ke seluruh pelosok tanah air pasti akan lebih meluas manfaatnya.

Saat segala ketulusan hati berbuah manis, tantangan selanjutnya adalah tetap menjaga ketulusan hati ini walau barangkali ada efek samping yang berupa materi.  Bila mungkin jangan pernah punya tujuan yang bersifat materi, aku sering bilang rejeki itu sudah ditetapkan Allah, manusia hanya melakukan yang terbaik untukNya saja.  Berpola pikir seperti ini membuat hati kita damai dan memunculkan potensi terbaik kita.  Kalau kita suka main hitung-hitungan, malah menghalangi kita melakukan yang terbaik yang mampu kita lakukan. 

Untungnya Allah mengirim kang Ogi padaku, ketulusan hatinya dan kuatnya dia berpegang pada tali Allah membuat aku juga musti belajar darinya.

"Usaha saya untuk mengajak kepada kebaikan, belum seberapa bila dibanding dengan nikmatNya", kata kang Ogi.

Itulah sahabat, itulah yang disebut bersaudara dalam iman dan islam, saling menguatkan satu sama lain, saling mengingatkan satu sama lain.  Subhanallah, indah sekali.....

     

Buku Pertamaku


Beberapa waktu lalu, kang Ogi, sahabatku dari Bandung, meminta ijin untuk mengumpulkan tulisanku di blog dan menyusunnya jadi buku.  Langkah pertama masih berupa draft yang akan dibagi-bagikan secara gratis kepada sanak famili dan sahabat. Niatnya untuk berdakwah.

"Seperti yang bu Indah ajarkan, tidak meminta upah untuk dakwah kita", katanya.

Melihat foto yang dikirim kang Ogi, jadi terharu banget...... Itukah hasil karyaku yang kata kang Ogi amat menginspirasi?  Gak nyangka, tulisan-tulisanku yang ringan ternyata memberi pencerahan kepada banyak orang.  Segala puji hanya bagi Allah, karena hanya Dialah yang membuat segalanya berlaku.




Draft yang tebalnya kayak thesis ini hanya memuat 30 an judul.  Kali ini kang Ogi mengumpulkan tulisan yang membahas masalah finansial, katanya di lingkungannya banyak orang terkena masalah finansial.



Buku pertamaku ini judulnya "Menciptakan Keajaiban Finansial".  Maksud dari judul yang aku usulkan ini ya bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menerima keajaiban finansial dari Allah.  Allahlah yang menciptakan keajaiban finansial buat kita, karena Maha Kasih SayangNya.  Buku ini mengajak kita untuk kembali kepada Allah, karena disisiNyalah terdapat khazanah keajaiban yang amat luas.

Terimakasih Allah, terimakasih kang Ogi.  Aku tersanjung banget..... mudah-mudahan kita tak pernah beranjak dari ketulusan, mudah-mudahan langkah yang kang Ogi lakukan mendapat ridha Allah.

Rabu, 02 Mei 2012

Semakin Berisi Semakin Merunduk

Mau menjadi manusia seperti apakah kita? Manusia yang menyombongkan diri dengan segala yang kita punya dan kita tidak punya? sedang di akhirat nanti kita tidak tahu seperti apa wajah kita.....

Pernah melihat orang yang suka membangga-banggakan kesuksesannya? Mendingan kalau yang dia bangga-banggakan memang sesuatu yang dia miliki, parahnya kalau sombong dengan sesuatu yang tidak dia miliki.  Orang jenis ini ada lo di seputar kita.

Aku punya teman yang suka banget membual, ya membual tentang jumlah karyawannya, ya omzetnya, ya prestasi-prestasinya. Benar-benar 'tong kosong nyaring bunyinya'.  Kasihan benget sebenarnya melihat orang kayak gini, kentara betapa dia punya rasa takut untuk menampilkan diri apa adanya, takut tidak dihargai atau ketakutan lain yang aku tidak tahu. 

Ada peribahasa : ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk.  Semakin kita sukses, sebenarnya kita jadi semakin rendah hati. 

Jadi ingat sahabat SMAku Iwan A Irawan, dia pemilik Griya batik Olive di Batu, dia ini pengusaha batik tulis dengan ratusan karyawan, pamerannya sudah sampai ke beberapa negara.  Dia sudah lama membatik, saat aku baru memulai merintis butikku dia sudah terkenal.  Sejak lama dia mengeksport batik-batiknya.  Pelanggannya pejabat-pejabat tinggi, tapi Iwan sendiri orangnya low profile banget.  Iwan itu orangnya kalem, baik hati, ramah dan sama sekali tidak sombong....  Ingat saat SMA dulu dia duduk di bangku belakangku, sampai dia sukses seperti ini, dia masih tetap Iwan yang dulu, masih sahabatku dan tidak tersinggung bila aku memanggilnya dengan namanya saja, tanpa embel-embel pak atau mas, begitupun dia memanggilku dengan namaku saja.



"Reminiscence of The Garden at Atten" by Van Gogh


Aku jadi ingat juga sama 'sopir'nya cak Edy Yusuf.  Cak Edy itu kalau dakwah ke Malang selalu bertiga, dengan cak Halim dan seorang lagi yang selalu diam dan selalu mencatat pelajaran dari cak Edy, dulu kukira sopirnya cak Edy.  Eh, lha kok ternyata beliau ini pebisnis real estate yang salah satu perumahannya ada di Malang. Ealah ... kok ada yaa  boss besar yang 'chasing'nya  kayak sopir.

Sahabatku, marilah merenung, mau jadi manusia seperti apakah kita?
Manusia yang di dunia ini wajahnya tengadah menyombongkan diri di hadapan manusia lain? Yang menghalalkan segala kebohongan demi sebuah penghargaaan, padahal tanpa kebohonganpun orang lain tidak akan melecehkannya.

Apakah kita mau menjadi manusia yang membangga-banggakan diri dengan kesuksesan yang telah kita raih? Sementara di akhirat nanti kita tidak tahu akan seperti apa wajah kita !!! (QS. 88, Al Ghasyiah)

Apakah kita mau menjadi manusia yang lupa dari apa kita diciptakan? (QS. 86: 5-8)
Ingatklah akan hari ditampakkan segala rahasia....... (QS. 86;9)