Sepanjang hidupku sering kualami banyak peluang-peluang Allah bukakan untukku setelah melalui 'meninggalkan hal sia-sia'. Seolah-olah mendapat 'hadiah' dari Allah karena aku telah rela meninggalkan sesuatu yang sia-sia karenaNya. Mungkin Allah ingin mengatakan padaku bahwa apa yang ada disisiNya lebih bernilai bila dibandingkan dengan hal sia-sia yang telah aku tinggalkan.
Seandainya manusia mengerti betapa luasnya karunia Allah yang dihadiahkan kepada orang-orang yang mau meninggalkan hal sia-sia, tentulah manusia berlomba-lomba untuk mengerjakan hal baik dan berguna saja bagi hidupnya. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Kenapa hal yang sia-sia perlu kita tinggalkan? Karena Allah tidak membolehkannya tentunya. Allah selalu tahu bahwa apa yang Dia larang adalah sesuatu yang tidak baik untuk kehidupan kita. Secara logika, bila kita suka mengerjakan hal yang sia-sia, maka fokus kita ya pada hal-hal sia-sia/negatif dan jangan salahkan siapa-siapa bila kemudian kehidupan kita menjadi tidak menyenangkan. Suka mengerjakan hal yang sia-sia sama dengan menutup pikiran kita untuk fokus pada hal-hal baik yang membaikkan kehidupan kita.
Melakukan hal sia-sia menurut Indah nih yaitu melakukan hal-hal yang tidak bisa memberikan kontribusi apapun untuk kehidupan dunia akhirat kita. Contohnya melamun, melamun bukan perbuatan dosa kan? tapi bisa mengarahkan kita pada dosa bila yang kita lamunkan hal-hal yang kotor misalnya.
Ghibah atau rasan-rasan (membicarakan keburukan orang lain), selain sia-sia juga dosa lo, tapi kita suka banget melakukannya. Kadang memang perilaku teman amat sangat menjengkelkan kita hingga memaksa kita rasan-rasan, cobalah berhenti 'mengurusi' orang lain meskipun hanya di hati, tunggulah barangkali anda mengalami 'nasib' yang sama denganku yaitu Allah bukakan hal yang lebih baik dari orang yang anda ghibah.
Percayalah bahwa Allah selalu memberikan penghargaan pada setiap usaha yang kita lakukan untuk mematuhiNya, termasuk usaha kita menahan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain.
Sesuatu yang bisa membelokkan arah tujuan hidup kita bukan untuk Allah, itupun hal yang sia-sia, walaupun yang kita lakukan kelihatannya hal besar yang berguna untuk banyak orang. Contohnya melakukan kebaikan karena ingin mendapatkan pujian.
Kadang kita melakukan sesuatu yang halal tapi secara berlebih-lebihan, inipun hal yang sia-sia. Contohnya makan banyak-banyak atau karena kepingin langsing jadi berolah raga secara berlebihan sampai sakit. Lakukan semuanya karena Allah saja dan kita akan secara otomatis akan bisa mengukur porsi yang tepat untuk kita, insya Allah.
Menonton pertunjukan musik, televisi atau hiburan lainnya bagiku bukan termasuk hal yang sia-sia asal tidak berlebihan dan hanya sekedar untuk menyegarkan pikiran yang suntuk, agar kita bisa beribadah kepadaNya dengan perasaan yang lebih ringan.
Yang penting dari itu semua, ingatlah tujuan hidup kita adalah mendapat keridhaan Allah. Hal apa saja yang memalingkan kita dariNya, ini patut diwaspadai dan kembalikan posisi niat kita hanya untukNya saja.
Seandainya manusia mengerti betapa luasnya karunia Allah yang dihadiahkan kepada orang-orang yang mau meninggalkan hal sia-sia, tentulah manusia berlomba-lomba untuk mengerjakan hal baik dan berguna saja bagi hidupnya. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Kenapa hal yang sia-sia perlu kita tinggalkan? Karena Allah tidak membolehkannya tentunya. Allah selalu tahu bahwa apa yang Dia larang adalah sesuatu yang tidak baik untuk kehidupan kita. Secara logika, bila kita suka mengerjakan hal yang sia-sia, maka fokus kita ya pada hal-hal sia-sia/negatif dan jangan salahkan siapa-siapa bila kemudian kehidupan kita menjadi tidak menyenangkan. Suka mengerjakan hal yang sia-sia sama dengan menutup pikiran kita untuk fokus pada hal-hal baik yang membaikkan kehidupan kita.
Melakukan hal sia-sia menurut Indah nih yaitu melakukan hal-hal yang tidak bisa memberikan kontribusi apapun untuk kehidupan dunia akhirat kita. Contohnya melamun, melamun bukan perbuatan dosa kan? tapi bisa mengarahkan kita pada dosa bila yang kita lamunkan hal-hal yang kotor misalnya.
Ghibah atau rasan-rasan (membicarakan keburukan orang lain), selain sia-sia juga dosa lo, tapi kita suka banget melakukannya. Kadang memang perilaku teman amat sangat menjengkelkan kita hingga memaksa kita rasan-rasan, cobalah berhenti 'mengurusi' orang lain meskipun hanya di hati, tunggulah barangkali anda mengalami 'nasib' yang sama denganku yaitu Allah bukakan hal yang lebih baik dari orang yang anda ghibah.
Percayalah bahwa Allah selalu memberikan penghargaan pada setiap usaha yang kita lakukan untuk mematuhiNya, termasuk usaha kita menahan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain.
Sesuatu yang bisa membelokkan arah tujuan hidup kita bukan untuk Allah, itupun hal yang sia-sia, walaupun yang kita lakukan kelihatannya hal besar yang berguna untuk banyak orang. Contohnya melakukan kebaikan karena ingin mendapatkan pujian.
Kadang kita melakukan sesuatu yang halal tapi secara berlebih-lebihan, inipun hal yang sia-sia. Contohnya makan banyak-banyak atau karena kepingin langsing jadi berolah raga secara berlebihan sampai sakit. Lakukan semuanya karena Allah saja dan kita akan secara otomatis akan bisa mengukur porsi yang tepat untuk kita, insya Allah.
Menonton pertunjukan musik, televisi atau hiburan lainnya bagiku bukan termasuk hal yang sia-sia asal tidak berlebihan dan hanya sekedar untuk menyegarkan pikiran yang suntuk, agar kita bisa beribadah kepadaNya dengan perasaan yang lebih ringan.
Yang penting dari itu semua, ingatlah tujuan hidup kita adalah mendapat keridhaan Allah. Hal apa saja yang memalingkan kita dariNya, ini patut diwaspadai dan kembalikan posisi niat kita hanya untukNya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar