Rabu, 31 Juli 2013

Menangisi Kegagalan Atau ... ?

"Lebih baik menangisi kegagalan daripada menangisi peluang yang sengaja kita lewatkan".   

Kata-kata bijak itu adalah kata-kata anakku Aden Rohmana , yang punya gelar mahasiswa tergamers di asramanya, yang baru saja lulus dari ITB, yang malas mandi dan berkilah kalau jarang mandi itu pahlawan penghematan air ....... xixixixi, yang gondrongnya bukan karena seniman tapi karena nunggu tangan ibunya yang motong rambutnya, yang gak punya cewek karena pacaran sama lap top , yang ...., yang ....yang amat aku sayangi.

Aden mendirikan grup di fb, Next Heaven, isinya anak-anak muda yang suka menggambar anime.  Dan Aden punya cita-cita mulia, menjadikan Next Heaven grup yang mendatangkan keuntungan dan penghasilan untuk anggota-anggotanya.  Aden mengelola grupnya ini dengan serius.



 
art book Aden dkk yang pertama terbit

Aku lihat Aden sudah punya goal setting yang dikelola dengan baik.  Sampai hari ini Next Heaven sudah menerbitkan 3 judul art book yang dijual di pameran-pameran penggemar anime.  Saat ini grupnya sedang mengerjakan card game rancangan Aden, katanya sih ini card game kombinasi casual dan strategy yang pertama dibuat anak Indonesia.  Aden juga dalam proses mengurus hak ciptanya.

Beberapa waktu lalu Next Heaven pameran di Singapura dan dapat  omzet yang lumayan, diluar dugaan, kata Aden. Dan dalam waktu dekat mau pameran di Jepang.

Untuk pameran di Jepang ini, beberapa anggotanya ada yang tidak setuju, karena takut ditipu.  Pasalnya yang ngurus adalah teman Jepang Aden yang tidak pernah ketemu dan tidak tahu bagaimana kejujurannya.  Sementara untuk mencetak art book dalam jumlah banyak kan membutuhkan modal yang gede, belum lagi biaya shippingnya yang juga mahal.

Lalu keluarlah kata-kata bijaknya :"Lebih baik menangis karena ditipu daripada menangis karena kehilangan peluang".

Melihat Aden seperti itu rasanya seperti melihat diriku sendiri .... hehehehe ... jiwa petualangku tercetak di sel sel tubuhnya.

Bedanya, aku bergerak karena merasa tidak memiliki, maksudku aku tidak pernah merasa memiliki uang (kan itu milik Allah).  Bila uang itu dibelanjakan untuk produksi , ya itu memang yang dikehendaki Allah begitu.  Bila produksiku tidak menguntungkan, itu kan cuma hitungan untung rugi secara angka-angka, itungan untung rugi yang sebenarnya terletak di keikhlasan hati kita menjalani semua peran yang Allah berikan pada kita.

Aku juga pernah rugi secara matematis saat pameran sepi, tapi secara manfaat pameranku kan sudah 'memberi' ke banyak orang, yang paling kelihatan ya ke karyawanku. Jadi ikhlas saja, memang itulah peran yang musti dijalani.

Jangan takut rugi ,  itu sama saja dengan mengajak pikiran berfokus pada rugi, ntar yang datang malah rugi beneran.  Ingat, rugi itu itungan matematika yang menipu. Fokusnya berbuat baik saja karena Allah.  Coba amati contoh dari Aden ;  art booknya Aden sudah memberi penghasilan ke tukang cetak dan ke jasa pengiriman barang ke luar negri, sudah memberi kesenangan ke member Next Heaven, sudah memberi mereka pelatihan bisnis di dunia nyata, dan yang penting mereka mencetaknya bukan dengan uang  urunan, tapi dari hasil keuntungan pameran di Singapura, dengan kata lain dimodalin sama Allah ....... Nah, nah, hitungan untung rugi secara matematis itu gak ada nilainya dibandingkan dengan semua itu.

Tapi kebanyakan manusia Indonesia mikirnya 'aku sudah mengeluarkan' , maksudnya gini, sudah mengeluarkan biaya produksi sekian rupiah, musti balik modal dalam waktu sekian bulan, maka  bisa untung sekian rupiah ...Kalau nggak begitu rugi waktu dan rugi sekian rupiah..Gitu kan ?  Memang dalam menentukan harga jual, kita juga musti menghitung harga pokok produksi, tapiiii .... mind setnya jangan 'aku sudah mengeluarkan' , trus memunculkan nafsu ingin segera balik modal,  ntar strees loh .... dihitung saja dengan hati damai, kan yang membiayai Allah, kita cuma mengelolanya saja, dan jalani peran kita dengan ikhlas.

Silahkan menghitung untung rugi secara matematis, tapi jangan jadikan itu fokus utama,  fokusnya tetap berbuat kebaikan karena Allah.

Ingin lihat Innuri pamer anak ? ... hehehe, silahkan dibuka ini website Aden di deviant art .



Senin, 29 Juli 2013

Untuk Apa Ibadah ?

Catatan di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.

Kadang aku bertanya, apa sih yang ingin kita capai dengan segala ibadah yang kita lakukan ? Pahala ? Ridha Allah ? Tercapainya derajad taqwa ? Syurga ?

Dulu aku masih suka mengejar jumlah rekaat shalat  yang kulakukan, entah itu dhuha atau tahajud, aku memaksa diriku tahajud dan witir 11 rekaat.  Tapi kok jarang menargetkan diriku untuk khusyu' yaaa .... Dulu aku juga suka mengejar jumlah dzikir, tapi kok tidak mengejar bagaimana biar bisa dzikir  terus sepanjang waktu melekku.

Seiring perjalanan keimanan, sekarang aku lebih faham.  Sebenarnya dengan melakukan rekaat yang banyak, targetnya adalah khusyu'.  Pengulangan pengulangan bacaan itu dimaksudkan untuk menjadikan makna bacaan itu membekas dalam jiwa.  Target dzikir yang banyak itu adalah mengisi hati dengan asma Allah agar pribadi kita mendekatiNya, menjadi seperti Dia dalam kekecilan yang tak terdefinisikan.

Apakah shalat yang kita lakukan memberi bekas ke kening kita berupa gosong ataukah tidak, yang terpenting adalah bekasnya shalat itu dalam jiwa.  Saat  bisa merasakan bahagia dalam sujud, lalu sesudah shalat  bisa merasakan rasa nyaman, tenteram bahagia,  kedekatan dengan Allah, akrab,  menjadikan hati dan perilaku kita lebih bertaqwa.  Kecintaan kita kepada Allah dan alam semesta menjadi aliran darah kita, menggilas segala kecintaan kita pada dunia yang gemerlapnya menipu.

Saat syurga dan neraka menjadi tidak penting lagi, karena kesibukan kita adalah berbuat kebaikan sebagai pengabdian kita pada Allah.  Fokus kita adalah bagaimana menjadi rahmat bagi alam semesta , lebur dalam molekul molekul alam semesta dan memperindahnya !!!

 Saat kita telah berhenti merasa khawatir dengan diri sendiri, lalu menebarkan ketulusan ke bagian bagian dunia yang kekurangan energi, kosong, hampa dan kesakitan.  Saat doa kita merasuki semesta, cinta kita mempermanis segala kepahitan, dan menjangkau yang tak terbayangkan.

Pernah kubertanya pada ustadz Virien :"Mengapa aku tidak peduli dengan neraka dan syurga, sementara al quran menyuruh kita takut pada neraka ?".  Lalu ustadzku menjawab dengan bijak :"Al quran menggambarkan orang dengan berbagai macam tingkat keimanan, ada yang musti diperingatkan dengan neraka, ada yang keimanannya lebih tinggi hingga yang dicari hanyalah ridha Allah ".

Saat kehadiran kita di bumi ini adalah untuk mewakili yang maha tercinta , Allah, dan melebur dalam kehendakNya , saat itulah kita telah masuk dalam zona Allah, segala keindahan ada disini.

Allah, jadikan aku rahmat bagi alam semesta.

Sabtu, 27 Juli 2013

Bukan Cinta Yang Egois

"Allah, Engkaulah yang mengurus hidupku ", kuucapkan itu pagi-pagi di ramadhan yang sejuk, bersamaan dengan kepasrahan jiwa raga padaNya, terasa indah sekali.

"Engkaulah juga yang mengurus hidup ibuku ", kataku juga, tercekat rasa kangen yang luar biasa pada ibu, sementara di bulan ramadhan ini aku baru sempat sekali menengok ibu.  Janjiku pada pelanggan membuatku tertahan disini, belum bisa mudik.

"Engkaulah juga yang mengurus hidup suamiku", kuucapkan dengan penuh kesadaran, mengingat suamiku mau nyetir ke Lombok, ngelencerke ibu mertuaku ke rumah kakak ipar di Lombok.

Aku sering mengkhawatirkan orang-orang yang aku sayangi bila mereka jauh dariku, dan aku sering mendoakan keselamatan mereka. 

"Pulangkan mereka padaku dalam keadaan selamat, sukses dan bahagia, ya Allah", selalu seperti itu doaku bila melepas kepergian suami, anak-anakku dan orang-orang yang aku sayangi.

Di bulan ramadhan ini, Allah mengoreksi doaku .... karena pernah saat aku berdoa seperti itu, ada teguran manis.  Bukankah keselamatan mereka di akhirat lebih utama untuk didoakan ? Ya .... aku sadari, selama ini rupanya aku telah mencintai dengan cinta yang egois, cinta untuk kepentingan kedamaian hatiku sendiri, bahagia bila mereka disampingku.

"Ya Allah, selamatkanlah aku, orang-orang yang aku sayangi, dan kami semua, selama hidup di dunia ini dan di kehidupan sebenarnya sesudah mati nanti", itu doaku sekarang.

"Kabulkanlah ya Allah".

Rasanya aku sudah tidak lagi mencintai dengan egois, kurasakan cintaku telah menjangkau masa depan yang paling pasti,  pandang batinku menjadi luas.  Ini indah sekali.

Tidak Suka Kucing

Aku tidak suka kucing, ini kemajuan loh, soalnya dulu aku takut kucing.  Kalau lihat kucing membuka mulutnya, aku takut jangan-jangan dia mau menerkamku .... meskipun kucing kecil saja, dulu aku takut sekali, sampai tidak berani satu ruangan dengan kucing. Bila terpaksa satu ruangan, maka aku musti mengangkat kakiku ke atas kursi .... hehehe.

Sekarang aku sudah berani membentak kucing, atau mengusir kucing liar dari dalam rumah sambil menakutinya pakai sapu.  Posisinya kebalik sekarang, kucing yang takut sama aku, dan bagiku ini merupakan prestasi.

Tapi suami dan anak-anakku suka kucing, yang terpaksa mengalah tidak pelihara kucing karena aku.  Apalagi Alni, dia kepingin banget punya kucing, sampai dia begitu sayang sama kucing liar yang suka ngencingi mukena, pernah beranak di tumpukan kain, dan suka nyolong ikan dan ayam goreng kesukaan Alni.

Kemarin mak jleb, Alni seakan menyindirku.

"Cantiiiiiik !!!! Lihat ini, ayam gorengnya Alni yang  cuma sepotong diambil sama kucing", teriakku.
"Alhamdulillah dong buk, kan kucingnya jadi bisa makan", katanya gembira.  Aku melongo ... dan belum sempat habis rasa heranku mendengar jawabannya yang nyeleneh, dia bersorak kegirangan.

"Ibuk!!! ternyata kucingnya baik", katanya
 "Baik gimana ?", aku penasaran.
"Ini Alni masih disisain", katanya sambil memegang sepotong kecil ayam goreng dan bersiap melahapnya.

"Aduuuh, jangan dimakan.  Itu kan kotor sayaaang, bekasnya kucing liar", kataku, dan Alni segera membuangnya.

"Kasihan loh buk, kucingnya kalau gak dikasih makan, mereka makan apa hayo?"
"Ya makan tikus lah sayang, kan makanannya kucing itu tikus".
"Tapi kan tikusnya sudah tidak ada, trus makan apa hayo?"

Aku benar-benar digurui oleh Alni, seolah-olah dia bilang :"Ibuk itu mestinya lebih sayang sama kucing, mereka  kan makhluk Allah juga , dan kucing liar itu yang bikin rumah kita gak ada tikusnya ".  Tapi aku nyadarnya hanya sesaat saja, besoknya aku kembali galak sama kucing liar.

Lalu aku membuka blog sahabatku dan membaca judul ini  Nasehat Ibu Kucing  ... aku berasa 'kena deh !'

Tapiiiiii ..... tetap saja besoknya aku masih tidak bisa beramah tamah dengan kucing liar yang suka mampir di workshopku.

Aduuuuh, terapi apa lagi ya yang bisa bikin aku sayang sama kucing ?

Tapi minimal dengan berguru ke Alni dan membaca tulisan di blog sahabatku itu, aku mulai membuka hatiku untuk kucing. Kalau kemarin aku tidak suka kucing, sekarang aku jadi biasa saja.  Lebih nyadar gitu, karena yang menghadirkan kucing liar di rumahku ini kan Allah juga ....  Allah yang menuntun mereka mencari makanan di sini, bertemu denganku,  Alni dan dengan suamiku yang sering diam-diam memberi makan kucing liar dan mengelus bulu-bulunya.

Waktu  jaman aku tidak suka kucing itu sebenarnya aku masih suka ngasih makan kucing kok, kalau ada kepala ikan, kulit ayam dll , sering aku taruh di sisi tempat sampah biar kucingnya  bisa makan, kadang juga aku lengkapi dengan nasi.  Berarti aku masih nyimpen kebaikan untuk kucing kan ya ? ya kan ? .... iiiiihhhh ... kayaknya aku sedang membaca pledoi deh .... hihihi.

Akhirnya, aku musti menerima diriku apa adanya, kalau tidak mau dekat-dekat  kucing, itu bukan berarti aku tidak menyayangi makhluk Allah. Bukankah aku juga tidak mau dekat-dekat ulat, singa , harimau , ular cobra, kecoa, gendruwo, wewe gombel  ..... aaaaaah ... kok jadi ngelantur.... hahaha 

Menyayangi itu kan tidak harus berada di dekatnya, menyayangi itu kadang berarti memahami dan menerima bila Allah menciptakan beraneka ragam makhluk dengan segala keunikan mereka, termasuk menerima bila Allah menciptakan Innuri yang takut sama kucing .....hehe.. Bukankah aku juga musti menyayangi diriku sendiri dengan jalan tidak memaksa diriku untuk menyukai kucing ?

Allah yang Maha Tahu juga sudah Maha Memperhitungkan, bahwa akan ada manusia yang punya phobia terhadap binatang, makanya tidak aturan agama yang mengharuskan mencintai kucing / binatang .... hmmm .... jadi orang kayak aku ini tidak dihukumi berdosa ... Artinya boleh gitu loh.

Aaaaah, legaaaaa ......


Jumat, 26 Juli 2013

Jawa dan Kejawen

Seorang pembacaku bercerita, bahwa dia menemukan blog yang bagus, katanya sih pelajarannya kayak bunda (aku maksudnya), tapi kejawen.  Akupun berkunjung ke blog yang dimaksud , membaca beberapa tulisan dan aku bisa memahami  walau tidak semua yang disampaikannya aku setuju.  Kurasa tidak semua orang bisa memahaminya, bahkan aku yang orang jawa. Barangkali aku orang jawa yang tidak kejawen .... hmmmm ....., lalu aku anjurkan pada pembacaku itu  untuk kembali ke ..... al quran !!!

Di blog itu, dikisahkan sang penulis pernah melalui 'perjalanan ruh' dan bertemu dengan leluhurnya yang beragama hindu, budha, islam, kejawen, dan ternyata keadaan mereka baik-baik saja, tinggal di istana yang tak terkira indahnya ..... Dari situlah sang penulis menjadi yakin bahwa semua agama itu benar.

Aku percaya dengan kisah petualangan sang penulis dengan para leluhur, karena akupun pernah berkomunikasi dengan leluhurku.  Tapi untuk 'semua agama itu benar' ..... aku musti buka al quran dulu.

Eyang Syamsul'alam , guru spiritualku yang sering kuceritakan, beliau juga orang jawa, masih berdarah biru, punya gelar Raden Mas. Beliau menulis di majalah jawa 'Panyebar Semangat' , otomatis tulisan beliau menggunakan bahasa jawa.  Dan mengingat latar belakang beliau yang masih berbau 'keraton' , beberapa tulisan beliau kadang juga bernuansa kejawen.

Tapi, eyang Syamsul'alam tidak serta merta membenarkan semua faham kejawen.  Yang menjadi pedoman beliau adalah al quran , bila tidak sesuai dengan al quran ya beliau tolak dengan uraian yang mudah difahami.  Bahkan beliau menulis sebuah buku yang isinya mengkritisi tulisan pujangga Jawa Ronggowarsito 'Hidayat Jati Kawedar'.  Aku sendiri sama sekali tidak faham dengan buku Hidayat Jati .... kan sudah kubilang, aku ini orang jawa yang tidak kejawen.

Indah yang orang Jawa, pertama kali diperkenalkan ibu dengan budaya jawa, waktu kecil ikut les nari Jawa, tari Bondan , dan sering ikut ibu latihan karawitan ibu-ibu Idata (Ikatan Darma Wanita). Saat aku SMP, ibu sering menyuruhku membaca majalah Panyebar Semangat, kata ibu :"Sastra Jawa itu indah loh". Dan aku mengakuinya, bahasa jawa memang bahasa yang kaya nuansa dan kaya kosa kata, indah sekali.  Dan aku amat menikmati  menjadi orang jawa.

Dari majalah Panyebar Semangatlah aku mengenal eyang Syamsul'alam.  Tulisan tulisan beliau amat menginspirasiku.  Dan beliau selalu menekankan pada para pembacanya untuk terlebih dulu mempelajari al quran sebelum mempelajari ilmu ilmu lain.

Sekarang ganti Indah yang bilang kepada para pembacaku sekalian, ayo kembali ke al quran.  Baca al quran dulu sebelum membaca ilmu-ilmu yang lain yak !  Al quran itu adalah kalam Allah yang tidak diragukan lagi kebenarannya, al quran juga bersifat universal, bisa difahami oleh semua penduduk bumi dengan semudah mudahnya. Itu semua karena kasihNya pada umat manusia, hamba-hambaNya ini, karena Allah menghendaki kemudahan.

Al quran itu tidak bisa dibandingkan dengan kitab lainnya, semua bangsa di dunia bisa memahaminya dengan mudah. 

Dengan penuh rasa hormatku pada budaya jawa, aku yang orang jawa dan sejak kecil membaca majalah jawa, tidak mudah bagiku memahami ilmu kejawen. Maha Besar Allah yang telah menciptakan suku jawa dengan budayanya yang unik dan indah.

Ilmu Allah itu sangat luas, bila lautan dijadikan tinta dan ditambah kan lagi sebanyak itu , dan ditambahkan lagi dan lagi .... itu tak akan mampu menuliskan ilmu Allah (buka  Quran surat Al Kahfi ayat 109).  Itulah mengapa kita tidak bisa menghukumi kalau ilmu X salah, ilmu Y benar, ilmu kejawen itu salah, ilmu arab itu benar, ......  dll dll.

Allah yang menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, beraneka budaya dan Allah juga yang menakdirkan kita beraneka agama.  Indah tidak mengatakan bahwa semua agama itu benar, tapi Indah tidak berani melecehkan agama lain, karena Allah berfirman dalam al quran :

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 62

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ayat ini bagiku merupakan jawaban dari blog kejawen yang aku baca itu, saat sang penulis bilang bahwa leluhurnya yang beragama non islam dalam keadaan selamat dan menikmati berbagai keindahan di alam sesudah kematian jazadnya.

Ayat itu pula yang membuat aku lebih memahami orang lain yang berbeda keyakinan.  Islam itu bukan berislam secara KTP, tapi menjalani nilai-nilai islami itulah yang penting. 

Walau aku mengajak kalian berhati damai dan menghargai perbedaan, tapi ingatlah sahabat, diantara semua agama, yang paling sempurna adalah Islam :

QS Al Maidah ayat 3 : ............. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 
Bersyukurlah kita dengan keislaman kita, kesempurnaan agama, dan dengan al quran yang penuh mu'jizat.  Baca dulu al quran sebelum mempelajari faham faham lain, biar gak bingung dan biar tidak usah 'berkelana' jauh jauh mencari kebenaran,  biar punya 'filter' bila  suatu saat bertemu dengan faham lain.

QS. Al-Qamar [54] : ayat 17

[54:17] Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?


Kamis, 25 Juli 2013

Paket 2 in 1

Aku pernah bilang, bahwa segala peristiwa dalam hidup ini adalah alat komunikasi Allah dengan hambaNya.  Apakah itu peristiwa pahit manis, duka gembira, bangkrut, terjerat hutang, mendapat masalah rumah tangga, sakit, dan lain lainnya.

Pengalamanku pernah jatuh dan bangun lagi,  membuatku bisa bilang bahwa sebenarnya saat Allah sedang memberi kita ujian dan cobaan, saat itu juga Allah mengirim solusinya, menjadi satu paket yang tak terpisahkan, paket 2 in 1.  Ini adalah karena kasih sayang Allah yang tak terperi besarnya pada hambaNya.

Sebagaimana  ayat al quran 'Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan'.  itulah kasih sayang Allah, kita manusia diberi kesulitan hanyalah caraNya mengajari kita tentangNya, cara Dia memperkenalkan diriNya , cara Allah membuat kita faham dan semakin mengenalNya.

Pertolongan Allah itu sudah ada, bahasa jawanya nyepak atau tersedia.  Tapi kenapa banyak orang merasa belum mendapat pertolongan Allah ? hm ... hmmm .... pernahkah kalian merasa bahwa pertolongan Allah  belum datang ?

Berhati-hatilah sahabat ...... waspadai pikiran kalian yang bisa menyesatkan dan memalingkanmu dari kebenaran dan dari Allah.

Ketahuilah, bila kalian merasa bahwa pertolongan Allah itu belum datang, itu karena kalian belum melihatnya .... yang terlihat hanyalah buramnya persoalan dan himpitan masalah, itulah yang menutupi pandang dari pertolongan Allah yang sudah terongok di depan mata.

Sibakkan tirai pandang kalian ..... bagaimana caranya ? yakini dulu bahwa pertolongan Allah itu datang bersamaan dengan paket persoalan.  Lalu, 'singkirkan' persoalan dengan cara memasrahkannya pada Allah dan dekati Allah dengan asmaNya (ada 99 asma, boleh direnungi beberapa asma yang berhubungan dengan masalah),  kenali Allah dengan asmaNya dan tingkatkan keyakinan.

Yakin, itu kata kuncinya, setitik saja ada rasa tidak percaya atau khawatir, itu sudah jadi 'virus' berbahaya.

Solusi itu akan terlihat saat hati kita cemerlang tersinari keyakinan pada Allah, seperti lampu yang menerangi sekeliling kita, semua bisa terlihat jelas.

Akupun banyak belajar dari curhat pembacaku.  Saat mereka berkisah tentang masalahnya, aku melihat ternyata mereka sudah dikirimi solusi oleh Allah, tapi mereka tidak melihatnya, dan kalau mereka melihatnya, mereka menganggapnya tidak mungkin dan menutup diri dengan beragam alasan.

Allah itu Maha Kasih yang teramat kasih, yang besar kasihnya tak terbayangkan oleh kita. Kita semua tersinari kasihNya, bahkan kalian yang sedang berada di dalam gelapnya persoalan.  Ayo bangkitlah sahabat, temukan paket 2 in 1 kalian.

Selasa, 23 Juli 2013

Ukuran Masuk Syurga


 Duluuu saat ada seorang pelangganku curhat dengan eyang Virien di butik, setelah sang 'pasien' pulang, eyang bicara padaku yang membuat aku begitu kaget.

"Kasihan, beliau kan sudah tua.  Seandainya dipanggil Allah dalam keadaan begitu, pasti masuk neraka", kata ustadzku itu.

"Haaa??? Beliau orang baik loh eyang, rajin shalat, rajin tahajud, dhuha, suka bersedekah, tidak pernah nipu orang, pakai jilbab.  Baiiiiik pokoknya.  Cuma dapat masalah rumah tangga saja, lagi galau gitu loh ", kataku heran dengan pernyataan eyang.

"Galau banget siiiih, super galau ....", gumamku.
"Itulah, kalau meninggal dalam keadaan sedih, ya jelas masuk neraka", kata eyang.  Pikiranku bekerja keras menerjemahkan kata-kata eyang.

"Iya ya.... orang yang sedang bersedih itu kan orang yang tidak ridha dengan Allah.  Bagaimana Allah akan ridha kepadanya lalu memasukkannya ke syurga ?", akhirnya aku mendapat jawaban.  Yak !!! aku ingat ayatnya.

 Ukuran masuk syurga adalah ridha Allah yang bertemu ridha hamba, coba buka surat Al Bayinah ayat 8.

[QS 98:8] Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Jadiiiii .... jangan tunggu lama-lama yaaa, mulai sekarang juga benahi pikiran benahi perasaan, terima hidup ini dan paket yang dibawanya dengan bahagia, dengan gembira, dengan penuh syukur.  Jangan biarkan satu celahpun membuka hingga kesedihan dan kekhawatiran bisa masuk.

Mungkin ada yang bertanya :
Bagaimana mau seneng wong suami berselingkuh ?
Bagaimana mau gak pusing wong tagihan bank terus saja berdering ?
Bagaimana mau happy wong anak lagi terbaring di rumah sakit ?
Bagaimana mau seneng wong atasan dan rekan kerja mengintimidasi terus ?

Kalau masih ada yang bertanya begitu, mungkin perlu buka buka lagi tulisanku sebelumnya, atau beli aja bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial" .... hehehe.

Singkat kata, dipasrahkan Allah saja semua persoalan itu, kitanya sudah bebas lepas kan ? Nah berbahagialah .... tinggal menyetel saja frekwensi bahagia di hati kita, kalau belum bisa, ya browsing saja hal hal yang perlu disyukuri dalam hidup ini, pasti banyaaaaak.

Siyyyyaaap sahabat  ????



Sabtu, 20 Juli 2013

Mensinkronkan Doa

Ini ada curhat lagi dari seorang pembacaku yang terjerat hutang ratusan juta, sementara penghasilan tidak bisa menutupi beban bulanan.  Beliau punya usaha kuliner yang memberi keuntungan 12 juta setiap bulan, sementara beban yang musti dibayar tiap bulannya 21 juta.

"Saya sudah istighfar, sholat wajib, taubat, dhuha, tahajud, hajat, rawatib , sedekah, berdoa tapi belum dijawab sama Allah", begitu katanya.

Aku persilahkan membaca dulu   Menomor Satukan Allah .

Sudah ? Bila sudah dibaca, silahkan diteruskan menyimak kuliah ku kali ini.

Begini sahabat,
Jangan menganggap bahwa ritual ibadah itu bisa mempercepat datangnya pertolongan Allah, bila mind set kita masih tidak sinkron dengan doa-doa yang kita ucapkan dalam ritual-ritual itu.

Yang aku maksud dengan tidak sinkron itu contohnya : setiap hari shalat dhuha disertai bacaan doa shalat dhuha, tapi batinnya masih dipenuhi rasa khawatir dan ragu-ragu, bahkan merasa bahwa pertolongan Allah tidak datang-datang.

Simak doa setelah shalat dhuha :

"Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh".

Shalat dhuha yang berhasil adalah shalat yang memberi efek  ketenangan dan keyakinan yang teguh akan pertolongan, perlindungan, penjagaan, kebesaran dan kekuatan Allah. Hati dan pikiran si pelaku shalat dhuha akan membuka lebar, menangkap keagungan Allah, meramu segala keindahan dan keajaiban alam semesta ciptaan Allah.  Jangkauan pikirannya meluas, menjangkau jagat raya ..... Di titik inilah, dirinya menjadi kecil, persoalan hidupnya menjadi kecil dan mudah .... karena segala kemudahan ada pada Allah Tuhan yang dicintai dan dirindukannya.

Inilah ukuran keberhasilan shalat dhuha, bukan pada berlimpahnya rejeki yang berupa materi atau uang.  Soal nanti rejekinya menjadi berkah dan bertambah, atau pertolongan dan keajaiban mendatanginya, itu urusan nanti ..... itu efek samping.

Tapiiiii ... tolong digaris bawahi ya ... efek samping itu tak akan terjadi bila tidak ada perubahan mind set.  Walau shalat dhuha seribu tahun, tapi hatinya masih meragukan pertolongan Allah, yaaaa .... sama saja bo'ong.  Shalat dhuhanya saja tidak ngefek ke hati dan pikirannya, jangan harap ngefek ke hidupnya.  Gitu bahasa kasarnya ....

Bukan hanya shalat dhuha, begitupun saat melaksanakan shalat wajib, tahajud , dzikir dll ... salah satu targetnya adalah perubahan mind set ; dari jauh dengan Allah menjadi dekat dengan Allah, dari asing dengan sifat-sifat Allah, menjadi lebih mengenal dan akrab denganNya, dari ragu menjadi yakin, dari khawatir menjadi tenang, dari bingung menjadi tertata pikirannya, dari gelap menjadi terang, jadi sedih menjadi bahagia, dari sumpek menjadi lega , dari nelangsa menjadi syukur ......

Sekarang kembali ke persoalan pembacaku tadi.  Dia bilang pertolongan Allah belum datang, sekarang aku tanya, yang keuntungan 12 juta per bulan itu pertolongan siapa ? .... Makanya aku suruh dia mensyukurinya, hanya Allah yang bisa mendatangkan keuntungan 12 juta per bulan, jangan mengecilkan pemberian Allah dan jangan merasa bahwa itu hasil usahanya.

Bila kita bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya, itu janji Allah yang pasti terjadi.  Sebagai orang luar, aku melihat, bila sebuah usaha mampu memberi keuntungan 12 juta sebulan di tahun 2013 ini, berarti itu usaha yang profitable .... Soal menambah keuntungan jadi 2-3 kali lipat itu bukan hal yang sulit bila pikiran si empunya usaha sudah mulai terbuka.

Dicoba ya sahabat ?

Rabu, 17 Juli 2013

Bersandar Pada Tehnologi

Siang ini aku tertegun, menekuri kesalahan pikiranku yang sudah mengabaikan peranNya.  Mungkin kesalahan ini terlihat kecil dan biasa saja, bahkan mungkin bagi sebagian orang dianggap bukan kesalahan.  Tapi bagiku ini kesalahan penting yang wajib aku mohonkan ampunan padaNya.

Sungguh, adalah hal yang amat indah ketika menyadari bahwa segala sesuatu bergerak karena ijinNya, apa itu hal besar atau hal kecil, bahkan hal yang sudah dikendalikan oleh tehnologi canggih, yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.  Tetap saja ada Allah yang mengendalikan semua itu, tetap ada Allah dibalik segala kecanggihan itu.

Wahai hati, ayo aku ajak kembali menyembah Allah, dan berhenti menyembah tehnologi.

Ceritanya begini:
Sejak punya hp android, aku suka memotret resep masakanku, mengeditnya dengan photo editor dan menguploadnya ke blog innuri dan dunianya .  Disitu aku merekam kegiatanku di dapur, untuk mengingat resep yang telah kubuat, untuk mengenang bagaimana aku memasak dengan putri kecilku Alni, sekaligus aku bisa menginspirasi pembacaku membuat masakan praktis untuk keluarga atau untuk dibagi-bagi.

Sebagai blog yang baru dibuat, blog masak memasakku itu termasuk banyak pengunjungnya, dibuka lebih dari seratus orang per harinya, komentar mereka juga membuatku bersemangat.  Ada yang bilang suka  meniru resepku karena masaknya cara kilat menyambar nyambar .... hehehe, cepat dan praktis. Aku memang membatasi jam memasakku di dapur, maksimal satu jam sudah bisa menyiapkan 10-15 nasi bungkus plus sarapan pagi buat keluarga.

Dengan percaya diri aku bisa bilang pada diriku sendiri, ternyata untuk bisa menginspirasi dapur tetangga, tidak perlu jadi ahli memasak, temukan saja ciri khasnya, dan pengunjung blogku sudah tahu kalau ciri khas dapur innuri itu masaknya cepat, lezat, gak pakai ribet,  dan selesai dalam kedipan mata.

Bulan puasa ini sepulang dari bandung kemarin, nasi bungkusnya aku ganti nasi kotak, biar keren saja tampilannya, padahal isinya yo podho wae ... hehehe. Aku bikin resep yang lain dari yang sudah aku upload, biar menu nasi bungkusku tambah banyak (targetnya 100 menu).

Tapiiiii .... aduhai hp , lah kok nggak mau instant conect ke fb, aku coba ngirim pakai kabel data ke lap top,  yang masuk cuma foto di kamera, yang sudah diedit gak bisa masuk , di bluetooth juga gak bisa karena laptopnya gak ada bluetoothnya. Aku utak utik itu hp, aku telepon ke customer service, dijawab bukan hpnya yang salah, aplikasinya yang bermasalah, aku disarankan untuk meng-uninstall fb, lalu diinstall lagi .... laaaaah, bisa uninstallnya, balikinnya gak bisa .... hahahaha.

Akupun tertegun, menyadari bila aku telah menyandarkan diri pada tehnologi, dan inilah pola pikir orang-orang jaman sekarang.  Kenapa tadi mbak customer service nggak ngingetin aku kalau semua itu adanya dengan ijin Allah ? ..... Aaaaah .... aku sedang berkhayal 'kalee ... mana ada seorang CS ngomong begitu, bisa ditimpuk pake sandal jepit sama pelanggan.

Sebab-sebab yang sifatnya rasional itu bolehlah dipakai, tapi dalam pikiran dan hati kita ada Allah yang merupakan sebab dari segala sebab, Yang Maha Menciptakan Sebab.  Allah juga yang menciptakan manusia dengan kecerdasannya hingga bisa bikin hp android, Allah juga yang menyebabkan Indah bisa mengoperasikannya, Allah juga yang mengijinkan tanganku mengupload foto-foto masakanku yang yummy ke blog, ada Allah dibalik semua itu.

Betapa eloknya hati saat menyadari bahwa semua hal dikendalikan oleh Allah, dunia yang berputar dengan segala keindahannya , semua seperti bisa kulihat dari awang-awang, dan Allah melihatku dengan pancaran kasihNya.

Saat aku suruh karyawan membawa hpku ke gerai hp untuk diinstal ulang, aku berdoa dalam hati, ya Allah kembalikan instant conect ke fb di hpku ya Allah.   

Setelah ini, bersandar pada apa lagi Indah yang cantik ?

Aku mesti meluruskan niatku lagi, membereskan yang korsetling di otakku lagi ....

Alni Belajar Puasa

Pagi di hari pertama puasa.

"Sayang, nanti Alni buka puasanya dhuhur, trus puasa lagi, buka puasa lagi maghrib.  Itu namanya puasa bedug", kataku.

"Wah, kasihan dong anak-anak, puasanya dua kali sehari ", kata Alni.

Aku : " ?????".



Pose lucu Alni , anaknya memang lucu


Selasa, 16 Juli 2013

Setelah Rasa Sakit

Pernahkan anda merasa begitu didhalimi ? difitnah ?  atau ada orang yang memutar balikkan kata-kata anda hingga anda begitu terpojok dan malu ?  atau anda pernah dikejar kayak maling ? atau dikeroyok kayak pencuri sepeda motor ?

Hm... hmm... hmmm ..... apapun namanya, bagaimanapun ceritanya, bekasnya adalah rasa sakit, teristimewa sakit di hati yang amat membekas sehingga kita tak mau lagi bersentuhan dengan mereka-mereka yang pernah menyakiti.

Tapi bagaimanapun sakitnya, cobalah untuk memaafkan dan menjaga hati untuk tidak membenci.  Ketahuilah sahabatku, ada 'sesuatu' yang tersembunyi dibalik rasa sakit, yang lebih besar nilainya dan lebih berharga untuk dicapai.  Orang menyebutnya hikmah, yang ternyata merupakan anugerah yang besarnya tak terbayangkan oleh kita.

Menjaga hati tetap damai, menahan amarah dan selalu memaafkan itu adalah pernjuangan kita di jalan Allah.  Bila balasannya adalah ridha, ampunan dan syurgaNya, tidakkah itu hal yang amat menarik untuk kita perjuangkan ?

Sahabat,
Tahukah proses kelahiran seorang anak ? Seorang ibu musti berpayah-payah selama 9 bulan sepuluh hari, menahan berat di perut, rasa mual, dan bila kandungan sudah besar jadi susah memposisikan saat tidur.  Saat harinya tiba, kontraksi di perut karena sang bayi hendak mencari jalan keluar menciptakan rasa sakit yang luar biasa, sakitnya sakit .

Apa yang diperoleh sang ibu setelah melewati kesakitan demi kesakitan selama itu ? Adalah lahirnya seorang bayi yang lucu, anugerah tak terkira dari langit, yang menjadi penyejuk mata dan menjadi teman bercanda sang ibu.

Anugerah itu datang setelah melewati proses rasa sakit yang bertingkat, hingga di puncak rasa sakit lahirlah seorang bayi yang berbau harum syurga.

Jangan sesali atau tangisi rasa sakit, bersabarlah dan tunggulah anugerah itu datang.

Bila kalian mengikuti blogku.  Dulupun aku pernah dikejar kayak maling oleh orang yang tidak setuju dengan tulisanku di blog, aku dituduh seenaknya sendiri menafsirkan ayat, padahal yang aku tulis hanyalah pelajaran dari ustadz Virien dan cak Edy.

Herannya, aku kok tidak bisa membenci, perasaanku kok malah sayang sama itu orang .... hehehe, padahal ucapannya amat menyakitkan.  Alhamdulillah aku bisa memaafkan dan tetap menjaga perasaanku tetap damai.  Setelah peristiwa itu, tidak lama blogku jadi buku 'Menciptakan Keajaiban Finansial' dan semakin menebar manfaat buat banyak orang. Ternyata kelahiran buku juga musti melewati serangkaian proses rasa sakit.

Bila mengingat bahwa proses kelahiran sebuah anugerah itu kadang kala musti melewati rasa sakit, kita bisa nyantai saja bila ada orang yang menyakiti kita. Maafkan saja, ntar kitanya yang malah diuntungkan kok. 

Memaafkan itu bukan berarti kita musti berintim-intim dengan mereka yang menyakiti loh yaaaa.  Kalau aku pilih menghindar saja dengan orang-orang itu, biar tidak nambah perkara.  Menjaga diri sendiri dari disakiti orang itupun wajib loh, bukankah al quran menyebut 'jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka'.  Orang yang menyakiti itu kan 'menyemburkan api neraka' .... jadi menjauh sajalah, jangan cari perkara.

Biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.  Kalau kita kafilahnya, mereka apanya yaaaa ? .... hahahaha.

Senin, 15 Juli 2013

Dulu Aku Pernah Iri Pada .....

Ya , dulu aku pernah iri pada keluarga seorang pendakwah.  Waktu aku masih kecil, aku melihat keluarga ini begitu harmonis, sang suami penuh kelembutan dan kata-kata bijak yang penuh hikmah, ketiga anak-anak mereka juga pandai dan beruntung. Sang istri hanya seorang ibu rumah tangga yang terpenuhi semua kebutuhannya oleh sang suami yang kaya raya.

Dulu kupikir, alangkah beruntungnya sang istri, memiliki seorang suami yang bisa membimbingnya di jalan Allah dan kaya raya pula.  Kubayangkan dia pasti amat bahagia dengan semua itu.

Saat aku kecil, bukan kaya rayanya yang menjadikan aku ngiri, melainkan punya seorang suami yang membimbing itulah yang kuirikan.  Romantisme masa kanak-kanakku membayangkan bakalan punya suami seperti itu ...... hmmm .... nyatanya suamiku malah mualaf, yang di kemudian hari amat kusyukuri karena ternyata dia lebih qur'ani dibandingkan diriku sendiri.

Sungguh tidak kusangka, ketika aku sudah setua ini, Allah mendekatkanku pada keluarga yang amat aku kagumi itu.  Kami suka chatting , aku dan sang istri,  bahkan salah seorang puteranya juga ikut nimbrung dalam pembicaraan kami.

Dari sinilah pelajaran hidup itu terbuka di mataku.  Dari interaksiku dengan mereka berdua, aku jadi mengerti, bahwa ....... ternyata mereka berdua itu bukanlah sosok seperti yang aku bayangkan !!!

Kata-kata bijak sang ayah yang penuh kelembutan, sepertinya lewat begitu saja.  Sementara dakwah sang ayah telah menyentuh banyak hati, ironisnya hati sang istri dan seorang anaknya yang aku tahu, benar-benar berlawanan dengan dakwah sang ayah.

Aku melihat hati yang dipenuhi dendam dan rasa sakit, yang tidak rela untuk memberi sekeping maaf dan menghukumi orang tanpa memberi kesempatan untuk membela diri.  Aku juga melihat hati yang selalu ingin dianggap benar, tanpa memberi kesempatan alam untuk menjelaskannya.

Ukuran-ukuran yang dipakai oleh mereka berdua adalah ukuran materi, yang begitu jauh dari ucapan-ucapan sang ayah yang telah mendamaikan banyak jiwa.

Akupun berhenti merasa iri.  Ternyata Allah itu Maha Adil.  Seorang yang berada disisi seorang lelaki yang shaleh, dan mendampinginya selama puluhan tahun, belum tentu bisa terbuka hatinya menerima cahayaNya.  Ibarat kisah Nabi Nuh  dalam versi modern.  Wanita ini berjilbab juga, hanya pola pikir dan hatinya yang belum benar-benar muslim.  Mudah-mudahan Allah berkenan membuka hati wanita ini dan puteranya.  Tulus aku mendoakan mereka berdua.

Sahabat,
Aku hanya ingin kalian belajar dari kisah ini.  Jangan sesali posisimu saat ini, barangkali kau adalah seorang wanita yang bersuamikan seorang pemabuk.  Atau kau seorang lelaki pemimpin keluarga yang baru saja belajar shalat lima waktu.  Atau kau seorang wanita yang bersuamikan lelaki yang asing dengan ajaran  agama......  Apapun posisimu, semua itu tidak akan mampu menghalangi datangnya hidayah Allah.

Allah menyesatkan dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.  Daftarkan dirimu menjadi orang yang dikehendaki Allah, maka Dia akan membimbingmu dengan jalan yang Dia kehendaki yang tak pernah terpikir oleh kita.

Selamat berpuasa, semoga Allah memasukkan kita semua dalam ridha dan bimbinganNya.





Senin, 08 Juli 2013

Hanya Sebuah Peran

Di dunia ini ada orang-orang dari kalangan atas,  kalangan menengah, dan orang-orang pinggiran.  Ada ustadz, ada Kiai, dokter, Insinyur, artis terkenal,  pejabat,  rakyat jelata, pengusaha, pengrajin , pegawai kantoran dll dll.  Ada orang-orang yang mendhalimi dan ada orang yang terdhalimi.  Ada pecinta dan ada yang dicinta, .... hmmm.... isi dunia ini begitu beragam dan komples.

Rumput di tetangga kelihatan lebih hijau katanya.  Mungkin orang-orang pinggiran akan menganggap bahwa menjadi kalangan menengah  itu enak.  Remaja akan menganggap menjadi seterkenal Fatin itu enak sampai ramai-ramai mengikuti berbagai audisi.  Banyak orang menganggap orang lain itu lebih enak.  Oh .... ada juga yang bilang, enak deh jadi mbak Innuri itu, semua yang didambakan wanita ada dalam dirinya .... hm hm hm.

Tahukah sahabat ? 
Allah tidak melihat seberapa terkenal anda, seberapa kaya , seberapa banyak pengikut , seberapa nyaman hidup anda , seberapa cantik gantengnya anda .....

Semua yang kita jalani ini hanyalah sebuah peran , hanya PERAN.  Diposisi apapun anda, akan selalu datang ujian dan cobaan untuk menguji IMAN anda padaNya.  Yang dinilai Allah adalah TAQWA kita padanya (coba buka definisi taqwa di Surat Ali Imran 133-135).

Barangkali saat ini anda seorang wanita yang terdhalimi, inilah ujian anda dan bangkitlah dengan berpegang teguh pada tali Allah, pada al quran.

Barangkali saat ini anda seorang pengusaha yang bangkrut, .... atau seorang yang sedang terkena fitnah sana sini .... Itulah peran yang sedang anda mainkan dan musti anda perankan sesuai intruksi sang Maha Sutradara dalam al quran.

Tidaklah perlu memandang orang lain lebih beruntung , karena setiap kita Allah karuniakan keberuntungan masing-masing, karena Allah Maha Adil.

Ayuk sahabat, selamat menjalankan puasa ramadhan bagi yang menjalaninya hari ini.  Doaku untuk kalian semua, semoga sukses menjalankan peran kalian masing-masing sesuai naskah sang Maha Sutradara dan mendapat penghargaan memasuki surgaNya.




Jumat, 05 Juli 2013

Romantisme 26 Tahun

Aku dan suamiku tak pernah memperingati hari pernikahan kami, entah kenapa, bagi kami itu bukan hal penting sih .... yang penting kami selalu harmonis sekeluarga, aku dan suamiku juga selalu rukun.

Ketika Aden dan Zelika, anak pertama dan kedua kami lulus kuliah, aku mulai menghitung, sebenarnya sudah berapa lama sih kami menikah ? Hmm .... ternyata pernikahan perak telah terlampaui tanpa peringatan .... hehehe, baru nyadar kalau tgl 10 juli besok aku sudah jadi bojone Hary Susetyo selama 26 tahun.



Selama bersamanya, suka duka dihadapi berdua, jatuh bangunpun dijalani dengan happy saja.  Aku merasa kuat karena Allah menurunkan dia padaku, dia yang tenang, yang sabar dan penyayang, yang disisinya aku merasa damai dan bahagia.

Aku ini wanita yang agak aneh karena aku indigo, sepanjang pernikahan kami, keindigoanku ini cukup menguras energi. Dulu aku gampang kerasukan dan mengeluarkan omongan nggladrah yang bisa memancing emosi suami, padahal saat nggladrah itu suamiku gak tahu kalau sebenarnya aku sedang kerasukan. Untungnya dia sabar luar biasa.

Kesabarannya yang membuat aku pernah bilang pada ustadz Virien :"Kalau suamiku bukan dia, mungkin aku sudah ditinggalkan ".  Ustadz Virien tertawa, lalu bilang :"Hidup bunda itu sudah dipersembahkan kepada Allah sih, makanya fasilitasnya lengkap .... hahaha".  Benar sekali, dia sengaja dikirim Allah untuk meladeniku .... hmmm .... dan berarti juga aku juga dikirim Allah untuknya, untuk dia cintai dan dia jaga.

Kami juga pernah bertengkar walau jarang banget, karena dia selalu mengalah, yang penting baginya adalah aku bahagia, begitu katanya. Ucapannya ini yang membuatku berasa menjadi wanita yang istimewa. Ini juga yang membuat aku tak bisa berpaling darinya meski di hatiku sekalipun.

Hmm ... jujur saja, selama menikah adaaa saja kok godaan dari sang penggoda ..., tapi Allah menjaga keutuhan kami.  Bila menikah diniatkan karena Allah, semuanya akan baik-baik saja.  Akan halnya suamiku, dia meminimalkan godaan dengan jalan menjauhi wanita lain.

"Aku ini menghindari wanita dik", katanya saat aku tanya kenapa nggak ngajak berengan ibu X, kan jalannya searah,  saat itu ada acara yang aku tidak ikut serta.  Baru aku faham kalau dia melakukannya untuk menjaga perasaanku.  Tapi yang terkenal di kalangan teman-temanku malah : "Mbak Indah itu loh cemburuan, makanya kita jangan dekat-dekat pak Hary". .... hahahaha.




Bagiku dia adalah lelaki paling kucinta setelah bapak dan Rasulullah, dia adalah anugerah terindah dari Allah buatku.  Tanpanya mungkin aku tidak akan jadi seperti sekarang karena dia selalu mendukungku dalam segala hal.



Kami juga selalu mesra, bila berjalan berdua, dia selalu menggandeng tanganku, memeluk pundak atau pinggangku , tak segan menciumku di hadapan anak-anak atau bahkan di tempat umum .... hehehe.  Aku juga suka menggelendot manja di lengannya.  Bila dia nyetir, sesekali dia meraih tanganku, mengelusnya, kadang juga aku yang memeluknya dari belakang.  Bila berboncengan sepeda motor, dia suka meraih tanganku lalu menciuminya , seolah-olah dia bilang, kamu adalah ratu di hatiku.

Aku sering bertanya padanya :"Kok puluhan tahun bersama, kita seperti pengantin baru terus sih mas".
"Karena Allah menyayangi kita", jawabnya. Jawaban yang singkat tapi maknanya begitu dalam.

Saat aku menulis kisah ini, bersamaan dengan diskusi teman-teman di grup Ordinary Moms, tentang seorang lelaki yang mapan, terlihat bahagia dengan keluarganya, tapi kok masih mengatakan cinta kepada wanita lain, padahal sang istri cantik, berpendidikan, cerdas, nyaris sempurna.  Seru sekali diskusi mereka, ada yang bilang memang naluri lelaki itu berpoligami, ada yang bilang barangkali istrinya yang terlalu keras, ada yang bilang lelaki itu type pemburu .... aaaaaaah.... Kalau aku cuma bilang, memangnya tujuan menikah itu apa ?

Bila pernikahan diniatkan karena Allah, insyaAllah akan selalu harmonis.

Ya, hidup kami, anak-anak kami, pernikahan kami sudah kami persembahkan kepada Allah. Menjaga pernikahan kami tetap indah adalah bentuk rasa syukur kami yang mendalam kepada Allah yang mengaruniakan kebahagiaan ini.

Beberapa teman ada yang mengatakan ngiri melihat kami berdua .... aaaah ... cobalah mulai mempersembahkan hidup untuk Allah saja, dan mengajak pasangan untuk semakin mendekatiNya, insyaAllah 'fasilitas' hidup ini akan dilengkapi olehNya dan dimudahkan segala urusan.  Aamiin.




Rabu, 03 Juli 2013

Bila Pasangan Berubah Jadi Monster

Aku jadi semakin faham betapa Nabi adalah contoh sempurna dalam menghadapi segala permasalahan hidup,  ketika seorang wanita pembacaku curhat tentang masalah rumah tangganya.  Wanita yang malang, sudah dijajah secara ekonomi, diperlakukan dengan buruk pula.  Dikasarin dicaci maki, sampai dibenturkan ke tembok dan ditelanjangi disuruh keluar rumah karena alasan yang sepele banget (bukan kesalahan si wanita) ..... Ngerrrriiiiiiii Indah, nih .... mulai nangis aku.  Trus apa hubungannya antara Nabi dengan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) ? Hmmm .....

Sahabatku sayang,
Ingat nggak saat kecil kita mendengar cerita tentang hijrah nabi dari Mekah ke Madinah ?  Karena saat itu umat Islam mengalami siksaan dan ancaman yang luar biasa dari orang orang kafir Mekah ?  Kondisi umat benar-benar terancam.

Banyak ahli menafsirkan hijrah dengan kupasan yang mendalam, tapi Indah mau menghubungkannya dengan kasus KDRT saja.

Hijrah adalah contoh nyata, bila mengalami siksaan fisik dan mental, musti hijrah / pindah. Kejadiannya bisa berlaku masal seperti kejadian hijrah Nabi atau dialami oleh perorangan sebagai sebuah analogi.   Bila merasa terancam keselamatannya ya musti hijrah. Rasakanlah dengan hati yang lembut, betapa hijrah adalah solusi yang penuh kasih sayang untuk orang-orang yang mengalami tekanan fisik dan mental.

Seorang istri yang mengalami siksaan fisik dan mental, sebaiknya jangan ragu untuk pergi dari rumah (hijrah).  Jangan takut dibilang istri durhaka, karena ukuran suami yang musti kita patuhi adalah suami yang saleh, yang penyayang, yang membimbing istrinya kepada Allah.  Bila suami sudah berubah jadi monster dan menjadi ancaman bagi sang istri, dan istri memilih bertahan .... ini namanya memasukkan diri sendiri ke kandang harimau.  Allah sayang kalian, Nabi sayang kalian, Indah juga sayang kalian, makanya mari belajar berhijrah dari Nabi.

Sahabatku sayang,
Banyak sekali wanita mengalami siksaan fisik dan memilih bertahan dengan berbagai alasan, mulai demi anak, demi menjaga nama baik orang tua, demi nama baik diri sendiri dan suami, karena pegawai negri ngurus cerai repot , dll dll.  Hanya satu alasan yang boleh kita jadikan alasan, yaitu karena Allah, baik memilih bertahan atau berpisah musti karena Allah.

Dan Allah sudah menurunkan contoh dari Nabi yang berupa hijrah, itu semua karena Allah sayang kalian, Nabi sayang kalian dan Indah juga sayang kalian.

Ayolah beranikan diri untuk berhijrah.  Berhijrah secara bertahap, sistematis dan terencana, itulah yang dilakukan oleh Nabi.

Coba mulai berhijrah dari menata pemikiran dulu, ditimbang-timbang, diistiharahi, bila petunjuk Allah memang sebaiknya berpisah, ayo segera menyusun keberanian, kekuatan dan rencana.

Setelah pemikiran, mulai menata sikap, jangan bersikap lemah, Allah lebih menyukai muslim yang kuat daripada yang lemah.  Tidak berdosa melawan kesewenang wenangan meskipun itu dilakukan terhadap suami sendiri, tolak perlakuan kasarnya.

Gimana dong cara menolaknya bila tiba-tiba saja tangannya melayang ke wajah ? ....... Susun strategi lah, kalian yang lebih tahu 'celah' suami kalian, disaat yang memungkinkan bicara dengan tegas, bila kalian tidak mau lagi diperlakukan kasar, atau kalau diperlakukan begitu lagi lebih baik berpisah.

Bagaimana bila petunjuknya tetap bertahan ? Ya, dipasrahkan Allah saja dan tetap berani mengambil sikap.  Bisa jadi suami adalah amanah Allah yang musti anda bawa menujuNya. 

Teriring doaku semoga segala langkah yang kalian ambil dalam hidup ini adalah karena dan untuk meraih ridhaNya saja.

Salam sayang.



Senin, 01 Juli 2013

Menatap Kasih


Pembacaku sayang, 
Ijinkan aku curhat dikiiiit saja ya ....boleh ya .... Aku setengah meminta setengah memohon, setengah curhat niiih.  Aku mohon, setelah ini kalau mau curhat atau mau nanya atau mau ngobrol dengan aku, enakan lewat fb ajaaaah yaaaa (fbku tinggal klik di kolom sebelah) .... Hmm ... alasan pertama, karena aku gampang menjawabnya, ngetiknya kalau pakai lap top udah ahli gitu loh ... hehehe.  Alasan kedua, kalau mau aku jawab di blog, pertanyaan kalian tinggal aku copas saja, cepet gitu loh.  Alasan selanjutnya, terkadang aku suka kelupaan kalau punya hp, ... yaaaa kalau kumat pikunnya, hp suka aku tinggal-tinggal pergi.  Alasan lainnya lagi, hemat pulsa ... pelit ya ... bukan, tapi medit .... hihihihi ... podho wae alias sami mawon .... aaah, untuk alasan terakhir ini aku cuma guyon.

Sahabat,
Masih ingat tentang pembacaku yang mempertanyakan tentang kenapa temannya yang menikah beda agama tapi kehidupannya terlihat enak saja ? Kemarin dia sms,  ternyata temannya itu tidak bahagia sama sekali, karena tidak pernah merasakan shalat berjamaah dengan suaminya, tidak pernah buka puasa dan sahur dengan suaminya.  Begitu dia cerita .....

Habis itu dia cerita lagi, katanya dia punya famili yang kaya, dengan uang di tabungan puluhan juta, tapi ketika ada saudara pinjam uang, ngakunya tidak ada uang, pelitnya minta ampun dan tidak mau beramal, bahkan terhadap orang tuanya.

Membaca cerita-ceritanya itu aku jadi mikir ..... aduh maaf, mungkin kata-kataku ini bakalan menyinggung perasaan .... Indah spontan keluar pikiran jahilnya, jujur saja, aku geli bercampur prihatin, .... ibu ini kok sibuuuuk banget menilai orang lain .... maaf ya bila aku salah, tapi ini ungkapan jujurku.

Andai dia tahu, betapa indahnya bila hati ini bisa menerima orang lain apa adanya mereka, kekurangannya dimaklumi dan dimaafkan, sedang kelebihannya diterima dengan syukur.  Ini cara menatap orang lain dengan pandangan kasih sayang.  Bukankah orang Islam punya prinsip bismillahirrahmanirrahiim, memulai segala sesuatu atas nama Allah yang maha pengasih dan penyayang.  Begitupun saat berinteraksi dengan orang lain, kasih sayang mesti bicara duluan, selebihnya akan mengalir dengan tuntunan Allah.

Berhentilah menilai orang lain , seperti si A kok judes, si B kok pelit, si C alim tapi kok punya anak nakal, dll dll.  Setiap manusia berproses, diri kita sendiripun berproses.  Orang-orang yang kita nilai buruk, belum tentu kita lebih baik darinya, dan bisa jadi dia menjadi lebih baik di masa depan.

Bagaimana kalau apa yang kita lihat memang menyesakkan dada ? Bagaimana bila orang yang kita hadapi benar-benar njengkelin ? Doakan saja , beres bukan ? bila bisa, dimaklumi saja, diterima apa adanya. Dan tidak usah sibuk membicarakan kekurangan- kekurangannya, karena ini memboroskan energi dan waktu untuk hal yang sia-sia, tidak produktif, tapi malah menambah data negatif yang dengan sengaja kita masukkan sendiri ke otak kita.

Beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwanya.  Fahamkah akan makna kesucian jiwa ? Orang-orang yang di dalam dirinya tidak ada rasa iri, dengki, cemburu, marah, kecewa dll .... dan juga orang yang di dalam hati dan pikirannya tidak ada 'koleksi' daftar kekurangan orang lain, hatinya hanya terisi kasih sayang!!!

Untuk memiliki hati yang putih lembut, memang butuh proses dan perlu waktu, dan mustin melewati ujian-ujian. Bisa jadi ujiannya itu dengan jalan Allah hadirkan orang yang njengkelin banget, tugas dan perjuangan kita adalah menjaga hati kita tetap penuh kasih, menerima dan mendoakan dengan tulus.  Stop menilai orang lain !!! itu hak Allah.  Yang kita tahu hanya tampilan luarnya saja, hakekat yang sebenarnya hanya Allah yang tahu.

Memiliki hati yang putih lembut memang membutuhkan perjuangan yang tak kenal menyerah, tapi dari sinilah kehidupan indah itu akan bermula.