Duluuu saat ada seorang pelangganku curhat dengan eyang Virien di butik, setelah sang 'pasien' pulang, eyang bicara padaku yang membuat aku begitu kaget.
"Kasihan, beliau kan sudah tua. Seandainya dipanggil Allah dalam keadaan begitu, pasti masuk neraka", kata ustadzku itu.
"Haaa??? Beliau orang baik loh eyang, rajin shalat, rajin tahajud, dhuha, suka bersedekah, tidak pernah nipu orang, pakai jilbab. Baiiiiik pokoknya. Cuma dapat masalah rumah tangga saja, lagi galau gitu loh ", kataku heran dengan pernyataan eyang.
"Galau banget siiiih, super galau ....", gumamku.
"Itulah, kalau meninggal dalam keadaan sedih, ya jelas masuk neraka", kata eyang. Pikiranku bekerja keras menerjemahkan kata-kata eyang.
"Iya ya.... orang yang sedang bersedih itu kan orang yang tidak ridha dengan Allah. Bagaimana Allah akan ridha kepadanya lalu memasukkannya ke syurga ?", akhirnya aku mendapat jawaban. Yak !!! aku ingat ayatnya.
Ukuran masuk syurga adalah ridha Allah yang bertemu ridha hamba, coba buka surat Al Bayinah ayat 8.
[QS 98:8] Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Jadiiiii .... jangan tunggu lama-lama yaaa, mulai sekarang juga benahi pikiran benahi perasaan, terima hidup ini dan paket yang dibawanya dengan bahagia, dengan gembira, dengan penuh syukur. Jangan biarkan satu celahpun membuka hingga kesedihan dan kekhawatiran bisa masuk.
Mungkin ada yang bertanya :
Bagaimana mau seneng wong suami berselingkuh ?
Bagaimana mau gak pusing wong tagihan bank terus saja berdering ?
Bagaimana mau happy wong anak lagi terbaring di rumah sakit ?
Bagaimana mau seneng wong atasan dan rekan kerja mengintimidasi terus ?
Kalau masih ada yang bertanya begitu, mungkin perlu buka buka lagi tulisanku sebelumnya, atau beli aja bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial" .... hehehe.
Singkat kata, dipasrahkan Allah saja semua persoalan itu, kitanya sudah bebas lepas kan ? Nah berbahagialah .... tinggal menyetel saja frekwensi bahagia di hati kita, kalau belum bisa, ya browsing saja hal hal yang perlu disyukuri dalam hidup ini, pasti banyaaaaak.
Siyyyyaaap sahabat ????
insyaAllah siyap nyetel frekuensi...
BalasHapustanyakan ke Eyang ustadz donk mbak... caranya berbagi kebahagian itu... kasihan lihat saudara yang depresi krn kesedihan yang bertumpuk..
tidak hanya saudara karena banyak juga yang suka sedih...
satu lagi caranya meredam emosi gimana ya (udah dzikir, udah wudhu msh esmosi, memalukan dech pokoknya memprihatinkan..)
makasiihhh
ya insyaAllah ya mb Sari tak tanyakan eyang virien nanti.
Hapus