Jumat, 26 Juli 2013

Jawa dan Kejawen

Seorang pembacaku bercerita, bahwa dia menemukan blog yang bagus, katanya sih pelajarannya kayak bunda (aku maksudnya), tapi kejawen.  Akupun berkunjung ke blog yang dimaksud , membaca beberapa tulisan dan aku bisa memahami  walau tidak semua yang disampaikannya aku setuju.  Kurasa tidak semua orang bisa memahaminya, bahkan aku yang orang jawa. Barangkali aku orang jawa yang tidak kejawen .... hmmmm ....., lalu aku anjurkan pada pembacaku itu  untuk kembali ke ..... al quran !!!

Di blog itu, dikisahkan sang penulis pernah melalui 'perjalanan ruh' dan bertemu dengan leluhurnya yang beragama hindu, budha, islam, kejawen, dan ternyata keadaan mereka baik-baik saja, tinggal di istana yang tak terkira indahnya ..... Dari situlah sang penulis menjadi yakin bahwa semua agama itu benar.

Aku percaya dengan kisah petualangan sang penulis dengan para leluhur, karena akupun pernah berkomunikasi dengan leluhurku.  Tapi untuk 'semua agama itu benar' ..... aku musti buka al quran dulu.

Eyang Syamsul'alam , guru spiritualku yang sering kuceritakan, beliau juga orang jawa, masih berdarah biru, punya gelar Raden Mas. Beliau menulis di majalah jawa 'Panyebar Semangat' , otomatis tulisan beliau menggunakan bahasa jawa.  Dan mengingat latar belakang beliau yang masih berbau 'keraton' , beberapa tulisan beliau kadang juga bernuansa kejawen.

Tapi, eyang Syamsul'alam tidak serta merta membenarkan semua faham kejawen.  Yang menjadi pedoman beliau adalah al quran , bila tidak sesuai dengan al quran ya beliau tolak dengan uraian yang mudah difahami.  Bahkan beliau menulis sebuah buku yang isinya mengkritisi tulisan pujangga Jawa Ronggowarsito 'Hidayat Jati Kawedar'.  Aku sendiri sama sekali tidak faham dengan buku Hidayat Jati .... kan sudah kubilang, aku ini orang jawa yang tidak kejawen.

Indah yang orang Jawa, pertama kali diperkenalkan ibu dengan budaya jawa, waktu kecil ikut les nari Jawa, tari Bondan , dan sering ikut ibu latihan karawitan ibu-ibu Idata (Ikatan Darma Wanita). Saat aku SMP, ibu sering menyuruhku membaca majalah Panyebar Semangat, kata ibu :"Sastra Jawa itu indah loh". Dan aku mengakuinya, bahasa jawa memang bahasa yang kaya nuansa dan kaya kosa kata, indah sekali.  Dan aku amat menikmati  menjadi orang jawa.

Dari majalah Panyebar Semangatlah aku mengenal eyang Syamsul'alam.  Tulisan tulisan beliau amat menginspirasiku.  Dan beliau selalu menekankan pada para pembacanya untuk terlebih dulu mempelajari al quran sebelum mempelajari ilmu ilmu lain.

Sekarang ganti Indah yang bilang kepada para pembacaku sekalian, ayo kembali ke al quran.  Baca al quran dulu sebelum membaca ilmu-ilmu yang lain yak !  Al quran itu adalah kalam Allah yang tidak diragukan lagi kebenarannya, al quran juga bersifat universal, bisa difahami oleh semua penduduk bumi dengan semudah mudahnya. Itu semua karena kasihNya pada umat manusia, hamba-hambaNya ini, karena Allah menghendaki kemudahan.

Al quran itu tidak bisa dibandingkan dengan kitab lainnya, semua bangsa di dunia bisa memahaminya dengan mudah. 

Dengan penuh rasa hormatku pada budaya jawa, aku yang orang jawa dan sejak kecil membaca majalah jawa, tidak mudah bagiku memahami ilmu kejawen. Maha Besar Allah yang telah menciptakan suku jawa dengan budayanya yang unik dan indah.

Ilmu Allah itu sangat luas, bila lautan dijadikan tinta dan ditambah kan lagi sebanyak itu , dan ditambahkan lagi dan lagi .... itu tak akan mampu menuliskan ilmu Allah (buka  Quran surat Al Kahfi ayat 109).  Itulah mengapa kita tidak bisa menghukumi kalau ilmu X salah, ilmu Y benar, ilmu kejawen itu salah, ilmu arab itu benar, ......  dll dll.

Allah yang menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, beraneka budaya dan Allah juga yang menakdirkan kita beraneka agama.  Indah tidak mengatakan bahwa semua agama itu benar, tapi Indah tidak berani melecehkan agama lain, karena Allah berfirman dalam al quran :

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 62

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ayat ini bagiku merupakan jawaban dari blog kejawen yang aku baca itu, saat sang penulis bilang bahwa leluhurnya yang beragama non islam dalam keadaan selamat dan menikmati berbagai keindahan di alam sesudah kematian jazadnya.

Ayat itu pula yang membuat aku lebih memahami orang lain yang berbeda keyakinan.  Islam itu bukan berislam secara KTP, tapi menjalani nilai-nilai islami itulah yang penting. 

Walau aku mengajak kalian berhati damai dan menghargai perbedaan, tapi ingatlah sahabat, diantara semua agama, yang paling sempurna adalah Islam :

QS Al Maidah ayat 3 : ............. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 
Bersyukurlah kita dengan keislaman kita, kesempurnaan agama, dan dengan al quran yang penuh mu'jizat.  Baca dulu al quran sebelum mempelajari faham faham lain, biar gak bingung dan biar tidak usah 'berkelana' jauh jauh mencari kebenaran,  biar punya 'filter' bila  suatu saat bertemu dengan faham lain.

QS. Al-Qamar [54] : ayat 17

[54:17] Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar