Catatan di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.
Kadang aku bertanya, apa sih yang ingin kita capai dengan segala ibadah yang kita lakukan ? Pahala ? Ridha Allah ? Tercapainya derajad taqwa ? Syurga ?
Dulu aku masih suka mengejar jumlah rekaat shalat yang kulakukan, entah itu dhuha atau tahajud, aku memaksa diriku tahajud dan witir 11 rekaat. Tapi kok jarang menargetkan diriku untuk khusyu' yaaa .... Dulu aku juga suka mengejar jumlah dzikir, tapi kok tidak mengejar bagaimana biar bisa dzikir terus sepanjang waktu melekku.
Seiring perjalanan keimanan, sekarang aku lebih faham. Sebenarnya dengan melakukan rekaat yang banyak, targetnya adalah khusyu'. Pengulangan pengulangan bacaan itu dimaksudkan untuk menjadikan makna bacaan itu membekas dalam jiwa. Target dzikir yang banyak itu adalah mengisi hati dengan asma Allah agar pribadi kita mendekatiNya, menjadi seperti Dia dalam kekecilan yang tak terdefinisikan.
Apakah shalat yang kita lakukan memberi bekas ke kening kita berupa gosong ataukah tidak, yang terpenting adalah bekasnya shalat itu dalam jiwa. Saat bisa merasakan bahagia dalam sujud, lalu sesudah shalat bisa merasakan rasa nyaman, tenteram bahagia, kedekatan dengan Allah, akrab, menjadikan hati dan perilaku kita lebih bertaqwa. Kecintaan kita kepada Allah dan alam semesta menjadi aliran darah kita, menggilas segala kecintaan kita pada dunia yang gemerlapnya menipu.
Saat syurga dan neraka menjadi tidak penting lagi, karena kesibukan kita adalah berbuat kebaikan sebagai pengabdian kita pada Allah. Fokus kita adalah bagaimana menjadi rahmat bagi alam semesta , lebur dalam molekul molekul alam semesta dan memperindahnya !!!
Saat kita telah berhenti merasa khawatir dengan diri sendiri, lalu menebarkan ketulusan ke bagian bagian dunia yang kekurangan energi, kosong, hampa dan kesakitan. Saat doa kita merasuki semesta, cinta kita mempermanis segala kepahitan, dan menjangkau yang tak terbayangkan.
Pernah kubertanya pada ustadz Virien :"Mengapa aku tidak peduli dengan neraka dan syurga, sementara al quran menyuruh kita takut pada neraka ?". Lalu ustadzku menjawab dengan bijak :"Al quran menggambarkan orang dengan berbagai macam tingkat keimanan, ada yang musti diperingatkan dengan neraka, ada yang keimanannya lebih tinggi hingga yang dicari hanyalah ridha Allah ".
Saat kehadiran kita di bumi ini adalah untuk mewakili yang maha tercinta , Allah, dan melebur dalam kehendakNya , saat itulah kita telah masuk dalam zona Allah, segala keindahan ada disini.
Allah, jadikan aku rahmat bagi alam semesta.
Kadang aku bertanya, apa sih yang ingin kita capai dengan segala ibadah yang kita lakukan ? Pahala ? Ridha Allah ? Tercapainya derajad taqwa ? Syurga ?
Dulu aku masih suka mengejar jumlah rekaat shalat yang kulakukan, entah itu dhuha atau tahajud, aku memaksa diriku tahajud dan witir 11 rekaat. Tapi kok jarang menargetkan diriku untuk khusyu' yaaa .... Dulu aku juga suka mengejar jumlah dzikir, tapi kok tidak mengejar bagaimana biar bisa dzikir terus sepanjang waktu melekku.
Seiring perjalanan keimanan, sekarang aku lebih faham. Sebenarnya dengan melakukan rekaat yang banyak, targetnya adalah khusyu'. Pengulangan pengulangan bacaan itu dimaksudkan untuk menjadikan makna bacaan itu membekas dalam jiwa. Target dzikir yang banyak itu adalah mengisi hati dengan asma Allah agar pribadi kita mendekatiNya, menjadi seperti Dia dalam kekecilan yang tak terdefinisikan.
Apakah shalat yang kita lakukan memberi bekas ke kening kita berupa gosong ataukah tidak, yang terpenting adalah bekasnya shalat itu dalam jiwa. Saat bisa merasakan bahagia dalam sujud, lalu sesudah shalat bisa merasakan rasa nyaman, tenteram bahagia, kedekatan dengan Allah, akrab, menjadikan hati dan perilaku kita lebih bertaqwa. Kecintaan kita kepada Allah dan alam semesta menjadi aliran darah kita, menggilas segala kecintaan kita pada dunia yang gemerlapnya menipu.
Saat syurga dan neraka menjadi tidak penting lagi, karena kesibukan kita adalah berbuat kebaikan sebagai pengabdian kita pada Allah. Fokus kita adalah bagaimana menjadi rahmat bagi alam semesta , lebur dalam molekul molekul alam semesta dan memperindahnya !!!
Saat kita telah berhenti merasa khawatir dengan diri sendiri, lalu menebarkan ketulusan ke bagian bagian dunia yang kekurangan energi, kosong, hampa dan kesakitan. Saat doa kita merasuki semesta, cinta kita mempermanis segala kepahitan, dan menjangkau yang tak terbayangkan.
Pernah kubertanya pada ustadz Virien :"Mengapa aku tidak peduli dengan neraka dan syurga, sementara al quran menyuruh kita takut pada neraka ?". Lalu ustadzku menjawab dengan bijak :"Al quran menggambarkan orang dengan berbagai macam tingkat keimanan, ada yang musti diperingatkan dengan neraka, ada yang keimanannya lebih tinggi hingga yang dicari hanyalah ridha Allah ".
Saat kehadiran kita di bumi ini adalah untuk mewakili yang maha tercinta , Allah, dan melebur dalam kehendakNya , saat itulah kita telah masuk dalam zona Allah, segala keindahan ada disini.
Allah, jadikan aku rahmat bagi alam semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar