Jumat, 18 Januari 2019

Jadilah Cinta Itu Sendiri

Kadang aku juga belajar dari pembacaku.  Dan ini salah satunya.
Dia gak mau namanya disebut..

13/1 15.14] Gini mba, Tadi saya membaca beberapa artikel mba di blog...

Aneh ga rasa nya kalo setelah membaca tulisan mba, saya ngomong "mba saya mencintai mba". Pasti mba jawab : "sinting kamu! Ketemu saya aja belum pernah, sehari2 saya kaya gimana aja kamu ga tau!"

Nah banyak orang yg berbicara tentang kita hanya boleh mencintai Tuhan, hanya karena  telah membaca dari kitab2 suci,  mendengar  ayat2 Nya dari orang lain.

Bahkan menurut saya  mencintai Allah itu sangat absurd, (maka nya saya ga mau tanya di grup, tolong dikoreksi)

 Apagi di hubungkan dengan pelajaran dari mba kemarin. Apa bila kita hanya mencintai allah berarti kita harus menolak hal yang lain yg berlawanan dengan mencintai allah. Padahal kita harus menerima semua hal, baik buruk, bagus jelek, jahat baik dll..

Kalau saya sekarang berkata : "Saya mencintai Allah". Pasti itu saya aja yg ke GR an..hehehe. Ketemu belum apalagi kenal cuma tau dari tulisan...

Menurut saya jangan pernah mencoba mencintai Tuhan kalau masih memakai pikiran tuhan seperti apa, sifatnya seperti..
tapi lebih baik cobalah mencintai diri sendiri terlebih dahulu dengan segenap perasaan sampai kita sampai kita bisa menjadi cinta itu sendiri..
 bener ga sih mba? ato pikiran saya yg sudah oleng?
[13/1 15.47] innuri sulamono: Hahaha...  Itu bener tapi aku juga gak berani bilang.
Sebenarnya kita ini gak bisa mencintai Tuhan, kita hanya berusaha mencintaiNya dan karena kemurahanNya,  Dia memberikan rasa mencintai itu.  Memangnya apa yang bisa kita berikan kepadaNya sebagai tanda cinta?  Tak ada.
Kita ini bahkan mencintai diri sendiri saja tak becus.  Boro boro mencintai orang lain apalagi mencintai Tuhan.

Semua hanya terjadi karena 'kun fayakun' Nya.  Karena Dia terlalu mencintai kita.
[13/1 21.35] : Wah ternyata saya makin paham setelah membaca tulisan mba berulang2.  Ternyata berusaha mencintai Tuhan (walaupun kita ga akan pernah berhasil), hanyalah salah satu proses perjalanan kita, melewati rasa cinta itu sendiri ya mba..

Dia yg bisa melewati proses itu akan menjadi cinta itu sendiri. Dia sudah tidak berusaha mencintai atau dicintai karena dia lah cinta..

Ibarat bunga, semerbak harum nya tersebar kemana mana tanpa dia berusaha dan dia tidak meminta orang2 mencium harum nya.

Pasti hanya orang "terpilih" bisa mencapai tahap seperti itu ya mba.
Panteslah orang2 suci begitu di cintai pengikutnya. Padahal orang suci tidak berniat memberikan cinta nya. Hanya orang2 yg mau  mendekatlah kepada orang2 suci tersebut yg bisa merasakan cinta Nya...

Wah makasih ya mba atas cinta Nya. I love u pull😍😍😍

Membuka dan Menyerap

Membuka dan Menyerap
#innuriinspirasi

Di alam semesta ini banyak energi berseliweran di sekitar kita,  menyentuh kulit bahkan masuk melalui nafas kita.  Itulah yang selama ini kita pikir jalan masuk energi itu, melalui saluran-saluran yang terlihat.  Makanan melalui mulut,  oksigen melalui nafas,  panas dingin melalui kulit.

Padahal jalan masuk energi itu bisa dari pikiran dan perasaan kita.  Maka hati-hati dengan isi pikiran dan perasaan.

Berlatih membuka diri terhadap energi yang berkelimpahan di sekitar kita,  bisa dilakukan dengan latihan yang sederhana.  Misalnya disaat mendengarkan lagu / musik , disitu ada energi suara,  power musik atau penyanyinya.  Coba buka hati,  pikiran dan tubuh untuk menyerap energi dari pendengaran kita.  Cara membukanya dengan diam sejenak dan meniatkan semua unsur di tubuh kita terbuka,  lalu dengarkan musiknya.  Rasakan bedanya dengan  saat mendengarkan musik tanpa "membuka dan menyerap" .

Di lain kesempatan berlatih lagi "membuka dan menyerap" untuk energi selain dari suara dan pendengaran. Misalnya lewat kulit saat mandi, merasakan kemurnian oksigen yang memperbaiki seluruh sel tubuh saat bernafas,  dll.

Energi di alam ini banyak sekali jenis dan bentuknya, dan dalam diri kita bisa berubah bentuk sesuai dengan niat kita. 

Keberanian dan optimisme itu energi juga,  kesuksesan,  kebahagian, keadilan,  kesederhanaan,  dll. Energi untuk perbaikan sel tubuh,  peremajaan sel,  pesona,  ... Menarik bukan? 

Syal crochet di foto itu juga menarik loh,  enak dipakai di kala musim penghujan yang dingin-dingin romantis seperti sekarang. Yang tertarik inbox saja yaaa.

Belajar Inner Peace

Belajar Inner Peace
#innuriinspirasi
Ini uraian yang luar biasa dari seorang yang sedang belajar 'Inner Peace' yang namanya tidak mau disebut.  Aku salin apa adanya dari obrolan di wa. " Hahaha.  Iya memang sebuah perasaan yang susah dilukiskan.  Apakah itu ego juga gak usah dipikirin dulu,  yang penting merasakan perasaan indah dan damai bersama Allah itu sudah luar biasa ", itu yg mba Innuri tulis kemarin.

Ternyata perasaan indah, damai atau bahagia tidak bisa diusahakan ya mba. Ketika kita mengukur kebahagian itu berdasarkan parameter kebahagian yang ada dalam pikiran, akhir nya yang kita dapat malah akan mengalami hal yg sebaliknya.
Contohnya gini mba:  kalo saya nikah, saya akan bahagia, ternyata setelah itu malah bercerai. Atau misalnya kalau saya pindah kerja saya akan bahagia, ternyata setelah itu masih pingin pindah kerja lagi karena ingin gaji yang lebih besar, terus berulang-ulang akhir nya tak pernah selesai.

Ada orang yg mengatakan, saya merasakan kebahagian dan kedamaian ketika saat saya bermeditasi, atau ada orang mengatakan saya mendapatkan kebahagiaan ketika saya bangun di sepertiga malam yang sunyi, berzikir sampai subuh.
Menurut saya itu cuma kebahagiaan yang palsu, karena setelah dia bermeditasi dia berarti tidak bisa merasakan kebahagian, atau dia hanya bisa merasakan kebahagian hanya di sepertiga malam sambil menyebut nama Tuhannya. Lalu apa bedanya dengan orang yg memakai narkoba, mereka juga merasakan kebahagian ketika memakai narkoba setelah itu kebahagian lenyap, karena itu hanya ilusi.Sama-sama ekstrem, yang satu ekstrem kiri yang satu ekstrem kanan. Sama-sama pecandu.
Ketika kita melepaskan semua pikiran tentang kebahagian, malah kebahagian itu datang dengan sendirinya. Kebahagian  sebenarnya merasakan diri kita di saat ini, di detik ini.
Ketika kita bisa merasakan diri kita di saat kita melakukan apapun entah mencuci piring atau makan, atau apapun dan ketika kita sadar akan diri kita dan melepaskan apa yang ada dipikiran kita maka dia akan muncul dengan sendirinya. Apa bila kita bisa menjaga kondisi itu terus menerus, bahkan rasa kebahagian itu sendiri akan hilang.  Mungkin ini yang mbak Innuri sebut Inner peace