Senin, 27 September 2021

Dialiri-Mengaliri


#innuriinspirasi #kuliahpakhans #psikologitranspersonal 


Saat melakukan meditasi melintasi lapisan demi lapisan kesadaran,  setiap orang punya pengalaman yang berbeda.  


Yang penting untuk diperhatikan adalah sikap tubuh yang rileks dan santai. Jangan ada ketegangan di otot-ototnya, mesti dirilekskan dahulu. Dan jangan mengharapkan atau menargetkan sesuatu. Itu tips dari pak Hans. 


Versi Innuri sih ditambah sikap hati yang "bersedia" dialiri apapun juga dari Allah.


Yang sering aku rasakan, dialiri kasih sayang Allah,  lalu mengalirkan kasih sayang itu ke semuanya.  Ini rasa yang damai sekali, indah dan luar biasa.  


Terkadang rasa itu bisa bertahan beberapa lama setelah meditasi,  dialiri dan mengaliri.


Rasa itu yang membuat kita bisa berwelas asih (compassion)  secara natural ke sekeliling kita, menyebarkan kebahagiaan yang semakin membahagiakan diri sendiri. 


Tapi rasa apapun yang kita rasakan selama dan setelah bermeditasi,  itu selalu pas dengan yang kita butuhkan kok. Ini pengalaman Innuri.  Bagaimana dengan kalian?  


Cerita Lapisan Kesadaran ke-4


#innuriinspirasi dari #kuliahpakhans

#psikologitranspersonal


Melanjutkan soal level kesadaran yang berlapis-lapis. 


Di kesadaran ke empat itu masih ada lagi lapisan lapisannya dalam hal kedekatan dan keintiman dengan Sang Pencipta.  


Pak Hans tidak menjelaskan secara rinci soal lapisan-lapisan di kesadaran ke empat ini.


Yang penting adalah mengalami sendiri dan melakukan meditasi setiap hari.  


Dari sharing teman teman di komunitas Eling lan Awas, ada  banyak cerita.  Ada yang mengalami perasaan menyatu dengan alam semesta,  bisa merasakan vibrasi tubuh,  ada yang hampir mengalami 'keluar dari tubuh' atau yang biasa disebut "out of body experience".


Perasaan dekat dengan Allah itu memang ada levelnya.  Innuri sendiri  pernah merasakan ketiadaan aku,  aku seperti tidak ada,  yang ada hanya Allah.  Aku bukan apa-apa dan bukan pula siapa-siapa.  


Pak Hans sendiri tidak menyarankan untuk punya keinginan dalam perjalanan spiritual.  Dijalani saja tanpa mengharapkan sesuatu.  Mengalir saja.  


Menyobek Lapisan Kesadaran ke-3


#innuriinspirasi dari #kuliahpakhans #psikologitranspersonal 


Pikiran itu sering menyeret kita ke sana ke mari, bila rajin mengamati pergerakan pikiran,  akan terasa banget betapa liarnya pikiran kita itu.  Meloncat , terbang,  menukik, bahkan bisa membenamkan kita  sampai susah bernafas.  


Bagaimana menjinakkannya?  caranya sederhana sekali,  cukup dengan menjadi penonton.  Menjadi penonton,  hanya menyadari,  menyaksikan saja pergerakan manas,  boleh mencatat di hati dan memberi nama untuk emosi dan pikiran yang muncul.  


Bila terbiasa meditasi,  menempuh perjalanan ke dalam di kesadaran ke tiga , maka lama-lama kita akan bertemu dengan akarnya.


Innuri ambil contoh bagaimana boneka Doraemon itu telah menyeret-nyeret dalam kenangan manis saat Alni kecil,  lalu berusaha memunculkan cemburu saat Alni ternyata lebih menyukai boneka owl yang dibelikan kakaknya.  Nah,  apa yang terlihat sebagai akarnya di sini?  Ego!  


Bila saat meditasi muncul rasa sakit,  telusuri terus rasa sakit itu berasal dari mana, sobek terus dan terus sampai mentog apa yang mendasari pikiran dan perasaan itu.  Rata-rata sumber penyakitnya adalah keinginan dan ego.  


Semua itu cukup disadari saja, tanpa menilai dan menghakimi.  


Proses itulah yang dinamakan introspeksi diri,  dalam Islam dinamakan muhasabah. 


Memang ada rasa sakit yang muncul bila masalahnya berat dan gede,  tapi keberanian kita menghadapi dan menyadari semua perjalanan kesadaran itulah yang akan menghapus segala rasa sakit dan memberi pencerahan buat kehidupan kita.



Rabu, 08 September 2021

Lapisan Kesadaran

 Lapisan Kesadaran

#innuriinspirasi 


Sebelum menempuh perjalanan menembus diri terdalam melalui lapisan-lapisan kesadaran dari #kuliahpakhans #psikologitranspersonal , kesadaran ke 0 (sebutan Innuri aja), adalah kesadaran bahwa kita mempunyai higher self yang tertutup oleh gerombolan pikiran, perasaan dan emosi (disebut manas) yang bekerja berdasarkan makanan dari gudang memori.  Bagaimana cara menyibakkan tutup (hijab) manas ini, salah satu caranya adalah dengan "menyadari", sederhana sekali.  


Baik, ini level kesadaran manusia secara umum :

1. Menyadari aliran pancaindra ke obyek

2. Menyadari aliran manas ke pancaindra

3. Menyadari aliran pikiran perasaan dan emosi di dalam manas

4. Menyadari aliran kesadaran yang menyadari semuanya


Manusia kebanyakan, kesadarannya baru sampai ke 1 dan 2.  Kesadaran ke 3 dan ke 4 hanya dijalani oleh orang-orang yang sengaja menempuh jalan spiritual. 


Baik. Difahami dulu ya level kesadaran tersebut,  kalau masih bingung, besok InsyaAllah juga tambah bingung ... hihi, besok InsyaAllah Innuri kasih contohnya deh.  Sekarang mau bangunkan si cantik Alni, soalnya hari ini dia sekolah offline. 


Contoh Level Kesadaran

#innuriinspirasi dari #kuliahpakhans #psikologitranspersonal 


Kesadaran 1

Aku sadari aliran panca indra ke obyek.

Contoh, Innuri sadar mataku sedang melihat boneka Doraemon di kursi. 


Kesadaran 2

Aku sadari aliran manas ke obyek.

Innuri menyadari ada rasa senang melihat boneka itu masih utuh. 


Kesadaran 3

Aku sadari aliran pikiran perasaan dan emosi di dalam manas. 

Innuri menyadari kenapa ada rasa senang mengalir, lalu menyadari bila ada pikiran menarik memori keluar saat boneka itu dibeli ketika Alni masih kecil,  kini dia sudah anak SMK, tapi boneka itu masih utuh, hanya kehilangan kalungnya saja.  Aku menyadari ada rasa haru mengingat betapa waktu berlalu begitu cepat.   Aku menyadari pikiran terus menarik ke sana ke mari,  Alni sudah tidak lagi suka memeluk boneka itu, jadi kerap kali boneka itu terabaikan.  Aku sadari pikiran terus bermain,  kini Alni lebih suka boneka burung hantu yang dibelikan Zeli,  kakaknya.


Kesadaran 4

Kesadaran Murni

Aku sadari adanya kesadaran yang menyadari semuanya.


Innuri yang sejati menyadari Innuri yang sudah menyadari bila di dalam dirinya  ada aliran kesadaran saat dia sedang menatap boneka Doraemon. 


Di level 4 ini higher self-nya Innuri sudah berhasil keluar dari tutupan manas,  sehingga dia bisa melihat jernih Innuri yang sedang berkesadaran.  Di level 4 ini Innuri sudah tidak lagi ditarik-tarik oleh pikiran perasaan yang bermain di atas memori.  Rasa senang atau haru tidak menguasai dirinya lagi,  rasa yang muncul adalah paduan rasa damai, tenang, cinta kasih dan bisa melihat Allah yang Maha Kasih yang menggerakkan semuanya,  aliran kasih sayang Allah seperti terlihat nyata di setiap hal dan setiap momen. Rasa yang aku sebut lebih dari bahagia. 


Pada level 4, diri sejati hanya sebagai penyaksi,  witness.


Masih ada sambungannya nih, InsyaAllah besok ya.

Senin, 06 September 2021

Antara Self dan Ego

 Antara Self dan Ego

#innuriinspirasi dari #kuliahpakhans #psikologitranspersonal 


Ego itu bisa macam-macam penafsirannya sesuai konteks kalimatnya.  Dalam bahasan kali ini ego dalam arti diri yang palsu,  self itu diri yang asli atau diri sejati.  Pertanyaannya adalah siapakah saya?  


Diri yang palsu itu dirimu yang ketempelan sama pikiran,  perasaan dan emosimu yang bergerak dengan makanan yang berasal dari gudang memori.  


Diri aslimu adalah dirimu yang stabil,  yang tidak terpengaruh oleh semua itu. 


Jadi kita semua punya 2 diri ya?Orang bijak itu sudah ketemu sama Self-nya , sedangkan kita,  Innuri dan kamu-kamu,  kadang ketemu kadang nggak,  kayak pacaran yang putus nyambung gitu deh.  


Kalau berhasil ketemu sama Self itu rasanya enaaak sekali, nyaman,    pokoknya rasanya melebihi bahagia.  Bayangkan bertahun-tahun gak ketemu sama kekasih,  ketika ketemu rasanya senang,  membuncah kebahagiaan.  Nah,  ketemu sama Self itu rasa bahagianya jauuuuuh melebihi itu, rasa di atas bahagia. Kalian gak perlu membayangkan deh,  enakan mengalami sendiri. 


Untuk ketemu Self,  mau tak mau ya mesti berani melakukan perjalanan ke dalam,  menempuh rasa sakitnya,  melintasi kesadaran yang berlapis lapis. 


Besok saja ya kalau Innuri longgar aku tulis tentang kesadaran yang berlapis-lapis itu. 

Individuasi Diri

Masih dari #kuliahpakhans #psikologitranspersonal lanjutan kemarin tentang #alambawahsadar


Individuasi diri itu proses puncak dari perjalanan menuju jiwa terdalam.  Ketika manusia sudah sampai ke Self atau diri sejatinya. 


Diri sejati itu diri yang sudah tidak direcoki oleh memori yang mengganggu yang tersimpan di gudang memori, baik di wilayah bawah sadar atau di  ketidaksadaran.  Memorinya masih ada,  tapi energinya sudah tidak mengganggu lagi, ya cuma memori.


Dari memori yang gede gede sampai yang seujung kuku kutunya rambut Innuri... Eh... Hari gini punya kutu?  Nggaklaaaah 😂. 


Orang yang sudah mengalami Individuasi diri itu gak punya galau sedikitpun lagi,  jiwanya memancarkan cahaya karena sudah terkoneksi terus menerus dengan sumbernya sumber cahaya, Sang Maha Cahaya.  Kalau dalam Islam disebut orang yang makrifatullah. Orang yang sudah manunggaling kawula-gusti.


Masalahnya adalah bagaimana bersih-bersih memori dari ketidaksadaran yang kita aja gak tahu isinya apa?  


Merasa sudah bersih?  Eits ... Tunggu dulu.  Apakah sudah tidak ditarik-tarik emosi,  pikiran,  perasaan yang bermain-main di atas memori-memori itu?  


Jadi ya bersambung aja deh, biar angin merindukanku ... (hihi,  sok puitis Innuri soalnya habis makan belaian 😅😅😅)


Menyapu Energi Memori

#innuriinspirasi dari #kuliahpakhans #psikologitranspersonal 


Memori itu tidak bisa dihilangkan,  selamanya tersimpan tuh,  gak kayak duit ya 😅.  Yang bisa diupayakan ya bagaimana energinya biar tidak mengganggu kehidupan lagi. 


Di dalam psikologi analisis, ini psikologi barat ya,  ada 5 cara yang semuanya butuh konselor / psikolog , Innuri gak bahas ini. 


Yang bisa dilakukan sendiri ya pakai psikologi timur, dengan meditasi.  Aku suka melakukannya setelah sholat,  duduk diam,  pusatkan pikiran di nafas.  Kalau ada yang lewat di pikiran dan perasaan,  tonton saja,  ambil jarak,  jadilah penonton untuk aliran pikiran dan perasaan itu,  sadari sedang menonton. Biasanya akan muncul memori yang terasa sakit,  disadari saja pernah mengalami memori sakit , ambil jarak,  sadari sampai memori itu lewat.  Nah,  kesadaran itu akan membuat kita tersenyum saat teringat memori yang sama,  artinya beban energinya sudah tersapu bersih,  memori ya tinggal memori, tidak membebani lagi. 


Lakukan meditasi semampunya dulu,   bila sudah terbiasa akan kuat melakukan lebih lama.  


Mudah kan? Simple but not easy.