Senin, 19 November 2018

Inner Peace


Pada puncak spiritualitas seseorang, yang dicapainya adalah kedamaian batin.  Bayangkan wajah seorang kiai yang teduh dan damai, bertutur kata lembut dan menyejukkan, atau wajah seorang bhiksu yang jernih , atau seorang paus yang penuh kasih dan ketulusan hati. 

Kedamaian batin itu bisa dicapai oleh siapa saja yang mau dan berjuang untuk itu, bukan monopoli pemuka agama.  Kedamaian batin itu adalah magnet di dalam diamnya, sebuah kekuatan dari dalam yang akan menarik banyak orang di dalam perjalanan menuju Tuhannya.

Inner peace hadir di dalam hati yang penuh cinta kasih, unconditional love, cinta tanpa syarat.  Jadi kita tidak bisa mendapatkan inner peace bila hati masih ada kekotoran, kebencian, dll.  Kasih sayang seperti itu musti dihidupkan terus setiap saat, silahkan membaca tulisanku "Mendownload Kasih Sayang". 

Kasih sayang tanpa syarat itu menghasilkan perasaan menyatu dengan alam semesta, sampai bisa memahami betapa semua unsur di alam ini digiring ke dalam tujuan yang sama yaitu Rabb, Tuhan kita semua, Tuhan yang satu.  Apapun penyebutannya, pada hakekatnya Dia ya Dia yang itu, yang menciptakan seluruh alam ini, Dia yang hanya satu-satunya.

Kita akan merasakan di kedalaman hati kita bahwa semuanya akan dibawa kembali ke dalam kasih sayangNya, dan kita adalah bagian kecil yang kadang menjadi salah seorang saksi, seorang pemandu atau hanyalah seorang pelaku di dalamnya.  Kita akan memahami apa peran kita dalam 'rombongan besar' itu, akan Allah tunjukkan peran dan tugas kita dalam skenario besarNya untuk manusia dan alam ini.

Menemukan inner peace, berarti sudah menemukan bahwa diri kita ini bekerja bersama Allah.  Sebuah keimanan tingkat tinggi, percaya hingga ke sumsum tulang dan aliran darah bahwa di tanganNya semua akan damai karena menyaksikan sendiri betapa Dia selalu mengurus makhlukNya.

Menemukan inner peace juga berarti bisa memandang dari ketinggian, memandang seperti Allah memandang, karena Allah selalu bersamanya.  Dia tidak akan takut apapun, khawatir atau panik, karena dia memahami hakekat segala peristiwa adalah kembalinya arah perjalanan manusia menuju Allah saja.

Kedamaian batin, ketenangan menghadapi apapun, menghadapi apapun dengan kasih sayang dari hati yang bersih, keimanan yang tinggi dan kepasrahan total kepada Tuhan, seperti itulah gambarannya.  Adakah kata yang bisa melukiskan perasaan 'melebihi bahagia' ?


Kejernihan Hati

Kejernihan Hati
#innuriinspirasi
"Yang sebelah judulnya A Women Called Hoax ya mbak? 😁".
Aku jawab, "Jangan gitu ah mbak. Setiap kita pernah berbuat kesalahan, cuma Allah menutup aib kita di hadapan orang lain. Kita doakan saja mbak Hanum kembali dalam kejernihan hatinya. Kebencian hanya mengotori hati kita sendiri".
Dijawab oleh temanku yang lain yang maksudnya membela Hanum, "Kejernihan hati itu hanya Allah yang tahu".
Untuk itu aku jawab disini ya, betul sekali, kejernihan hati itu hanya Allah yang tahu, yang manusia tahu adalah teko akan mengeluarkan apa isi yang ada di dalamnya, kalau isinya teh keluarnya juga teh, kalau isinya kopi keluarnya juga kopi. Begitupun manusia, ucapan dan tindakan menggambarkan isi di dalam hati sanubarinya. Lah kalau keluarnya kebohongan? Bagiku manusia yang seperti ini lagi error sistemnya, kasihan, dan aku cuma bisa mendoakan agar sistemnya kembali normal lagi. Normalnya manusia itu antara lain ya tidak suka memproduksi kebohongan.
Di dunia ini kita saling belajar satu sama lain, kejadian apa saja yang ada di luar diri kita merupakan 'laboratorium raksasa' tempat kita belajar. Bukan soal menang atau kalah, siapa membela siapa, kamu berada di kubu yang mana. Tapi bagaimana pembelajaran diambil.
Ada temanku yang bilang, si mbak sedang ngunduh wohing pakarti, maksudnya mbak H sedang memetik hasil perbuatannya sendiri. Nah, bukan hanya di mbak yang ngunduh wohing pakarti, kita sendiri juga bakalan mengalami. Makanya perlu mencermati isi hati, karena dari situlah akan melahirkan pakarti (perbuatan) , hati yang baik akan melahirkan ucapan dan perbuatan yang baik juga dan yang kita petik nantinya juga hal hal yang baik.
Lah itu koh Ahok kok malah masuk penjara dengan segala niat baiknya? Mungkin ada yang bertanya seperti itu. Kita tak pernah tahu maksud Tuhan, bisa jadi penjara membuatnya lebih bijak, bisa jadi penjara adalah gemblengan dari Tuhan untuk membuat beliau lebih matang menjadi pemimpin di masa depan. Kita juga hanya bisa doakan agar Indonesia Allah beri pemimpin yang amanah dan membela kepentingan bangsa dan negaranya.
Tetaplah berada di kubu kasih sayang.

Apa Yang Dimenangkan ?

Apa yang dimenangkan?
#innuriinspirasi
"Ibuk ngefans sama Ahok ya? ", kata Alni.
"Bukan. Ibuk ngefans sama orang-orang yang tulus memperjuangkan orang banyak dan negerinya".
Sementara di media sosial, ramai sekali dibahas tentang dua film yang diluncurkan di saat yang bersamaan, yang satu mendulang sukses dan satunya lagi kurang sukses dalam menarik penonton. Lalu ada himbauan untuk tidak menonton film "A Man Called Ahok". Hehehe ... Ramai ya?
Sebenarnya apa sih ukuran sukses sebuah film menurut Innuri? Hihihi... Penonton jangan ketawa, emang apa pentingnya pendapat Innuri? Ya penting gak penting Innuri itu penting buat suami dan anak cucunya 😁😁😁
Suksesnya film itu ketika bisa mengantarkan pesan yang berupa nilai-nilai kemanusiaan ke lubuk hati penontonnya.
Ketika setelah nonton lalu membully film sebelah yang kurang sukses, padahal pesan di film yang ditontonnya tentang kebaikan hati dan kasih sayang tanpa batas.
Apa sih yang mau kamu menangkan di hatimu? Ego atau kebaikan hati? Kasih sayang ataukah kebencian?
Tetaplah dalam keteguhan berhati baik dan kasih sayang tanpa batas. Ya?

Kamis, 08 November 2018

Menyudahi Kekejian Hati

Menyudahi Kekejian Hati
#innuriinspirasi

Bila sedang "gemes" pada perilaku seseorang,  tanpa kita sadari,  hati kita yang lemah lembut berubah menjadi monster yang mengerikan.  Hal seperti ini gampang sekali kita jumpai di status orang-orang di sosial media , semoga tidak kita jumpai di diri sendiri.  Dan kalau kita menemukannya di diri sendiri,  mari disadari dan diluruskan kembali.

Yang merasa didhalimi bilang, "Tunggu azab Allah yang membalasnya".  Mengharap orang yang walaupun sudah mendhalimi diri kita agar mendapatkan azab Allah,  bukankah itu sebuah kekejaman hati. Apa mau punya hati yang kejam?  Hati yang keji dan kejam itu hati yang sakit,  dan sesuatu yang sakit itu ya pasti rasanya tidak enak dan diluar kenormalan.  Makanya agama mengajarkan untuk memaafkan,  membalas kejahatan dengan kebaikan,  agar hati kita menjadi hati yang lemah lembut dan bukan hati yang keji. 

Yang punya hati ya diri kita sendiri,  silahkan memilih punya hati yang baik atau hati monster.

Yang gemas sama pembela khilafah bilang, "Coba seandainya negara ini dikuasai khilafah lalu istri dan anak perempuanmu dijadikan budak seks, bahkan dibunuh di depan matamu,  apakah kamu akan tetap membela khilafah? ".  Nah ini lebih monster lagi,  membayangkan hal semengerikan ini terjadi pada saudara kita sebangsa dan setanah air.  Aku menuliskannya saja rasanya sudah tak karuan.

Walau aku juga bukan pendukung khilafah,  tapi terhadap mereka yang sedang mendukung khilafah ya tetap kasih sayang,  didoakan saja agar mereka lurus lagi. Bila perlu mengingatkan ya diingatkan dengan kasih sayang.  Hanya kasih sayang yang bisa membuat hati tersentuh,  kebencian hanya membuat mereka menjauh. Bila hati penuh kasih,  yang diproduksi oleh lisan dan tulisan kita juga kasih sayang yang tidak menyakiti siapapun.  Bila ada yang merasa sakit dengan kasih sayang,  ya berarti itu orang lagi butuh konsultasi ke psikiater. 

Yuk ah kita sudahi kekejian di hati kita.  

Senin, 05 November 2018

Harmoni

Harmoni
#innuriinspirasi

Pemandangan yang aku temui saat jalan-jalan pagi dengan mas Hary kemarin, di pagi yang segar karena sore sebelumnya hujan membasahi tanah kami.  Seorang kakek yang sedang merumput sementara sepeda tuanya dibiarkan bersandar pada sebatang pohon.

Kakek yang rajin,  sepagi itu sudah beraktifitas.  Sementara di kejauhan terdengar lagu Indonesia Raya berkumandang.  Pasti dari pangkalan TNI AU yang para tentaranya sedang apel pagi , tentara yang rajin dan disiplin.

Kakek yang rajin,  tentara yang rajin di pagi yang sejuk.  Kakek pencari rumput dan tentara,  keduanya berbeda dan barangkali tak bisa saling bertemu,  tapi coba memandang dari sebuah ketinggian.  Mereka telah dipertemukan oleh pagi dalam sebuah harmoni, dan aku yang memotretnya adalah bagian lain dari harmoni itu,  ditingkahi kicauan burung-burung dan sinar matahari yang lembut menghangatkan.  Indah sekali.

Apa yang hendak aku sampaikan adalah bahwa harmoni itu tersusun dari perbedaan yang memperindah satu sama lain.  Seperti sebuah lagu yang terdiri dari berbagai nada.

Memaksakan orang lain untuk sama dengan diri kita adalah sebuah kekonyolan yang melelahkan.  Contoh nyatanya,  lihat saja debat antara yang pro pak Jokowi versus yang pro pak Prabowo ... hmm ... Contoh lainnya coba cari di dalam rumah ... haha,  bisa perbedaan pendapat antara suami-istri,  ibu-anak,  anak dengan anak. Bagaimana situasi di dalam rumah kalian?  Apakah perbedaan-perbedaan itu membentuk harmoni?  Ataukah membentuk ciyat ciyaaaat ! ... 😁😁

Harmoni terbentuk karena kesadaran akan adanya persamaan. Belajar memandang seperti Allah memandang,  yaitu memandang dengan kasih sayang.   Belajar melihat dari sebuah ketinggian , maka kita akan dituntunNya menjadi bijak. Kok aku jadi ingat lagu the Prayernya Celine Dion-Josh Groban.

Menjaga diri untuk selalu dalam harmoni itu penting untuk kebahagiaan kita sendiri. Yang artinya menjaga hati selalu bersama Allah,  agar hati selalu berada dalam cahaya dan kasih sayangNya dan bisa melihat seperti Allah melihat. 

Allah itu dekat,  dan Dia akan selalu menuntun hambaNya bila hambaNya bersedia dituntunNya.

Salam dari Innuri untuk hatimu yang manis.

Minggu, 04 November 2018

Meletakkan Kebahagiaan Pada Manusia


Keterikatan pada apapun bisa menjadi penghalang antara kita dengan Allah, dan keterikatan pada manusia adalah yang paling berat.

Yang mudah dikenali tandanya adakah bila kita sudah meletakkan kebahagiaan pada manusia.  Gak mau 'move on'.  Seorang kekasih selalu ingin bersama kekasihnya , seorang ibu selalu ingin dikelilingi anak-anaknya.  Sedih dan khawatir bila berjauhan.

Kesedihan , kekhawatiran dan perasaan kosong tanpa orang-orang yang dikasihi.

Berdekatan tapi bertentangan juga menimbulkan kesedihan lagi.

"Aku hanya bisa bahagia bila bersamanya".

"Aku ingin melihat anak-anakku rukun dan utuh sebagai sebuah keluarga ", kata seorang ibu yang anak-anaknya saling tercerai berai karena pertengkaran.

Ingin bahagia tapi dengan syarat.  Syarat dan ketentuan berlaku .... hmm ..  Masihkah menjadi orang seperti ini?  Kapan bisa bahagianya ?

Meletakkan kebahagiaan itu pada Allah saja , cukup Allah bagiku.  Bersama Allah yang membuatku bahagia dan itu sudah cukup.

Dan orang orang yang kita sayangi,  percayakan mereka pada kasih sayang dan kebijaksanaan Allah.  Cukup Allah bagi mereka. 

Mengkhawatirkan seseorang,  bisa menjebak kita merasa lebih baik dari Tuhan dalam memelihara dan menjaga orang-orang yang kita sayangi.  Padahal siapakah yang lebih kasih sayang kepada orang-orang yang kita sayangi ? Tak ada yang bisa menandingi kasih sayang Tuhan, maka percayakan saja mereka pada kasih sayang dan kebijaksanaan Allah .

Allah cukup bagiku,  bagimu,  bagi orang-orang yang kita sayangi .


Sabtu, 03 November 2018

Keterikatan Pada Sebuah Tempat

Keterikatan Pada Sebuah Tempat
#innuriinspirasi
Itu pemandangan senja di belakang rumahku di Perum Graha Bandara di pinggiran Malang.  Pemandangan indah disini ngangenin.  Tapi aku lebih kangen pada rumah butikku yang hingar bingar karena suara kendaraan yang wang weng melintas.
Sayangnya rumah butikku tidak sehat untuk ditempati,  karena terkena debu pembangunan jalan tol. Maka disinilah aku sekarang,  di rumah dekat bandara yang lebih sehat udaranya,  menunggu rumah butik aman ditempati.
Kecintaan pada sebuah tempat itu setiap orang punya, menghasilkan kerinduan bila jauh, apalagi bila sudah tidak berada disana.
Kedengarannya sebuah perasaan yang wajar dan tidak berbahaya bukan? Tapi itu menghalangi kedamaian di hati.
Kemelekatan atau keterikatan jenis apapun bisa menjadi dinding antara kita dengan Allah termasuk kemelekatan pada sebuah tempat.  Bisa terjebak dalam rasa tidak bersyukur dan ini halus sekali perangkapnya, hanya dikenali oleh orang-orang yang lembut hatinya.
Baik. Bayangkan dulu ya.  Kamu berada di tempat B sementara kerinduanmu adalah tempat A.  Kerinduan yang membawa jiwamu berada di tempat A sementara ragamu berada di tempat B.
Antara jiwa dengan raga sudah tidak sinkron.  Bahagiakah?  Bisakah dalam situasi ini merasa tenteram dan damai?
Baik.  Kamu berada di tempat B atas kehendak siapa?  Ya, benar sekali,  kehendak Allah.  Sementara kehendakmu sendiri adalah berada di tempat A.  Bila begini kejadiannya,  apakah kamu termasuk orang yang patuh pada kehendak Allah?  Apakah termasuk orang yang ikhlas dan bersyukur atas takdirNya?  Apakah termasuk orang yang mengakui bahwa kehendakNyalah yang terendah dan terbaik?
Yups,  sudah bisa difahami sekarang. Betapa pentingnya menjaga agar antara jiwa dan raga berada di sebuah tempat yang sama!
Karena kita hanya boleh terikat pada Allah saja,  maka dimanapun Dia menempatkan kita,  kita akan menerimanya dengan ikhlas dan bahagia.
Allah,  terimakasih atas pelajaranMu hari ini.

Jumat, 02 November 2018

Pesan Dari Rasa Sakit (4)

Pesan Dari Rasa Sakit (4)
#innuriinspirasi #pesansakit
Semua orang sepakat, bila sedang sakit, usahanya adalah mendapatkan kesembuhan.  Tapi ada orang yang tak disadarinya malah mengundang penyakit baru sementara penyakit lama belum sembuh.
Aku kisahkan saja pertemuanku dengan seorang ibu muda yang suaminya berselingkuh. Dalam keadaan sakit hati dia bilang,  semoga suaminya 'gak slamet' atau tidak selamat. Dan ucapannya menjadi kenyataan,  suaminyapun mendapat kecelakaan tertimpa pohon dan dialah yang repot menunggui suaminya di rumah sakit dan sekaligus menanggung biaya rumah sakit yang tidak sedikit.
Ibu muda tadi dalam keadaan sakit hati dan dalam sakitnya dia mengundang sakit fisik sekaligus menambah duka lara di dalam hatinya.
Apa pelajarannya?
Berbagai peristiwa dalam hidup itu hendaknya dihadapi dengan tenang agar tidak memperburuk keadaan.

Tenang,  intropeksi diri dan senantiasa menghubungkan hati dengan Allah.  Setelah itu berikhtiar berdasarkan petunjuk Allah di hati.
Ujian itu diselesaikan satu per satu, bersikap emosional hanya mengundang ujian atau masalah baru.
Sakit apapun,  baik sakit hati atau sakit fisik,  semua itu membawa pesan dari Allah untuk direnungkan dan ditempuh sesuai kehendakNya.
Hujan kemarin sore menciptakan suasana indah di pagi ini.  Salam manis dari Innuri sekeluarga di Malang.

Pesan Dari Rasa Sakit (3)

Pesan Dari Rasa Sakit (3)
#innuriinspirasi
#pesansakit
Berjumpa dengan seorang penunggu pasien yang juga sakit sampai selalu memakai pampers.  Sudah berobat sampai lelah dan menghabiskan banyak obat tapi tak kunjung sembuh.
Aku beri dia daun tujuh bintang yang benihnya dulu aku peroleh dari mbak Andri. Alhamdulillah dia membaik, tapi yang berterimakasih sekali malah ibunya,  dianya cuek, memandangkupun tidak (emangnya penting memandang wanita tua, jerawatan lagi ... hahaha). Ada yang tertangkap olehku kenapa sakitnya tak sembuh-sembuh.  Salah satunya karena dia menyebarkan penyakit ke lingkungannya , bukan hanya energi sakitnya yang dia sebarkan,  tapi benar-benar penyakit.  Yups... Dia merokok dan di lingkungan rumah sakit masih berani merokok kalau tak ketahuan.
Kupikir sakitnya yang tidak sembuh sembuh itu salah satu hasil dari kebiasaannya menyebarkan penyakit ke lingkungan tanpa merasa bersalah.  Alam memberikan ke kita sesuai dengan apa yang kita berikan ke alam.
Selain rokok,  manusia menyebarkan penyakit ke lingkungannya dengan berbagai cara.  Maka sebaiknya kalau kita dalam keadaan sakit yang menular misalnya flu dan batuk,  musti dipikirkan bagaimana caranya agar tidak menularkan penyakit ke sekitar kita. Buang pampers yang mengandung "pup" juga sebaiknya dipikirkan caranya biar tidak menyebarkan penyakit.  Buang sampah pecahan kaca juga musti hati-hati biar aman untuk orang lain.  Dan stop merokok ya.

Pasti ada yang bertanya,  banyak orang merokok dan sehat sehat saja tuh , sudah sehat,  kuat dan kekar lagi.  Innuri kok bayangin body guard di film film ... hihihi... Ya,  hukum aksi reaksi akan tetap berlaku kok, dengan cara dan waktu yang tepat.  Allah itu maha teliti dengan perhitunganNya, Maha Detail.  Kita doakan saja seluruh manusia bertobat dan berhenti menyebarkan penyakit. Mari kita mulai dari diri sendiri.

Pesan Dari Rasa Sakit

Pesan Dari Rasa Sakit (2)
#innuriinspirasi
#pesansakit
Jadi dalam 2 bulan sudah 4 anggota keluargaku opname di Rumah Sakit, salah satunya cucu gantengku Elonio. Banyak pelajaran yang kami sekeluarga peroleh.
Ya. Sakit itu membawa pelajaran. Agar sakit yang sama tidak terulang,  ya kita mesti mengambil pelajarannya.  4 anggota keluarga sakit dengan sakit yang berbeda-beda,  tentunya banyak pelajaran,  bisa jadi buku juga... haha (dasar otak penulis😁) Orang yang sakit itu membawa aura muram dalam keluarga,  walau tidak semua orang yang sakit auranya muram, tapi kebanyakan begitu. Aura muram ini memancar dengan begitu kuat ke sekelilingnya,  membuat yang sehat-sehat terbawa muram dan kelabu.
Memangnya gak boleh sedih kalau ada anggota keluarga yang sakit?  Boleh,  tapi jangan larut,  karena untuk mempercepat kesembuhan pasien,  dia butuh energi positif dari sekelilingnya.  Jangan terbawa hanyut dalam aura muram si pasien.
Sebaliknya bila kita dalam posisi sakit,  jangan memancarkan aura muram ke lingkungan, itu malah memperlambat proses penyembuhan di dalam diri sendiri.  Jangan fokus ke diri sendiri atau ke sakit yang dirasakan,  coba cari hal-hal yang menyenangkan agar bisa menyerap sebanyak mungkin energi positif dari lingkungan.

Rasa syukur,  ikhlas, bahagia dan menerima ujian dari Allah , akan memancarkan eura positif ke lingkungan,  maka diri kitapun akan menerima energi yang sama dan tubuh kita akan merespon energi itu untuk mempercepat proses penyembuhan.
Allah menciptakan tubuh manusia ini begitu ajaib,  sel-sel tubuh kita bisa memperbaiki kerusakan di dalam dirinya sendiri . Jadi tidak perlu risau dengan rasa sakit,  karena merasakan sakit itu adalah bagian dari proses penyembuhan.  Dan untuk mempercepat prosesnya,  kita hanya perlu bersikap lahir dan batin yang positif.
Sakit adalah bagian dari pembelajaran dari Allah,  jadi nikmati sakit itu sebagai kasih sayang Allah yang besar kepada diri kita. Sakit adalah bahasa kasihNya,  kerinduanNya.  Tak perlu mendramatisir sakit , yang perlu adalah mengambil pelajarannya.
Salam kasih dari Innuri sekeluarga di Malang.

Pesan dari Rasa Sakit (1)

Pesan dari Rasa Sakit (1)
#innuriinspirasi
#pesansakit
Orang bilang hari ini istimewa 8102018 , dibolak balik namanya sama.  Aku bilang sangat istimewa karena ini hari ulang tahun suamiku. Sangat amat istimewa karena dia baru pulang dari rumah sakit jumat kemarin setelah seminggu dirawat karena ... Dia mendapat hadiah ultah berupa kaos yang mengejutkan, karena ternyata kembaran bertiga dengan anak dan menantunya.
Sakit itu ujian dan orang yang diuji  ya harus lulus,  lulusnya sembuh atau menghadapNya dengan akhir yang baik.
Ada juga orang yang mendapat ujian sakit dan tidak lulus lulus,  alias sakit terus sepanjang hidupnya.  Kenapa?  Karena itu adalah pilihannya, karena Allah tidak pernah mendhalimi hambaNya.

Memangnya ada orang yang memilih sakit?  Ada walau banyak yang tidak menyadari itu.  Mengeluh terus menerus dan melupakan bersyukur adalah salah satu cara memilih sakit.  Merasa diri paling menderita juga cara memilih sakit.  Merasa nyaman karena disaat sakit membuatnya diperhatikan anak cucu juga cara memilih sakit.  Menyerah dalam berjuang dan merasa sakitnya tidak ada obatnya juga, merasa segala yang diusahakan percuma saja, itu juga.  Banyak lagi dan silakan diperbanyak sendiri.
Ada yang tersimpan di bawah sadar kita yang memantul dalam kehidupan nyata.
Jadi apa pilihanmu? (bersambung)