Minggu, 30 Desember 2012

Memperbaiki Ikatan Dengan Allah

 Kemarin aku baru saja menulis tentang bagaimana kita merencanakan masa depan, lalu aku mengajak kalian semua untuk memperbaiki ikatan dengan Allah.  Muncul pertanyaan yang lebih spesifik, bagaimana cara memperbaiki ikatan kita dengan Allah?  Yuuk, simak ceritaku, barangkali ini bisa jadi gambaran.

Akhir tahun ini aku sedang dalam proses menghafal surat al muzammil, tinggal satu ayat lagi, tapi karena ayat terakhirnya panjang, mungkin masih perlu empat-lima hari lagi untuk bisa menghafal seluruhnya.

Aku menghafal arti per katanya juga, lagunya juga, yang kutirukan dari lantunan suara indah Syeikh  Mishary Alafasy.  Jadi banyak yang dihafal, tapi aku menghafalnya dengan santai saja, yang penting tiap pagi habis shalat subuh secara rutin aku dengarkan, jadi hafal sendiri, tinggal membetulkan bacaannya, meneliti maknanya dan mengulangnya closed book.

Saat proses mengulang bacaan inilah muncul pendalaman makna, kusadari ternyata al qur'an itu semakin dibaca berkali-kali, semakin dalam makna yang membekas di hati dan semakin indah saja kesan yang terekam.  Rasanya hati ini jadi begitu luas, seperti  dibawa 'masuk' ke dalam al qur'an, lalu menikmati keindahan demi keindahan yang disuguhkannya.

Tapi yang lebih sulit dibandingkan menghafal al qur'an adalah melaksanakannya !!! Sudah hampir satu bulan lidahku akrab dengan surat al muzammil, kadang aku lantunkan sambil mengerjakan apa saja .... tapi shalat tahajudku dalam satu bulan ini mungkin sudah bolong separuh lebih .....

Kurasa surat al muzammil ini bisa jadi program untuk diriku sendiri dalam memperbaiki ikatan dengan Allah.

Diantara pokok-pokok isinya adalah :
- anjuran untuk melaksanakan bangun malam, melaksanakan shalat malam, membaca al quran dengan pelan pelan dan membaca al quran dari yang mudah.
- perintah untuk berdzikir/menyebut nama Allah dan beribadah dengan sungguh-sungguh.
- perintah untuk menjadikan Allah sebagai pelindung/penolong
- perintah untuk bersabar dan menjauhi orang jahil dengan cara yang baik
- azab bagi orang yang mendustakan
- perintah untuk mengambil jalan kepada Tuhan
- perintah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, bersedekah, berbuat baik, memohon ampun.
- janji Allah akan membalas perbuatan baik kita dengan hal yang lebih baik dan lebih besar

Makna surat al muzammil ini bila diurai bisa jadi panjang banget.  Ambillah contoh, perintah untuk membaca al quran dari yang mudah itu diulang 2 kali di ayat terakhir.  Bila dirasakan dengan hati yang lembut, betapa amat dalamnya kasih Allah kepada manusia, hingga semua hal dimudahkanNya, termasuk urusan membaca al qur'an. 

Tapi manusia sendiri yang membuatnya menjadi sulit, banyak orang terpaku pada benar tidaknya mahraj dan tajwid saat membacanya .... padahal Allah Maha Tahu, ini lidah orang Indonesia tentunya gak bisa sefasih orang Arab.  Yang penting adalah mempelajari arti dan memahami maknanya, berusaha mensinkronkan hidup kita dengan al quran, melaksanakan isinya, menyebarkan/mendakwahkannya.

Sudahkan kita beribadah dengan sungguh-sungguh? Coba renungkan, mana yang lebih sungguh-sungguh kita jalankan, bekerja mencari nafkah atau beribadah kepada Allah?  Hmmm ..... mencari nafkah kan ibadah juga ya? ... maksudku ibadah khusus seperti shalat misalnya. Pernah nggak shalat keburu buru karena ada pelanggan nunggu? .... hihihi .... ini pertanyaan musti kujawab sendiri , sering !  Makanya surat al muzammil jadi acuanku ke depan dalam memperbaiki ikatan dengan Allah.

Soal perintah untuk menjadikan Allah sebagai pelindung/ penolong itu?  Pas aku gak punya uang, larinya kemana coba? minjem duit ke kakak atau lari mengharap pertolongan Allah dengan penuh keyakinan ? .... Hohoho ..... Indah musti memperbaiki mind set yang beneeeer ..... mengharapnya pada Allah saja, lah Allah maha kaya, apalagi cuma dibandingkan dengan kakak ... huuu .... bener bener Indah capek deh kalau larinya ke kakak.

Perlu diingat juga oleh diriku sendiri, bahwa ikatan manusia dengan Allah adalah ikatan terdekat dan terkuat yang ada di jagad raya.  Tapi manusia sering melupakan hal ini, manusia cenderung lari ke saudara, ibu bapak, teman, bila ada kesulitan menghampiri hidupnya.

Allah tidak bisa dibandingkan dengan makhluk ...... ya cinta kasihnya, ya pertolongannya, ya dekatnya.  Bila seorang ibu pasti mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menolong anaknya yang sedang dalam kesulitan  ..... apalagi Allah .....  Point-point inilah yang mesti aku perbaiki dari hatiku, jadi proyekku ke depan , juga point-point lainnya di surat al muzammil.  Mau ikutan? Monggo .....



Sabtu, 29 Desember 2012

Merencanakan Kehidupan

Kita sudah berada di penghujung tahun 2012, apa rencana kita di tahun mendatang?  apa yang kita lihat dari tahun-tahun yang telah terlampaui?  Mari kita tengok dengan jujur.  Bila ada hal menyenangkan yang pernah terjadi, kebahagiaan yang melimpah ..... atau kesedihan dan penderitaan .... Pelajari itu semua dan ambil maknanya.

Ada sebab-sebab positif yang melahirkan peristiwa-peristiwa positif dan ada sebab sebab negatif yang mendatangkan peristiwa-peristiwa negatif.  Iqra' ... bacalah dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah ..... Baca dan pelajari, lalu bawa dalam kehidupan kita.

Bagaimana kita merencanakan kehidupan kita di tahun mendatang?

Hidup ini adalah ikatan kita dengan Allah.  Apa yang Allah kehendaki buat hidup kita, itulah rencana hidup kita.  Ini namanya 'manunggaling karsa kawula gusti' atau bersatunya kehendak antara makhluk dengan Tuhannya.

Bagaimana cara mengetahui apa yang Allah kehendaki untuk hidup kita? 

Secara umum ada di al qur'an, jadi ya rajin buka al qur'an.  Di wilayah hati kita diperintahkan untuk beriman dan bertawakal kepadaNya (surat al mulk), di wilayah perbuatan kita disuruh shalat puasa zakat, sedekah, memberi makan fakir miskin, haji bagi yang mampu, dll .  Tujuannya adalah mencapai taqwa, coba buka pengertian taqwa di surat ali imran 133-135.

Secara khusus Allah memberikan tuntunanNya di hati kita, setiap orang mendapat petunjuk Allah di hatinya, tapi tidak semua orang bisa 'nangkep'. Yaaa karena tidak sembarang hati bisa menangkap petunjuk Allah ....hanya hati yang suci yang bisa merasakannya.  Makanya orang yang mensucikan jiwanya disebut orang yang beruntung (surat as syams).

Sebenarnya 'prosesi' menyucikan hati ini kita lakukan tiap shalat , makanya kita musti lebih mendalami lagi makna shalat, arti bacaannya dan membawanya dalam kehidupan.  Contohnya: doa iftitah adalah sebuah ikrar yang mengembalikan tujuan hidup kita yang bener yaitu hidup mati untuk Allah.  Orang yang membawa doa iftitah dalam kehidupannya pasti orang yang tidak mata duitan, mata jabatan atau mata kedudukan .... bila Allah memberinya harta dan jabatan, maka dia menggunakannya sebagai alat untuk mengabdi kepada Allah.

Bagaimana dengan pekerjaan dan pencapaian-pencapaian target duniawi?

Yang pasti kita disuruh bekerja dengan sungguh sungguh dan penuh tanggung jawab kepada Allah, bukan bertanggung jawab kepada boss/pimpinan.

Mengenai target yang bersifat duniawi, contohnya punya rumah, mobil, kenaikan jabatan dll dll .... Hmmm ..... pasrahkan Allah saja, pasrah sampai lupa, lalu fokus pada memperbaiki diri di hadapan Allah.

Perbaiki saja ikatan kita dengan Allah, titik, dunia ini bakalan mengikuti kita dengan riangnya .... hehehe.  Saat kita begitu dekat dengan Allah, pencapaian pencapaian yang bersifat duniawi malah melebihi apa yang kita angankan, melampaui mimpi kita.

Siap? Siap berangkat menyongsong tahun baru? Yuuuuk ......

Minggu, 23 Desember 2012

Sentuh Dengan Hatimu

Seorang sahabat menulis di status fbnya, bercerita bahwa dia baru saja bertemu dengan sekelompok besar anak muda yang hendak menonton konser Slank, mereka berpakaian hitam hitam, lusuh dan dekil.  Dia  prihatin melihat kenyataan, bahwa ternyata banyak juga generasi muda seperti ini.  Status itupun bersambut dengan komentar yang menyatakan keprihatinan yang sama.

Apa yang anda pikirkan? prihatin juga?

Aku juga pernah kok bertemu dengan sekelompok anak muda berpakaian hitam hitam dengan wajah yang bermake up sangar, asesoris metal dan  tatanan rambut yang aneh.  Melihat mereka rasanya seperti terlempar ke planet lain, lalu kudengar suamiku bilang , itulah anak-anak punk .  Dan perasaaan hatiku sungguh tidak karuan, antara takut, heran, kasihan, ngeri ..... oh!!!

Hingga akhirnya aku belajar untuk menyayangi semua makhluk Allah, menerima mereka apa adanya, belajar memahami dan selalu mendoakan setiap hal yang kutemui. Akupun berusaha mengelola perasaanku agar tidak merasa lebih baik dari mereka, hingga yang kulihat dari orang lain adalah sisi positif dan kelebihan mereka.

Melatih diri untuk bisa menyayangi semua makhluk Allah, lalu menemukan bahwa diri kita bisa secara otomatis menerima orang lain apa adanya.  Latihan seperti ini walau tidak selalu berhasil, tapi cukup menyenangkan dilakukan dan membawa hati kita amat bahagia, bonusnya kadang-kadang Allah menampakkan sesuatu di balik yang tampak (hakekat dibalik kejadian atau perilaku manusia).  Ini indah sekali.

Apa mungkin karena hati dibiasakan untuk bisa menampung  semua makhluk Allah, aku jadi didekati orang-orang dari berbagai kalangan.  Banyak dari pembaca blogku adalah 'mantan orang yang berkelakuan sangat baik' ........ hmmm ...  Maksudku, .... aduh, susah deh ngomongnya ...... maaf ya, maaf ..... maksudku ada di antara pembaca blogku mantan preman, mantan pecandu narkoba, mantan pemabuk, mantan pemilik 'ilmu hitam' .....

Kenyataan yang kulihat, orang-orang yang kata kita berasal dari 'dunia gelap' ini, setelah bertobat, baiknya sungguh luar biasa, kita bisa kalah 'khusyu' dibanding mereka.  Malah aku yang perlu belajar dari mereka ..... kadang mereka juga suka ngingetin bila aku salah, membelaku bila aku dalam posisi terpojok. Ketulusan dan totalitas mereka dalam berteman sungguh luar biasa .....

Indah hanya ingin mengajak kalian untuk menyayangi sesama, menyentuh dengan hati kita, dengan tulus karena Allah.  Orang-orang yang menurut kita buruk kelakuannya, belum tentu dia tak bisa menjadi baik. Kita yang menurut diri kita sendiri baik, belum tentu akan selalu baik.  Semua mungkin dengan kehendak Allah.

Yuuk menatap dunia dengan penuh kasih, doakan seluruh penghuni bumi ini menuju kebaikan, rasakan bahwa alam semesta juga menyayangi dan membalas kasih kita detik ini juga..... sayangi yang di bumi, maka kalian akan disayangi yang di atas arsy dan para pemikul arsy (Allah dan para malaikatNya).

Indahnya bila penduduk bumi saling menyayangi, mari kita mulai dari diri sendiri.

Nikmatnya Bekerja Untuk Bersyukur

Rasanya aku sering bilang, bahwa al qur'an itu mengajari kita bekerja untuk mencari karunia Allah dan untuk bersyukur kepadaNya.  Tapi Indah sendiri baru benar-benar menemukan makna ajaran ini ya beberapa hari terakhir ini ..... mmmmm ......sekarang  ijinkan aku bicara.

Sahabat,
Pernahkan kita mengeluh tentang pekerjaan dan kehidupan kita? Mungkin soal pencapaian target yang menekan? atau soal karyawan yang gak ngerti-ngerti ? soal atasan yang cerewet dan bawel kayak nenek nenek? soal sepinya perniagaan? soal lelah fisik dan pikiran? soal pelanggan yang 'ajaib'? soal kebutuhan hidup yang melambung dan biaya hidup yang tidak sesuai dengan pemasukan? soal rekan kerja yang ngiri ? soal omongan orang yang nusuk kuping? soal apa saja deh .........

Masih?  masih pernah mengeluh?
Setelah ini jangan lagi yaa .... karena apa? yang pasti bukan karena Indah yang suruh .... hehehe....tapi  karena mengeluh itu lawan dari bersyukur, kata lainnya kufur nikmat yang haluusss sekali.  Sedangkan Allah akan menimpakan azab yang pedih buat orang yang kufur ...... mau? azab yang kita tidak tahu diberikan Allah di dunia atau di akhirat atau di dunia akhirat.  Aduh, nggaaaaaak banget kan? .... tidak tidak dan tidak.

Makanya mumpung masih ada kesempatan memperbaiki diri, yuuuuk kita memperbaiki diri berjamaah, enak kan?   Indah akan temani kalian dan kalian akan menemaniku ..... so sweet ...

Setiap makhluk ciptaan Allah mendapat jaminan rejekiNya, apalagi makhluk yang bersyukur. Bersyukur  membuat kita mendapat jaminan bahwa kehidupan kita akan dilimpahi kenikmatan, jauh dari siksaan kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat. Mau banget kan?

QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 147
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
 
Salah satu 'modal dasar' yang membuat kita bisa membangun mind set 'bekerja untuk bersyukur' adalah iman, beriman bahwa Allahlah penjamin hidup kita dan hanya Allah satu-satunya penjamin yang paling bisa dipercaya.
 
QS. An-Najm [53] : ayat 48
[53:48] dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan,
 
Bila kita sudah bisa merasakan bahwa hidup ini sudah dijamin oleh yang Maha Kaya dan Maha Terpercaya, maka kita sudah tak lagi mencemaskan soal kebutuhan kita akan materi.  Bila kita sudah tidak punya lagi rasa cemas akan materi, kita bisa bekerja dengan nikmat sekalee .... ya karena kita bekerja untuk mensyukuri semuaNya.  Saat hati dalam kondisi bersyukur,  kita bisa fokus pada orang lain, bisa maksimal membantu orang banyak sementara kebutuhan diri kita sendiripun akan melimpah ruah. 
 
Karena bersyukur akan jaminanNya itulah kita jadi tidak pelit dan tidak suka menghitung-hitung, kita bebas dari tekanan kebutuhan akan uang dan materi.  Kitapun juga tidak pelit maaf, pelit pujian, pelit ilmu dan pelit-pelit lainnya .... Hilangnya rasa pelit ini seperti muncul secara otomatis sejak kita menekan tombol 'iman akan jaminanNya'.

Kita benar-benar bekerja tanpa beban, seperti burung mengepakkan sayapnya di udara, yakin Allahlah yang menahannya, tanpa rasa khawatir, mampukah sayap ini mengantarku ke suatu ketinggian tanpa terjatuh ? Benar-benar lepas dan bebas, di titik inilah segala kemampuan kita akan muncul lebih optimal.
 
Tanda-tandanya bila kita sudah bisa menjalani pekerjaan kita untuk mencari keridhaan Allah dan untuk bersyukur, antara lain :
- kita menikmati pekerjaan
- perasaan lepas dari beban
- lebih memahami hakekat pekerjaan yg kita lakukan dan orang lain lakukan
- lebih menikmati proses
- tidak ada tekanan
- kita menjalani hidup dengan hati lapang, gembira dan bahagia
- tidak ada keluhan tentang kejadian atau perilaku seseorang, ikhlas.
 
Perlu juga Indah kasih tahu, yang dimaksud bekerja itu bukan cuma bekerja untuk mencari nafkah keluarga saja, baik sebagai karyawan atau pemilik usaha. Yang kumaksud adalah bekerja dalam arti luas, ya pekerjaan yang profit oriented, atau pekerjaan sosial, dakwah atau pekerjaan kita melayani keluarga.
 
Pekerjaan kita di dalam rumah kadang lebih seru dan menantang .... Seperti pekerjaan melayani orang tua yang sakit, suami, melayani anak-anak atau melayani saudara, bisa penuh 'romantika' dan kadang juga jadi 'sinetron' tanpa judul karena susah dikasih judul, gak jelas 'tema'nya sih.

Tak jarang di dalam keluarga, muncul pertengkaran karena suatu hal kecil, ada saudara yang ngiri, ada yg merasa paling berjasa, ada saudara yg mencela atau menekan kita dengan berbagai sebab .... Kalau kita bekerja untuk bersyukur, ya kita tak pernah sedih dengan semua itu , kita lebih menghargai orang lain meskipun mereka berbeda pendapat dengan kita. Happy saja ........  kita bekerja untuk Allah kok, bukan untuk mereka.
 
Dan jangan lupa, saat kita memutuskan 'bekerja untuk mencari keridhaan Allah dan bersyukur', kita pasti bertemu dengan soal ujiannya. 
 
Eyang pernah bilang padaku begini :"Begitulah cara Allah memuliakan kita dan meningkatkan derajad kita.... Kalau orientasi hidup kita materi, kita malah tidak mengalami ujian-ujian  itu, setan sudah nggak akan nyari hal lain untuk menggoda kita, karena setan sudah bersekutu dengan kita lewat kecintaan kita pada materi".

Senin, 17 Desember 2012

Kekafiran Yang Halus

 Pagi-pagi, sehabis mengantar cantikku ke sekolah, ada yang membuatku terduduk lama di depan lap top.

Saat membuka al qur'an online, mataku terpaku pada kalimat ini :"kafir terhadap ayat-ayat Allah" .....  coba buka surat Ali Imran ayat 4, '.......sesungguhnya orang yang  kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat....".

Aku rasa kalimat itu 'bicara' padaku .....kalimat  "kafir terhadap ayat-ayat Allah".  Kalimat itu seperti ngomong bila aku musti mengoreksi lagi hatiku, ada yang musti dibersihkan .... dengan kata lain, dalam hatiku masih ada unsur 'kafir' meskipun halus sekali.

Dan tahukah sahabat, al qur'an 'bicara' dengan penuh kasih dan kelembutan?  Benarlah karena al qur'an diturunkan dengan kasih sayang Allah, ........

Dalam beberapa minggu terakhir ini aku memang sedang menghadapi masalah yang bertumpuk tumpuk, kadang membuatku begitu sedih.  Saat itu Eyang menghiburku, bahwa tak ada hal yang bisa kulakukan selain bersabar.  Ya eyang benar, tak ada satupun yang bisa kulakukan, semua terjadi di luar diriku, tapi begitu menekan, sementara aku tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti  alur   'permainan' ini.

Biasanya aku selalu melarikan hati galauku dengan membaca al qur'an, lalu kuresapi maknanya.  Namun baru pagi ini aku merasakan al qur'an 'bicara' padaku .....Alhamdulillah , masalah ini telah mengantarkanku pada kedalaman makna al qur'an.

Oke sahabat, mudah-mudahan aku bisa menjelaskannya pada diriku sendiri dan pada kalian semua hal yang halus ini.

Mari kita renungkan kalimatnya :" .... sesungguhnya orang  yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, akan memperoleh siksa yang berat ...."

Ada hubungan sebab akibat antara kafir dengan ayat-ayat Allah dengan siksa yang berat.  Dan perlu diingat, bahwa al qur'an adalah tuntunan Allah dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, jadi mari berpikir bahwa 'siksa yang berat' yang dikatakan di ayat ini terjadinya ya sejak di dunia ini.

Nah, sekarang kita tengok lagi ke dalam kehidupan kita, pernahkah kita begitu merasa tersiksa atau menghadapi tekanan-tekanan yang berat dengan berbagai masalah kehidupan ini? Lalu pernahkah kita merasa mengalami kebuntuan? ..... Yang bila diringkas dalam satu frasa, bunyinya adalah 'siksa yang berat'.

Indahpun mengalaminya, barangkali semua orang pernah mengalaminya, karena Allah hendak bermaksud menarik kita dalam kemurnian tauhid kepadaNya.

Bila kita kembali ke ayat tadi, bisa jadi 'siksa yang berat' yang kita alami adalah karena 'kafir terhadap ayat-ayat Allah'.  ...... Hmmm, jangan dibantah dulu dan gak perlu mengernyitkan dahi .... hehehe .... jangan tegang ah.

Kafir itu artinya mengingkari, tidak mau mengakui, meragukan, dalam bentuk yang halus sekali muncul lewat rasa khawatir.

Ayat ayat Allah itu diantaranya ada yang tertulis, yaitu kitab al qur'an dan ada yang tidak tertulis, berupa kebesaranNya di alam semesta, hukum alam, peristiwa dalam hidup .... dll.  Ada ayat Allah yang tertulis tapi manusialah yang menuliskannya seperti berbagai cabang ilmu, matematika, fisika, kimia dll dll.

Kali ini pembahasan aku batasi pada ayat-ayat Allah yang tertulis di al qur'an saja, karena ini panduan hidup kita di dunia ini.

Persoalan yang sedang kita alami, yang sampai membuat kita merasa menjalani 'siksa yang berat', jalan keluarnya adalah dengan membersihkan hati kita dari 'kafir terhadap ayat-ayat Allah'.  

Mungkin ada yang bertanya :" Ayat Allah yang mana? aku beriman pada semua ayat Allah di al qur'an, aku yakini bahkan rajin aku baca".

Seperti Indah bilang tadi, 'kafir' itu bisa dalam bentuk yang halus sekali berupa rasa ragu dan khawatir.  Tentang ayat mana yang kita kafiri / kita ingkari ..... ini kayaknya musti browsing sendiri deh, karena tiap orang beda masalahnya dan beda pula ayat mana yang dilanggar. Musti rajin membaca al qur'an.

Atau gini aja,saat sedang mendapat masalah, berwudhulah, lalu pegang al qur'an, berdoalah agar Allah memberikan jawabannya melalui al qur'an, lalu buka al qur'an secara acak, ayat pertama yang kebaca biasanya adalah jawabannya.

Indah mau kasih contoh yang  sederhana tapi mendasar banget.

QS. Al-Mu'min (Al-Mu'min) [40] : ayat 60

[40:60] Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".

Percayakah anda bahwa ayat ini benar? bahwa Allah mengabulkan doa?  Tapi mengapa kita suka ragu-ragu dan khawatir ? Itulah ..... rasa khawatir dan ragu adalah bentuk kafir yang halus sekali.  Atau barangkali  yang membuat kita khawatir adalah dosa-dosa  yang membuat kita merasa doa kita tidak makbul, nah .....yang  ini salurannya ya istighfar dan yakin bahwa Allah Maha Pengampun, dan jangan mengulangi perbuatan dosa lagi.  Mudah bukan? mudah dan jangan dipersulit, karena tuntunanNya di al quran itu mudah.  Maka buanglah rasa ragu dan khawatir saat berdoa, yakinlah pada Allah, pada kebesaranNya, pada ampunanNya. pada keajaiban pertolonganNya.

Buka lagi surat Ali Imran, ayat 2 :

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya."

Pada saat kita mendapat ujian sakit, atau anak-anak dan keluarga kita sakit parah, bahkan pernah kualami anak kesakitan tapi tidak bisa dideteksi penyakitnya apa.  Saat itulah kita musti yakin bahwa Allah terus menerus mengurus makhlukNya, termasuk anak-anak dan keluarga kita.


 Semoga Allah menuntun hati kita dan membersihkannya dari kekafiran yang halus sekali, yang diri kita sendiripun tak bisa melihatnya, tapi Allah Maha Melihat dan selalu membalas semua dengan adil.  Semoga Allah melindungi kita semua dari siksa yang berat di dunia dan di akhirat.

Alat Ukur Cinta

Ada yang menarik saat aku dengar lagunya NOAH 'Hidup Untukmu Mati Tanpamu' .....suka sih sama melodinya yang manis, suka sama suara penyanyinya, tapi  ini kayaknya lagu 'terngenes' (ternelangsa) yang pernah kudengar..... tapi menurutku ini juga lagu islami, karena  jujur mengungkapkan sebuah kenyataan yang banyak terjadi di masyarakat terutama muda mudi. 

Lagu yang 'mendakwahkan' kepedihan karena mencintai makhluk ..... bagus banget kan kalau kita bisa ngerti bahwa mencintai makhluk hanya bikin sengsara, biar kita kembali mencintai Allah, Sang Pemilik makhluk, biar kita ingat bahwa ada Allah dibalik segala hal yang kita cintai.  Barangkali loh yaaa, pesan inilah yang secara implisit dibawa oleh lagu ini.

Tak pernah ku mengerti aku segila ini
Aku hidup untukmu, aku mati tanpamu
Tak pernah ku sadari aku sebodoh ini
Aku hidup untukmu, aku mati tanpamu


Air mata ini menyadarkanku oooh
Kau takkan pernah menjadi milikku ooo 


Tuh kan? bodoh dan gila deh orang yang selama hidupnya mengejar sesuatu yang tidak dia bawa mati, contohnya mengejar harta, jabatan, kekayaan, wanita lain ...... dll

Tuntunan agama membatasi cinta kita pada makhluk tidak boleh melebihi cinta kita pada Allah.  Nah ini dia yang sulit ..... kalau saja cinta ada alat ukurnya ..... Tapi mungkin ceritaku tentang Alni bisa jadi gambaran.

Si cantikku Alni paling sewot kalau mainannya rusak, bisa nangis kencang-kencang dan susah dihentikan.  Pernah suatu hari Alni begitu mencemaskan mainan kesayangannya.
"Ibuuuk, jangan ditaruh disitu, nanti ketahuan mas Insan, nanti dirusak", gitu kata Alni saat melihatku menaruh mainannya di sebelah meja belajar Insan.

"Sayang, yang namanya mainan kan bikinan manusia, pasti bisa rusak.  Makanya kita gak boleh mencintai barang, cintanya harus sama Allah.  Manusia yang bikinan Allah saja bisa sakit dan bisa mati kok, apalagi benda bikinan manusia ", kataku.

"Oh begitu yaaa, iya ya .... cuma Allah ya yang gak bisa mati", katanya memutar 'rekaman kuliahku' padanya.

Sejak itu Alni lebih mudah mengikhlaskan mainannya, rusak ya beli lagi, hilang ya biarin ...... Ternyata anak-anak lebih mudah diajari dan lebih mudah menyerap pelajaran.  Malah sekarang aku yang harus belajar dari Alni.

Kekecewaan yang mendalam saat kita kehilangan sesuatu, atau air mata yang tumpah karena sesuatu ...... inilah alat ukur yang menunjukkan betapa kita masih mencintai makhluk melebihi cinta kita pada Allah. 

Allahlah yang memberikan peristiwa-peristiwa itu pada kita, semestinya kita ikhlas saja karena diberi oleh yang kita cintai pasti membuat hati kita bahagia. 

Boleh lah kita menangis karena kehilangan sesuatu yang kita cintai, tapi nangisnya karena kasih sayang, bukan menangisi kehilangannya atau tangis kekecewaan ..... ini beda tipis sih .... Seperti Nabi yang menitikkan air mata saat puteranya meninggal dunia, air mata beliau adalah air mata kasih sayang.

Sahabat,
mari kita ajak diri dan keluarga kita untuk meletakkan cinta kita pada Allah di atas cinta kita pada makhluk.


Minggu, 16 Desember 2012

Mabrur Sebelum Haji (3)

Ada lagi cerita mas Hary soal pertemuannya dengan cak Edy yang membahas tentang haji.  Gini mas Hary bilang :"Sebenarnya yang dihancurkan Nabi Ibrahim itu bukanlah patung".

"Hah? Trus apa dong?", kataku penataran ..... eh penasaran.

"Patung itu adalah simbol, pada hakekatnya yang dihancurkan Nabi Ibrahim adalah hati yang membatu, hati yang mengeras seperti batu", kata mas Hary.  Aku lemes dan menggeh-menggeh saat mendengar kalimat ini, rasanya kena lagi deh aku.

Terlepas dari setuju atau tidak setuju dengan pendapat cak Edy, tapi ini patut direnungkan dengan segenap kerendahan hati.

Mari aku ajak sama-sama 'berkelana' ke sebuah pemahaman yang halus lembut.  Patung yang disembah sering disebut berhala.  Ke arah mana condongnya hati kita, itulah berhala kita, ya kecuali condongnya kepada Allah.

Jadi bisa jadi berhala itu adanya di dalam diri kita, yang musti dihancurkan oleh kita sendiri dan kembali menuhankan Allah. 

Bila cak Edy menyebut bahwa yang dihancurkan itu adalah hati yang membatu, nah .... merasa kena nggak?  Apakah hati kita mudah tersentuh oleh perintah dan larangan Allah di al qur'an? lalu hati kita condong mengikutinya?  Apakah hati kita menolak dengan berbagai alasan untuk membenarkan sikap kita yang salah?
Atau .....

Aku sendiri nih, merasa sering melanggar aturan Allah dalam hal 'jangan berlebihan'.  Berlebihan saat ...... hmmm ..... rahasia ah .....Aku juga suka makan sampai kekenyangan .... bahkan gak bisa tidur kalau perut belum kenyang. Bukan soal mau langsing, aku ingin banget menjadi orang yang tidak berlebihan seperti ayat al qur'an '..... makan dan minumlah tapi jangan berlebihan'.  .

Aku juga belum bisa sepenuhnya menahan amarah, aku juga belum bisa selalu mengucapkan kata-kata santun, aku juga belum ........ wah, kalau 'dibrowsing', banyak sekali 'batu' di hatiku. Bagaimana dengan anda?

Gini aja, yuuuk kerjakan PR kita sama-sama, mari kita cari 'batu-batu' yang musti dihancurkan dari hati kita.

Menurut cak Edy lagi nih, salah satu hal utama yang harus dihancurkan dari hati kita adalah sifat pelit.  Pelit adalah ekspresi mencintai dunia. Kurasa pelit bisa luas artinya, bisa pelit harta, pelit ilmu, pelit maaf, pelit senyum, pelit kasih sayang, pelit perhatian  .........

Jangan pernah merasa memiliki harta, harta hanya titipan kata orang, harta adalah amanah Allah, harta adalah alat kita untuk mengabdi pada Allah.  Jangan suka menghitung hitung harta yang kita punya.  Sebarkan kebaikan dengan harta kita tanpa menghitungnya, bukankah Allah memberikan rejeki kepada kita tanpa hisab/ tanpa itung itungan untung rugi.

Kalau dianalogikan berdasarkan surat al anfal ayat 41 (buka sendiri ya), bagian harta  yang kita serahkan di jalan Allah adalah 20%...... Kita sudah mencapai ini belum ya? Kita sudah tidak pelit apa belum ya? ......



Mabrur Sebelum Haji (2)

Pernah suatu waktu, cak Edy Yusuf, seorang sahabat pendakwah al qur'an, bilang padaku :"Jangan naik haji dulu sebelum tahu hakekatnya haji".  Saat itu aku tidak sempat menanyakan lebih jauh tentang maksud beliau karena sudah malam, sudah waktunya beliau pulang ke Surabaya.  Hingga ketika beliau mengadakan kajian lagi, aku tidak bisa ikut, jadi aku hanya mendengar dari mas Hary cerita tentang hakekat haji.

"Menurut beliau, haji itu hakekatnya adalah ikrar kepada Allah. Labbaika Allahuma Labbaik, Labbaika lasyarikalaka labaik. Ikrar untuk mengesakan Allah dan meninggalkan kemusyrikan.  Apakah kita sudah bisa dibilang bertauhid sementara kita masih pelit? Pelit adalah pertanda masih adanya kemusyrikan di dalam diri kita, berarti kita masih menuhankan materi ", kata mas Hary.

Aku faham akan maksud cak Edy, pas bila dihubungkan dengan kisah Sa'id bin Muhafah, tukang sol sepatu yang mendapat pahala haji mabrur sementara dia sendiri tidak naik haji.  Pas juga dengan hadits nabi yang mengatakan bahwa tanda-tandanya haji mabrur adalah memberi makan orang yang kelaparan dan berkata santun.

Ada misi yang disandang oleh masing-masing orang yang pulang haji, agar menjadi manusia yang peduli dengan sesamanya.  Jumlah haji yang banyak itu bisa menjadi kekuatan  besar dalam mengangkat kemiskinan dan memakmurkan umat. 

Sekarang coba renungkan, jumlah orang yang mampu naik haji di Indonesia ini banyaaaaak banget, sampai musti ngantri 10 tahun lebih ..... Berarti jumlah muslim kaya di Indonesia banyak juga kan? Bila misi haji benar benar berjalan, gak ada loh orang miskin di Indonesia, gak ada orang yang kelaparan, gak ada orang yang makan dari tong sampah (Indah nangis niiih ..... hiks)

Mari tengok ke dalam diri masing-masing, apa yang sudah kita perbuat untuk orang-orang miskin, pernahkah kita bergerak mencari orang yang lapar dan membantunya keluar dari penderitaan rasa lapar meski hanya dengan sesuap nasi? .... (Indah nangis lagi .... hiks hiks)

Baiklah, ada yang ngomong kalau sudah mengeluarkan zakat infaq dan sedekahnya ke lembaga amil zakat. Silahkan saja, tapi kalau ngasih lagi gimana? ngasih langsung maksudku,..tidak inginkah kita mencontoh Nabi dan para sahabat yang memberi dengan tangan beliau sendiri kepada mereka yang membutuhkan, bahkan Nabi sengaja meluangkan waktu untuk menyuapi seorang pengemis buta yang sering menghinanya?.... ( duh, betapa lembutnya hati beliau,  nangis lagi Indah .......)

Tanda lainnya haji mabrur adalah berkata santun, ekspresi dari hati yang  lembut dan menyebarkan kedamaian.  Yang ini nih , kita musti punya hati yang baiiiiik, bersih, tulus, penuh maaf, mudah memahami orang lain, lembut dan penuh kasih kepada sesama dan alam semesta.

Berkata santun kepada siapa saja, kepada anak-anak kitapun , bahkan kepada karyawan dan bawahan kita.

Sebagaimana dalam ibadah haji kita dilarang untuk berkata yang mengundang syahwat (rafats), ghibah, mencaci maki, memanggil dengan gelaran buruk dll (fusuq), dan berbantah bantahan/bertengkar  (jidal).  Seandainya kita melatihnya dari sekarang untuk berkata-kata santun dan menghindari 3 hal yang dilarang ini, setuju?

Untuk rafats ada catatannya, diperbolehkan kalau masih di Indonesia, tapi hanya diperbolehkan untuk suami istri saja loh ya, suami /istri kita sendiri , bukan suami/istri orang lain ..... hehehe.

“Mengerjakan haji adalah pada bulan yang ditetapkan, barangsiapa yang menetapkan niatnya untuk berhaji, maka janganlah berbuat rafats, fusuq dan jidal” (QS Al Baqarah 197).

Sahabat,
Indah mengajak kalian semua untuk menjadi mabrur dulu sebelum haji, bukan berarti aku ngajak orang untuk tidak pergi berhaji loh ..... iiih .... ada yang salah sangka sih .... ada yang mengira aku ngajak orang gak usah naik haji, bukan begitu lah maksud Indah yang manis ini.

Indahpun rindu ka'bah, Indahpun ingin melihat rumah ibadah yang dibangun oleh N Ibrahim dan N Ismail dengan tangannya sendiri. Indahpun suka nangis bila melihat di youtube, makam Rasul dan peninggalan beliau, kangeeeen .....

Tapi aku juga musti sadari bahwa ibadah itu bukan cuma urusan romantisme kangen kangenan yang egois, kita juga musti 'nangkep' maksud Allah dengan ibadah yang disyariatkannya.  Indah gak mau melenggang pergi haji, sementara di sekitarku masih banyak yang membutuhkan bantuan. Mudah mudahan juga Indah gak jadi orang yang terbawa kangen trus bolak balik pergi ke Mekah sementara di sekitarku masih banyak orang yang menderita.

Mudah mudahan juga Allah melindungiku dari perkataan yang melukai hati orang lain dan semoga Allah menjadikan lidahku ini lidah yang lembut tutur kata dan lembut pula makna kata yang kuucapkan,

Aku mau ngikut gerakan eyang, mabrur dulu baru haji, mau ikutan? 

Sahabat,
Eyang bilang :" Allah itu Maha Kaya, soal biaya haji itu sebenarnya tinggal ngeklik saja sama Allah".  Maksud eyang, pikirkan untuk memantaskan diri menjadi haji mabrur dulu , niatkan yang kuat, insyaAllah perkara biaya bukan persoalan, Allahlah yang akan mencukupkannya, yakinlah karena Dia Maha Kaya Raya.

Jangan pernah merasa bisa naik haji karena usaha kita, seperti usaha kita menabung, bekerja, berhemat dll .... karena tidak ada daya dan upaya melainkan dengan ijin Allah. Paling aman merasa gak mampu saja karena Allahlah yang akan memampukan kita. Soal konsep bekerja dan berusaha itu kan untuk mencari keridhaan Allah dan untuk bersyukur kepadaNya, rasanya aku sering membahas soal ini.

Yuuk aku ajak menghafal doa haji, ini kalimat talbiyah, mari kita hafal dan renungkan maknanya, sambil membayangkan sudah berada di tanah suci.

" Labbaika allaahumma labbaik. labbaika laasyariikalaka labbaik.innalhamda wanni'mata laka wal mulka laa syariikalak"   aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu,ya Allah aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu semata-mata. Segenap kekuasaan milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.

(bersambung)

Sabtu, 15 Desember 2012

Mabrur Sebelum Haji (1)

Entah kenapa, tiba-tiba saja aku kepingin daftar haji, tapi bukan yang nunggu lama, padahal sedang gak punya uang .... hehehe. Bo'ong dong ya .... biarin, maksudku kan mau nyari info dulu.

"Hah? kamu belum daftar haji? Lama lo nunggunya, ayo daftar sekarang! aku bantu deh.... kalau daftar sekarang, berangkatnya tahun 2025 ", kata seorang teman yang baru saja pulang haji.

"Sekarang haji plus gak njamin, soalnya punya swasta ", lanjutnya.
"Atau ikut dana talangan haji aja", katanya lagi ...... wah wah wah ....

Ada lagi teman yang nawari aku 'arisan haji' ..... nah yang ini nih aku tertarik banget, haji plus lagi, jadi nunggunya gak lama-lama. Aku rasanya yakin banget bakalan ikut, tinggal nunggu mas Hary pulang dari Jakarta, minta ijin dan mengajaknya barengan, aku sudah begitu yakin suamiku bakalan setuju.

Tapiiii, belum lagi ketemu suami, eyang duluan yang njemunuk  alias memunculkan diri. Wah, kebetulan nih, dengan semangat sembilan lima aku bercerita tentang arisan haji yang rencananya mau aku ikuti.  Dan seperti biasanya, eyang tetap tenang dan nyantai walau lihat orang lagi menggebu-gebu. 

"Bener ya eyang, haji itu panggilan, rasanya aku dah dipanggil deh ", kataku full yakin.  Eh, jawaban eyang la kok malah ..... kuliah sore lah aku.  Huuu.... sore yang mendung ini jadi tambah dingin karena aku rasanya kayak ditelanjangi !!!

"Lah kok bunda malah jadi begini .... coba pelajari lagi tulisan-tulisan bunda dulu", kata eyang .... duh, kena apa lagi niiiih aku ???

"Allah itu maha kaya loh bunda, soal biaya naik haji itu kan mudah saja bagi Allah.  Manusia sendirilah yang membatasi dan membuatnya jadi sulit ", kata eyang tenang, akunya ndomblong, kalimat terakhir yang diucapkan eyang itu kan kalimat yang sering aku tulis di blog dan sering pula aku buktikan ........ (hiiii ,,,.. jadi pingin ngumpet aku, malu).

"Sebenarnya bunda kan sudah bisa naik haji dari dulu", sambung eyang lagi.

"Iya siiih, tapi aku rasa-rasa kan uangnya lebih bermanfaat buat orang banyak kalau dimanfaatkan buat hal lain.  Contohnya waktu beli kebun kemarin.  Ternyata kan dengan adanya kebun itu, kita jadi dekat dengan umat yang terancam pemurtadan, jadi bisa berdakwah dan bisa memberi pekerjaan orang juga.  Malah zakatnya Cantiq bisa disalurkan ke masyarakat sana.  Eyang tahu nggak? disana ada guru yang gak dibayar sama sekali lo eyang, kasihan kan?", kataku mengeluarkan jurus membela diri.

"Nah ... bunda ingat nggak ada sebuah riwayat yang menceritakan seorang yang tidak naik haji tapi dia mendapat pahala haji mabrur?" tanya eyang.

"Yah, aku pernah membaca, kisah orang yang batal menunaikan ibadah haji karena uangnya dia berikan pada sebuah keluarga yang kelaparan, padahal dia sudah menabung selama puluhan tahun", jawabku.  Kisah yang dimaksud eyang ini amat mengharukan, kisah tukang sepatu yang bernama Sa'id bin Muhafah, coba googling dan siapkan tissue ... yaaa, soalnya bikin nangis ceritanya.

"Makanya lebih baik kita fokus ke mabrur dulu, soal berangkat ke Mekah itu urusan mudah ", kata eyang.

Ini temuan baru nih.  Umumnya masyarakat, termasuk diriku yang cantik ini (ehm ....) memahami kalau orang haji itu pergi ke Mekah dulu, melaksanakan semua ritual haji lalu pulang ke tanah air dan baru lah mendapat yang namanya haji mabrur, walaupun haji mabrur jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan yang  tidak mabrur, tapi kan prosedurnya begitu.

Kalau menurut eyang, lebih baik kejar dulu mabrurnya, urusan ke Mekahnya belakangan.  Konsep eyang ini benar-benar melawan arus.  Umumnya yang dilakukan orang banyak adalah berusaha ngumpulin duit dulu lewat berbagai jalan, ya menabung, bahkan memakai jasa bank yang berjudul 'dana talangan haji', ngikut arisan haji ........ dll dll.

Kalau eyang berusahanya bukan pada materi, tapi berusaha menyiapkan ruhaniahnya.  Urusan materi itu mudah dan sederhana, hanya butuh beberapa puluh juga saja.  Kalau urusan ruhaniah lebih kompleks, lebih membutuhkan perhatian khusus, musti lebih fokus dan terarah, ini memang bukan hal mudah.  Tapi musti kita lakukan dengan sengaja dan dengan niat yang kuat sehingga tercapai mabrurnya.

Yaah, sebagaimana orang-orang kebanyakan punya niat haji dan sengaja menabung untuk mencapai jumlah ONH, eyang punya niat haji yang kuat juga dan sengaja mengerahkan seluruh kekuatan lahir batinnya untuk menggapai mabrurnya haji, bukan ongkosnya haji.

Dalam sebuah hadist, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Thabrani Rasulullah Saw bersabada:
“dari Jabir RA, dari Nabi Muhammad Saw berkata, “haji yang mabrur tiada balasannya kecuali surga”. Lalu beliau ditanya, “apa tanda kemabrurannya ya Rasul?” Rasul bersabda, “memberi makan orang yang kelaparan, dan tutur kata yang santun”. (HR. Ahmad dan Thabraniy, dan lainnya).


Di hadapan eyang sore itu aku duduk terpaku, melihat dalam-dalam ke arah batinku.  Andai aku bisa berhaji tahun ini, pastilah aku tidak mendapat haji mabrur, karena ...... banyak sekali hal yang masih terdapat pada diriku yang jauh dari tuntunan Allah.  Aku masih emosian dan aku tidak selalu berkata kata lembut, aku juga belum menomorsatukan Allah, aku belum bisa menjaga hatiku selalu baik dan suci ....... oh, betapa banyaknya kesalahanku pada orang-orang yang kusayangi.  Dan aku tak pernah sengaja memprogram diriku untuk menjadi lebih baik di hadapan Allah ......

Allah, ampuni dan tuntun diriku ....

(bersambung)

Jumat, 14 Desember 2012

Menguak Misteri Pahala


"Ibu, pahala itu apa sih?", tanya Alni suatu hari.
"Pahala itu balasan Allah atas kebaikan yang kita lakukan", kataku.
"Oh, kalau dikumpulin bisa masuk surga gitu", katanya dengan mata bening yang membuka lebar.
"Ya gak usah nunggu di surga, di dunia ini juga sudah dapat balasan, di akhirat juga dapat".
 "Wah, enak ya".
"Ya, kan Allah baik".

Seingatku, sejak kecil sampai dewasa, yang kufahami dari pahala adalah balasan Allah berupa surga setelah kita meninggal.  Rasanya musti  nunggu lamaaaaa ya ...... hehehe.  Padahal pahala itu sudah bisa kita dapatkan DPnya di dunia ini.

Bahkan ustadz Virien bilang bahwa kehidupan kita di dunia ini adalah gambaran kehidupan akhirat.  Maksud beliau, bagaimana sih kehidupan kita di akhirat nanti sudah bisa diprediksi dari kehidupan kita di dunia ini. Bila kehidupan dunia kita penuh kebahagiaan, ya nanti di akhirat juga demikian.  Dan sebaliknya.

Tapi jangan mengukur kebahagiaan dari materi loh yaa.  Juga jangan mengukur kebahagiaan dari sedikit banyaknya ujian dan cobaan.  Bukan berarti orang yang cobaannya berat-berat, dia tidak bahagia.

Trus, gimana dong mengukur bahagia? Bahagia kan relatif? bahkan ukuran bahagia tiap orang beda-beda. Hmmm .... bingung? ... rasa-rasanya aku pernah membahasnya ....  Kalau ukuran sukses dan bahagia menurut al qur'an, yaitu orang yang sudah tidak lagi mempunyai rasa khawatir dan sedih hati.  Ada 14 ayat di dalam al qur'an yang menyebut tentang orang yang tidak khawatir dan tidak sedih ini, cari sendiri yaa di al quran online.

Kembali ke soal pahala tadi. Bagiku pahala merupakan misteri yang bikin penasaran, karena sering terjadi dalam hidupku, Allah membalas kebaikan yang kulakukan dengan hal luar biasa, benar-benar gak kepikir, gak nyampai bila dilogikakan, ajaib banget, kadang merasa oh inikah bukti dari mu'jizat al qur'an?

Kalau soal pahala sedekah, kita sering kali mendengar cerita tentang balasan sedekah yang berlipat ganda, bahkan kita sendiri sering mengalaminya kan? Ini yang membuat banyak orang tertarik untuk bersedekah.

Lah kalau pahala sabar? Ikhlas? Memaafkan?  ...... rasanya aku sering cerita, tapi aku gak tahu apakah ceritaku mampu membuat banyak orang tertarik untuk sabar, ikhlas dan memaafkan.

Tapi kali ini Indah ajak semuanya menguak misteri pahala dibalik perintah Allah yang tertulis di al qur'an.  Yuk belajar 1 ayat saja.

QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 134
[3:134] (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan, simak kebaikan yang disebut di ayat itu.  Menahan amarah dan memaafkan, ini hal yang amat sulit dilakukan, tapi balasan/pahalanya adalah 'Allah menyukai'.

Apa yang tersembunyi dari kata 'Allah menyukai' ?  Ini hal yang sulit didefinisikan, kecuali kita melakukannya.  Yang jelas, 'pahala' yang berupa 'Allah menyukai' ini adalah sesuatu yang indah dan membuat kita melayang bahagia.

Bayangkan kalau kita disukai seorang Raja yang baik hati dan kaya raya? Pasti kita akan diperhatikannya dan diberinya hal yang terbaik.  Orang-orang yang berada di 'lingkaran' sang raja, tentunya orang-orang yang hidupnya berkelimpahan dan penuh kebahagiaan.

Sedangkan Allah, dia adalah Raja Alam semesta beserta isinya, kebayang nggak bila kita berada di 'lingkaran' Sang Maha Raja ?

Manusia selalu mengejar materi, coba sekarang kita mulai kejar pemilik materi ..... ya berarti kita kejar keridhaan Allah.  Caranya? lewat jalan yang ditunjukkanNya di al qur'an, jalan taqwa yang ayatnya barusan aku sebut.

Yaaa, coba kita buktikan sama-sama, ada apa sih dengan kata 'Allah menyukai' ?
Apa yang terjadi bila kita bersedekah dalam lapang dan sempit? menahan amarah? dan memaafkan kesalahan orang?  Yuuuk kita belajar sama-sama dan menguak misteri pahalanya.

Rabu, 12 Desember 2012

Ini Bukan Gosip, Tapi ......

"Aku bukannya hendak membicarakan keburukan orang lain, tapi  ......... ", lalu meluncurlah cerita tentang kekurangan orang lain.

"Bukannya hendak bergosip lo jeng, lah memang kenyataannya ..........", lalu bibir yang Allah ciptakan begitu manis itu mengurai kejelekan orang.

"Ini bukan ngrasani, tapi ini kenyataan, memang perbuatannya itu sudah ....... ", lalu .... tahu sendiri kelanjutannya.

Umumnya orang, khususnya wanita, kalau mendengar kalimat yang diawali dengan kata-kata seperti kusebut di atas, malah membuat mereka penasaran dan pasang kuping.  Nggemesin ya, dia gak tahu sih, sebenarnya dia sedang menimbun 'sampah' di memorinya.

Duhai sahabat.  Aslinya kita itu suci loh, dan aslinya wanita itu cantik, kita diberi 'casing' yang menawan, tinggal isinya (softwarenya) mau kita isi apa itu terserah kita.

Ibarat sebuah gelas yang bagus dan mahal, mau diisi syrup yang manis, susu, air putih, atau ..... air got, semua terserah kita.

Ketika semua pilihan sudah ada di tangan, tegakah kita mengotori diri sendiri dengan memasukkan info negatif tentang keburukan orang lain, yang menjadikan hati dan pikiran kita sebagai 'tempat penampungan'  aib orang lain ?  Nggak banget kan?

Termasuk kegiatan menumpuk 'sampah' juga bila kita suka memelihara sakit hati, benci, iri, dendam, dan konco konconya.  Memangnya enak bawa-bawa sampah kemana-mana, berat dan bau tuh !  Paling enak ya dibuang saja, prung ! dan kitapun bisa merasa ringan, bebas lepas !

Bagaimana bila kita merasa kesulitan membuang perasaan sakit hati dll dll ? Ya dipasrahkan Allah saja, mohon pertolongan Allah agar dimudahkan untuk ikhlas,  Allahlah yang menggenggam hati kita.  Saat kita bisa ikhlas, ucapkan rasa syukur yang mendalam, hanya karena pertolonganNya kita bisa ikhlas.

Sering terjadi saat ngumpul-ngumpul, terutama kumpulan ibu-ibu, kita sudah berusaha untuk tidak membicarakan keburukan orang lain, tapi orang lain yang mulai duluan. Kitanya musti bagaimana?

Gini sahabat, usahakan saat keluar rumah, walau hanya untuk urusan arisan PKK, berdoa dulu pas berangkat, niatkan melakukannya karena Allah dan memohon pada Allah agar aktifitas yang kita lakukan bermanfaat dan bernilai di hadapanNya.

Di tengah acara ngobrol, bila ada hal yang bisa menimbulkan dosa, coba hubungkan hati dengan Allah, memohon agar Allah menuntun arah pembicaraan.  Lalu cobalah mengalihkan topik pembicaraan, bisa beralih ke soal masakan misalnya, atau soal anak-anak dan sekolah mereka.

Kuingatkan, gak perlu bilang begini :"Jangan ngomongin orang dong bu".  Kalimat seperti ini gak efektif, kadang malah membuat lawan bicara jadi tersinggung, atau malah berdiplomasi kalau dia ngomongin orang dengan niat baik.  Lebih baik berusaha membelokkan arah pembicaraan saja.

Dan gak perlu membenci mereka yang menurut kita tukang gosip, karena belum tentu kita lebih baik dari mereka lo .....Ya, kalau kita merasa mereka keterlaluan, ya didoakan saja agar Allah menuntun kita semua dalam kebenaran.

Sebenarnya ada ghibah (rasan-rasan) yang diperbolehkan, yaitu bila maksudnya untuk ibrah / pelajaran, agar kita bisa mengambil hikmahnya, tapi usahakan gak usah menyebutkan nama dan tempat seseorang.  

Ada lagi ghibah yang boleh, bila bermaksud untuk cari solusi.atau meminta nasehat demi kebaikan semuanya.  judulnya jadi 'curhat' yaaa, tapi kan gak semua orang bisa kita curhati dan pastinya tempatnya bukan di pertemuan arisan kan?

Ada hal yang sebaiknya dihindari, yaitu nonton aib orang lain di televisi atau media massa lainnya, baik lewat berita atau acara infotainment.  Selain menambah jumlah 'sampah' di memori kita, juga ada hal penting yang perlu kita perhitungkan tapi tidak kita sadari.

Kita tahu, perasaan adalah hal yang amat berpengaruh dalam kehidupan kita.  Saat acara nonton berita selebritis di televisi, kadang secara tidak sengaja perasaan kita menyimpulkan sesuatu, atau kadang kita sempat 'nyelutuk', kadang hati kita mencela.  Wah ini bahaya banget, tapi kita tak pernah menyadarinya.

Ingatlah, belum tentu orang yang mencela lebih baik dari yang dicela, dan dengan kehendak Allah orang yang mencela bisa melakukan hal yang pernah dicelanya.  Segalanya mungkin terjadi dengan ijin Allah.

Bagaimana bila kita yang dighibah / dirasani ? Alhamdulillah banget, kan bisa mengurangi dosa tuh, apalagi bila kita sudi memaafkan, maka bertambah tambah kebaikan yang kita terima.

Senin, 10 Desember 2012

Guru Spiritual Itu Bernama : Ebiet G Ade (3)

Saat aku berangkat mengikuti acara konser Ebiet G Ade tgl 7 desember kemarin, sebenarnya aku sedang dalam kondisi 'termehek mehek', gara-gara diteror komentar yang 'sadis' di halaman fbku.

Ada komentar yang 'ajaib' waktu aku share tulisanku, kuhapus, muncul lagi dan muncul lagi dengan kata-kata yang menyakitkan , ya akhirnya terpaksa aku blok orang itu. Eh, muncul nama lain dengan kata-kata yang sama pedasnya ..... sampai muncul 5 nama ..... Oh, ternyata dia punya banyak akun fb ..... pasti orang kurang kerjaan.

Tapi bagaimanapun juga sempat membuatku berurai air mata, ya karena aku gak biasa dikata-katai dengan kata-kata yang gak pantes gitu, ........ kaget juga.  Apalagi kejadian itu berlangsung sekitar 2 hari terus menerus ....

"Adalah mustahil ingin memdapatkan sebanyak mungkin teman baik tanpa mendapatkan musuh" (anonymous)

Selama ini aku memang mengconfirm semua orang yang ngajak berteman dan membiarkan data diriku untuk publik, lah kan akunya ingin berdakwah dan juga ingin produkku dikenal orang.  Ternyata eh ternyata .......

Syukur alhamdulillah banyak teman yang bersimpati padaku dan menulis kata-kata yang menghibur dan menyemangatiku.  Makasih buuuanyaaak  yaaa .... aku memang membutuhkan itu semua .....(hiii.... ketahuan ya kalau Indah aleman dan cengeng)

Begitulah, sampai saat aku duduk di acara itu, sesekali air mataku masih jatuh kalau ingat masalah itu.  Tapi kehangatan teman-teman dari EGA Forever sempat membuatku terhibur (makasih buat sahabat EGAF).  Dan ada satu hal lagi yang aku 'tangkap' dari penampilan mas Ebiet malam itu yang menambah perbendaharaan pelajaran syukur dan ikhlasku.

Saat tampil di panggung, mas Ebiet menyanyi diselingi cerita-cerita ringan tentang berbagai hal seputar lagu-lagu dan dirinya. Dari cerita-cerita ringannya itu aku jadi tahu bagaimana cara dia menyikapi hidup.

Pribadi Ebiet G Ade adalah lagu-lagunya, lagu dengan lirik dan melodi yang indah, yang membawa kedamaian dan kesejukan bagi pendengarnya.

Kesimpulan singkatku, dia menyikapi hidup dengan kasih sayang.  Itulah arti yang sebenarnya dari ucapan Bismillahirrahmanirrahiim.

Sebagai muslim semua tahu, sebelum memulai pekerjaan apapun , awali dengan ucapan basmalah, 'bismillahirrahmanirrahiim' yang artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

'Dengan nama Allah' maksudnya kita melakukan apa saja adalah atas nama Allah, bukan atas nama diri sendiri  ..... jadi gunakan aturan Allah, jangan bikin aturan sendiri.
'Maha Pengasih dan Maha Penyayang'  maksudnya Dia menyuruh kita melakukan segala sesuatu dengan prinsip kasih sayang.

So .... hadapi hidup ini (segala hal dan segala peristiwa di dalamnya) dengan kasih sayang   Wes ngerti ta rek ? ......

Baiklah, Indah cerita tentang cerita ringan om Ebiet malam itu.  Ceritanya kalau disimpulkan kira-kira begini, sering terjadi dalam karier keartisannya, banyak wartawan menulis kisah tentang dirinya tanpa mengkonfirmasi dulu pada beliau. Bahkan ada wanita yang ngaku-ngaku bila lagu tertentu dibuat om Ebiet untuk dirinya .....

Om Ebiet menghadapinya dengan tenang saja, dia tidak melontarkan bantahan apapun, karena dia pikir malah akan bikin gak karuan .... Saat itulah aku mengerti, betapa dia amat memahami orang lain, dia amat memaklumi sikap orang lain dan hatinya begitu legawa.  Semua dibiarkan mengalir saja. Pada akhirnya juga masyarakat bisa menilai dan mengerti yang sebenarnya.

Saat pentas malam itupun aku bisa melihat bagaimana om Ebiet menghadapi audience yang bersikap tidak sopan.  Memang tidak semua yang hadir malam itu penggemar om Ebiet.

Ada satu dua orang di belakangku yang meneriakinya dengan menyebut namanya saja : "Biet ! Ebiet ! Nyanyi lagu ..... dong". Padahal mereka itu anak-anak muda, mengapa tidak memanggilnya om Ebiet atau mas Ebiet.  Kedengaran kasar sekali, memanggil orang yang berusia setengah abad lebih dengan namanya saja, gak sopan banget deh,  apalagi diucapkan dengan keras dan berteriak-teriak.  Dijamin beliau mendengar.

Tapi bagaimana reaksi om Ebiet? beliau hanya melayani orang-orang yang bersikap sopan saja.  Tapi tidak ada 'warna marah' di wajahnya, beliau tetap tenang dan nyantai, wajahnya tetap damai.  Akan halnya si pelaku, lama-lama bosen sendiri rupanya ..... hehehe, barangkali juga malu sendiri ... yaaa ... kalau masih kebagian rasa malu.

Jadi ingat diriku sendiri ..... ternyata masalahku gak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan beliau, kali ini aku yang malu (hiii.... tak tutup wajahku pakai kerudung aaah!!!).

Aku kira, menjadi seorang selebritis tidaklah seindah yang terlihat.  Banyak masalah mengiringi kepopuleran seseorang , dari soal publikasi yang kadang tak terkendali, soal orang yang 'numpang' populer, soal para pembenci dan orang yang ingin menjatuhkan ......... banyak kukira.

Dari cerita-cerita beliau malam itu (banyak lo ceritanya .... tapi aku lupa, makanya ntar kalau om Ebiet konser lagi, datang aja, udah masuk grup EGA Forever  belum?), itulah kesimpulanku, beliau menghadapi semua hal dengan kasih sayang, membentuk harmoni dengan lingkungan.

Kemampuannya memahami orang lain dan mengikhlaskan segala kejadian mengalir apa adanya membuatku melirik do'i yang duduk di sampingku, dalam hati kubilang : "Ternyata suamiku ini Ebiet banget .........".  Kena hukum gaya tarik menarik 'kali ..... hahaha.

Yang jelas malam itu aku gembira banget, cles hatiku, sudah ketemu jawaban bagaimana menyikapi orang-orang jahil. Sebenarnya aku sudah memaafkannya dari kemarin, tapi kalau masih nangis saat teringat peristiwa itu, berarti aku belum ikhlas memaafkan.  Nah, malam ini kutemukan ikhlasku. Alhamdulillah.

Memaafkan bukan berarti aku harus berteman lagi dengannya, aku harus tetap menjauh dari orang-orang jahil seperti perintah Allah, tapi aku sudah tidak punya sakit hati lagi.

Om Ebiet dengan segala kelebihannya mestinya membuat kita semakin mengagumi Allah, dibalik kepiawaian jemarinya menari diatas senar gitar, ada Allah yang memberikan bakat itu padaNya.  Dibalik syair lagu-lagunya yang damai, ada Allah yang menuliskan lirik itu di pikirannya ...... 

Minggu, 09 Desember 2012

Guru Spiritual Itu Bernama : Ebiet G Ade (2)

Acara tgl 7 desember 2012 malam itu ditutup dengan acara foto-foto dan tanda tangan.  Tentu saja aku bawa gitar baruku untuk ditandatangani sang maestro.

Malam itu, jam 12 tet, ada pesta kejutan, yaitu ulang tahunnya mas Abi, putra mas Ebiet. Lagu ulang tahunpun berkumandang di tengah malam yang dingin di suasana temaram nan indah. Mbak Yayuk Sugianto juga ikut mendampingi sang suami, beliau ternyata ramah banget, ramai, banyak cerita .....

Aku lihat keluarga mas Ebiet adalah keluarga yang begitu harmonis, saling kasih dan mengerti.  Saat mas Ebiet beristirahat, mbak Yayuk Sugiantolah yang menemani para fans, bercerita banyak hal tentang lagu lagu mas Ebiet, juga tentang putera mereka.

Walaupun malam itu tidak ada lagu Camelia 1, tapi aku mau bercerita pada kalian tentang lagu yang amat kusuka ini.  Bagiku lagu ini adalah lagu yang mengajari seorang wanita bagaimana seharusnya menjadi wanita.

Bahkan kurasa lagu ini mengajari kita bagaimana menjadi wanita salihah, padahal di dalam lagu ini tidak ada kata 'wanita salehah' nya ..... ya kan? Tapi dia begitu dasyat memberiku tuntunan untuk menjadi wanita salehah.

Aku masih SMP saat album Camelia 1 keluar, dan aku tidak berani minta pada ayah untuk dibelikan kaset lagu Ebiet.  Ayah mungkin mengira aku ini masih anak-anak terus , kasetnya aku ya kaset Chicha Koeswoyo, Yoan Tanamal, Adi Bing Slamet .... hehehe.

Tapi aku yang cerdik tak kekurangan akal, aku punya walkman (tape recorder kecil yang ngetrend di masa itu).  Aku rekam lagu Camelia 1 dan lagu Ebiet lainnya dengan walkmanku dari rumah seorang teman.  Ihhh, melanggar 'copy right' yaa, tapi manalah aku tahu, saat itu kan masih lugu banget.

Sebagai seorang remaja yang sedang mengalami masa puber, aku amat ngiri dengan Camelia.  Betapa beruntungnya dia, begitu dipuja dan dicinta.  Rasanya aku ingin dicintai dan dipuja seorang kekasih, seperti Ebiet mencintai dan memuja Camelia .....

Dengarlah syairnya :

dia Camelia, puisi dan pelitaku
kau sejuk seperti embun pagi membasah di daun jambu
di pinggir kali yang bening

sayap sayapmu kecil lincah berkepak seperti burung camar
terbang mencari tiang sampan
tempat berpijak kaki dengan pasti
mengarungi nasibmu 
mengikuti arus air berlari

Kebayang nggak? pagi yang dingin dan sejuk, lalu menikmati embun yang menetes di daun jambu di pinggir kali yang  damai, air kalinya juga bening memukau pandangan..... Keindahan yang sempurna !!!

Sejuknya sejuk, mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkannya.  Begitulah semestinya seorang wanita, selalu sejuk dan menjadi penyejuk buat suami dan lingkungannya.

Kata 'puisi dan pelitaku' untuk seorang kekasih adalah ungkapan cinta yang amat dalam.  Wanita yang menjadi sumber inspirasi dan penerang hati bagi sang kekasih.

Ingat bunda Khadijah istri Rasulullah, beliau adalah penyejuk bagi suaminya dikala Nabi gundah saat menerima wahyu yang pertama dan beliau juga termasuk orang yang pertama membenarkan kenabian Nabi Muhammad saw.  Dia membantu dakwah suaminya dengan harta dan jiwanya.  Dia adalah wanita paling menginspirasi sepanjang sejarah.

Syair lagu itu dilanjut dengan lincahnya kepak sayap seperti burung camar yang sedang mencari pijakan.  Wanita memang membutuhkan tempat berpijak yang pasti agar bisa mengarungi kehidupan yang penuh keindahan.  Tempat berpijak itu tidak ada yang lain  selain tuntunanNya lewat al qur'an dan hadits.

Dari kecil aku memang selalu berusaha untuk hidup berdasarkan tuntunan al qur'an dan hadits, ya walaupun ditempuh dengan jatuh bangun.  Ternyata di kemudian hari, aku jadi mengerti  adanya  korelasi positif antara kehidupan yang lurus dengan kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup.

Seorang wanita yang hidupnya lurus di atas jalan Allah, dia pasti Allah pertemukan dengan kebahagiaan yang didambakannya.  Sepertiku yang pada akhirnya menemukan suami yang mencintai dan memperlakukanku seperti dilukiskan di lagu itu.

aku dengan lelaki berhati lembut itu


Sebaliknya aku melihat banyak sekali teman dan saudaraku yang patokan hidupnya adalah hawa nafsu, ternyata malah membuahkan kesengsaraan yang panjang sepanjang hidupnya.  Yang aku maksud 'pedoman hidupnya hawa nafsu' adalah orang yang dengan entengnya melanggar aturan Allah, seperti berpacaran melewati batas, nekat melanggar larangan orang tua, asing dengan aturan Allah, enggan memperbaiki diri karena Allah, dll dll .

Lanjut nyanyinya yaaa.

dia Camelia, engkaukan gadis itu
yang selalu hadir dalam mimpi mimpi di setiap tidurku
datang untuk hati yang kering dan sepi
agar bersemi lagi hmmm ... bersemi lagi

kini datang mengisi hidup, ulurkan mesra tanganmu
bergetaran rasa jiwaku menerima karuniaMu
Camelia oh Camelia
Camelia ooh Camelia

'Selalu hadir dalam mimpi mimpi', kalimat ini melukiskan betapa wanita ini amat didambakan. Saat dia hadir dalam kehidupan, menjadikan seorang lelaki merasakan mendapat anugerah dari Allah. Membuat hati sang kekasih bersemi kembali, bagaikan air kehidupan.

Bila bagi wanita, syair Camelia 1 adalah tuntunan untuk menjadi seorang wanita salihah, maka bagi kaum pria, lagu ini adalah tuntunan bagaimana cara memperlakukan wanita.  Coba perlakukan wanita anda seindah lagu itu bagaimanapun keadaannya, maka insyaAllah  anda akan mendapati kekasih seindah Camelia.

Perlakuan yang kita berikan pada orang lain kadang bisa jadi afirmasi yang hebat untuk orang itu, apalagi dia adalah orang yang anda kasihi.

Contohnya begini : Ada seorang suami yang dikarunia istri cerewet, bawel dan judesnya minta ampun.  Tapi si suami memperlakukan dia bak seorang ratu, dicintai sepenuh hati dan dihadapi dengan sabar lembut dan penuh perhatian.  Si suami hanya melihat kelebihan istrinya, baginya  sang istri adalah wanita yang lembut, selalu menyenangkan dan membuat dia bahagia.  Rupanya perlakuan sang suami yang sedemikian mengesankan, membuat sang istri 'tumbuh' menjadi wanita yang lembut dan penyayang juga ..... Sang istri seperti diafirmasi setiap hari bahwa dirinya adalah wanita yang penuh kelembutan dan sumber inspirasi bagi suaminya.

Contoh yang aku ceritakan itu adalah kisah nyata, karena itu adalah kisahku sendiri .... hehehe.

Sejujurnya dulu aku adalah gadis yang judesnya minta ampun ..... apalagi terhadap cowok yang namanya Hary Susetyo, karena aku anti pacaran satu kelas.  Eh, dia membalas perlakuan kasarku dengan sabar dan penuh kasih, sejak dulu sampai sekarang dia selalu lembut, penuh cinta dan penuh perhatian , hinggga usia pernikahan kami sudah 26 tahun.  Mudah-mudahan untuk seterusnya kami selalu harmonis.

Dia mendidikku  'menjadi Camelia' dengan cara yang amat mengesankan. Ingin tahu bagaimana cara dia 'membereskan' sifat emosianku?  Gini nih, saat aku marah, dia duduk di depanku, lalu memandangiku dengan senyum teduhnya, pelan dia bicara begini :" Sayang, gak perlu marah begitu".  Kalau diterjemahkan sikapnya, sebenarnya dia lagi bilang begini :"Sayang, kamu kalau marah jelek banget deh! Jadilah istri yang cantik, oke?".

Selamat mencoba aja deh ..... mencoba memperlakukan kekasih anda semanis syair lagu Camelia.

(bersambung)



Sabtu, 08 Desember 2012

Guru Spiritual Itu Bernama : Ebiet G Ade (1)

Sore ini nyampai rumah setelah mengikuti acara konser mas Ebiet di Bromo. 

Tahu nggak? komunitas penggemar mas Ebiet di fb itu tak satupun yang aku 'kenal darat'.  Tapi begitu aku membaur dengan mereka, aroma persaudaraan begitu kental dan tulus, hangat dan damai, sedamai lagu lagu Ebiet....

Acara yang diselenggarakan di hotel yang berada di kawasan wisata gunung Bromo ini dimulai jam 7, dibuka dengan penampilan anggota komunitas EGA Forever dalam membawakan lagu-lagu Ebiet.  Bagiku  ini penampilan yang nipu banget .... lah gimana gak nipu, pas aku turun memasuki tempat acara, aku mendengar lagu Ebiet dinyanyikan dengan merdunya diiringi petikan gitar yang syahdu, kukira itu suara mas Ebiet, eh lah kok suaranya anggota EGA Forever ....

Aku gak tahu jam berapa mas Ebiet mulai manggung, saat itu aku sedang makan soto yang hangat di suasana yang amat dingin di resto hotel dengan mas Hary, lapeeeerrrr .....

Pertama kali lihat sang maestro tampil, aku langsung ngerasa ini orang kok sabar banget, damai banget jiwanya, aura sejuknya begitu terasa.  Beliau membawakan 22 lagu tanpa ngoyo, enteng aja sambil diselingi pembicaraan ringan tentang lagu itu dan suaranya itu loh ..... memukau !!!  Beda banget bila dibandingkan dengan dengerin kaset atau nonton tivi ....

Beliau menyanyikan lagu dengan lembut dan tentu saja amat menjiwai, kadang penonton dibawa dalam suasana yang syahdu, kadang dalam irama riang yang bikin kaki dan kepala bergoyang mengikuti irama.

Aku ingat saat meledaknya album Camelia 1, saat itu aku masih duduk di bangku SMP  Aku langsung jatuh hati dengan lirik, melodi dan musiknya yang begitu 'sesuatu' dan khas. Selain itu syair dan lagunya begitu menguatkan jiwa, bahkan anak sekecil aku saat itu bisa merasakannya.

Semua lagu-lagu mas Ebiet aku suka, bagiku semua teramat indah,  Tapi ada dua buah lagu yang amat berarti buatku, yaitu lagu 'KepadaMu Aku Pasrah' dan 'Camelia 1'.

Lagu 'KepadaMu Aku Pasrah' itu selalu aku nyanyikan saat sedang mendapat ujian iman yang berat. Mungkin ada yang pingin tahu seberat apa?  Bisa dibaca di artikelku 'Titian Serambut Dibelah Tujuh' .....

Lagu itu menjadi 'penguat jiwa' bagiku bahkan sampai saat ini.  Banyak cobaan iman kualami, mulai dari keraguanku tentang Islam sampai berbagai masalah yang timbul karena aku indigo.

Lagu itu sudah menyadarkanku bahwa iman adalah sesuatu yang wajib diperjuangkan, agar dia tetap tegar seperti batu gunung yang setiap hari diterpa angin,  agar dia kuat seperti batu karang walau dihempas ombak yang menerjang terjang. 

Belakangan ini aku bahkan menilai lagu lagu Ebiet adalah lagu yang qur'ani banget. Renungkan syair ini:

kepadaMu aku pasrahkan seluruh jiwa dan ragaku
hidup dan mati hanya di tanganMu
bahagia sedih ada di jariMu

Syair lagu itu mengingatkanku akan makna surat Al Mulk, dengerin salah satu ayat dari surat al mulk 'qul huwa rohmanu amanna bihi wa alaihi tawakalna' yang artinya, 'Allah yang maha penyayang mengatakan berimanlah kepadanya dan bertawakallah padaNya'.  Bertawakal artinya berpasrah kepada Allah dalam segala persoalan hidup.

Beberapa tahun terakhir ini kita dipertemukan dengan motivator muda yang begitu hebat, dia bisa membuktikan betapa dasyatnya kekuatan 'berpasrah diri', dan mereka sendiripun orang-orang yang hebat dalam praktek, bukan hanya bisa berorasi atau menulis buku.  Yang aku tahu diantaranya adalah mas Erbe Sentanu dan mas Ippho Santoso.

cukup lama aku mencari menembus pekat dan menerjang kelam
menyusuri langkah yang makin jauh
adalah firmanMu pemandu jalanku

Syair yang ini membuatku merasa tidak sendirian, semua orang pasti mengalami ujian iman yang berat, sampai musti berjuang dengan menembus pekat dan menerjang kelam.  Perjuangan ini bisa sukses terlewati bila kita berpegang teguh pada al qur'an.

Begitulah, lagu ini selalu menemaniku dalam saat-saat sulit sejak aku masih di sekolah menengah hingga kuliah, bahkan hingga saat ini.

Mas Ebiet sudah mengajariku bahwa berdakwah itu tak selalu menggunakan ayat dan hadits, tapi nilai yang terkandung dalam ayat dan hadits itulah yang lebih penting untuk disebar luaskan dengan berbagai cara yang Allah ridha.

Terimakasih Allah, telah Engkau ciptakan seorang manusia berhati damai yang menyebarkan kedamaian dengan lagu-lagunya, orang itu bernama Ebiet G Ade.

(bersambung)

Rabu, 05 Desember 2012

Kemudahan Dari Allah

Beberapa minggu terakhir ini aku banyak dipertemukan dengan orang yang tertipu oleh logikanya sendiri.  Aku ceritakan dua diantaranya, sebut saja si A dan si B.  Masalah yang dihadapi oleh kedua orang ini pelik dan ruwet sebenarnya, tapi aku sederhanakan dan aku samarkan sedemikian rupa biar aman .... hmmm, yang penting kalian mengerti esensi dari kisahku ini.

Si A pernah aku singgung di artikelku sebelumnya, dia punya utang di bank yang banyak tapi dia juga punya usaha yang berjalan. Tiap kali aku bertemu dia, dia selalu mengeluh soal beban utangnya dan bagaimana dia musti bekerja keras untuk mengejar itu semua.

Akhirnya dia menjual sebuah asetnya untuk menutup semua hutangnya.  Dia melukiskan bagaimana perasaannya, berasa keluar dari lubang jarum katanya.  Tapi itu tak berlangsung lama, terakhir aku bertemu dia, tetap sama memelasnya dengan saat hutangnya masih numpuk .... dia masih saja terjerat masalah finansial, bahkan dia punya hutang padaku yang belum bisa dia bayar, padahal nilainya cuma sejutaan.

Si B ceritanya lain, tapi intinya hampir sama, dia punya hutang, lalu dia menjual sebuah asetnya untuk menutup separuh hutangnya.  Jadi dia merasa bebannya berkurang separuh, dengan demikian dia merasa lebih ringan.

Nah, kepada si B aku ingatkan, bahwa sumber segala kemudahan adalah Allah, bukan jumlah hutang yang berkurang.  Bila dulu dia merasa berat dengan cicilan hutang 10 juta per bulan, bukan berarti dia menjadi ringan dengan cicilan 5 juta per bulan.  Karena berat dan ringan itu bukan dari jumlah .... tapi dari kemampuan kita mengangsur, dan kemampuan kita mengangsur itu tergantung dari rejekiNya, bila Allah menghendaki mudah maka jadilah mudah meskipun jumlahnya besar menurut kita.

Jadi ...... apapun yang kita lakukan dengan hidup ini dan berbagai permasalahan di dalamnya, jangan meletakkan kemudahan pada makhluk (apapun selain Allah adalah makhluk).  Maksud Indah, please menjual aset untuk meringankan beban kita, tapi di hati dan pikiran kita tetap tersetting bahwa segala kemudahan adalah dari Allah. 

Ingatlah bahwa aset yang kita punya inipun dariNya dan milikNya, diberikan pada kita karena kasih sayangNya, jadi kita jangan main jual tanpa berkonsultasi denganNya. Ya shalat istiharah dulu lah .....

Coba renungkan kisah si A, dulu dia bisa nyicil hutang belasan jutaan tiap bulan .... eh pas dia gak punya hutang di bank sama sekali, dia malah tak sanggup membayar hutangnya padaku yang cuma sejuta.  Nah kan?  Kemudahan itu dari Allah .... bukan dari besar kecilnya beban.

Bila kemudahan itu datangnya dari Allah, maka kesulitan itu datangnya dari diri kita sendiri.  Dari cara berpikir kita yang suka banget menjadikan makhluk sebagai sebab dan mengidolakan logika kita.  Hmmm ..... siap ?? siap mendapat kemudahan dari Allah? Yaaa bersandarlah padaNya.


Minggu, 02 Desember 2012

Cinta untuk Sang Penguasa Hati

Belakangan ini banyak sekali aku dengar orang mengucap kalimat ," Terserah sama yang di atas".  Tahu kan maksudnya 'yang di atas'?  itu kan untuk menggantikan kata Tuhan, bahkan ada muslim yang  mengucapkannya untuk menggantikan asma Allah.

Yuk kuajak kembali ke al qur'an aja .....rasanya kok gak ada tuh ayat al qur'an atau hadits yang menyebut Allah dengan 'yang di atas' .... barangkali juga di kitab suci agama lain gak ada yang menyebut Tuhan dengan 'yang di atas'.  Jadi kata 'yang di atas' sebagai kata ganti Tuhan ini 'made in' siapa yaaaaa ?  Hayo siapa yang merasa bertanggung jawab ngaku !!!

Yaaaa kalau aku disuruh menyebut Allah dengan menggunakan kata 'Di',  lebih suka kusebut 'Yang Di Hati' aja deh .....karena pinginnya aku, hanya Allah yang menguasai hatiku, jadi hanya Allah yang berada di hatiku, hanya Dia yang layak berada di hatiku.  Trus orang tua suami anak anak berada dimana? ..... di hati juga laaah, tapi penguasa hatiku hanya Allah.

Pernah jatuh cinta kan? Saat dia begitu menguasai hati, mau makan mau bobo mau mandi ingat dia terus ...... makan gak enak tidur gak nyenyak dudukpun gelisah (ambeien 'kali.... hihihi)

Saat jatuh cinta adalah saat-saat yang teramat indah, apalagi saat bertemu dengannya.  Hanya saja kalau kita jatuh cinta pada makhluk, resiko sakit hatinya pasti, resiko tidak berbalas juga besar.  Tapi kebanyakan orang kok suka banget 'nantang bahaya' ini yaaa ........ heran kan? Mereka ini bodo apa nekat ya? ...... mungkin termasuk aku di dalamnya ..... hihihi ....

Bahkan jatuh cinta pada orang yang halal kita jatuh cintaipun bisa bikin sakit hati, pernah tahu kan gimana rasanya saat suami / istri marah? Makanya kita mencintai makhluk karena Allah saja.

Biarkan cinta kita pada Allah menguasai hati .....  Coba dipikir, indahnya dicintai makhluk saja sudah bikin kita mabuk kepayang, betapa lebih lebih dan lebih indahnya jatuh cinta pada Sang Maha Pecinta .... Rasanya tuh kayak terbang dibawaNya berkelana ke alam ciptaanNya yang amat indah .....

Saat sedang bisa jatuh cinta sama Allah tuh .... Indah pernah merasa terbawa terbang seperti shalat di atas air sungai yang bening hingga merasakan tiupan angin di tubuhku ..... juga pernah merasa seperti shalat di atas sajadah yang terbuat dari anyaman bunga dan dedaunan di tengah alam yang amat indah ....... pernah merasa berdzikir bersama matahari yang indahnya kayak bunga yang bercahaya .... pernah merasa kasih Allah menguasai diriku seperti dipeluk dan dijaga dengan penuh kasih sampai diri ini merasa 'hilang' ......

Pernah apa lagi ya? ..... banyaaak deh.... sampai aku merasa : inilah bahagia yang wajib diraih !!!

Di saat bisa merasakan jatuh cinta pada Allah, saat itu cinta kita pada makhluk jadi lebih 'bener' dan tulus. Inilah mungkin yang dinamakan mencintai dan membenci karena Allah. Rasanya tuh hati kita bisa mencintai dan menampung seluruh ciptaanNya ini karena Allah menciptakan semua ini dengan cintaNya.

Hanya saja, untuk menemukan cinta kita pada Allah, perlu perjuangan tersendiri.  Musti rajin mendekatiNya dengan banyak banyak mengingatNya, menambah ibadah sunah, ibadah wajibnya dilakukan dengan lebih  baik.  Nih doa agar selalu mengingat Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada sahabat Mu’adz, “Demi Allah, aku sungguh mencintaimu. Aku wasiatkan padamu, janganlah engkau lupa untuk mengucapkan pada akhir shalat (sebelum salam):

اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø£َعِÙ†ِّÙ‰ عَÙ„َÙ‰ Ø°ِÙƒْرِÙƒَ ÙˆَØ´ُÙƒْرِÙƒَ ÙˆَØ­ُسْÙ†ِ عِبَادَتِÙƒَ

ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK [Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih) 

Kadang juga cinta kita pada Allah naik turun, ya berusaha naik terus, tak kenal menyerah, sepanjang hidup ini.

Cinta itu indah, cinta karena Allah itu indahnya sulit dilukiskan.



Jumat, 30 November 2012

Hipnoterapy ala Indah

Anak anda malas sekolah? satu hari masuk, dua minggu bolos? .... hmmm...... itu kan Alni waktu TK .....  Atau malas mengaji barangkali? .... uuhhhh .... ini Alni lagi .... Atau gampang sakit dan susah sembuh? ..... atau ada yang gampang masuk angin dan gampang alergi kena debu, hawa dingin atau makanan tertentu ? ..... hiiii .... yang ini ibunya Alni alias aku sendiri .... hahaha .....  Tapi aku ijinkan kalian ngiri karena dengan ijin Allah aku bisa 'mengendalikan' itu semua  .....Gara-gara hipnoterapi ala Indah Nur Qoriah .... Penasaran kan?  Tapi Indah yang baik hati dan murah senyum (ehm ....) akan berbagi untuk kalian.

Kusebut hipnoterapi ala Indah karena aku gak pakai teori dan gak pernah belajar, main kira-kira aja yang penting hasilnya oke punya !

Awal kenal hipnoterapi, saat Insan -anakku yang ketiga- sakit empat tahun yang lalu.  Karena sakitnya gak bisa dideteksi dengan alat-alat kedokteran, seorang teman menganjurkanku pergi ke sebuah klinik hipnoterapi.  Nah, disini aku disuruh mengucapkan 'mantra penyembuhan' yang dibisikkan ke telinga Insan saat dia tidur.

Yang kumaksud 'mantra' disini adalah kalimat-kalimat sugesti yang dirangkai oleh ahli hipnoterapi.  Rupanya ada tehnik tertentu untuk menyusun kalimat hipnosis, tapi Indah gak dikasih tahu caranya sih , salahnya sendiri gak nanya..... makanya aku cuma ngarang dan kira-kira aja.

Jadi, untuk merangkai kalimat sugesti itu :
- ada kata Allah nya, bisa bismillah atau insyaAllah dll
- harus kalimat positif , jangan ada kata "jangan", "tidak", "bukan" dan semacamnya.
- pakai 'present tense', hindari kata akan, nanti, .....
- kalimatnya singkat, jelas, mudah dimengerti oleh sasaran hipnosis
- terkesan menyenangkan dan mudah dilakukan

Contoh kasus :
Beberapa bulan Alni tidak mau lagi mengaji ke TPQ sampai aku ngajiin sendiri di rumah.  Aku ingin dia rajin mengaji lagi seperti dulu.  Aku rangkai kalimat hipnosisnya seperti ini :

"Bismillahirrahmanirrachiiim.  Alni anak yang rajin, rajin sekolah dan rajin mengaji. Mulai sekarang dan seterusnya Alni rajin mengaji, Alni senang banyak teman di sekolah dan di masjid".

Kalimat seperti itu aku bisikkan di telinga Alni saat dia tidur, diulang minimal 3 kali. Saat yang paling afdol adalah saat dia baru saja tidur ..... tapi berhubung biasanya aku lah yang tertidur duluan ....jadinya aku lakukan saat bangun malam usai shalat tahajud.  

Baru beberapa kali kuhipnosis,  Alni sudah rajin mengaji sampai sekarang, bahkan dia tetap ngotot mengaji meskipun kularang karena langit gelap mau hujan.

Bisakah hipnoterapy untuk mengatasi sakit medis?

Anggap aja bisa ..... hehehe.  Aku pernah sakit gatal alergi pas pameran di Jakarta.  Kalau aku sedang kumat alerginya,  gak bisa makan makanan laut dan protein hewani.  Padahal di JCC aku punya pelanggan catering yang menunya begitu menggoda iman...... kesukaanku semua, kadang dia bikin cumi, balado teri, ayam panggang, dll.

Solusinya aku mensugesti diriku sendiri. Mohon pertolongan Allah untuk membuka alam bawah sadarku, disana aku hapus informasi 'makan makanan laut bikin gatal' ...... aku ganti dengan informasi 'aku sehat dengan makanan apa saja'.

Hasilnya aku bisa makan apa saja, gatal-gatalku sembuh tanpa minum obat apapun dan tanpa salep atau bedak gatal.

Di tubuh kita berlaku sistem informasi,  terjadinya bentuk wajah dan tubuh yang kita punya sekarang juga hasil peranan Allah yang memberi kita DNA dan RNA.  Di dalam DNA itu Allah menitipkan informasi genetik dalam bentuk kode kode genetik yang membentuk rambut kita lurus atau keriting, kulit hitam atau putih , hidung mancung atau pesek ... dll dll.

Jadi .... betapa pentingnya menyampaikan informasi positif ke dalam diri kita, baik alam bawah sadar atau alam sadar kita. Segala informasi baik sengaja dilakukan atau tidak sengaja, pasti diproses di dalam diri kita membentuk keadaan kita sekarang.  Jadi kalau mau sehat yaa kasih info sehat saja, mau bahagia? mau nelangsa? ah .....

Kamis, 29 November 2012

Menikmati Dzikir

Sekarang aku tahu kenapa ustadz Virien memberi PR kepada santrinya berupa dzikir dengan jumlah yang banyak, ada yang disuruh membaca surat pendek ratusan kali, ada yang mendapat 'jatah' dzikir dengan asma Allah  ribuan kali.  Masing-masing santri berbeda PRnya.

Ternyata kata eyang, itu untuk menghapus perkataan buruk dan kesalahan di masa lalu. Dan masing-masing santri punya kebutuhan yang berbeda, karenanya PRnya juga tidak sama. Dalilnya ini nih:

Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “(Hadits Riwayat Turmuzi)

Banyak sekali kejadian yang terjadi hari ini akibat perkataan kita di masa lalu  ........ bahkan sekedar perkataan hati yang 'nyelutuk' begitu saja juga mendapat balasannya.  Tidak ada yang tersembunyi dari Allah sedikitpun dan betapa Allah Maha Teliti dalam mengamati setiap pergerakan hambaNya, meskipun hanya pergerakan di hati dan pikirannya, dan semua akan dibalas dengan adil.

Itulah mengapa kita membutuhkan dzikir atau murattal yang banyak dan khusyu' pula.  Mungkin bila kesalahan kita cuma di lidah, kita cukup menghapusnya dengan dzikir di lidah.  Tapi sayangnya perkataan yang dibuat oleh lidah kan ekspresi kata hati, jadi untuk menghapusnya juga musti dzikir yang nembus ke hati.

Dzikir yang nembus di hati (khusyu) inilah yang pelaksanaannya membutuhkan ketrampilan tersendiri. Tapi bila kita sudah pernah merasakan nikmatnya dzikir yang khusyu', pasti bikin kita selalu rindu untuk berdzikir, bahkan tak terasa waktu begitu cepat berlalu.

Ini sedikit pengalaman untuk 'menemukan'  Allah dalam dzikir kita.

Langkah pertama cari waktu dan tempat yang tenang dan santai, yang tidak ada gangguan sama sekali.  Aku sendiri punya waktu santai antara jam 7 pagi sampai jam 8 pagi, di jam ini anak-anakku sekolah dan karyawanku belum datang.

Langkah kedua, cari posisi yang paling santai dan enak, sambil berbaringpun boleh.  Usahakan tubuh dalam kondisi relaks.

Selanjutnya hubungkan hati dengan Allah.  Allahlah yang menggenggam hati kita, maka bermohonlah agar Allah memberi pengalaman dzikir yang khusyu', bermohonlah dengan segala kerendahan hati dan dengan penuh pengharapan.

Mulailah berdzikir dengan asma-asma Allah mana saja yang paling kita suka.  Boleh kalimat tahlil, tasbih, tahmid atau takbir, atau asma Allah yang diambil dari asmaul husna.  Hayati makna setiap asma yang kita ucapkan, jangan mengejar jumlah, tapi penghayatanlah yang paling penting.

Untuk bisa menghayati sebuah asma Allah, kadang aku diam sejenak setelah mengucapkannya.  Contohnya setelah mengucap 'Subhanallah wabihamdihi', aku terdiam dan membuka hatiku  untuk segala nikmat karuniaNya padaku detik itu, menyadari semua adalah pemberianNya yang luar biasa, dan bermohon agar Allah memberiku kesucian hati. Dengan penghayatan seperti ini membuatku menitikkan air mata, haru, bahagia dan perasaan indah yang sulit dilukiskan.  Allah rasanya begitu dekat, dan dekatnya memberi rasa nyaman dan damai.

Boleh juga mencoba mengajak seluruh sel-sel tubuh untuk berdzikir juga, memang bagi yang tidak terbiasa melakukannya agak aneh atau mungkin agak sulit, tapi bila berhasil rasanya nikmat sekali, dosa-dosa yang 'nyelempit' seperti tercuci.

Dzikir yang nikmat juga bisa kita lakukan sambil beraktifitas, yang ini memang perlu pembiasaan dan perlu meniatkannya dengan sungguh-sungguh.  Dulu aku suka melatih dzikir sambil nari ..... ini sih idenya eyang, tapi bagus juga dicoba.

Ya ceritanya pas aku kepingin langsing, aku malas banget senam, sebagai gantinya aku mengingat lagi tari Bali dari vcd.  Saat itulah eyang bilang agar melakukan dzikir sambil menari dan mengajak seluruh sel tubuh untuk berdzikir.  Hasilnya memang luar biasa, kayaknya seluruh kulit tubuhku berkilauan gitu ..... Mau mencoba? boleh.

Kadang kendala saat dzikir adalah 'ramai'nya pikiran, sudah dapat suasana hening dan damai, tapi pikiran yang gak mau hening, nggrambyang kemana-mana. Sudah berusaha menonaktifkan pikiran tapi kok pikiran tetap gak mau nurut, tetap berkelana kemana-mana.  Kalau sudah begitu biasanya aku yakin saja bila Allah tahu segala usahaku mendekatiNya, pasti Dia menghargainya dan pasti Allah akan membantuku mendekatiNya.

Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasullullah SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman :
”Aku dengan persangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berzdikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih senang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian menemukan kembali perbekalanya di pada tandus.
Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghadap kepada-Ku dengan berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim).

Untuk membuat pikiran menjadi hening memang membutuhkan proses.  Coba 'deteksi' pikiran sedang 'membahas' masalah apa, bila sudah ketahuan, coba bayangkan itu sebagai sebuah kabut lalu eliminasi keluar, pasrahkan hal yang sedang jadi beban pikiran itu kepada Allah. Alihkan perhatian ke hati dan ke penghayatan makna asma Allah.  Bila masalah terlalu banyak, eliminasi lagi dan lagi. Begitu terus hingga pikiran benar-benar hening , dan hati bisa aktif.

Bagus juga menggunakan audio untuk mempercepat proses hening seperti audio cd digital prayernya mas Nunu (Erbe Sentanu penulis buku Quantum Ikhlas).

Apapun yang anda alami saat berdzikir, syukurilah semua.  Barangkali dari seribu dzikir, kita cuma mendapat satu dzikir yang khusyu, syukuri dan ucapkan rasa terimakasih yang dalam kepada Allah karena dengan ijinNya juga kita bisa menyebut asmaNya. 
 

Selasa, 27 November 2012

Efek Samping Yang Enak

Tulisan ini merupakan kelanjutan tulisanku 'Zona Materi dan Zona Ilahiyah'.  Kali ini mari belajar sama-sama bagaimana cara memasuki zona ilahiyah yang penuh keindahan.

Pernah minum obat kimia? obat kimia biasanya ada efek sampingnya, mungkin berupa mengantuk, muntah, sakit lambung, hati, ginjal, gak enak yaaa, tapi ini adalah hal yang harus mengiringi obat kimia. Mau atau tidak, suka atau tidak, kalau kita memilih minum obat kimia, ya pasti ada efek sampingnya. 

Bagaimana kalau kita nyari efek samping yang enak aja?

Bagaimana kalau efek sampingnya bahagia ?

Efek samping adalah sesuatu yang harus/selalu mengiringi, tapi dia bukan tujuan.  Sekali lagi dia bukan tujuan.

Orang yang beriman dan bertakwa tentu yang dia harap adalah keridhaan Allah.  Kedekatan dengan Allah adalah hal terbesar dan ternomer satu yang ingin dia capai, kebahagiaan dekat dengan Allah itu melebihi dunia dan seisinya. Soal nanti dia jadi 'diikuti' oleh dunia itu hanya efek samping.

Orang-orang yang sudah 100% menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya, dia sudah memasuki zona ilahiyah, sebuah tempat dimana terpadu keindahan spiritual dan sekaligus kebahagiaan lahir dan batin.

Untuk bisa memasuki zona ilahiyah, kita harus merubah pola pikir / cara pandang kita, kita harus berhijrah dari 'dunia sentris' ke 'Allah sentris'.  Kita musti dengan rela meninggalkan ukuran-ukuran dunia dan menggantinya dengan ukuran Allah.

Contoh sederhananya ; kita sering menganggap uang 10 juta lebih banyak daripada 1 juta, padahal belum tentu.  Bagaimana bila Allah menaruh keberkahan di uang 1 juta dan tidak di uang 10 juta? Bisa jadi uang 10 juta habis dalam waktu singkat dengan berbagai jalan dan cara.  Jangan lagi  tertipu angka-angka, kejar keberkahan dibanding jumlah.

Indah sendiri sejak nyadar untuk memilih zona ilahiyah jadi berubah juga, kalau dulu suami pulang pameran, pertanyaanku adalah : Berapa omzetnya?  Sekarang nggak lagi, karena berkah Allah lebih penting, juga jadi lebih bersyukur mendapatkan suami pulang pameran dalam keadaan sehat dan ganteng ... hehehe.  Niat berpameran karena Allah juga musti dijaga.  Efek sampingnya nih suamiku pulang pameran dari Batam kemarin malam dengan membawa  penghargaan stand teramai ! Omzetnya gimana? aku gak nanya siiih, tapi koper yang pas berangkat penuh sesak oleh batik, baju dan mukena, pulangnya kok jadi penuh dengan oleh-oleh, dari T shirt sampai makanan.

Untuk membangun  mind set dan heart set 'Allah sentris',  banyak hal yang musti kita rubah dari diri kita, dari hal besar sampai hal sekecil-kecilnya.  Bahkan hal yang sudah umum kita dengar dan kita benarkan, musti kita tata ulang di hati dan pikiran kita.

Ada ungkapan 'bersedekahlah maka kamu akan menjadi kaya'  ini ungkapan yang tidak salah, tapi kalau kita mau 'naik kelas' yaaa musti dirubah jadi 'bersedekah karena Allah, karena cintaku pada Allah, karena mengharap keridhaan Allah'. Dan setelah itu ada kelas yang lebih tinggi lagi yaitu tidak pernah merasa berbuat baik karena tangan ini hanyalah dipakai olehNya untuk berbuat sesuatu. 

Demikian juga saat shalat dhuha untuk melancarkan rejeki, kita rubah jadi:
aku shalat dhuha karena Allah, karena aku ingin merasakan betapa indahnya dhuha yang diciptakanNya, aku ingin lebih mengenal Allah Sang Maha Pemberi Rejeki, dan yakin seyakin yakinnya bahwa Allahlah yang melapangkan dan menyempitkan rejeki, yang mendekatkan dan menjauhkan rejeki.  Aku ingin Allah mendampingiku dalam setiap detik kehidupanku.

Jadi tujuan hidup untuk Allah itu musti kita afirmasi di dalam hati kita di setiap detik menit jam hari setiap hari.

Kita biasanya juga menjalankan shalat lima waktu karena itu adalah kewajiban.  Coba ditata lagi niatnya, jadi murni karena ingin dekat dengan Allah.  Tanda-tandanya kalau niatnya sudah murni karena Allah, kita jadi ringan menjalankan shalat, seringan kita bertemu kekasih saat sedang jatuh cinta.  Kalau belum merasa happy menjalankan shalat wajib, yaaa musti menata hati lagi dan lagi. 

Coba jawab, manarik mana Allah dengan ciptaanNya? Nah kebanyakan orang tentunya lebih tertarik dengan ciptaanNya, soalnya dia gak tahu bahwa Allah bisa menciptakan yang lebih dari yang ada sekarang.

Nah, pertanyaannya lebih to the point : menarik mana Allah dengan dunia ciptaanNya? Nah, kebanyakan orang  tentu lebih tertarik dengan dunia, soalnya dia tidak tahu bahwa Allah bisa menciptakan surga yang keindahannya tak bisa dibandingkan dengan dunia.  Dan kebanyakan orang  lupa bahwa dunia ini berada di bawah kendaliNya, pada siapa dunia ini diberikanNya adalah hak Allah 100%.

Jadi, tanggalkan dengan ikhlas perasaan 'dunia sentris' nya, mari berhijrah rame-rame ke 'Allah sentris'.

Bila kita sudah berada di dalam zona ilahiyah, indahnya kedekatan dengan Allah itu sudah melebihi dunia yang diberikannya, dunia hanya ibarat efek samping.

Kita semua sudah bisa melihat dan merasakan betapa indah dan nikmatnya dunia ini, nah, bayangkan bila itu semua cuma 'efek samping' lah 'efek depan'nya kayak apa coba? 

Senin, 26 November 2012

Zona Materi dan Zona Ilahiyah

Eyang Virien pernah menggambar dua buah lingkaran, sebuah lingkaran kecil di dalam lingkaran besar.  Di atas lingkaran besar itu dia tulis 'zona materi' sedangkan di atas lingkaran kecil dia tulis 'zona ilahiyah'.

"Ini lo bunda gambaran kehidupan ini.  Ada zona materi dan ada zona ilahiyah.  Sebagian besar manusia berputar-putar di zona materi, dan sedikit sekali orang yang berada di zona ilahiyah.  Banyak manusia mengira bahwa kehidupan di zona ilahiyah itu kering dari materi, padahal sebaliknya.  Di zona ilahiyah, materi malah melimpah-limpah walau bukan itu tujuan mereka", kata ustadz Virien menjelaskan gambar lingkaran yang dibuat asal jadi dengan bolpoint sak ketemunya.

"Perjalanan kita adalah menembus dinding yang membatasi antara zona materi dan zona ilahiyah, disinilah letak kesulitannya.  Tapi bila kita sudah mampu menembusnya, maka yang terjadi adalah kita 'ora kepingin opo-opo, tapi duwe opo-opo' ", gitu kata ustadzku.  Lalu eyang memberi contoh  beberapa nama ulama dan sufi yang kehidupannya kaya raya tapi hati mereka tak sedikitpun terkotori oleh kekayaannya itu.

Maksud eyang dengan ungkapan jawa 'ora kepingin opo-opo, tapi duwe opo-opo' adalah di saat hati kita hanya menginginkan Allah, maka kita sudah tak punya keinginan lagi dengan dunia, tapi dunia itulah yang mengikuti kita.  Kita tidak menginginkan apa-apa, tapi mempunyai apa-apa.

"Mungkin kita masih berada disini nih", kataku menunjuk titik di zona materi tapi mendekati zona ilahiyah, eyang cuma tersenyum.

"Atau mungkin satu kaki kita di zona materi sedangkan satunya lagi di zona ilahiyah", kataku ..... huuu.... hanya dijawab oleh manisnya senyum eyang....

Kalau eyang Syamsul'alam menyebutnya 'lepas saka bebendhune dhonya' yang artinya terlepas dari belenggu keduniawian.  Yang namanya belenggu tentu menyiksa, makanya dilepaskan saja. Tapi banyak orang tidak menyadari bahwa dunia merupakan belenggu, mereka adalah orang yang sedang tertipu oleh dunia (Indah pernah menuliskannya, cari sendiri yaaa, keywordnya tertipu dunia innuri)

Yang jadi persoalan adalah bagaimana caranya masuk ke zona ilahiyah?   

Salah satu caranya Indah tulis di tulisanku sebelumnya "Menomorsatukan Allah".   Cara yang lainnya banyak sih, bahkan aku sudah nanya ke eyang, tapi Indah mau main gitar dulu, soalnya gitar pesananku sudah jadi ..... da da da ...... jreng jreng jreng !!!
 

Sabtu, 24 November 2012

Menomorsatukan Allah

Allah itu Maha Esa, Maha Tunggal, Allah itu satu dan hanya Allah yang pantas dinomorsatukan, bukan hal lain.  Tapi tanpa kita sadari, kita sering sekali menomorduakan Allah, yang jadi nomor satu hawa nafsu kita, persoalan kita, kepentingan kita, kegelisahan kita, kekhawatiran kita.

Pernah aku bertemu salah seorang pembacaku, sebut saja bapak H, dia sedang mengalami kehidupan yang terpuruk, bisnis gagal dan menanggung hutang.  Beliau bilang begini :"Saya sudah menjalankan shalat tahajud selama bertahun-tahun, tapi kenapa tak kunjung mendapat pertolongan Allah?".

Wah .... kenapa ya? Innuri juga suka shalat tahajud.
Mungkin bedanya di niat, kalau Innuri, niat shalat tahajudnya untuk mendekatkan diri pada Allah.  Gak peduli nanti setelah selesai shalat berdoa minta ini itu, yang penting pas bangun untuk shalat tujuan kita ya karena Allah, karena kangen sama Allah, karena kangen bertemu denganNya, kangen menangis dan mengadu kepadaNya, kangen dekat denganNya. Jadi hal yang paling menarik saat kita shalat adalah Allahnya, fokus pada Allah.

Memang dulu saat aku masih kanak-kanak, tujuan shalat tahajudnya ya agar Allah mengabulkan doa-doaku dan Allah selalu mengabulkannya.  Aku suka minta jadi juara kelas dan diterima di sekolah idaman, begitulah kenyataannya.  Seiring usia yang makin tua, tujuan shalatnya jadi ingin lebih dekat dengan Allah.

Nah, mungkin nih ya, bapak H shalat tahajudnya untuk 'menyuruh' Allah menolongnya.  Maksudku gini, dia merasa berat sekali dengan kehidupannya yang amat terpuruk, jadi dia shalat untuk mengharap pertolongan Allah.  Mengharap pertolongan Allah itu gak salah, malah ini wajib, yang salah adalah fokusnya, fokusnya  adalah "kehidupannya yang terpuruk", bukan pada Allahnya.

Dia dengan sepenuh hati begitu 'menghayati' kehidupannya yang terpuruk,  gak ikhlas gitu loh, dia merasa berat banget dengan hidupnya, padahal kan hidup ini pemberian Allah, doa-doanya jadi lebih mirip 'protes' gitu.  Inilah yang meng'cancel' doa-doanya sendiri.

Allah itu harus dinomor satukan.  Untuk bisa menomor satukan Allah, kita harus keluar dulu dari 'penjara' persoalan hidup kita, ini adalah penjara yang kita buat sendiri.  Penjara itu berupa segala hal yang membebani perasaan kita, yang membuat kehidupan ini berasa tidak nyaman.  Penjara itu harus kita robek dan tembus.

Mungkin penjara itu berupa hutang yang menumpuk, bisnis yang jatuh, suami, anak-anak, dll. Cara untuk keluar dari penjara persoalan ya dipasrahkan saja persoalan kita pada Allah, pasrah sepenuhnya.  Lalu fokus pada Allah, banyak memohon ampun, memahami kitabNya, memperbaiki diri di hadapan Allah, banyak berdzikir, menjalankan taqwa seperti tertulis di QS ali imran 133-135.  Sementara kita bekerja untuk meraih ridhaNya, bekerja bukan untuk materi atau hal lain.

Jadikan Allah nomor satu di hati kita.  Contohnya saat kita ingin melunasi semua hutang, itu kita lakukan karena Allah, karena Allah yang suruh kita jadi orang yang bertanggung jawab, lalu mohon pertolongan Allah dalam menjalankan amanahNya.  Jadi kita ingin hutang kita lunas bukan karena agar kehidupan kita menjadi tenang, gak ada yang nagih .

Ini memang halus sekali, perbedaan antara shalat tahajud karena Allah dan karena persoalan yang ingin kita mohonkan pertolongannya pada Allah.  Perbedaannya cuma di FOKUS atau titik pusat perhatian hati kita, pada Allah atau pada persoalan hidup ini.

Pada orang yang bangun malam karena Allah, dia  juga berdoa dan mengharap pertolongan Allah, tapi baginya persoalan hidup itu kecil saja karena yang Maha Besar adalah Allah.  Keridhaan Allah dan kedekatan dia dengan Allah itu lebih menarik hatinya dibandingkan dengan persoalan persoalan hidup ini. Jadi dia akan tetap melakukan shalat tahajud walau hidupnya sudah nyaman .

Nah, bandingkan dengan orang yang bangun malam, ruku dan sujud dengan kepala yang dipenuhi persoalan dan hati yang dipenuhi rasa nelangsa karena masalah yang dihadapinya.  Fokus kehidupannya adalah bagaimana caranya persoalan ini bisa selesai, bukan pada Allah. 

Rasanya lembut sekali ya perbedaannya, tapi ini perbedaan yang nyata, halus tapi nyata. Semoga kalian dan aku diberi kemudahan Allah untuk memahami dan menjalankannya

Ada kata-kata bijak yang kutemukan di dinding pesantren Gubug :

"Kerjakan bagian kita dengan setia, maka Allah akan mengerjakan bagianNya dengan sempurna".

"Allah, letakkan dunia ini di tanganku saja, sedangkan hatiku hanya kuberikan padaMu".

.