Selasa, 27 November 2012

Efek Samping Yang Enak

Tulisan ini merupakan kelanjutan tulisanku 'Zona Materi dan Zona Ilahiyah'.  Kali ini mari belajar sama-sama bagaimana cara memasuki zona ilahiyah yang penuh keindahan.

Pernah minum obat kimia? obat kimia biasanya ada efek sampingnya, mungkin berupa mengantuk, muntah, sakit lambung, hati, ginjal, gak enak yaaa, tapi ini adalah hal yang harus mengiringi obat kimia. Mau atau tidak, suka atau tidak, kalau kita memilih minum obat kimia, ya pasti ada efek sampingnya. 

Bagaimana kalau kita nyari efek samping yang enak aja?

Bagaimana kalau efek sampingnya bahagia ?

Efek samping adalah sesuatu yang harus/selalu mengiringi, tapi dia bukan tujuan.  Sekali lagi dia bukan tujuan.

Orang yang beriman dan bertakwa tentu yang dia harap adalah keridhaan Allah.  Kedekatan dengan Allah adalah hal terbesar dan ternomer satu yang ingin dia capai, kebahagiaan dekat dengan Allah itu melebihi dunia dan seisinya. Soal nanti dia jadi 'diikuti' oleh dunia itu hanya efek samping.

Orang-orang yang sudah 100% menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya, dia sudah memasuki zona ilahiyah, sebuah tempat dimana terpadu keindahan spiritual dan sekaligus kebahagiaan lahir dan batin.

Untuk bisa memasuki zona ilahiyah, kita harus merubah pola pikir / cara pandang kita, kita harus berhijrah dari 'dunia sentris' ke 'Allah sentris'.  Kita musti dengan rela meninggalkan ukuran-ukuran dunia dan menggantinya dengan ukuran Allah.

Contoh sederhananya ; kita sering menganggap uang 10 juta lebih banyak daripada 1 juta, padahal belum tentu.  Bagaimana bila Allah menaruh keberkahan di uang 1 juta dan tidak di uang 10 juta? Bisa jadi uang 10 juta habis dalam waktu singkat dengan berbagai jalan dan cara.  Jangan lagi  tertipu angka-angka, kejar keberkahan dibanding jumlah.

Indah sendiri sejak nyadar untuk memilih zona ilahiyah jadi berubah juga, kalau dulu suami pulang pameran, pertanyaanku adalah : Berapa omzetnya?  Sekarang nggak lagi, karena berkah Allah lebih penting, juga jadi lebih bersyukur mendapatkan suami pulang pameran dalam keadaan sehat dan ganteng ... hehehe.  Niat berpameran karena Allah juga musti dijaga.  Efek sampingnya nih suamiku pulang pameran dari Batam kemarin malam dengan membawa  penghargaan stand teramai ! Omzetnya gimana? aku gak nanya siiih, tapi koper yang pas berangkat penuh sesak oleh batik, baju dan mukena, pulangnya kok jadi penuh dengan oleh-oleh, dari T shirt sampai makanan.

Untuk membangun  mind set dan heart set 'Allah sentris',  banyak hal yang musti kita rubah dari diri kita, dari hal besar sampai hal sekecil-kecilnya.  Bahkan hal yang sudah umum kita dengar dan kita benarkan, musti kita tata ulang di hati dan pikiran kita.

Ada ungkapan 'bersedekahlah maka kamu akan menjadi kaya'  ini ungkapan yang tidak salah, tapi kalau kita mau 'naik kelas' yaaa musti dirubah jadi 'bersedekah karena Allah, karena cintaku pada Allah, karena mengharap keridhaan Allah'. Dan setelah itu ada kelas yang lebih tinggi lagi yaitu tidak pernah merasa berbuat baik karena tangan ini hanyalah dipakai olehNya untuk berbuat sesuatu. 

Demikian juga saat shalat dhuha untuk melancarkan rejeki, kita rubah jadi:
aku shalat dhuha karena Allah, karena aku ingin merasakan betapa indahnya dhuha yang diciptakanNya, aku ingin lebih mengenal Allah Sang Maha Pemberi Rejeki, dan yakin seyakin yakinnya bahwa Allahlah yang melapangkan dan menyempitkan rejeki, yang mendekatkan dan menjauhkan rejeki.  Aku ingin Allah mendampingiku dalam setiap detik kehidupanku.

Jadi tujuan hidup untuk Allah itu musti kita afirmasi di dalam hati kita di setiap detik menit jam hari setiap hari.

Kita biasanya juga menjalankan shalat lima waktu karena itu adalah kewajiban.  Coba ditata lagi niatnya, jadi murni karena ingin dekat dengan Allah.  Tanda-tandanya kalau niatnya sudah murni karena Allah, kita jadi ringan menjalankan shalat, seringan kita bertemu kekasih saat sedang jatuh cinta.  Kalau belum merasa happy menjalankan shalat wajib, yaaa musti menata hati lagi dan lagi. 

Coba jawab, manarik mana Allah dengan ciptaanNya? Nah kebanyakan orang tentunya lebih tertarik dengan ciptaanNya, soalnya dia gak tahu bahwa Allah bisa menciptakan yang lebih dari yang ada sekarang.

Nah, pertanyaannya lebih to the point : menarik mana Allah dengan dunia ciptaanNya? Nah, kebanyakan orang  tentu lebih tertarik dengan dunia, soalnya dia tidak tahu bahwa Allah bisa menciptakan surga yang keindahannya tak bisa dibandingkan dengan dunia.  Dan kebanyakan orang  lupa bahwa dunia ini berada di bawah kendaliNya, pada siapa dunia ini diberikanNya adalah hak Allah 100%.

Jadi, tanggalkan dengan ikhlas perasaan 'dunia sentris' nya, mari berhijrah rame-rame ke 'Allah sentris'.

Bila kita sudah berada di dalam zona ilahiyah, indahnya kedekatan dengan Allah itu sudah melebihi dunia yang diberikannya, dunia hanya ibarat efek samping.

Kita semua sudah bisa melihat dan merasakan betapa indah dan nikmatnya dunia ini, nah, bayangkan bila itu semua cuma 'efek samping' lah 'efek depan'nya kayak apa coba? 

2 komentar:

  1. Wah Orang Malang Juga,,, Bgus2 Mbak Artikelnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa kang Sakti , orang malang yang nasibnya mujur ... hehehe. Monggo pinarak ke workshopku yaaa.

      Hapus