Senin, 27 April 2015

Perfeksionis Yang Hidupnya Tidak Perfek

dear Allah lovers,

Aku punya seorang pelanggan, pemilik butik yang orangnya perfeksionis banget.  Cerewetnya sering membuatku malas melayaninya, bila bukan karena Allah, rasanya aku sudah kehilangan 'nafsu' dengan orang ini ... haha.

Bila ada pesanan yang kurang sesuai dengan seleranya, maka aku bisa diteleponnya sampai hand phone-ku panas , untung telingaku made in Allah, jadi gak mudah jebol ... hahaha. Dari puluhan pesanan, bila ada satu atau dua saja yang tidak laku, maka dia sudah siap dengan adegan 'ngundat-undat' di telepon sampek elek. Komplit kan ?

Aku pernah berkunjung ke butiknya di kota X, tampilan butiknya memang perfect, rapi jali, bersih dan artistik. Tapi ternyata  kerapian , keindahan dan kesempurnaan butiknya berbanding terbalik dengan kehidupan rumah tangganya. Makanya aku gak suka yang rapi rapi ...... (alasan!)

Aku mau ceritakan semua ini dengan maksud untuk diambil pelajaran, agar bisa berkaca dan berbenah diri.

Wanita pelangganku ini , sebut saja ibu Cwt (singkatan dari cerewet), sering curhat padaku soal rumah tangganya yang tidak harmonis, sang suami berpaling ke wanita lain dan akhirnya mereka berpisah.

"Wanita itu tidak cantik sama sekali jeng. Hitam dan ndesani.  Banyak orang bilang kebalikannya saya, tapi kenapa bapaknya anak-anak kok sampai begitu tergila-gila padanya.  Apa kena magic ?", begitu ceritanya soal istri kedua suaminya.  Aku akui memang ibu Crw ini cantik, anggun dan priyayi banget.

Saat aku dicurhati seperti itu, aku lebih banyak mendengarkan, selain karena tidak tahu musti ngomong apa, aku juga merasa bu Crw hanya sedang membutuhkan pendengar yang baik.

Berbulan bulan kemelut rumah tangganya dia curhatkan padaku dan selama itu pula aku tidak tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya.

Tapi sekarang aku tahu kenapa suami bu Crw berpindah ke lain hati, berdasarkan ceritanya selama ini , juga berdasarkan interaksiku dengannya selama dia menjadi pelangganku.

Selama berhubungan dengan bu Crw , aku sering mengalami perasaan tidak berharga, sampai pernah aku merasa tidak pantas menagih uang yang menjadi hakku (parah banget ya). Itu semua karena 'keberhasilan' ibu Crw menjejalkan kesan di pikiranku bahwa produkku masih kurang ini , kurang itu dan sebagainya  (tapi anehnya dia selalu memesan dan memesan terus)  Kata-katanya amat ampuh menyerang pikiranku tepat di jantungnya !

Sifat perfeksionisnya  memaksa orang lain untuk seperfeksionis dirinya, tapi kenyataannnya malah membuat kehidupan pribadinya jadi jauh dari perfect. Dari luarnya saja terlihat penampilan yang sempurna , tapi di dalam hatinya porak poranda.

Aku duga, perasaan tidak berharga seperti yang aku rasakan , itulah yang dirasakan oleh mantan suami bu Crw.  Sedangkan seorang lelaki membutuhkan perasaan 'lebih' dibandingkan istrinya.  Lebih dari perasaan dihargai, melainkan juga perasaan dibutuhkan, dijunjung tinggi sebagai imam / kepala rumah tangga dan perasaan lebih yang lain.

Karena dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia butuhkan dari bu Crw, maka dia  mencari wanita lain untuk mendapatkan perasaan 'lebih' yang dibutuhkannya.  Makanya jatuhnya ke wanita yang berparas biasa-biasa saja dan ndesani pula, yang jelas wanita itu telah membuat dirinya merasa berharga.

Sayangnya bu Crw tidak begitu peka dengan penjelasan suaminya yang sering bilang padanya bahwa saat bersama wanita itu dia merasa 'diajeni' (dihargai dan dijunjung). Bu Crw merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik sebagai seorang istri, bahkan dia merasa tidak punya kekurangan.

Kecantikan, kekayaan dan sifat perfeksionis, ternyata tidak mampu mengikat lelaki yang dicintainya untuk terus bertahan di sisinya. 

Maka , hargailah pasanganmu sahabat, hargailah sebagai suami / istri kiriman Allah, jangan memaksanya sesempurna pikiranmu, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah.


Minggu, 26 April 2015

Silau Dengan Kesederhanaan

Dear Allah Lovers.

Masih dalam rangka ngubrul .. ups .. ngobrol tentang harta benda , anggap ini kelanjutan yang kemarin.  Apakah kalian seperasaan denganku ? gini nih , aku merasa , kok banyak sekali orang silau dengan kemewahan. Rasanya itu kok ordinary banget ya ... gak unique , gak ada 'selling point'nya ... huahahahaha ... ( dasar otaknya bakul, ingatnya sama selling point mlulu ).  Maksudku , manusia yang gampang silau dengan kemewahan itu tidak ada nilai lebihnya di hadapan Allah.

Yang aku maksud  silau dengan kemewahan itu berarti menginginkannya, atau  mengagumi kemewahan dan orang-orang yang bergelimang dalam kemewahan, atau merasa minder, kecil dan tidak bahagia karena melihat orang yang lebih mewah hidupnya dibanding dirinya.  Mudah bilang 'wow' bila melihat segala sesuatu yang berbau mewah. Secara sadar atau tidak sadar mengukur / menilai orang lain dari harta / benda dan jabatan / kedudukan / karier / strata sosial yang mereka miliki.

Tidak perlu kaya untuk menjadi orang yang silau dengan kemewahan, siapapun bisa menjadi orang yang silau dengan kemewahan asalkan memenuhi definisi ala Innuri yang aku jabarkan di atas. Kata lainnya mungkin matre , tapi beda tipis sih, walau tipis tapi beda, matre itu orang yang menjadikan materi sebagai tujuan hidupnya, sedangkan silau itu merupakan sebuah reaksi manusia atas sesuatu yang dilihatnya.

Untuk menjadi orang yang silau dengan kemewahan itu gampang banget, tidak membutuhkan perjuangan sama sekali, tapi bila perasaan ini dipelihara ,  hasilnya hancur banget karena hati yang tidak kunjung bahagia dan hati yang susah untuk diajak bersyukur dengan apa yang dia miliki. 

Lawannya silau dengan kemewahan adalah silau dengan kesederhanaan, ini baru langka dan menarik.  Cirinya mudah mengagumi kesederhanaan dan orang-orang yang hidup bahagia dalam kesederhanaan mereka.  Lebih jauh lagi, dia menginginkan hidup sederhana karena  meneladani Nabi, para sahabat dan para saleh yang kehidupan mereka lebih mengutamakan manfaat buat orang banyak dibandingkan dengan kepuasan diri sendiri akan materi dan keduniawian.  Memilih hidup sederhana juga untuk menjaga hati orang lain untuk tidak iri dan cemburu.  Memilih hidup sederhana juga agar dekat dengan kaum dhuafa , agar mudah berdakwah di kalangan mereka dan agar bisa memahami persoalan mereka.

Orang yang silau dengan kesederhanaan bukanlah orang yang miskin dalam harta benda. juga belum tentu orang yang kehidupan lahiriahnya sederhana dan miskin, tapi mereka sederhana dalam ukuran mereka karena ukuran sederhana itu relatif dan personal. Mereka tidak mengukur orang lain dari harta benda / jabatan / strata sosial. 

Kehidupan yang sederhana itu kehidupan yang simpel alias tidak ribet , karena ada yang lebih layak untuk diribetkan dibandingkan dengan materi dan harta benda, yaitu tugas dari Allah untuk kita kerjakan di dunia ini. Tapi inilah kehidupan yang merdeka, merdeka dari jeratan dan penjara duniawi.

Bila memilih untuk silau dengan kesederhanaan, maka kita musti berjuang dulu , berjuang untuk keluar dari penjara  pola pikir materi sentris melesat menuju pemikiran yang 'Allah sentris', untuk ini banyak tantangan dan ujiannya. Tapi tenang , agar semua berjalan mudah, niatkan hidup ini untuk Allah saja, pasti Dia akan memandu kita dengan kasih sayangNya.

Lantas bagaimana cara memandang harta benda bila tidak boleh silau dengan kemewahan ? apakah lantas jadi meremehkan harta benda ? menganggapnya tidak penting hingga tidak perlu mencarinya ?

Nabi dan para sahabatnya terkenal sebagai orang yang kaya raya, tapi mereka menjadikan kekayaannya untuk berjuang di jalan Allah, bukan untuk bersenang-senang dan bergelimang dalam kemewahan.  Karena mereka adalah orang-orang yang cerdas, mereka lebih memilih kesenangan dan kemewahan yang abadi di akhirat dibandingkan dengan kemewahan yang sementara dan cuma sebentar saja di dunia ini.

Harta dan segala sesuatu yang berada dalam kekuasaan kita, semua itu merupakan sarana untuk mengabdi kepada Allah, jadi gunakanlah di jalan yang Allah ridha dan Allah tuntunkan di kitabNya. Tandanya bila kita sudah bisa seperti ini adalah harta dan materi dengan segala kondisinya tidak membuat kita sedih, karena tidak ada ikatan cinta antara kita dengan semua itu, ikatan cinta kita hanya kepada Allah.

Harta benda kita lihat dari segi manfaatnya untuk diri, keluarga dan orang banyak.  Kita kelola sebaik mungkin agar lebih bermanfaat buat orang banyak. Dan bila melihat orang-orang yang hidup mewah , tidak perlu mengagumi atau merendahkan mereka, mereka diposisikan disitu atas ijin Allah juga, pandang saja segala hal dengan pandangan kasih sayang, pasti Allah tuntun hati kita dalam kebenaran menyikapinya.

Sebenarnya kemewahan itu tidak dilarang kok, buktinya kaum wanita masih boleh memakai emas dan sutra.  Yang perlu diwaspadai adalah silau dengan kemewahan.  Tapi untuk sutra, khususnya hand painted silk  , bisa pesan di butikku atau lewat facebook aku ..... hahahaha ....iklan nih yeeee ! Tapi bener loh, hargaku masih bisa ratusan ribu per potongnya karena aku produsernya , kalau udah harga di butik bisa jut jutan .... hahaha ...  aji mumpung nih , mumpung  membahas soal sutra.

Sebenarnya segala sesuatu tergantung niatnya juga.  Aku pernah ke pondok pesantren tiban di Turen Malang yang terkenal itu, terkenal dengan keindahan dan kemewahannya.  Aku berkeliling pondok didampingi oleh bapak  menantu  almarhum pak Kiai  pemilik pondok tersebut, dan beliau menjelaskan sesuatu di balik pembangunan pondok itu bagian per bagiannya. Kesimpulanku, kemewahan disana dipersembahkan untuk Allah, untuk membuat pengunjung mendekat dan kembali kepada Allah,  Jadi orang-orang yang pernah kesana bukan kemewahan itu yang membuat terpukau, tapi ingatannya langsung pada kebesaran dan keindahan Allah, hingga mulut langsung bilang :"Subhanallah!".

Hidup dalam kemewahan itu tidak dilarang, asalkan hatinya tidak terikat dengan kemewahan dan materi, hatinya masih terfokus pada Allah dan  tujuan hidupnya untuk mengabdi pada Allah.

Hidup dalam kemewahan atau kesederhanaan, itu pilihan, asalkan diniatkan karena Allah, maka semuanya akan selaras dan harmonis.  Dan aku  memilih kesederhanaan . Bagaimana dengan kalian ?


Sabtu, 25 April 2015

Dikebutne Sak Kebutan

Dear Allah Lovers,

Belum lama ini aku mendapat berita sedih yang sungguh tidak pernah aku sangka, salah seorang dari keluarga besarku sedang mengalami keterpurukan yang luar biasa, rumah tangga yang gagal padahal telah dibina duapuluhan tahun, dan harta berlimpah yang hampir habis.

Yang aku ingat saat mendengar kabar itu adalah ungkapan mak Jum (pengasuh keponakanku Cahyo dan Bayu) , ungkapan dalam bahasa jawa 'dikebutne sak kebutan'.  Dikebutne itu kalau dijelaskan dalam bahasa Indonesia jadi panjang, contoh kasusnya begini ; kalau kita punya karpet yang banyak debunya , lalu  membawanya ke halaman, dijembreng  tinggi-tinggi pakai dua tangan, lalu kita kibaskan sampai semua debu lepas beterbangan.  Nah, pekerjaan kita mengibaskan karpet tadi sampai debunya berjatuhan itu namanya dikebutne.  Sak kebutan itu artinya satu kali hentakan. Maksud keseluruhannya, dikibaskan dalam satu kali hentakan (maka semua kotoran terlepas).

Mak Jum menggunakan istilah itu kalau melihat orang yang cepat sekali kaya dengan jalan yang tidak benar , maka dia bilang begini :"Titenono wae, nek wes dikebutne sak kebutan".  Terjemahan bebasnya ,"Lihat saja nanti ,saat Allah  melenyapkan kekayaannya dengan satu kali kibasan".

Pelajaran yang hendak disampaikan kepada kita adalah agar kita tidak usah memburu harta apalagi dengan jalan yang tidak benar, karena Allah bisa mengambil semuanya sewaktu waktu.  Kita juga  tidak usah ngiri dengan kekayaan orang lain, karena Allah juga bisa mengambilnya sewaktu waktu. Juga agar kita tidak usah bangga dengan kekayaan yang kita miliki, atau bersedih bila merasa kurang dari orang lain, karena harta benda bukanlah hal yang abadi, semua bisa diberikan dan diambil sewaktu-waktu oleh Allah.

Akan halnya ceritaku di awal.  Beliau berdua, sebut saja pak X dan bu Y , adalah potret keluarga sukses dan ideal. Mereka berdua dikaruniai fisik yang ganteng dan cantik,  punya karier yang amat bagus, punya 2 anak lengkap satu lelaki dan satu perempuan.  Mereka sudah pula naik haji di usia yang masih muda.  Kekayaan mereka berlimpah, punya 5 rumah di 2 kota besar dan di kawasan elite pula, juga kebun yang lumayan luas di kota kecil tapi terkenal sebagai kota wisata yang harga tanahnya sudah wow.  Tapi biarpun mereka berdua kaya raya, mereka tidak membuat saudaranya iri hati , karena mereka baik , murah hati dan suka menolong.  Betapa komplitnya, kekayaan yang berpadu dengan kebaikan hati.  Dan semua itu berlangsung selama lebih dari 20 tahun, hingga tidak ada yang menyangka bila keadaan bisa berbalik.

Berawal dari bu Y yang tidak kuat iman dengan godaan lelaki, dan akhirnya sang suami mengetahui perselingkuhan itu.  Setelah melewati pemikiran dan proses perenungan yang lama, akhirnya pak X memutuskan untuk menceraikan istrinya. Untuk keperluan pembagian harta gono gini,  pak X pun menghitung harta kekayaan mereka, dari sinilah ketahuan bila bu Y mempunyai hutang beberapa milyar !!!  Pak Y yang merasa bertanggung jawab terhadap semua tindakan istrinya, akhirnya menjual hampir seluruh harta kekayaan mereka untuk melunasi hutang sang istri. Kini yang tersisa hanya satu rumah yang ditinggali istri dan 2 anaknya, pak Y sendiri sudah tidak tinggal serumah dengan istrinya sejak memutuskan untuk berpisah.

Praktis pak X dan bu Y tidak punya apa-apa lagi, karena rumah yang tersisa sudah diatas namakan kedua anak mereka oleh pak X.

Kejadian ini begitu mengejutkanku, hampir tak percaya.  Tapi juga menyadarkanku bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini.  Bila Allah sudah 'ngebutne sak kebutan' , semuanya bisa hilang tak bersisa.  Allah Maha Kuasa untuk mengambil kembali fasilitasNya, dengan caraNya yang kadang tidak nyampai di pikiran kita.

Makanya, kita musti mengembalikan posisi harta pada porsinya , yaitu sebagai sarana untuk mengabdi kepada Allah, bukan tujuan.  Mari kita ajak segala sesuatu yang masih berada dalam kekuasaan kita untuk mengabdi kepada Allah, agar kita bisa menyatu dalam keabadian dan cintaNya.



Rabu, 22 April 2015

Permainan Untuk Mengenal Allah

Dear Allah Lovers ,

Sebuah permainan yang amat sederhana, bisa kalian lakukan di rumah dengan orang-orang yang kalian sayangi, tapi permainan ini mengajarkan kita untuk lebih mengenalNya.

Kemarin Alni mengajakku main tebak-tebakan uang, uang logam yang dikocok dengan dua tangan, lalu berhenti sementara tangan masih menutup, dia memintaku menebak, gambar garuda apa angka ? berkali-kali aku menebak dan banyak salahnya.  Giliran Alni yang menebak, banyak salahnya juga.

Lalu saat giliranku lagi, aku pejamkan mata sambil minta petunjuk Allah, dan cuma salah sekali saja dari beberapa kali tebakan.

"Waaah, ibuk hebat ", kata Alni.
"Ibuk ajari ya rahasianya" tantangku.
"Jangan dulu, test dua kali lagi", katanya cerdik, kali ini dia lempar uang tinggi tinggi lalu saat terjatuh dengan cepat dia menutup dengan kakinya, dua kali aku menebak dan benar semua.  Alni jadi penasaran.

"Gimana caranya ?", tanyanya antusias.

"Gini loh, saat ibuk pejamkan mata, ibuk minta petunjuk Allah, lalu terlihat di pikiran ibuk gambarnya, garuda apa angka.  Coba Alni sekarang yang nebak pakai minta petunjuk Allah", kataku.  Akupun mengocok uang logam di tanganku, menutupnya dan Alni menebak.  Hasilnya semua tebakan Alni benar ! tidak ada yang meleset satupun.

"Allah memang Maha Memberi Petunjuk", kataku menyimpulkan permainanku dengannya siang itu.

"Iya ya buk, wow !!!".

Aktifitas sederhanaku bersama Alni, selain telah memberi pembelajaran buatnya tentang Allah, juga telah menyadarkan aku, bila anak-anak mudah sekali diajari, bahkan dengan ilmu yang di pikiran kita susah dijelaskan kepada anak-anak.  Allahlah yang Maha Memudahkan , hingga anak usia 9 tahun seperti Alni begitu mudah mengenal dan berkomunikasi denganNya.

Subhanallah !!

Cobalah permainan ini bersama orang-orang yang kalian sayangi.

Salam Manis

Senin, 20 April 2015

Energi Subuh

Dear Allah Lovers,

Apa kabar pagimu ?

Kisah pagiku sungguh menyadarkanku akan rahasia besar di balik pagi.

Aku terbangun sebelum subuh , seperti hari-hari lalu, aku biasa bangun sebelum subuh untuk menyiapkan sarapan orang-orang yang aku sayangi.  Tapi pagi ini aku malas sekali dan berniat untuk tidur lagi, pikirku bikin telur dadar saja, cepat dan aku bisa bangun saat azan subuh terdengar.

Masih memejamkan mata, aku bicara sama Allah, sebaiknya aku bangun atau tidur lagi ya Allah.  Dan subhanallah !!! Allah memperlihatkan padaku sebuah 'pemandangan' yang sulit untuk dijelaskan , indah sekali !  Seperti malaikat yang berbaris untuk membagikan karunia Allah , barisan yang tak terlihat ujungnya karena saking panjangnya, dan itu hanya terjadi di pagi hari !!!  Dan bukan itu saja 'pemandangan' yang aku saksikan, sayang tidak bisa aku jelaskan ,  tapi bisa aku katakan kepada kalian , bahwa kehidupan indah Allah persiapkan dan Allah bangkitkan di pagi hari.

Semua itu membuatku tersentak dan bergegas bangun. Teringat sebuah buku yang pernah aku baca, tentang keutamaan shalat subuh berjamaah di masjid dan hadits yang mengatakan ; bila manusia tahu besarnya karunia Allah yang diberikan pada shalat subuh di masjid, niscaya manusia akan menempuhnya meskipun dengan merangkak.

Aku sendiri tidak shalat subuh ke masjid (alasannya karena aku perempuan) dan aku memang lebih suka shalat di rumah, tapi kurasa karunia pagi tidak hanya diberikan kepada para jamaah di masjid.  Siapapun yang berbuat kebajikan di pagi hari , di saat yang singkat dari menjelang subuh sampai terbit fajar, maka dia akan menerima 'pembagian' karunia pagi dari Allah.

Tapi buat kalian kaum lelaki, sebaiknya pergi shalat subuh berjamaah ke masjid, ada energi yang  besar yang diterima sebuah keluarga, saat seorang bapak pergi ke masjid untuk shalat subuh berjamaah , energi yang sifatnya  kuat , mendamaikan, menyatukan  dan memperbaiki , inilah yang aku lihat sendiri pagi ini.

Dan buat para istri yang suami-suami mereka atau anak-anak lelaki mereka malas bangun pagi, sebaiknya jangan kecewa, marah atau memaksa, cukup didoakan saja sambil dibangunkan dengan ciuman sayang. Bila mereka memilih untuk tetap tidur, maafkanlah dan terus berdoa.

Ada energi yang besar di pagi hari, semua orang pasti bisa merasakannya , kecuali orang yang sudah terkunci pikiran dan hatinya.

Jadi bila ingin kehidupan yang indah di sepanjang hidupmu, mulailah dari terbiasa bangun pagi-pagi sebelum azan subuh, dan lakukan segala kebaikan di pagi itu, kebaikan apa saja. Dari murottal al quran , memasak untuk keluarga , menulis status yang mendamaikan, bersedekah , berdoa .... dll dll.

Siyaaap ???




Jumat, 17 April 2015

Sebuah Jalan Untuk Punya

Dear Allah Lovers,

Minggu ini aku bahagia dengan kebahagiaan 2 orang , satu tetangga pembaca bukuku  dan satu teman pembaca blogku. Keduanya mendapat kebahagiaan yang sama, yaitu sudah bisa membeli tanah, dan keduanya bilang itu gara-gara mempraktekkan ilmu yang aku tulis ...

Tetanggaku dempet rumah di perumahan Graha Bandara adalah penjual sate, suami istri asli Bangkalan Madura, istrinya ibu rumah tangga saja dengan 2 orang anak yang satu TK dan satu masih bayi. Mereka masih mengontrak di rumah itu.

Saat aku menengok bayinya , istrinya bercerita kalau dia sudah bisa membeli tanah di perumahan ini juga, tak jauh dari sini, di blok sebelah timur yang hanya berjarak 50 meter dari sini.

"Itu gara-gara membaca bukunya bu Indah", katanya ,"Ya, walaupun dibantu orang tua juga sebagian", lanjutnya.

Aku memang pernah menghadiahi bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial" buat beberapa  tetangga yang aktif ke masjid dan salah satunya ke bapak penjual sate ini.  Sebenarnya aku sendiri sudah lupa kalau tetanggaku ini pembaca bukuku, jadi berita dia beli tanah dan dikaitkan dengan bukuku menjadi surprise buatku.  Aku tak menyangka bisa secepat itu efeknya, bila mind set seseorang sudah lurus.

Pembacaku satunya tinggal di lain kota, yang pernah mengeluh tak kunjung punya rumah, sekarang sudah bisa membeli tanah dalam jangka waktu tak sampai setahun sejak merubah cara berpikirnya.  Pembicaraan antaraku dan dia pernah aku rekam di tulisanku ini : Tak Kunjung Punya Rumah . Dia bisa menata pikirannya seperti yang aku tulis, dan pertolongan Allahpun datang.

Sebenarnya sederhana saja kok jalan untuk menjadi 'punya' , yaitu dengan tidak menginginkannya ... hehehe... bingung kan ? Karena yang kita inginkan hanya Allah, maka Allahpun mencukupi segala kebutuhan kita dengan caraNya. Enteng kan ? gak usah mikir berat-berat, karena mengabdi pada Allah itu menyenangkan dan memberi kebahagiaan.

Fokus pada Allah, gak usah tengok kiri kanan, lakukan dengan baik tugas Allah buat kita, apa kebaikan yang Allah perintahkan untuk kita kerjakan ? pelajari kitabNya agar bisa menyikapi hidup berdasarkan tuntunanNya. Itu semua menyenangkan !

Mereka menjadi punya bukan karena mereka mengejar apa yang mereka inginkan, tapi dengan meniadakan keinginan dengan jalan 'memberikan' keinginan itu kepada Allah, lalu menyibukkan diri dengan berbuat kebaikan yang Allah inginkan kita melakukannya.

Jangan pernah merasa kurang , itu tips yang lainnya.  Karena orang yang merasa kurang itu bukanlah orang yang bersyukur, dan orang yang tidak bersyukur bakalan kena azab yang pedih, azabnya bisa berupa kekurangan terus. Perasaan kekurangan itu berarti berburuk sangka kepada Allah, seperti bilang kalau Allah itu pelit, dan Allah itu seperti yang kita sangka.  Jadi musti merasa selalu tercukupi dan berkelimpahan, karena Allah itu Maha Pemberi dan Maha Pemurah.

Tidak semua pembaca bukuku mendapat keajaiban seperti yang terjadi pada banyak pembacaku yang lain.  Ada juga orang yang tidak kunjung punya rumah, walau sudah membaca bukuku dan sudah pula ngobrol langsung dengan aku, dan ibadahnya juga rajin banget, tahajud dan dhuhanya gak pernah bolong. Lantas dimana letak kesalahannya ? coba tebak !

Letak keajaiban itu dimulai dari perubahan pola pikir.  Biarpun shalat sunahnya rajin dan berrekaat-rekaat, tapi bila doa-doanya masih berupa keluhan , pola pikirnya masih mengejar materi , hatinya masih keras , masih menganggap dirinya paling malang sedunia , .... maka kejaiban itu malas datang ke orang orang yang ahli mengeluh.

Hati yang keras itu contohnya masih suka 'tawar menawar' dengan kebenaran dan kebaikan.  "Kalau kamu mudah melakukan itu, karena suami mendukungmu, sedang aku ?", ini salah satu contoh kalimatnya.  Silahkan cari contoh yang lain , barangkali contohnya ada di dalam diri kita sendiri ... ehm.

Orang yang suka membantah dengan kebenaran dan kebaikan , itu menunjukkan hatinya masih keras, maka sekuat apapun usahanya , sebagus apapun buku yang dibacanya, sebanyak apapun ibadahnya, bila tidak mampu melunakkan dan membuka hatinya, maka keajaiban juga enggan mendatanginya.  Dia musti lebih banyak memohon ampun dengan kerendahan hati kepada Allah, agar  dosa yang telah menjadi dinding tebal di hatinya bisa runtuh, dinding yang telah menghalangi antara dirinya dengan kebenaran. Terkadang dinding ini terdapat pada orang-orang yang rajin beribadah, dan dosa-dosa mereka berupa banyaknya keluhan, rasa iri melihat keadaan orang lain, merasa diri paling baik, merasa tidak pantas menerima kemalangan dan perasaan negatif lainnya.

Shalat adalah ritual yang paling komplit untuk membangun pola pikir, bila shalatnya tidak bisa merubah mind set dan heart set yang benar menurut Allah, maka dia perlu mempelajari lagi bagaimana cara 'mendirikan shalat' dan bukan sekedar 'melakukan shalat'.  Pembahasan  tentang shalat ini silahkan dicari di tulisanku sebelumnya.

Salam manis dari pagi yang sejuk.

Innuri



Selasa, 07 April 2015

Antara Olah Nafas dan Menyatukan Keinginan dengan Allah

Dear Allah Lovers,

Dulu banget ada seorang kenalan (sebut ibu A) bercerita padaku, bila dia sering membaca al fatihah dan surat pendek lainnya diulang 7 kali dengan manahan nafas atau dalam satu tarikan nafas.  Katanya ini membuat semua keinginannya terkabul.  Aku tidak tertarik melakukan hal seperti ini, bagiku membaca ayat Allah bukanlah untuk memaksa Allah mengabulkan keinginan kita. Aku sendiri juga melihat ibu A ini malah sering mendapat kesulitan walau katanya sendiri keinginannya sering terkabul.

Ibu B, kenalanku yang lain bercerita, bila dia  disakiti seseorang, maka dia mendoakan orang itu sambil menahan nafas, dan terjadilah apa yang dia doakan.  Sayangnya doanya jelek. Menurutku doa balas dendam ini tidak menguntungkan buat dia, hanya nafsunya yang terpuaskan dan dia pasti menerima balasan atas segala niatnya,  baik atau buruk.  Ini bukan cara qur'ani, karena al quran mengajarkan menahan marah, memaafkan dan berkasih sayang.  Bagaimana kehidupan ibu B dengan 'pola' balas dendamnya ?  Rumah tangganya tidak harmonis (suami berselingkuh), usahanya bangkrut lalu tutup.

Soal olah nafas ini, eyang Syamsul'alam pernah menulis juga, tapi hanya ulasan sekilas, tidak secara mendetail menjelaskan bagaimana tehniknya.  Lalu aku bertanya kepada beliau soal detailnya , dan jawaban beliau, semua itu bisa terjadi secara otomatis saat kita berdzikir atau bermunajat kepada Allah. Jadi menurut beliau, olah nafas tidak perlu dipelajari dan tidak perlu dilatih, biarkan saja mengalir dengan sendirinya.

Akupun mengikuti cara eyang Syamsul'alam, biarlah mengalir, dan dulu aku hampir tidak pernah bisa  berdzikir sampai menahan nafas secara otomatis, Bagiku itu tidak penting, karena yang lebih penting adalah perasaan 'bertemu' Allah saat kita ucap asmaNya.

Nah, akhir-akhir ini aku sering mengalami , menahan nafas secara otomatis , di dalam shalat lagi, dan apa yang aku pasrahkan kepada Allah saat 'prosesi' itu, sering membuat Allah 'turun tangan' memperbaiki segala hal yang terjadi padaku, artinya doaku terkabul.

Sama-sama menggunakan olah nafas, dan sama-sama terkabul, tapi ada perbedaan mendasar antara cara ibu A / Ibu B dengan caraku/cara eyang Syamsul'alam

Yang terjadi pada ibu A dan ibu B ;

tahan nafas  -------> ungkapkan keinginan / doa  / dzikir -------> terkabul

Yang terjadi padaku :

berdzikir ------> menyatukan keinginan dengan keinginan Allah -------> tahan nafas secara otomatis ---------> terkabul


Ibu A dan ibu B  tahu bila olah nafas punya kekuatan untuk 'memaksa' Allah mengabulkan doa kita, jadi sejak awal niatnya berdzikir/membaca ayat suci sambil menahan nafas adalah untuk menggoalkan keinginannya. Bila aku ungkapkan dengan bahasa yang kasar, ibu A dan ibu B hanya menganggap Allah sebagai 'mesin pengabul keinginan'.  Makanya, biarpun apa yang mereka doakan banyak yang terwujud, peristiwa-peristiwa lain yang terjadi dalam hidupnya tidak bisa dia kendalikan dan buntutnya malah menyusahkan diri mereka sendiri.

Sedangkan aku memposisikan Allah sebagai penciptaku yang amat memahamiku, aku curhat padaNya, aku 'naik'kan segala harapan dan keinginanku padaNya sampai harapan dan keinginanku terlepas ,  Aku dekati Allah dari 'hati ke hati' , sampai 'hati' kami bertemu.  Saat pertemuan itulah, karena begitu indahnya, tarikan nafaspun berhenti secara otomatis, terjadi 'klik' antaraku dan Allah.  Dan Allahpun 'turun' menyempurnakan segala yang aku panjatkan kepadaNya.

Urutan dan prosedurnya begini :
1. Kenali Allah, berdzikirlah dengan niat untuk mendekatiNya dan bermohonlah agar Allah mengenalkan diriNya pada kita, sehingga kita mendapat kesan tentang Allah.
2. Bila punya permasalahan yang hendak disampaikan kepada Allah, sampaikanlah dengan penuh kerendahan hati, tetap dalam keadaan berdzikir, coba satukan antara permasalahan kita dengan asmaNya , misalnya saat mendapat ujian anak yang 'ajaib' dan kita merasa tidak mampu mengatasinya, saat melakukan dzikir Allahu Akbar, maka satukan dalam keyakinan bahwa kebesaran dan kekuasaan Allahlah yang akan mampu menjadikan anak kita menjadi baik.
3. Saat melakukan point 2 , bacalah dzikir Allahu Akbar sambil memasrahkan permasalahan itu (memasrahkan di dalam hati), lakukan hingga beban itu terlepas.
4. Saat melakukan point 2, bacalah dzikir dengan perlahan-lahan seolah-olah sambil berjalan mendekati Allah, rasakan 'perjalanan' hati kita akan semakin dekat dan semakin dekat saja dengan Allah, hingga pada puncaknya kita 'klik' dan bertemu dengan Allah.
5. Saat melakukan point 2, lakukan sambil menghayati asmaNya, sepenuh penghayatan, hingga mungkin satu dzikir panjangnya bisa berdetik detik dan tanpa sengaja tarikan nafas kita terhenti , sampai tak menyadari bila kita telah memanjatkan dzikir dan doa dalam satu tarikan nafas. Biarkan ini terjadi secara otomatis, jangan melakukan dengan sengaja.
6.  Dzikir yang dipanjatkan boleh dzikir apa saja; subhanallah, allahu akbar, ya Rahman, ya Rachiim , dan asmaul husna lainnya, dzikir apa saja yang sreg di hati.
7. Semua yang aku uraikan di atas, bisa dilakukan dalam keadaan apa saja, saat duduk, berdiri, berbaring , di atas sajadah , di dalam mobil , di mana saja yang memungkinkan kita bisa fokus dan khusyu' dan juga bisa dilakukan saat melakukan shalat. Bila dilakukan saat shalat, jangan menambah bacaan shalat, tapi cukup dengan pemahaman yang lebih intens terhadap bacaan shalat yang dituntunkan hadits Nabi. Shalat bisa lebih menyenangkan dan jadi lebih rindu untuk melakukan shalat.

Selamat mempraktekkan yaaa .... boleh nanya-nanya padaku bila ada yang belum difahami dan perlu ditanyakan.


Senin, 06 April 2015

Panikan

Dear Allah Lovers,

Sering melihat orang panik ? apalagi pas harga bensin naik kayak kemarin, gampang sekali ketemu sama orang panik. Kalian ? Pernah panik juga? 

Kalau sering panik , aku menyebutnya panikan. Sebenarnya ini merupakan pertanda bahwa kita membutuhkan lebih mengenal dan dekat dengan Allah.  Mengenal Allah dalam arti mengenal sifat-sifat dan cara kerjaNya, dekat dengan Allah dalam arti , hati yang lebih sering terhubung dan berkomunikasi denganNya.

Panik saat harga bensin naik, padahal usaha kita tergantung banget dengan bensin. Ini berarti kita sedang mengkhawatirkan rejeki yang berupa uang. Mind setnya perlu direvisi lagi, bahwa bukan usaha kita yang memberi uang/keuntungan, tapi Allah.  Walau harga bensin turun, bila Allah menghendaki usaha kita rugi, ya rugilah kita.  Rejeki dari Allah itu tidak tergantung apapun, karena Allah bebas berkehendak. Jadi dekatilah Dia.

Panik dengan keselamatan orang-orang yang kita sayangi (aku sering), musti lebih memahami lagi bahwa Allah adalah Maha Pelindung, Maha Penjaga. Jadi pasrahkan orang-orang yang kita sayangi kepada penjagaan dan perlindungan Allah.  Kita tidak bisa berada disisi mereka terus menerus, tapi Allah selalu bersama mereka.

Panik dalam hal apapun jawabannya musti kembali mendekat kepada Allah.

Yang bisa menjamin keselamatan kita, orang-orang yang kita sayangi , termasuk keselamatan usaha dan masa depan kita , hanyalah Allah.  Untuk itu kita perlu mengajak semua hal yang berhubungan dengan kita untuk berjalan menuju keridhaan Allah, mempersembahkan semua yang kita miliki dan kita bisa untuk mengabdi kepada Allah. Inilah yang bisa kita lakukan .

Jadi tidak perlu memboroskan energi untuk sesuatu yang tidak bisa merubah segalanya menjadi lebih baik, seperti protes , ngedumel, menulis caci maki di media sosial .... ehm.

Minggu, 05 April 2015

Misteri 27 Derajad

Dear Allah Lovers,

Minggu subuh yang dingin, rembulan  bulat penuh di langit dikelilingi mendung bak penari mengelilingi sang dewi .  Menatap rembulan saat kakiku melangkah ke masjid, jadi teringat ucapan Alni kemarin, bila Allah memberi hadiah buat ulang tahunnya yang ke 9  tgl 4 april kemarin, yaitu peristiwa gerhana bulan tepat di hari ulang tahunnya.  Sayangnya mendung telah menghalangi kami melihat gerhana itu.  Inginku dia melihat rembulan saat ini, tapi sepagi ini cantikku itu masih terlelap, sementara rembulan mungkin ingin melihatnya, melihat gadis kecil yang mendapat hadiah dari Allah.

 dapat foto 'hadiah Allah untuk Alni' dari mbak Yulfa , mbak Yulfa dapat dari mbak Andri saat melihat gerhana di Kuta Bali,

Subuh yang indah, bertambah indah ketika Allah membukakanku sebuah pemahaman, tentang shalat berjamaah yang pahalanya lebih besar 27 derajad.  Inilah yang akan aku ceritakan untuk kalian, para pecinta Allah.

Jadi mengapa 27 derajat? banyak banget gitu loh ... hehe. Tapi ternyata itu pahala maksimalnya, bisa jadi cuma dapat 20 derajad , 5 derajad atau bisa juga minus derajad ...Ehm ,  jangan diprotes dulu sebelum membaca 'kisah' selanjutnya.

Gambaran sederhananya begini (ini cuma gambaran untuk memberi pengertian yang jelas), saat datang melangkah ke masjid untuk shalat berjamaah, mungkin anda bertemu tetangga, saling senyum dan sapa, terjadi silaturahim, dapat deh satu derajadnya.  Lalu masuk masjid, tak bisa dihindarkan melihat jamaah yang duduk di pojokan berdzikir, spontan hati bicara :"Kenapa menyendiri ? sok alim banget !".  Gara-gara ini  berkuranglah derajadnya, minus dua derajad deh karena mewarnai hati dengan kejelekan.

Ceritapun berlanjut, pas shalat , jamaah di sebelah baunya minta ampun ! Bisa jadi derajat pahalanya bertambah atau berkurang tergantung reaksi dan gerakan hati.  Apakah memilih menerima kondisi itu dengan lapang dada karena menyadari bila  Allahlah yang memposisikan orang itu di samping kita, ataukah memilih jengkel sepanjang shalat ?

Sudah jamaahnya bau, bacaan imamnya banyak yang menyalahi tajwid, kan itu bisa merubah makna ? Lagi-lagi mendapat tantangan untuk memilih, menolak atau menerima dengan ikhlas dan memaafkan, karena Allah juga yang memposisikan dia menjadi imam shalat.  Tidak ada sepercik peristiwapun yang terjadi tanpa ijinNya.  Bisa jadi sang imam walau bacaannya kurang benar, dia punya niat yang suci dan lebih lillahi taala dibandingkan diri kita.

Yak ... saat shalat sendirian, kita tidak banyak mendapat tantangan , makanya pahalanya cukup 1 derajat.  Tapi shalat berjamaah, sepanjang kita keluar rumah sampai balik ke rumah, menyimpan berjuta cerita dan pilihan menghadapi semua itu, menjadi point yang bisa menambah derajat pahala atau malah sebaliknya.

Maka kembalilah pada prinsip bismillah, prinsip kasih sayang, kasih sayang yang didasari karena Allah.  Jadi apapun yang kita temukan mulai dari berangkat sampai pulang shalat berjamaah, hadapilah dengan kasih sayang.  Bila demikian yang terjadi, dapatlah itu yang 27 derajat.

Nah, bila kita terbiasa melatih hati untuk secara otomatis menghadapi semua hal dengan kasih sayang karena Allah, maka inilah modal sukses dalam kehidupan nyata.  Siapapun suka bekerjasama dengan orang yang hatinya penuh kasih sayang, siapapun merasa nyaman menjalin pertemanan maupun perbakulan ... ehm .. hubungan bisnis maksudku, dengan orang yang hatinya lembut penuh kasih sayang.

Jadi, sistem Allah yang berupa shalat dan lain-lainnya , adalah cara Allah membuat kita sukses di dunia dan akhirat . Mau ???

Kamis, 02 April 2015

Antara Gubug dan Sekolah Kebun

Dear Allah lovers ,

Ketika hati dibersihkan dari sifat yang kurang terpuji, muncul kecerdasan yang luar biasa (Eyang Virien)

Kemarin eyang masuk tivi, di eagle documentary series metro tivi.  Walau tidak bisa merepresentasikan perjuangan eyang yang 'berdarah darah'  di gubug, karena tema yang dibatasi , tapi cukup memberi sekilas gambaran kondisi disana.

Bila ingin melihat video selengkapnya . bisa disearch di eagle documentary series metro tivi , Gubug Pusung.  Atau lihat video yang aku bagikan di fbku.

Sederhananya masyarakat seputar Gubug, mengingatkanku pada jaman masa pemerintahan Majapahit ... haha ... maksudku seperti jaman dulu banget.  Dapur yang luas dan bersatu dengan ternak sapi mereka , tungku kayu bakar dan rumah yang berlantai tanah.

Tapi entah mengapa, disini aku gak pernah nangis, maksudku gak pernah menangisi kondisi mereka.  Bila berada di tempat ini aku merasa senang dan damai, hawa yang dingin berpadu dengan kehangatan masyarakatnya. Mereka memang sederhana, tapi tidak memelas, mereka hidup dari susu hasil sapi mereka dan mereka begitu tulus, itu menurutku.

Air mataku malah berada di sekolah kebun (seputar Gua Cina Malang Selatan). Padahal bangunan di sekolah kebun sekarang  lebih bagus daripada di Gubug, sarananya juga lebih bagus karena banyak yang membantu, salah satunya dari teman-teman fb (terimakasih banyak).  Tapi kenyataannya sekolah kebun lebih menyita perhatianku, banyak alasan yang sulit dijelaskan.

Antara Gubug dan sekolah kebun, keduanya memberi pendidikan gratis , mendapat seragam dan peralatan sekolah yang gratis juga.  Keduanya dipegang oleh orang yang ahli di bidang pendidikan, eyang Virien di Gubug dan pak Izar di sekolah kebun , keduanya sarjana pendidikan dan keduanya orang-orang yang sederhana. Aku menyaksikan sendiri betapa anak-anak dididik dengan penuh kasih sayang dan setiap siswa difahami satu persatu.  Guru-guru yang mengajar semuanya berdasarkan pengabdian, tidak dibayar.

Aku sering nangis bila ingat sekolah kebun , kondisi yang memelas mungkin penyebabnya, para pengajar yang mengabdi di dalam keterbatasan mereka.  Murid yang harus menangis-nangis dulu agar orang tuanya mengijinkannya sekolah ... (nah, ini aku mulai ikutan nangis... ). Sudah sekolah gratis, tapi masih tak mampu membeli seragam.  Terbayangkah betapa miskinnya ?

Eyang Virien dan pak Izar, pernah mengatakan padaku kalimat yang sama : "Sudah amat sulit mengubah pola pikir orang tuanya, yang penting sekarang mendidik generasi penerusnya.  Anak-anak ini bila dididik dengan baik, akan menjadi generasi yang tangguh di masa depan".  Mempersiapkan generasi, itulah yang mereka berdua lakukan.

Dan aku ? apa yang aku lakukan ? mari kita bertanya pada diri sendiri , apa yang telah kita lakukan untuk Allah dalam memakmurkan bumiNya. Dan mari mulai dari yang kecil dan dari yang terdekat, dari keluarga dan lingkungan kita .

Rabu, 01 April 2015

Golongan

Dear Allah Lovers,

Senin kemarin , aku memberi pelatihan di Lamongan.  Berbeda dengan pelatihan yang biasanya diikuti oleh koperasi wanita, kali ini pesertanya salah satu ormas Islam yang besar di Indonesia.  Ada 3 materi yang diajarkan dalam satu hari, salah satunya materi batik painting yang aku bawakan.

Kagetnya aku ... mungkin karena aku tidak terbiasa ya .... ada yel yel yang dipimpin salah seorang peserta, yang isinya setengah memuja organisasi Islam yang diikutinya, sampai berikrar dari lahir ikut organisasi itu, sampai matipun ikut organisasi itu dan cinta organisasi itu.

Perasaanku jadi tidak karuan, antara sedih, prihatin, kasihan. Walau yel yel seperti itu sudah umum bagi sebuah organisasi, tapi aku merasa tidak enak.  Spontan bertanya dalam hati, lantas di hati sebelah manakah mereka menempatkan Allah ?  Bukankah sebagai muslim kita diperintahkan untuk hidup dan mati untuk Allah ? mencintai Allah melebihi cinta kita terhadap apapun.

Yang aku lihat, yang mereka lakukan adalah kesia-siaan belaka, memboroskan energi untuk sesuatu yang sebenarnya membuat jauh dari Allah, tapi mereka tidak menyadarinya.

Simak ayat ini :


[30:32] yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

Islam itu kasih sayang bagi alam semesta , berhati hatilah dengan perasaan bangga dengan golongan. Apalagi bila perasaan bangga itu menjadikan sebuah permusuhan dan persaingan. 

Salah satu tugas kita di bumi adalah mengajak diri dan sekeliling kita berjalan menuju Allah. Janganlah fanatisme kita pada golongan tertentu membuat pikiran kita terkotak-kotak, lantas melupakan hal yang lebih besar dan lebih utama.

Fanatisme pada golongan hanya sebuah cara untuk mengerdilkan pikiran kita , makanya al quran mencelanya.

 Makanya aku lebih suka memanggil kalian dengan 'Allah lovers' , bukan Innuri lovers ... ntar jadi golongan baru ....
Makanya aku lebih suka masuk golongan darah O .... hahaha ... gak nyambung yaaa. Kalian ?