Kamis, 31 Maret 2011

Cara Allah Meruntuhkan Kesombonganku

"Aku tidak percaya dokter", begitu kataku suatu hari.  Ini kukatakan karena beberapa kali gak sembuh berobat ke dokter, dan pernah beberapa kali dokter salah diagnosa.  Lalu aku mulai percaya bahwa pengobatan ala barat hanya menyembuhkan gejalanya saja, bukan akar permasalahan penyakitnya.  Aku mulai melirik obat-obatan herbal dan pengobatan alternatif yang menurutku masuk akal.  Diantaranya adalah terapi accupressure, ini kupercaya betul karena telah sering membuktikan keampuhannya.

Adalagi metode penyembuhan dengan transfer energi, ini sih rahmat Allah yang luar biasa padaku, karena aku bisa melakukannya baik untuk diriku atau untuk orang-orang yang aku sayangi.

Tapi, baru saja aku kena batunya.
Beberapa minggu yang lalu, sewaktu pameran di Jakarta, beberapa kali aku hampir jatuh sakit.  Maklumlah, aku tidak terbiasa di ruangan berAC, sedangkan di JCC, ACnya dingin sekali yang kurasakan dari pagi jam 9 sampai jam 9 malam.  Benar-benar membutuhkan daya tahan tubuh yang kuat.  Aku mengatasi menurunnya staminaku dengan mentransfer energi untuk diriku sendiri, seperti mencharge bateray dengan sumber energi yang aku ambilkan dari energi murni alam semesta.
Aku berhasil melewati pameran dengan badan sehat, tapi sedikit gatal di tenggorokan waktu pulang ke Malang.

Sampai di rumah, aku batuk, ya cuma batuk, badanku tidak panas, tidak meriang, jadi kupikir minum obat batuk yang herbal saja cukuplah.  Aku sudah kadung tidak percaya dokter, karena pernah sakit batuk sepulang pameran seperti ini, tiga kali ke dokter ga sembuh-sembuh, sembuhnya diterapi accupressure di daerah Mojokerto sana.  Aku mau terapi sajalah, begitu niatku semula, paling ini gara-gara kecapean.
Dari hari ke hari, batukku lha kok tambah parah, aku sampai tidak bisa tidur di malam hari, karena terbatuk-batuk terus, batuknya sampai membuatku mlungker-mlungker, padahal sudah menghabiskan 3 botol obat batuk.  Mau minta suamiku mengantar ke Mojokerto aku ga tega banget, karena dia masih capek nyetir Jakarta-Malang.
Akhirnya aku menyerah setelah dibujuk suamiku untuk ke dokter, saat itu aku sudah kehilangan suara, jadi aku nurut saja digelandang ke dokter.

"Aduh, ibu sampai hilang suaranya gini? Ga bisa konser dong nanti malam?" dokter yang cantik itu bilang sambil memeriksa tenggorokanku.  Dalam hati aku tertawa, kok tahu nih dokter kalau aku suka nyanyi, bahkan saat batuk juga nekat nyanyi ... hahaha. Mungkin pendengar setiaku, yaitu suami tersayang, ngempet dengar aku nyanyi dengan suara mekso gini.

Akhirnya batukku berangsur sembuh, bisa tidur nyenyak di malam hari.

Rasanya ini peringatan buatku, teguran dari Allah agar aku tidak mudah meremehkan orang lain, dan tidak terburu-buru dalam menyimpulkan sesuatu.

Aku telah terjebak dalam kesombongan yang halus, yang begitu tersembunyi oleh berbagai alasan yang menurut pikiran masuk akal.
Meremehkan orang lain, apalagi profesi orang lain, dokter lagi, sungguh suatu kesalahan yang musti diluruskan.
Allah menciptakan beragam profesi dan mengatur rejeki mereka, alangkah sombongnya kita bila meremehkan manusia karena profesinya.

Begitupun masalah kesehatan, Allahlah penyembuh, bukan dokter atau terapist, atau energi alam semesta.  Semau Allah dong memberikan kita jalan untuk sembuh, semua terserah Allah, mungkin lewat dokter, pengobatan alternatif atau transfer energi.  Manusia musti menerimanya dengan ikhlas dan mengijinkanNya mengatur hambaNya.

Rasanya kapok deh, musti lebih berhati-hati menata hati agar tidak terjebak kesombongan yang halus dan tersembunyi.

Bagaimana dengan anda? pernah terjebak juga? Tunggu hingga Allah menurunkan caraNya untuk mengingatkan anda, atau anda ingat sendiri dan mohon ampun padaNya.

Rabu, 30 Maret 2011

AURA

Salah seorang karyawanku, ibu muda dengan paras yang hitam manis,  gigi yang berderet putih saat dia tersenyum, matanya bulat lebar mengingatkanku akan penari Bali. Tapiiii... saat dia perlu bicara denganku, aku merasa ketakutan berdekatan dengannya, hingga spontan aku bilang,"Tolong, jangan dekat-dekat aku".
Begitupun saat dia menatapku untuk menerima penjelasan akan pekerjaan yang harus dikerjakannya, aku begitu ketakutan melihat sorot matanya. 
Aku begitu tak mengerti kenapa bisa begini, hingga tanpa bisa kutahan, aku mengkonsultasikan perkara ini pada ustadz Virien, dia kan HRDnya Cantiq, jadi tepatlah sasaran curhatku.
" Dia istri temanku. Pantas saja bunda ketakutan, karena dia tidak mengerjakan sholat", kata ustadz Virien.
" Hahh???", aku kaget sekali. Karyawanku ada yang tidak sholat??? padahal...... pikirankupun berputar-putar.

Itulah sepenggal pengalamanku tentang aura.
Aura kerap diartikan sebagai cahaya yang memancar dari dalam diri seseorang.
Ada banyak teori tentang aura, bahkan ada banyak latihan  untuk bisa melihat aura.  Tapi untuk orang ajaib sepertiku, tidak memerlukan latihan rupanya.  Langsung dan to the point, aku bisa melihat dan merasakan aura orang lain... jadi hati-hati saja bila bertemu denganku... hehehe.

Bisa merasakan aura orang lain bagiku merupakan sebuah anugerah untuk membuatku bersemangat membaguskan diri di hadapan Allah, sekaligus membuktikan pada diriku sendiri kebenaran ajaran yang dibawa Nabi terkasih Muhammad saw.  Bayangkan bila anda bisa melihat efek menakutkan yang keluar dari pribadi orang yang tidak shalat, tentunya membuat kita tak berani meninggalkan shalat.

Aura yang berupa cahaya yang memancar dalam diri seseorang ternyata bisa berubah-ubah mengikuti 'sesuatu' yang bersumber dari dalam batinnya. Pernah kulihat seorang yang 'gelap gulita', peteng dhedhet bahasa jawanya, yang belakangan dia ngaku sendiri karena banyak dosa, setelah orang ini menempuh jalan taubat, mulai terlihat cahayanya, mula-mula hanya setitik di dadanya, memancar terus seiring dosa-dosa yang berguguran.  Mudah-mudahan dia konsisten dengan jalan taubatnya, hingga cahayanya memancar dan meluas melebihi jangkauan fisiknya.
Begitupun karyawanku yang hitam manis itu.  Karena Allah dia menjadi baik. Mungkin salah satu sebabnya, di Cantiq diwajibkan ngaji beberapa ayat Al Qur'an sebelum kerja, plus pengajian rutin seminggu sekali, membuatnya tergerak untuk menaati Allah.  Kini aku sudah tidak ketakutan lagi bila berhadapan dengannya, tatapan matanyapun lebih lembut.

Orang-orang saleh adalah orang yang mempunyai pancaran 'cahaya' yang luas sekali, amazing!  Bahkan aku bisa 'mencium' keberadaan orang saleh di daerah yang aku sendiri masih asing.  Begitu kuatnya pengaruh aura orang saleh kepada lingkungannya, hingga misalnya di daerah itu ada seorang yang sedang putus asa, dia bisa tabah tanpa tahu sebabnya.... Hmm , anda boleh percaya boleh tidak.... Tapi ada suatu riwayat yang mengatakan, saat umat Islam dipimpin oleh Umar bin Abdul Aziz, serigala di hutanpun bisa berdampingan dengan damai bersama kambing gembalaan.... Begitu kuatnya aura seorang pemimpin yang memimpin karena Allah dengan cara Allah.

Di dunia ini hanya satu orang saja yang memiliki aura yang luar biasa, bahkan hingga beliau meninggal, manusia di jaman kini masih bisa merasakan auranya, lihatlah betapa kaum muslim begitu mencintai dan mengidolakannya.
Ibaratnya, bila aura orang saleh 'daya jangkaunya' hanya sekecamatan, maka beliau mempunyai daya jangkau sedunia, dari manusia terdahulu sampai kemudian, bahkan hingga ke akhirat, beliau tetap kita harapkan syafaatnya  Anda sudah bisa menduga siapakah beliau bukan?  Dialah Nabi Muhammad saw, yang bila kita bertemu dengannya, dalam diamnya kita bisa menangkap kata-katanya, dan dalam diamnya beliau membuat kita tenang, damai dan haru yang luar biasa.

Aura ternyata bukan hanya dimiliki oleh manusia saja, rumahpun mempunyai aura, barangkali aura rumah berhubungan dengan aura pemiliknya.
Ibuku pernah membeli rumah kuno, dulunya rumah ini sereeem banget, kayak gak ada 'lampunya'.  Aku sendiri heran, kenapa ibu mau membeli rumah 'angker' begini. Tapi ternyata setelah rumah itu ditempati ibu, auranya jadi terang benderang, membuatku selalu rindu pulang kesana, halamannyapun dipenuhi bunga warna warni. Bila aku duduk-duduk di teras, maka tiupan angin akan menyejukkanku, tampak gunung Selokurung yang seakan begitu dekatnya, dan bila sore membayang, cahaya merahnya dengan jelas membias di puncak gunung, sebuah komposisi yang indah.

Aura sebuah pondok pesantren lebih mempesona lagi, barangkali karena pengaruh lantunan ayat suci dan dzikir yang terus menerus dilakukan santrinya siang dan malam.
Aku pernah mengajar menjahit dan sulam pita di pondok pesantren Tirtoyudho, jauh di perbatasan antara Malang dan Lumajang. Biasanya aku kesana memakai celana dan tunik, celana ini untuk memudahkanku berboncengan sepeda motor saat suamiku gak bisa mengantar.  Tapi ga tahu sebabnya, aku sering merasa ingin memakai gamis, rasanya lebih sreg dan lebih sesuai syariah.  Begitulah aura pondok pesantren Tirtoyudho, dia mengajakku lebih benar dalam menjalankan agama.

Mungkin pengalamanku yang satu ini tidak bisa disebut aura, karena bukan cahaya yang kulihat, melainkan  'bentuk asli' orang-orang yang sedang berlalu lalang di hadapanku.  Allah pernah memperlihatkan kepadaku dalam suatu pertemuan.  Orang-orang itu ada yang berwajah binatang (aduh, maaf harus mengatakannya), ada yang berbentuk tokoh pewayangan (mungkin orang ini begitu mengidolakan si wayang hingga menganalogikan dirinya seperti tokoh wayang idolanya), ada macam-macam pokoknya....Indah lupa....

Benarlah apa yang dikatakan dalam Al Qur'an, bahwa manusia itu derajatnya bisa seperti binatang atau lebih rendah dari itu, bila hanya mempedulikan pemuasan hawa nafsunya saja.

Kita juga musti hati-hati dalam mengidolakan seseorang. 
Aku sih lebih memilih mengidolakan ibunda kaum muslimin, para istri Nabi.  Walau kondisi dan situasiku berbeda, menjadi seperti mereka adalah dambaanku, dan kuyakin Allah yang Maha Tahu akan mengantarkanku kesana.  Tidak ada ayat di dalam Al Qur'an yang melarang kita menjadi pribadi semulia mereka kan?

Senin, 28 Maret 2011

Apa Isi Paket Yang Anda Terima Hari ini?

Seorang pelanggan datang siang-siang, setelah mengurus semua pesanan dan menyelesaikan pembayaran ke bagian administrasi, kulihat dia pamit pada suamiku yang kebetulan berada di butik. Aku memunculkan diri dengan senyum mengembang, tak kusangka begitu melihatku, dia balik kanan grak......Kamipun ngobrol di lantai, 'disuguhi' kertas-kertas disain yang berserakan, dia curhat padaku dengan menitikkan air mata. 

Menjelang pernikahan putrinya, saat butuh banyak uang, dia ditipu teman 10 juta, yang terdiri dari uang tunai 5 juta (dipinjam tapi tak dikembalikan sesuai janjinya) dan yang 5 juta berupa barang.  Saat pelangganku minta dikembalikan barangnya, tidak juga diberikan, bahkan orangnya jadi sulit dihubungi dan susah ditemui di rumahnya 
"Utangnya padaku yang 10 juta ga dibayar, lha kok dia malah beli mobil seharga 70 juta. Apa ga jengkel hati saya? kalau ketemu orangnya, rasanya ingin tak cekik..".  Hmm, pernah merasakan kejengkelan hati seperti ini? Atau....

Pernah menerima paket hadiah? Senang kan? Bisa jadi bungkusnya hanya berupa kertas koran yang kotor dan sobek disana sini, mungkin juga bungkusnya hanya berupa karung goni yang tidak menarik, tapi kita tetap saja merasa senang.  Bagi kita yang penting isinya bukan?

Coba renungkan, pilih mana disuguhi minuman di gelas yang terbuat dari emas atau perak, tapi isinya racun, atau sirup yang segar di gelas yang biasa-biasa saja? Hmm....

Begitupun kehidupan, setiap hari sebenarnya kita menerima 'paket' dari Allah, berupa berbagai peristiwa dalam hidup.  Paket berupa teman yang menjengkelkan mungkin, tetangga yang semaunya sendiri, anak susah diatur, usaha yang mengalami goncangan, atau bagi mahasiswa mungkin dosen pembimbing yang susah ditebak maunya... dan banyaaaak contoh lainnya.
Yang sering tidak kita sadari adalah, paket tersebut terdiri dari bungkus dan isi. Yang kelihatan dari luarnya itu hanyalah bungkusnya.
Kita sering terpaku mengamati bungkus kiriman Allah ini, dan memberi reaksi yang berlebihan begitu melihat bungkus yang ga enak banget.
Disaat bungkus yang kita terima enak dan menyenangkan, kitapun terpaku melihat betapa eloknya, lalu lupa membuka isinya.

Paket kehidupan yang Allah kirimkan bukanlah paket kosong, hanya diperlukan ketrampilan khusus untuk membuka bungkusnya dan menemukan isinya.  Ketrampilan ini perlu kita pelajari karena Allah telah menyediakan buku manualnya yaitu Al Qur'an. 
Rajin membaca Al Qur'an dengan disertai memahami maknanya akan sangat menolong kita dalam menyikapi berbagai peristiwa dalam hidup ini.

Saya ambil contoh paket yang bungkusnya menyenangkan. 
Usaha yang berkembang membuat kita kebanjiran rejeki, materi melimpah.  Maksud Allah memberikan banyak kenikmatan adalah agar kita bersyukur (di banyak ayat Al Qur'an disebutkan hal ini), selain itu juga untuk menguji kita, apakah kita adalah hamba Allah yang bersyukur dan tidak pelit untuk menafkahkan sebagian rejeki yang Allah beri.

Tapi ada orang yang terpeleset dalam menyikapi kesuksesan materi, dia menganggap bahwa semua rejeki yang dia peroleh adalah karena usaha dan kepintarannya.  Dia merasa sayang mengeluarkan hak fakir miskin karena merasa harta yang dia peroleh adalah miliknya.  Kadang syetan menyusup dan membuatnya takut kekurangan, sehingga dia enggan beramal.  Bila ini adalah pilihan sikapnya (naudzubillah), maka tunggulah hingga Allah mengirimkan paket yang akan mengembalikan dia padaNya, atau Allah akan membiarkannya bergelimang kenikmatan di dunia, sedang di akhirat nanti siksa menantinya.  Allah, lindungilah kami....

Kepada ibu pelangganku tadi, aku bilang padanya:
"Maukah bila uang ibu yang sepuluh juta diganti sama Allah seratus juta?".
"Tentu saja mau bu".
"Kalau syaratnya memaafkan perbuatan teman ibu tadi?".
"Ga tahu ya, rasanya masih pingin nyekik dia....".

Allah berjanji dan Dia adalah yang paling menepati janji, bahwa bila kita berbuat satu kebaikan, Allah akan membalasnya berlipat-lipat sebanyak yang Dia kehendaki.  Aku sering mengalaminya, pernah mengikhaskan hutang orang lain (padahal orangnya juga njengkelin,), Allah membalas berlipat-lipat.

Akhirnya kukatakan pada pelangganku itu:
"Sebenarnya beriman kepada Allah itu, bukan hanya beriman pada keberadaan dia sebagai Pencipta kita dan semesta ini.  Melainkan juga pada janjiNya, pada Maha Kuasanya dia menciptakan keajaiban dalam hidup kita"

Semoga pelangganku yang baik itu bisa menemukan isi (maksud Allah) dari pengalaman pahitnya. 

Sebenarnya Allah ingin si ibu bisa lebih mengenalNya, sebagai yang Maha Pemaaf dan Yang Maha Menghargai setiap perbuatan baik, termasuk memaafkan.  Allah ingin si ibu mengenalNya sebagai Yang Maha Kasih, yang tidak pernah menutup mata akan penderitaan hambaNya, Yang Maha Penolong dan Maha Pencipta Keajaiban......KepadaNyalah seharusnya dikembalikan segala urusan besar atau kecil.

Sabtu, 26 Maret 2011

Pernah Nonton Film Syur???

Dulu semasa SMA, Indah and the gank suka sekali nonton film di rumah teman. Jaman dulu jarang orang mempunyai video player, videonyapun bukan berupa kepingan cd seperti sekarang, melainkan sebuah kaset.  Kami biasanya patungan untuk menyewa kasetnya. Biasanya sih yang kami sewa ya film-film remaja, masih berseragam sekolah ngumpul di rumah seorang teman yang punya video player, dan pulang kalau sudah puas nonton.
Tapi mendadak suatu hari, teman-temanku cekikak cekikik di kelas, lalu tercetus ucapan :
"Mungkin diantara kita yang masuk surga cuma Indah ya.... hik hik hiks"..... Oh, selidik punya selidik, ternyata mereka kemarin habis nonton film syur tanpa mengajakku (mereka tahu betul aku pasti tidak mau).

Beda lagi ceritanya semasa kuliah, pernah seorang teman bercerita padaku kalau dia habis nonton blue film sampai muntah-muntah....

Berbeda lagi sewaktu aku sudah jadi ibu, waktu sedang rajin-rajinnya ikut senam, pas istirahat ibu-ibu bergerombol membicarakan sesuatu. Tahukah yang mereka bicarakan? ternyata tentang vcd malam pertama artis X....padahal mereka itu muslim semua lo...

Lebih parah lagi cerita waktu aku di Bali. Saat itu sedang marak berita tentang sepasang mahasiswa yang merekam adegan tak semestinya yang mereka lakukan di sebuah hotel, lalu gambar  itu tersebar dimana-mana.  Dua  ibu tetanggaku, muslim semua dan satunya berjilbab, bercerita kalau mereka sudah nonton vcdnya. Akupun heran.
"Kan haram hukumnya melihat aurat orang lain?", kataku.
"Hah?? Masak sih bu?", yang berjilbab heran dengan pernyataanku.  Oh, ternyata dia tidak mengerti kalau melihat hal-hal tak senonoh itu dilarang agama. Islam adalah agama yang suci, memelihara kesucian pemeluknya, lahir dan batin. Kesucian penglihatan, kesucian hati dari kekotoran pemikiran karena melihat 'adegan' orang lain.  Bahkan kita juga musti memelihara pandangan, walaupun yg kita lihat bukan aurat orang lain.

Hingga kasus artis ternama yang terperangkap kasus video porno, telah sampai pula di lingkunganku...

Rasanya makhluk yang bernama pornografi itu dekeeet banget, ngeriii banget..
Pernah kubaca di sebuah koran, dari hasil penelitian para ahli, bahwa ketagihan melihat hal-hal porno itu bisa mengecilkan otak dan sulit disembuhkan.
Belum lagi bahayanya bagi memory yang terlanjur terisi hal-hal negatif, akan menghalangi masuknya hal-hal positif di otak kita.  Seperti debu yang menghalangi datangnya cahaya, dosa bisa menghalangi datangnya pencerahan dan hidayah Allah.  Padahal hidayah itu indah, super enak, super nikmat. 

Sungguh tak tahu caranya, bagaimana membentengi anak-anak dari bahayanya
Yang bisa kulakukan hanya mendoakan, memberi contoh dan mendampingi mereka saat di rumah menonton TV.
Hingga Insan dan Alni kecilku, bila di televisi tampil wanita dengan pakaian yang minim, mereka spontan mengalihkan channel.  Semoga Allah selalu melindungi kami sekeluarga dan seluruh keluarga muslim di bumi ini dari bahaya pornografi.

Kamis, 24 Maret 2011

Setiap Orang Merasa Dirinya Penting

Pernah suatu ketika, aku dipertemukan dengan seorang wanita, kami bersama-sama dalam sebuah pameran selama kurang lebih seminggu.
Wanita ini sebenarnya baik, tapi bicaranya kasar, aku hampir merasa bahwa kalau dia bicara padaku, aku seperti dibentak-bentaknya.  Padahal aku kan lebih tua dan lebih keren (hmm???) dari dia.
Aku jadi ingat akan sebuah ayat dalam Al Quran yang menyuruh kita berbicara dengan suara rendah, dan seburuk-buruk suara adalah suara keledai.
Berarti kalau kita bicaranya lebih buruk dari keledai, kita tergolong makhluk apa ya???
Dan tahukah, betapa tidak nyamannya berada di sisi wanita jenis ini.  Bila wanita ini punya suami dan anak-anak, alangkah kasihan mereka. Bila wanita ini masih bujangan, siapakah gerangan yang sudi mempersunting wanita yang bila kita berada di dekatnya tidak membuat kita merasa nyaman? Kecuali si lelaki amat sangat jatuh cinta padanya...

Tapi ada juga wanita yang bicaranya lemah lembut dan santun, tapi kita merasa risih berada di dekatnya...karena topik pembicaraan yang ga aku banget deh....Ada yang lebih banyak bicara tentang dirinya sendiri sepanjang pertemuan kita dengannya, wuih.. tahu gak, wanita jenis ini njelehi (membosankan) banget.  Bikin aku ingat dosen Kewirausahaan yang bernama pak Kusnadi, yang sering bilang bahwa : Setiap orang merasa dirinya penting. Makanya berilah perhatian lebih ke orang lain, maka anda akan mendapat banyak inspirasi dari orang yang anda temui dan sekaligus mendapat persahabatan tulus darinya.

Pernah kan bertemu wanita yang bicaranya halus, berbisik-bisik, tapi yang dia bicarakan adalah keburukan orang lain?  Kalau yang ini sih, mungkin kitalah wanita itu...hehehe.  Harus segera dihentikan. Cobalah berpikir untuk menggunakan 'gagget' yang berupa bibir ini dengan benar, penggunaan yang salah membuatnya jadi  error dan ga tahu ke bengkel mana bisa di servis.  Sayang kan bibir yang cantik ini jadi memble dan basah oleh keburukan orang lain? Pikirkan bagaimana mungkin doa-doa yang kita panjatkan bisa terkabul, bila dilantunkan dari bibir yang dipenuhi dosa dan kotoran? Tuh kan, kita juga yang rugi.

Bicara lemah lembut juga musti diiringi dengan merasakan perasaan orang lain, yang tumbuh karena kasih sayang dan perhatian kita padanya.  Semua jadi satu paket yang barangkali memunculkan aura dari dalam.
Aku sendiri ga tahu persis, aura itu definisi yang sesungguhnya apa.  Tapi kebanyakan orang bisa merasakan aura orang yang sedang berinteraksi dengannya, mungkin berupa enak, nyaman, atau merasa dimusuhi, gerah dll dll.

Pernah pada suatu peristiwa, karyawanku yang bernama Yudhi batuk.  Suamiku nanya,"Dah minum obat Yud?". Yudhi menggeleng, lalu suamiku bilang,"Diobati dong Yud".
"Ga usah pak", jawab Yudhi, mungkin dia terbiasa sakit yang dibiarkan sembuh sendiri.
"Ya nulari temannya Yud", kataku agak ketus.  Suamiku menegurku, kalau bisa bicara lebih lembut, kenapa memilih berbicara kasar dan menyinggung perasaan?
Oh, tahulah aku, bahwa berbicara lembut dan santun itu lebih sulit diterapkan bila kita berhadapan dengan orang-orang yang dibawah kita. Tapi yang namanya peraturan Allah untuk bicara lemah lembut kan berlaku untuk semua orang? bukan hanya untuk atasan, orang tua atau orang yang kita segani saja kan? Oh, ampuni aku ya Allah.

Sering seorang ibu mengharap dan menasehati putranya untuk bicara halus, tapi dia sendiri sering membentak-bentak anaknya, terutama bila si anak dia anggap salah.

Pernah juga aku mengenal seorang wanita, aremania asli sli... Ketusnya minta ampun deh, lha wong kera ngalam ya gini nih ciri khasnya.  Beruntungnya dia berjodoh lelaki asal kulonan, Ngawi. Sang suami yang memang amat cinta, sabar dan telaten, mengajari istrinya untuk menjadi pribadi yang lemah lembut dan bisa merasakan orang lain.  Bertahun-tahun akhirnya sang istri bisa dibentuk menjadi wanita yang halus tutur katanya.  Dia wanita yang amat beruntung, wanita ini amat dekat denganku, karena dia adalah...... diriku sendiri!!!

Rabu, 23 Maret 2011

Saat Allah Bukakan Jalan

Berada di rumah kembali, setelah lima hari pameran di Jakarta, membuatku masih saja terbayang manisnya pengalamanku berpameran kali ini.
Pameran di JCC, sebuah tempat paling bergengsi di tanah air, membuat produk usaha kecil milikku ini seperti mendapat penghormatan besar.
Pameran dikemas begitu eksklusif. Begitu menginjakkan kaki di lobby hall A JCC, telinga pengunjung akan dimanjakan oleh dentingan suara gitar akustik yang dimainkan oleh dua orang gitaris di panggung yang minimalis tapi manis dan berkelas.  Mengingatkanku pada aku tempoe doeloe...beda sih, kesamaannya cuma di gitarnya thok.. hehehe. Aku jadi pingin belajar gitar tunggal lagi.

Masuk di hall A pengunjung akan disuguhi banyak kerajinan yang asik-asik dari seluruh penjuru tanah air dan di belakang hall A ada demo produk kerajinan.
Seperti memberi pembagian yang seimbang akan kemeriahan pameran, di hall B ada panggung yang menampilakan fashion, musik, sampai ludruk.

Manisnya pameran kali ini kurasakan juga dalam transaksi yang banyak, hal ini bukan hanya mengherankanku, tetangga stand juga heran dengan banyaknya transaksi yang terjadi di standku, padahal pengunjung juga tidak terlalu banyak. Sampai dia bilang,"Ibu kalau jaga stand ga banyak ngomong, tapi kok banyak yang borong". Hehehe.. belum tahu dia, nih aku diam gara-gara nyesel, dulu aku sering terjebak bohong kalau jualan, dan nyatanya ga membuat jualanku bertambah laris tuh.  Sekarang aku banyak diam, senyum, menjawab pertanyaan dengan kalimat yang pendek-pendek saja.  Rasanya lebih nikmat berjualan dengan cara elegant gini.

Allah melimpahiku banyak rejeki dan banyak kejadian manis.
Salah satu pengalaman manisku adalah, ada seorang ibu dengan suami dan putrinya naksir mukena jumputanku, begitu sukanya dia dengan mukenaku sampai langsung borong 3 biji. Sewaktu menulis nota, akupun bertanya padanya ,"Maaf, dengan bu siapa?"  Dia jawab ,"Chicha... ".  Aku pandangi dia... dan ... tralala... ternyata dia adalah Chicha Koeswoyo, idola masa kecilku.  Tentu saja aku peluk dia dan minta foto bareng.
Jadi ingat masa kecil, dulu Indah kecil berambut panjang sepinggang, Chicha kecil juga, bila ibu biarkan rambutku tergerai semua orang akan bilang ," Aduh, cantiknya kayak Chicha..."  Begitu mengidolakan Chicha sampai aku menempel foto Chicha di sampul semua buku tulisku.  Ga nyangka bisa bertemu Chicha,  ramah sekali orangnya dan hangat.

Salah dua pengalaman manisku adalah,  kedua anakku Alni dan Insan, bisa melihat Afghan dari dekat.  Pameran kali ini bersamaan dengan HUT Anteve yang diselenggarakan di Plennary Hall JCC. Ada Afghan, Kotak  dll, kuingat Alni amat mengidolakan Afghan.  Dengan ditemani suamiku, dua buah hatiku dengan ceria nonton Afghan di klas VIP. Rasanya aku turut bahagia melihat orang-orang yang kusayangi bergembira, walaupun aku tidak turut bersama mereka karena menunggu stand.

Diantara banyaknya limpahan kebahagiaan, yang paling mengesankanku adalah batik tulis Indah Setya laku keras dan mengantongi banyak order, ini benar-benar diluar dugaan.  Sebelumnyaa Indah Setya belum pernah memproduksi batik tulis, apalagi menjualnya.  Saat berangkat pameran sebenarnya aku masih diliputi banyak ketidak tahuan tentang bisnis batik tulis, aku tak banyak berharap.  Seandainya batik tulisku laku, itu sudah membuatku senang, tapi ternyata Allah memberiku jalan yang tak terduga.  Aku pulang pameran dengan mengantongi banyak 'daftar nama' calon pelanggan batik tulisku, bahkan sebagian mengatakan order mereka bukan sekali dua kali, tapi seterusnya. Wow... berjuta alhamdulillah belum cukup untuk melukiskan perasaan syukurku padaNya.
Aku merasa Allah sedang membuka jalan untuk batik tulisku.
Aku jadi ingat, banyak ibu-ibu peserta pelatihan melukis kain bilang padaku ,"Bu Indah itu ga pelit ilmu, ini yang bikin usahanya berkah". Dan banyak sekali kalimat-kalimat senada.
Allah seakan sedang membuktikan padaku bahwa :

Orang yang dengan ikhlas membuka jalan bagi orang lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, maka Allah akan membukakan jalan baginya untuk kehidupan yang lebih, lebih dan amat lebih baik.

Sabtu, 12 Maret 2011

Semua Terjadi karena Kasih Sayang Allah

Hari ini sungguh hari yang melelahkan, sibuk berat.... Senin berangkat pameran ke Jakarta, musti menyiapkan barang yang banyak. 

Beberapa bulan yang lalu aku mulai memproduksi batik jumput "Indah Setya", suamiku yang memberikan nama ini, yang dia ambil dari namaku Indah dan Setya yang berarti setia, katanya sebagai rasa syukurnya (atau sayangnya ya..), punya istri Indah yang setia.   Aku ajukan batik jumputku untuk mendapat binaan dari BUMN dan  produk baruku memenuhi syarat untuk masuk dalam produk unggulan yang dibina  oleh salah satu BUMN yang bergerak di bidang perkebunan.
Ini untuk pertama kalinya batik jumput 'Indah Setya' pameran, satu stand sendiri.  Sebelumnya batik jumputku hanya 'numpang' pameran dengan Cantiq.

Sebenarnya aku 'menemukan' batik jumput ini secara tidak sengaja.  Waktu itu aku menyuruh pembantuku nyelup kain, la kok hasilnya tidak rata.  Lalu kain yang ga karuan warnanya itu memberiku ide untuk memciptakan corak dengan tehnik ikat celup.  Akupun membuka-buka kliping jaman dulu,  kuingat ada tehnik celup di majalah Gadisku jaman dulu yang masih aku simpan.  Aku praktekkan dan hasilnya... surprise.... mengagumkanku.

Karena ingin memberi tambahan penghasilan buat pembantuku, akupun mulai memproduksi batik jumput, aku mengolahnya menjadi mukena, blus, gaun dan juga kain-kain yang masih lembaran.  Aku mencoba memasarkannya lewat pameran yang diikuti Cantiq, nebeng dulu gapapa lah, lalu aku tahu produkku ini diminati dan laku keras.
Sekarang produksi batik jumput Indah Setya sudah tidak bisa lagi bergantung pada pembantuku yang cuma seorang, sudah ada beberapa karyawan yang mengerjakan jumputan dan batik tulis juga.

Sore, menunggu maghrib, aku selonjorkan kaki sambil berdzikir.  Terbayang kehebohan yang telah kulalui hari ini, tumpukan kain, warna warni corak kain, karyawan yang nurut-nurut... Ah... kenapa aku berpikir usahaku ini dimulai karena tidak sengaja ??  Ada Allah dibalik tangan pembantuku yang salah nyelup... ada Allah dibalik ideku menciptakan kreasi ikat celup dari sepotong kain yang tak karuan warnanya......Astaghfirullah ....Aku sadari semua terjadi karena kasih sayang Allah, kusadari juga inilah makna berdzikir, saat kita memandang segala sesuatu dengan Allah berada di balik semuanya, dibalik semua skenario kehidupan ini, tanpa kecuali. 
Alhamdulillah.. semua terjadi karena kasihMu, dan tugasku mengasihi orang-orang yang Engkau amanahkan padaku.

Kulihat di televisi, berita tentang bencana tsunami yang mengerikan di Jepang dan para ahli yang sibuk menganalisa lempengan-lempengan patah yang menjadi penyebabnya. Mungkin termasuk kita yang muslim, tanpa kita sadari meletakkan kesalahan pada lempengan atau hal rasional lainnya.  Kecerdasan dan keahlian ilmuwan dalam menganalisa dan mengolah kata telah membuat kita beriman pada mereka, melupakan iman kita pada Allah. Bukankah di dalam Al Quran disebut bahwa adzab dan bencana akan turun pada manusia yang banyak berdosa dan mendustakanNya? Allahlah yang membolak balikkan bumi, mengangkat air laut, membocorkan reaktor nuklir..... secerdas apapun manusia,  secanggih apapun manusia tak pernah bisa memprediksi datangnya bencana....
Bagi orang yang beriman kepada Allah, bencana membuatnya makin sibuk mengoreksi diri dan memperbaiki imannya di hadapan Allah.  Bukankah Allah sebut di dalam Al Quran, seandainya penduduk bumi beriman dan bertaqwa maka Allah akan turunkan rahmat dari langit dan di bumi.

Tak ada peristiwa besar atau sekecil atom atau lebih kecil dari itu yang terjadi tanpa ijinNya. Kehidupan kita sehari-hari, langkah kaki kita, gerakan batin kita...peristiwa nasional,  internasional, dan semua di mayapada ini terjadi dengan sepengetahuan, seijin dan ditetapkanNya.

Kamis, 10 Maret 2011

Indahnya Hujan Sore Ini

Sore ini aku belajar memanage situasi, dari dua orang gadis kecil, yang satu gadis kecilku Alni dan satunya lagi Galuh, putri karyawanku yang masih SD klas satu.

Aku mengajak dua anak yang manis-manis itu bersama dua karyawanku ke Taman Rekreasi Mendit, untuk menata stand pameran yang akan dibuka besok pagi.
Sementara kami semua mendisplay stand, dua gadis kecil itu bermain agak jauh dari lokasi pameran, makin lama kok makin jauh.
Hujan mulai turun rintik-rintik, kulihat kedua anak itu menaiki tangga... oh, akupun bergegas mengejar mereka. Akhirnya kutemukan mereka seiring turunnya hujan yang makin deras.
Kuajak mereka berdua berteduh di pendopo di depan kolam renang.  Kebetulan ada penjual bakso yang sudah tua yang juga berteduh, tersenyum kepada kami.  Tak lama kemudian mulut Alni dipenuhi tahu dan bakso, sementara Galuh hanya memandanginya, kata ibunya dia memang sulit makan.
Kutinggalkan mereka berdua di pendopo, aku berlari menembus hujan untuk membelikan mereka susu.

Hujan bertambah deras dan lama, tidak ada tempat duduk hingga kakiku capek berdiri.
Di hari biasa, taman rekreasi ini sepi sekali.  Mataku tertuju pada deretan pohon tua dalam bias titik-titik hujan, seakan tirai yang menciptakan keindahan yang romantis. Kolam renang, pepohonan, siluet rumah penduduk di kejauhan, bapak tua penjual bakso, dua gadis kecil yang riang berkejaran, menciptakan harmoni indah yang membentang di hatiku.  Sungguh Engkau Maha Indah dan Pencipta segala keindahan, ya Allah.
Kulihat bapak tua penjual bakso itu tampak tenang dan sabar, walau di hari-hari biasa dan hujan deras seperti ini, mungkin baksonya tidak cepat habis.

Menarik sekali cara dua gadis kecil itu menciptakan kegembiraan di tengah jebakan hujan.  Mereka berdua menggunakan tiang-tiang pendopo untuk berlari memutar, saling tertawa bila saling berpapasan.  Tak lama, setelah bosan dengan permainan itu, mereka main petak umpet dengan memanfaatkan tiang pendopo sebagai tempat bersembunyi.  Aku merasa sayang bila tidak ikut bergembira bersama mereka, maka akupun mengajak mereka main ular naga...., kamipun tertawa-tawa.

Sungguh sebuah pelajaran berharga.
Betapa banyak dari kita yang terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan, hujan, macet, ditingal pacar, dikhianati .........dll dll.
Berapa banyak dari kita yang mengeluh, mengomel, marah dengan keadaan.....
Padahal, bila kita pandai melihat nikmat Allah, ternyata masih banyaaaak tuh peluang untuk bahagia...
Semua tergantung kita.
Seandainya anda menjadi dua orang gadis kecil yang terjebak dalam hujan, anda boleh memilih untuk bersikap rewel dan bertanya terus," Kapan dong bu hujan berhenti? Alni kan mau main ayunan?"
" Galuh mau ketemu ibu, mau pulang saja, nonton TV".
atau anda akan menciptakan hal-hal sederhana menjadi menyenangkan, seperti yang dilakukan dua gadis kecilku di sore yang basah.

Sore itu aku pulang dari Mendit dalam keadaan basah kuyup karena naik angkot dan tidak membawa payung sementara Alni dan Galuh dibonceng Yudhi -karyawanku- pulang.  Air yang membasahi bajuku aku anggap sebagai asesoris yang semakin memperindah warna hujan sore ini.

Selasa, 08 Maret 2011

Indigo??? Yes!!!!!

Suatu hari, anakku Zelika yang masih SMA waktu itu, mandi tergesa-gesa, kulihat kulitnya seperti cuma sekedar dicelup air.
" Kok keburu-buru gitu mandinya? " tanyaku.  Kupikir dia sedang dikejar waktu, tapi jawabannya sungguh diluar dugaan.
" Zeli takut diintip mas Irin ", katanya. Lho??? Mas Irinnya ga ada disini, mana bisa ngintip? Malamnya gadisku itu cerita, katanya mas Irin bisa lihat apapun yang dilakukannya.
" Zeli  habis sholat kan langsung tidur, dia sms, katanya Zeli kok ga dzikir dulu? Trus pas Zeli tidur, dia sms, katanya Zeli kalau tidur cantik kayak ibu waktu masih muda. Jangan-jangan waktu Zeli mandi dia ngintip... makanya ga berani lama-lama ". Oalah... gitu to duduk soalnya.
"Menurut ibu, ga mungkinlah mas Irin mau mengotori hatinya seperti itu, tenang aja... ", kataku.
"Kok bisa ya mas Irin liat jarak jauh gitu, sakti banget... ", gadisku itu penasaran, kellihatannya dia amat mengagumi mas Irin.  Aku ingin gadisku yang beranjak gede ini melihat fenomena mas Irin sebagai hal yang wajar, makanya aku lalu bilang,
"Ibu juga bisa, kadang-kadang tapi ... ".
"Hah???? Ibu juga bisa?".
"Coba aja ibu dites".
"Hmmm.... mas Aden sedang ngapain ayo?" Setelah kujawab, dia sms kakaknya itu.
"Hah??? Ibu juga bisa... ajarin dong Zeli...".
"Sayang, ini namanya bakat, susah dong ngajari orang yang ga bakat. Setiap orang punya bakat sendiri-sendiri, seperti Zeli berbakat menari sedang  teman Zeli tidak.  Ibu sama mas Irin berbakat paranormal, itu bakat pemberian Allah".

Itulah perbedaan antara aku dan Zeli, saat aku seusia dia, aku bingung dengan diriku sendiri, kenapa aku bisa melihat sesuatu yang orang lain tidak melihatnya, kini Zeli bingung dengan mas Irin, kenapa mas Irin bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihatnya.

Sebenarnya kebingunganku dengan diriku sendiri sudah dimulai sejak kecil.  Sejak kecil aku bisa melihat makhluk lain,  tapi tidak ada jawaban atas kejadian-kejadian dari 'alam lain' yang aku lihat, karena semua orang mengatakan hantu itu tidak ada.  Indah kecilpun menyimpan semua yang dialaminya seorang diri, kasihan kan?

Barulah saat aku menginjak remaja, sahabat ibuku mengatakan bahwa aku punya kelebihan, mulai saat itulah aku mendapat perhatian khusus dari orang tuaku, akupun menjalani berbagai terapi penyembuhan  untuk menghilangkan kemampuan spesialku, dari dokter sampai kiai, dari pil yang membuatku ngantuuuk sampai doa-doa yang ditulis di kertas yang harus kubawa-bawa kemanapun kecuali saat ke kamar mandi.  Rupanya menjadi indigo dinilai sebuah ketidaknormalan, jadi harus dibuang bakat yang Allah beri.  Indah remajapun nurut, karena dia juga merasa terganggu dengan bakatnya.

Barulah ketika aku sudah kuliah, aku bertemu seorang yang luar biasa yang kemudian menjadi pembimbingku hingga beliau meninggal.  Beliau adalah almarhum bapak Syamsul Alam (nama pena, semoga Allah merahmati beliau), beliau seorang penulis kajian Islam di majalah berbahasa Jawa "Panjebar Semangat" dan "Jaya Baya". 
Sebenarnya aku sudah sering membaca tulisan beliau di Panjebar Semangat sejak aku masih SMP (ibuku berlangganan majalah ini), sejak beliau menulis seri Pojok Agama, kemudian seri Tasawuf Populer (hingga sekarang tulisan Tasawuf Populer masih dimuat seri di majalah PS).  Semula aku membaca tulisan beliau sebagai tambahan ilmu agama yang amat bermanfaat bagiku, tapi ketika beliau membahas masalah "Sing Ghaib lan sing Nyata ing Islam"( Yang Ghaib dan Yang Nyata dalam Islam), aku mulai merasa bisa menemukan jawaban atas kebingunganku selama ini.
Akupun berkirim surat lewat majalah PS kepada beliau.  Diantara jawaban beliau atas surat pertamaku adalah,

......Ananda wajib bersyukur ke hadhirat Allah swt, bahwa selain diberi bakat intelektual yang tinggi, ananda juga diberi bakat paranormal. Ananda tidak salah kalau nyatanya memang dianugerahi demikian. Jadi tak perlu lagi mempersoalkan hal itu, baik hanya dalam batin, lebih-lebih dengan membicarakannya dengan orang lain......

Surat pertamaku dibalas beliau dengan panjang lebar plus sebuah buku karya beliau, terjawab semua pertanyaanku dan membuatku mengerti bagaimana menyikapi bakat paranormal yang Allah beri.  Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang amat memahami diriku.

Beliau menjelaskan arti paranormal yang berasal dari bahasa Belanda 'naast het normale' yang artinya disamping yang biasa, atau seseorang dengan kemampuan melebihi orang normal / luar biasa.  Kemampuan paranormal yang berkaitan dengan ilmu yang diajarkan di sekolah umumnya disebut 'genius'. Sedangkan yang berkaitan dengan hal-hal yang metafisika umumnya disebut paranormal saja. Ada juga orang yang menyebut  kemampuan luar biasa ini dengan indigo, orang yang bisa melihat masa depan.

Sebenarnya aku juga tidak terlalu indigo, ini menurutku lo, karena aku tak selalu bisa membaca masa depan, bahkan pernah salah melihat masa depan.. hehehe... malu mengingatnya.  Aku hanya bisa melihat sekedar yang Allah kehendaki, dan umumnya yang aku lihat memang hal-hal penting yang berguna untuk diriku dan orang lain.  Jadi saat ada saudara dekat (yang tahu keindigoanku) menanyakan suatu hal, apalagi minta diramal, aku tidak bisa menjawabnya........kecuali Allah menurunkan jawabannya lewat bakat paranormal yang dianugerahkanNya.

Walaupun sempat protes dan pernah amat sangat ingin menjadi orang normal, seiring waktu aku mulai bisa menikmati kelebihanku.  Diantara hal-hal yang aku suka adalah bisa 'memasuki' Al Qur'an, ini pengalaman yang luar biasa indahnya dan sekaligus luar biasa mengharukan.  Kadang saat membaca ayat-ayat tertentu, Allah seperti melemparkanku ke masa yang diceritakan dalam ayat itu, bak melewati mesin waktu.  Contohnya saat membaca ayat yang menceritakan pembunuhan kejam yang dilakukan Fir'aun, aku seperti berada di masa itu, melihat adegan yang diceritakan dalam ayat Al Quran hingga aku berurai air mata dan setiap kali membaca ayat itu aku selalu menangis walaupun sudah tidak memasukinya.

Eloknya terasa saat melihat nabi-nabi terdahulu. Pernah saat membacaa ayat yang menceritakan tentang semut-semut yang memberi komando kepada rakyatnya untuk menyingkir karena tentara Nabi Sulaiman lewat, aku melihat Nabi Sulaiman diatas kudanya yang gagah... beliau seorang yang luar biasa kharismanya, ganteng berpadu dengan wibawa, perkasa, memukau..... Sungguh para nabi adalah orang yang terdesign dengan sempurna lahir dan batin, kekuatan batin yang memancar dalam lahiriah yang elok.

Diantara hal yang enak, tentu ada pula saat-saat tidak enaknya. Dulu aku sering ga rela, karena bisa melihat makhluk halus, ini menakutkan, sekarang aku sudah ikhlas dengan keadaan ini.  Dulu aku sering ketakutan dan menggigil saat Allah perlihatkan siksa kubur pada orang-orang yang aku kenal, sekarang aku lebih nyaman, karena ternyata membuat aku makin dekat  dan mentaatiNya, walaupun masih menggigil juga sih... hehehe.

Beruntungnya diriku adalah punya suami yang memahamiku, walaupun dia orang normal. Dia memperlakukanku sebagai orang normal, ini sangat menolongku.  Saat aku mengalami hal-hal yang metafisika, dia mempercayaiku dan mendukungku.  Rasanya dia dikirim Allah dengan paket spesial untuk beristrikan orang 'aneh bin ajaib' sepertiku.  Dalam keseharianku, aku lebih suka diperlakukan sebagai orang normal, lebih menyenangkan bagiku bila orang tidak tahu bila aku indigo.

Bertahun-tahun aku dan suamiku dibimbing bapak Syamsul Alam, tahun-tahun yang penuh kenangan berharga. Beliau membuka 'pintu'nya untukku.  Disaat orang lain hanya bisa berhubungan lewat surat menyurat yang dialamatkan lewat majalah PS, aku bisa bertamu ke rumah beliau, bahkan beliau sempat bersilaturahmi ke rumah pertamaku di Probolinggo.
Setelah beliau meninggal, Allah yang Maha Sayang masih menurunkan seorang pembimbing untukku, dia adalah ustadz Virin, Zeli memanggilnya mas Irin.  Beliau adalah orang kedua yang amat faham mengenai diriku,  dengannya aku belajar Al Quran dan berbagai masalah kehidupan.

Jawaban atas segala kebingungan masa laluku lebih lengkap lagi setelah kutemukan buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu.  Dari prinsip-prinsip quantum yang dijelaskan di buku itu, menjadikan fenomena paranormalku menemukan jawaban ilmiah. Trimakasih mas Nunu, eyang Virin, eyang Syamsul Alam.... 

Trimakasih Allah atas segala pemberianMu dan jalan hidup yang indah.  Ampuni bila dulu aku pernah ingin menjadi orang normal... ternyata Engkau punya banyak rencana dengan menjadikanku seorang indigo.......

Minggu, 06 Maret 2011

Cinta Terenak Yang Pernah Kurasakan

Aku pernah menulis di buku harian,
Aku tidak mau setelah kumati mulutku dimakan ulat, karenanya aku menjaga mulutku hanya mengatakan hal-hal yang baik saja.
Aku ngeri membayangkan otakku digerogoti ulat dan bakteri, karenanya aku menjaga pikiranku agar selalu bersih.
Aku tak sanggup membayangkan betapa sakitnya bila setelah kumati, hatiku dihancurk lumatkan cacing tanah, karenanya aku membersihkan hatiku dan menjaganya untuk selalu baik.

Kedengarannya menginspirasiku untuk selalu berbuat, berpikiran dan berhati baik dan cukup efektif  dalam membaguskan perilakuku di hadapan Allah.
Setelah usiaku bertambah tua ( tapi masih manis... hehehe), aku sadari adanya tingkatan manusia dalam posisinya di hadapan Allah.
Ada manusia yang perilakunya digerakkan oleh rasa takut, sepertiku saat itu.  Taat kepada Allah karena takut masuk neraka atau kena siksa.  Sebenarnya ini juga tidak salah, karena Allah sendiri menyuruh di dalam Al Quran untuk takut kepada siksa dan adzab yang pedih.
Ada manusia yang digerakkan oleh iming-iming hadiah, karena ingin terkabulnya doa dan keinginan yang mungkin saja bersifat duniawi atau ukhrowi seperti surga, bidadari dan segenap isinya.
Ada manusia yang digerakkan oleh cinta.

Cinta adalah faktor penggerak yang paling powerfull, namun cinta juga bermacam-macam 'warna'nya. Ada cinta ibu-anak, cinta asmara, cinta segi enam.... oh maaf, jadi ngawur.
Pernah kan anda merasakan cinta? bagaimana rasanya?
Ingat cinta monyet jaman dahulu kala, hanya dengan melihat jendela kamarnya saja sudah membuat bahagia (ini kata cowo yg naksir aku lo), bahkan cukup mendengar namanya saja sudah membuar jantung bergetar. Hmmm.....
Seperti halnya anda pernah merasakan cinta, andapun pasti pernah merasakan bagaimana cinta menggerakkan anda.

Diantara begitu banyak cinta, yang terindah, terenak, tersyahdu, terpowerfull, dan ter..... adalah cinta kepada pencipta kita, Allah.  Karena cinta Allah itu tertakdefinisikan.... untuk mencapainya memerlukan perjuangan tersendiri.
Manusia banyak terjebak dalam cinta yang terlarang, umumnya karena dia menyangka cinta itulah yang membuatnya bahagia, padahal kenyataannnya cinta itulah yang membuatnya tersiksa. Dia tidak tahu (mungkin karena kebodohannya), bahwa ada cinta yang lebih tak terlukiskan eloknya....cinta Allah dan mencintai karena Allah.
Ingatlah bahwa disaat kita rela meninggalkan hal-hal yang tidak benar karena ingin mematuhiNya, saat itu Allah akan bukakan pintu cintaNya yang lebih indah berjuta kali lipat dibandingkan hal-hal rendah yang anda tinggalkan
Banyak hal yang  menghalangi  kita untuk mencapai taraf mencintai Allah, saat kita mencapainya keindahan begitu luar biasa, namun seiring itu pula banyak hal akan menguji dan bersiap untuk membelokkan cinta kita.

Bila kita mencintai makhluk, hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi, kita meninggalkannya atau dia akan meninggalkan kita.
Saat kita mencintai Allah, maka Dia akan mendatangkan semua yang kita cintai kepada kita.

Allah ya Rabb,
Aku ingin berpikiran bersih, berhati bening, berkata menyejukkan, berperilaku benar, karena ingin mempersembahkan hidupku  kepadaMu, karena cintaku padaMu.
Jagalah hatiku untuk selalu mencintaiMu dan bergerak karenaMu.
Engkaulah yang menggenggam hatiku, penuhilah dia dengan cintaMu.
Sungguh aku tak sanggup kehilangan cintaMu.

Jumat, 04 Maret 2011

Ibu Ga Baca Bismillah Dulu sih !!!!

Siang-siang kudengar karyawan guyon atau sungguh-sungguh aku tak tahu, mereka sambil kerja mengungkapkan perasaannya.
"Demi uang, aku lakukan apapun". Lalu kudengar suara tawa berderai, ga jelas apa yang membuat mereka tertawa.
Kaget juga aku, aku merasa sudah menanamkan pada mereka untuk bekerja karena Allah, sejak berangkat kerja sudah aku tanamkan mereka untuk meniatkannya karena Allah. Di butikpun sudah dibiasakan berdoa dulu dan membaca beberapa ayat Al Quran sebelum bekerja.
Yang namanya rejeki itu sudah dalam jaminanNya, jadi urusan manusia hanyalah bekerja sebaik-baiknya sebagai wujud kepatuhan kita padaNya.

Banyak orang bisa menyebut bismillah saat mulai melakukan suatu pekerjaan, walaupun itu memang lebih baik bila dibandingkan dengan tanpa mengucap bismillah, tapi mengucapkannya dengan pemahaman pasti lebih baik.

Bagiku ucapan bismillahirrochmanirrochiim, yang artinya dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mempunyai makna yang amat dalam.
Didalamnya ada pengakuan, bahwa kita bisa melakukan semua hal adalah karena ijinNya, karena kasih sayangNya. Karena itu kita melakukan pekerjaan kita dengan penuh tanggung jawab kepadaNya, dan dengan penuh kasih kepada sesama. 
Allah menciptakan kita dengan cintaNya dan ketika kita sudah bisa berbuat untuk sesama, kita menyebarkan cinta itu ke alam semesta.
Di dalam kalimat basmalah itu juga mengandung keyakinan, bahwa kasih sayangNya telah menjamin rejeki kita.  Yang jadi urusan kita adalah bekerja dengan mempersembahkan kemampuan terbaik kita, ga  pakai khawatir akan kekurangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan kita. Ingat hukum gaya tarik menarik, bahwa kekhawatiran akan mendatangkan apa yang kita khawatirkan.

Memulai pekerjaan dengan bacaan basmalah sesungguhnya membuat kita tenang, hati dipenuhi rasa syukur, melakukan yang terbaik karenaNya, kita lalui proses dengan bahagia dan memasrahkan hasil padaNya.

Anakku Alni yang masih berusia 5 th, tahu betul kekuatan basmalah.  Suatu saat bermain denganku, aku selalu kalah (sebenarnya mengalah sih), lalu dia dengan lantang berteriak  ;"Ibu ga baca bismillahirrohmanirrochiim dulu sih ".

Mari kita lihat layar kehidupan kita, apakah kita mengalami banyak kesulitan dalam hidup?  Jangan-jangan karena ," Ga baca bismillah dulu sih !!!"

Kamis, 03 Maret 2011

Guru Ikhlas Terhebat yang Pernah Kutemui

Kali pertama mengikuti suami di pulau dewata.
Tinggal di rumah besar yang juga berfungsi sebagai kantor dan gudang.
Kamar kami besar, dengan jendela besar, ada sebatang pohon tepat di depan jendela kamarku. Siang jadi tak terasa panas karena daunnya memberi kesejukan, warna dahan dan rantingnya juga memberi keindahan tersendiri.
Saat pertama datang, aku tak mempedulikan keberadaan pohon itu, pohon yang biasa saja dan tidak menarik sama sekali.  Tapi siapa tahu, ternyata sebatang pohon yang sederhana itu telah memberiku pelajaran ikhlas yang amat berharga.

Ceritanya, saat malam-malam pertama tinggal di rumah ini, rasanya kamar ini sereeem banget.  Aku musti bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan hawa pulau Bali yang agak mistis.  Bagi diriku yang peka, cukup mencekam juga melewati saat malam datang.... jangankan malam, siangpun aku bisa melihat makhluk halus.

Dan begitulah kejadian yang tidak bisa aku hindari.
Suatu malam aku melihat banyak kepala bergelantungan di dahan dan ranting pohon di sebelah kamarku.  Ngerinya ga kebayang.....

Walaupun lama-lama 'pemandangan' kepala bergantung di ranting pohon itu menjadi hal biasa bagiku.
Tapi lama-lama juga aku kasihan pada pohon itu, kok nelangsa sekali nasibnya, sudah menjadi rumah bagi hal yang mengerikan.  Tak kusangka dan tak kuduga, pohon itu bicara padaku. Katanya, dia ikhlas menjalani takdirnya, bagaimanapun dia sudah berguna bagi makhluk lain.  Tersirat dari kata-katanya, betapa dia amat menghargai makhluk yang berdiam dalam dirinya, tak ada nada merendahkan atau menghina, padahal.........
Dari kalimat-kalimatnya pula tersirat kasihnya yang tulus pada makhluk Allah yang sudah akrab dengan dirinya.

Sungguh ketulusan yang tak terduga.
Akupun menengok ke dalam diriku, sudah berapa banyak aku mengeluh dengan berbagai hal yang Allah berikan padaku.  Bertahun-tahun aku komplain dengan kondisiku yang indigo , aku bisa melihat apa yang orang lain tidak melihatnya. Bertahun-tahun  pula aku merasa menderita, karena sebelum peristiwa buruk datang, aku sudah melihatnya duluan, rasanya penderitaanku jadi lebih panjang dibandingkan orang biasa.

Akupun berkaca, sudah berapa orang yang sudah aku hina atau aku anggap rendah meskipun hanya dalam hatiku.  Kondisi setiap orang berbeda menurut takdir yang Allah kehendaki. Orang yang ikhlas adalah orang yang bisa  memandang orang lain sebagai hamba Allah yang penuh keunikan, tanpa merendahkannya, meskipun dia seorang maling, gelandangan, pengemis, semua berjalan menurut takdirNya.  Kita tidak tahu, apakah kita lebih baik dari dia, apakah kita juga akan tetap baik seperti saat ini.  Malingpun bisa berubah menjadi ulama dengan kehendak Allah.  Tak ada alasan untuk merendahkan orang lain.
Semua yang Allah takdirkan berada dalam kehidupan kita, mestinya kita terima dengan ikhlas, dengan penuh rasa kasih, sebagaimana yang dilakukan oleh pohon sederhana terhadap makhluk mengerikan yang menempati tubuhnya.

Bertahun-tahun setelah pertemuanku dengan pohon itu, aku masih sering mengenangnya sebagai guru ikhlas terhebat yang pernah kutemui.

Rabu, 02 Maret 2011

Hamba Allah atau Hamba Materi ?

Pernah melihat orang yang menyombongkan kekayaannya? Yang petentang petenteng menceritakan jumlah penghasilan dan harta bendanya?
Aku hampir melihatnya... hehehe, saat sahabatku bercerita tentang seorang teman yang dulu rendah hati tapi sekarang berubah menjadi sombong karena merasa kaya dan sukses.  Sahabatku bercerita sambil memperagakan cara jalan dan cara bicara si sombong.... aku menatapnya geli.
Dalam hati aku tidak berani mencemooh si sombong, belum tentu aku lebih baik dari dia, aku hanya mendoakannya dan mohon Allah melindungiku dari sifat sombong.
Tapi tetap saja hati ini merasa heran, hari gini membanggakan harta benda? di usia yang sudah sore begini? Please deh.... banyak yang lebih penting untuk dipikirkan, eman banget membuang energi untuk sesuatu yang tidak ada efek depannya untuk kebaikan kita dan orang lain.

Jelas aku merasa aneh dan heran, karena hari-hariku diwarnai dengan proyek prestisius, mendekatkan diri pada Allah.  Aku pernah mohon pada Allah agar Dia mendekatkan aku dengan orang-orang yang bisa membuat aku semakin dekat denganNya, aku juga minta agar aku dikelilingi teman yang semakin membuat aku mencintaiNya.
Rasanya Allah mengabulkan doaku, dimanapun dan kapanpun aku berada, rasanya aku selalu bertemu dengan orang yang mendukungku untuk membaguskan diri di hadapan Allah.  Ibaratnya, saat aku nyangkut di dahan pohonpun aku bertemu teman yang semakin menambah dekatnya aku dengan Allah.
Pembicaraan orang-orang di lingkaran kehidupankupun adalah pembicaraan yang saling menguatkan satu sama lain dalam mendekatkan diri pada Allah dan melayani sesama.

Memangnya kita makhluk materi? begitu pertanyaan di hatiku saat mendengar cerita sahabatku itu.
Aku merasa diriku ini makhluk Allah, menghamba pada Allah, itulah pilihan hidupku.

Tapi... eit, tunggu dulu.  Tak semudah itu menklaim diri sendiri menjadi hamba Allah, musti ada buktinya.
Maka datanglah ujian itu....

Dari sumber yang bisa aku percaya, seorang mantan karyawan yang sudah membuka usaha sendiri, telah membanting harga dan membuat pelangganku berpindah padanya, plus mencontek disain yang kubuat untuk pelangganku ini.  Oh, seharian perasaanku terombang ambing, perasaan yang ga jelas, antara ga terima, cemburu, kesal, marah.......
Kucoba tenangkan diri, berwudhu, berbaring, memejamkan mata, memasrahkan diri dan mohon petunjuk Allah.  Aku coba memaafkan, mengikhlaskan.....
Akupun tenang, pandangan batinku menjadi lebih jernih. 
Aku mulai bertanya pada diriku sendiri :
Makhluk apakah aku? bila aku makhluk materi, aku boleh marah, benci dan sakit hati, karena hakku dirampas orang lain.  Bila aku makhluk materi, maka kehilangan materi akan menjadi sumber penderitaan bagiku.
Bila aku makhluk Allah, aku akan ijinkan Dia mengatur hambaNya, membagi rejeki hambaNya.  Tak selalu seseorang memperoleh rejeki dengan cara fair, semua terserah Allah.  Aku bersyukur diberiNya banyak rejeki dengan cara fair, urusan orang lain memperoleh rejeki adalah urusan dia dengan Allah, bukan hakku untuk protes dengan cara sakit hati....

Aku merasa tenang dan damai.  Dalam kedamaian hatiku, aku teringat kata-kata seorang teman.
Temanku ini pengusaha manik-manik dan telah mengekspor produknya ke berbagai negara.  Aku pernah berkunjung ke workshopnya di Banyuwangi, saat itu dia bercerita dengan santainya.
" Aku baru saja ditipu bule, empat puluh lima juta.  Aku ikhlaskan. Saat itu aku bilang, Allah pasti ganti dengan yang  lebih baik dan lebih banyak. Benar saja, ga pakai lama aku deal enam ratus juta... ".

Bagus sekali resepnya menghadapi kegagalan.  Aku terinspirasi untuk menirunya.  Akupun mengucap dalam hati, ya Allah, gantilah aku dengan pelanggan yang lebih baik.

Sederhana sekali urusan orang yang beriman, nurut saja apa yang Allah beri karena Dia mampu memberi lebih dari yang bisa kita bayangkan.

Bila kita menjadi hamba Allah, maka materi akan menjadi hamba kita.
Bila kita menjadi hamba materi, maka materi itulah yang akan menyiksa kita.