Selasa, 08 Maret 2011

Indigo??? Yes!!!!!

Suatu hari, anakku Zelika yang masih SMA waktu itu, mandi tergesa-gesa, kulihat kulitnya seperti cuma sekedar dicelup air.
" Kok keburu-buru gitu mandinya? " tanyaku.  Kupikir dia sedang dikejar waktu, tapi jawabannya sungguh diluar dugaan.
" Zeli takut diintip mas Irin ", katanya. Lho??? Mas Irinnya ga ada disini, mana bisa ngintip? Malamnya gadisku itu cerita, katanya mas Irin bisa lihat apapun yang dilakukannya.
" Zeli  habis sholat kan langsung tidur, dia sms, katanya Zeli kok ga dzikir dulu? Trus pas Zeli tidur, dia sms, katanya Zeli kalau tidur cantik kayak ibu waktu masih muda. Jangan-jangan waktu Zeli mandi dia ngintip... makanya ga berani lama-lama ". Oalah... gitu to duduk soalnya.
"Menurut ibu, ga mungkinlah mas Irin mau mengotori hatinya seperti itu, tenang aja... ", kataku.
"Kok bisa ya mas Irin liat jarak jauh gitu, sakti banget... ", gadisku itu penasaran, kellihatannya dia amat mengagumi mas Irin.  Aku ingin gadisku yang beranjak gede ini melihat fenomena mas Irin sebagai hal yang wajar, makanya aku lalu bilang,
"Ibu juga bisa, kadang-kadang tapi ... ".
"Hah???? Ibu juga bisa?".
"Coba aja ibu dites".
"Hmmm.... mas Aden sedang ngapain ayo?" Setelah kujawab, dia sms kakaknya itu.
"Hah??? Ibu juga bisa... ajarin dong Zeli...".
"Sayang, ini namanya bakat, susah dong ngajari orang yang ga bakat. Setiap orang punya bakat sendiri-sendiri, seperti Zeli berbakat menari sedang  teman Zeli tidak.  Ibu sama mas Irin berbakat paranormal, itu bakat pemberian Allah".

Itulah perbedaan antara aku dan Zeli, saat aku seusia dia, aku bingung dengan diriku sendiri, kenapa aku bisa melihat sesuatu yang orang lain tidak melihatnya, kini Zeli bingung dengan mas Irin, kenapa mas Irin bisa melihat yang orang lain tidak bisa melihatnya.

Sebenarnya kebingunganku dengan diriku sendiri sudah dimulai sejak kecil.  Sejak kecil aku bisa melihat makhluk lain,  tapi tidak ada jawaban atas kejadian-kejadian dari 'alam lain' yang aku lihat, karena semua orang mengatakan hantu itu tidak ada.  Indah kecilpun menyimpan semua yang dialaminya seorang diri, kasihan kan?

Barulah saat aku menginjak remaja, sahabat ibuku mengatakan bahwa aku punya kelebihan, mulai saat itulah aku mendapat perhatian khusus dari orang tuaku, akupun menjalani berbagai terapi penyembuhan  untuk menghilangkan kemampuan spesialku, dari dokter sampai kiai, dari pil yang membuatku ngantuuuk sampai doa-doa yang ditulis di kertas yang harus kubawa-bawa kemanapun kecuali saat ke kamar mandi.  Rupanya menjadi indigo dinilai sebuah ketidaknormalan, jadi harus dibuang bakat yang Allah beri.  Indah remajapun nurut, karena dia juga merasa terganggu dengan bakatnya.

Barulah ketika aku sudah kuliah, aku bertemu seorang yang luar biasa yang kemudian menjadi pembimbingku hingga beliau meninggal.  Beliau adalah almarhum bapak Syamsul Alam (nama pena, semoga Allah merahmati beliau), beliau seorang penulis kajian Islam di majalah berbahasa Jawa "Panjebar Semangat" dan "Jaya Baya". 
Sebenarnya aku sudah sering membaca tulisan beliau di Panjebar Semangat sejak aku masih SMP (ibuku berlangganan majalah ini), sejak beliau menulis seri Pojok Agama, kemudian seri Tasawuf Populer (hingga sekarang tulisan Tasawuf Populer masih dimuat seri di majalah PS).  Semula aku membaca tulisan beliau sebagai tambahan ilmu agama yang amat bermanfaat bagiku, tapi ketika beliau membahas masalah "Sing Ghaib lan sing Nyata ing Islam"( Yang Ghaib dan Yang Nyata dalam Islam), aku mulai merasa bisa menemukan jawaban atas kebingunganku selama ini.
Akupun berkirim surat lewat majalah PS kepada beliau.  Diantara jawaban beliau atas surat pertamaku adalah,

......Ananda wajib bersyukur ke hadhirat Allah swt, bahwa selain diberi bakat intelektual yang tinggi, ananda juga diberi bakat paranormal. Ananda tidak salah kalau nyatanya memang dianugerahi demikian. Jadi tak perlu lagi mempersoalkan hal itu, baik hanya dalam batin, lebih-lebih dengan membicarakannya dengan orang lain......

Surat pertamaku dibalas beliau dengan panjang lebar plus sebuah buku karya beliau, terjawab semua pertanyaanku dan membuatku mengerti bagaimana menyikapi bakat paranormal yang Allah beri.  Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang amat memahami diriku.

Beliau menjelaskan arti paranormal yang berasal dari bahasa Belanda 'naast het normale' yang artinya disamping yang biasa, atau seseorang dengan kemampuan melebihi orang normal / luar biasa.  Kemampuan paranormal yang berkaitan dengan ilmu yang diajarkan di sekolah umumnya disebut 'genius'. Sedangkan yang berkaitan dengan hal-hal yang metafisika umumnya disebut paranormal saja. Ada juga orang yang menyebut  kemampuan luar biasa ini dengan indigo, orang yang bisa melihat masa depan.

Sebenarnya aku juga tidak terlalu indigo, ini menurutku lo, karena aku tak selalu bisa membaca masa depan, bahkan pernah salah melihat masa depan.. hehehe... malu mengingatnya.  Aku hanya bisa melihat sekedar yang Allah kehendaki, dan umumnya yang aku lihat memang hal-hal penting yang berguna untuk diriku dan orang lain.  Jadi saat ada saudara dekat (yang tahu keindigoanku) menanyakan suatu hal, apalagi minta diramal, aku tidak bisa menjawabnya........kecuali Allah menurunkan jawabannya lewat bakat paranormal yang dianugerahkanNya.

Walaupun sempat protes dan pernah amat sangat ingin menjadi orang normal, seiring waktu aku mulai bisa menikmati kelebihanku.  Diantara hal-hal yang aku suka adalah bisa 'memasuki' Al Qur'an, ini pengalaman yang luar biasa indahnya dan sekaligus luar biasa mengharukan.  Kadang saat membaca ayat-ayat tertentu, Allah seperti melemparkanku ke masa yang diceritakan dalam ayat itu, bak melewati mesin waktu.  Contohnya saat membaca ayat yang menceritakan pembunuhan kejam yang dilakukan Fir'aun, aku seperti berada di masa itu, melihat adegan yang diceritakan dalam ayat Al Quran hingga aku berurai air mata dan setiap kali membaca ayat itu aku selalu menangis walaupun sudah tidak memasukinya.

Eloknya terasa saat melihat nabi-nabi terdahulu. Pernah saat membacaa ayat yang menceritakan tentang semut-semut yang memberi komando kepada rakyatnya untuk menyingkir karena tentara Nabi Sulaiman lewat, aku melihat Nabi Sulaiman diatas kudanya yang gagah... beliau seorang yang luar biasa kharismanya, ganteng berpadu dengan wibawa, perkasa, memukau..... Sungguh para nabi adalah orang yang terdesign dengan sempurna lahir dan batin, kekuatan batin yang memancar dalam lahiriah yang elok.

Diantara hal yang enak, tentu ada pula saat-saat tidak enaknya. Dulu aku sering ga rela, karena bisa melihat makhluk halus, ini menakutkan, sekarang aku sudah ikhlas dengan keadaan ini.  Dulu aku sering ketakutan dan menggigil saat Allah perlihatkan siksa kubur pada orang-orang yang aku kenal, sekarang aku lebih nyaman, karena ternyata membuat aku makin dekat  dan mentaatiNya, walaupun masih menggigil juga sih... hehehe.

Beruntungnya diriku adalah punya suami yang memahamiku, walaupun dia orang normal. Dia memperlakukanku sebagai orang normal, ini sangat menolongku.  Saat aku mengalami hal-hal yang metafisika, dia mempercayaiku dan mendukungku.  Rasanya dia dikirim Allah dengan paket spesial untuk beristrikan orang 'aneh bin ajaib' sepertiku.  Dalam keseharianku, aku lebih suka diperlakukan sebagai orang normal, lebih menyenangkan bagiku bila orang tidak tahu bila aku indigo.

Bertahun-tahun aku dan suamiku dibimbing bapak Syamsul Alam, tahun-tahun yang penuh kenangan berharga. Beliau membuka 'pintu'nya untukku.  Disaat orang lain hanya bisa berhubungan lewat surat menyurat yang dialamatkan lewat majalah PS, aku bisa bertamu ke rumah beliau, bahkan beliau sempat bersilaturahmi ke rumah pertamaku di Probolinggo.
Setelah beliau meninggal, Allah yang Maha Sayang masih menurunkan seorang pembimbing untukku, dia adalah ustadz Virin, Zeli memanggilnya mas Irin.  Beliau adalah orang kedua yang amat faham mengenai diriku,  dengannya aku belajar Al Quran dan berbagai masalah kehidupan.

Jawaban atas segala kebingungan masa laluku lebih lengkap lagi setelah kutemukan buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu.  Dari prinsip-prinsip quantum yang dijelaskan di buku itu, menjadikan fenomena paranormalku menemukan jawaban ilmiah. Trimakasih mas Nunu, eyang Virin, eyang Syamsul Alam.... 

Trimakasih Allah atas segala pemberianMu dan jalan hidup yang indah.  Ampuni bila dulu aku pernah ingin menjadi orang normal... ternyata Engkau punya banyak rencana dengan menjadikanku seorang indigo.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar