Jumat, 30 April 2021

Tak Ada Seandainya

 Belajar #day18 Ramadhan 2021


Seandainya dulu aku ... , tentu tidak akan .... 

Seandainya nanti sudah punya banyak uang,  aku akan .... 


Seandainya dulu dan seandainya nanti,  bagaimana seandainya kata seandainya itu dihapus saja? 😂.


Berandai-andai untuk waktu yang telah lewat itu menggambarkan penyesalan, untuk waktu yang akan datang, itu menggambarkan panjang angan-angan.  Keduanya sia-sia,  kontra produktif dan membuat lupa bersyukur untuk hari ini.


Tidak ada yang lebih indah dari hidup di atas kenyataan.


Bunga di masa lalu,  tak bisa kita cium harumnya,  bunga di masa depan tak bisa kita petik sebagai penghias meja.  Maka hari ini langkahkan kaki ke halaman, petik sekuntum bunga lalu, taruh di vas dan letakkan di atas meja. Kamu akan menikmati bau harum dan keindahannya. Kalau tidak punya halaman ya minta tetangga atau nanam bunga di pot kayak Innuri ... haha.  


#innuriinspirasi 

Senyum

 Belajar #day17 Ramadhan 2021


Tersenyum itu sedekah, senyum yang keluar dari hati yang penuh rasa syukur. Tersenyum pada Tuhan,  pada manusia,  pada langit cerah hari ini,  pada daun dan bunga-bunga.


Mulai sejak bangun tidur, sempatkan tersenyum pada pagi,  lanjut dengan mensyukuri nafas, pendengaran, penglihatan dan hati.  Lalu memutuskan untuk berbuat baik pada hari ini dan hari-hari selanjutnya.


Perbuatan baik tak harus wow.  Saat duduk sendiripun, bisa berbuat baik pada diri sendiri dengan menikmati kebahagiaan di sini dan saat ini.  Menjaga pikiran untuk selalu tenang dan bahagia itupun perbuatan baik, karena hanya orang yang bahagia yang bisa membahagiakan orang lain. 


Berbuat baik juga tidak sebatas berbuat baik pada manusia.  Pada rumah dengan membersihkannya,  pada tanaman dengan menyiraminya,  pada cicak dengan tidak memarahinya saat pup sembarangan 😁, dengan membunuh semut sekali pukul tanpa membuatnya tersiksa. Bahkan dengan berjalan di muka bumi dengan kerendahan hati itupun kebaikan,  karena bumi tidak nyaman dengan orang-orang yang sombong.


Senyum itu mudah,  berbuat baik juga demikian. Tapi efeknya luar biasa.  


#innuriinspirasi 

Puasa Ego

 Belajar #day 19 Ramadhan 2021

Aku mau .... 

Aku pernah .... 

Jangan ... padaku. 

Bantu aku dong. 

Pencapaianku sudah .... 


Berapa kali kata aku terucapkan hari ini?  Itu menunjukkan gedenya ego. 


Berapa kali pikiran dan perasaan terusik?  Itu juga pertanda terbitnya ego. 


Berapa kali dipuji di komentar di sosial media, lalu rasa kepala jadi gak muat memakai helm ? 😂  Itu namanya memberi makan ego. 


Stop ah. Hari ini dan seterusnya mau puasa ego, gak pakai sahur gak pakai buka ... haha, ego jangan dikasih makan.


Mau cuekin ego, dia hanya sesuatu yang manis untuk sebuah kepahitan yang datang kemudian.  Dia adalah dinding antara manusia dengan kedamaian jiwanya dan juga dengan Tuhannya. 


Ego yang boleh itu ego yang dirahmati Allah,  ego yang dipertemukan dengan kasih sayang.  Manusia makan, itu juga ego, tapi untuk mempertahankan kehidupan,  itu kasih sayang pada diri sendiri.  


Bila didhalimi, manusia cenderung membela diri, itu juga ego,  asalkan karena kasih sayang pada diri sendiri dan pada orang yang mendhalimi untuk menolongnya dari perbuatan dosa dan juga untuk menolong orang lain dari mengalami hal serupa. 


Ada cara keren menghilangkan ego yang jahat, yaitu ho'oponopono.  Bila sesuatu terjadi dan mengganggu,  jangan salahkan siapapun, salahkan diri sendiri, lalu berterimakasih pada Tuhan untuk kejadian itu,  memohon ampun,  menyesal dan mengucapkan cinta kepada Tuhan.  Diringkas dalam kata : I'm sorry.

Please forgive me.

Thank You. 

I love You. 


Bisa diganti dengan kalimat istighfar,  hamdallah dan basmallah. 


#innuriinspirasi 


Selasa, 27 April 2021

Berdamai dengan Masa, Keadaan dan Tempat.

 Belajar #day16 ramadhan 2021


Disini,  saat ini,  dalam keadaan ini,  aku bahagia.  


Menyadari bahwa setiap situasi yang hadir dalam kehidupan ini punya tujuan tertentu dari Tuhan, agar kita mengambil pelajaran dan kembali kepadaNya.  Manusia tinggal menikmati saja dengan penuh kesyukuran.


Berada di tempat yang sama pada saat yang sama, ini perlu dilatih.  Tapi saking 'sakti'nya manusia,  terkadang berada di dua tempat yang berbeda di saat yang sama.  Sementara dirinya sedang menyapu lantai,  pikirannya terbang ke balai desa 😂.


Manusia-manusia 'sakti' ini, juga suka sekali menembus waktu,  berada di masa lalu atau di masa depan.   Merindukan masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, sampai melupakan bersyukur untuk hari ini.  


Tak perlu mengkhawatirkan masa depan, karena bila kau tengok masa lalu,  Allah selalu menolongmu dengan caraNya.  Kemarin ada Allah,  hari ini ada Allah,  esok juga ada Allah.  Jadi nikmatilah hari ini dengan rasa syukur dan bahagia.  


#innuriinspirasi 


Foto: sore kupu kupu ini hinggap di tengkukku, lalu terbang ke arah pintu,  hinggap, menatapnya begitu indah,  ternyata sayap bawahnya putus,  malamnya dia menghembuskan nafas terakhir.  Allah sedang menunjukkan sebuah keindahan yang tidak abadi.

Senin, 26 April 2021

Sombong dan Serakah

 Belajar #day12 Ramadhan 2021


Duo S yang bila tidak disadari, ya harus disadari dan dicari di lipatan-lipatan hati, yaitu sombong dan serakah. 


Sombong itu merasa lebih dari orang lain, posisi di atas, merasa diri penting.  Sombong bisa kelihatan, tapi bisa terbungkus rapi dalam kata-kata bijak.


Merendahkan orang lain itu tidak hanya lewat kata-kata, bisa lewat tatapan mata atau lewat hati, dan itu termasuk sombong.  Jadi bila tidak ada rasa kasih sayang saat memandang orang lain, segera koreksi hati,  ada rasa apa disana?  


Serakah itu ingin selalu lebih. Musti bisa memilah mana kebutuhan dan mana keinginan. Menyadari bila keinginan itu sumber penderitaan.


Berlebihan juga termasuk serakah,  misalnya berlebihan dalam hal makan, berbelanja,  bekerja dan lain-lain, ambil secukupnya saja yang kita perlukan.  


Bermohon kepada Tuhan agar dikaruniai sifat rendah hati, welas asih dan selalu merasa cukup.  


#innuriinspirasi

Menerima

 Belajar #day13 Ramadhan 2021


Belajar menerima tanpa menolak dan tanpa upaya atau alasan penolakan.


Apa yang diterima?  Diri kita sendiri apa adanya,  diri manusia  lain dengan segenap paketnya,  peristiwa dengan segala labelnya,  keadaan,  tempat,  alam dan semua yang hadir dalam kehidupan kita.  Menerima seutuhnya.  


Yang menerima adalah raga,  hati,  pikiran, diri kita yang utuh ini.


Menerima apapun karena yang memberikannya adalah Sang Maha Cinta,  pasti Dia berikan karena cintaNya.   Dan aku menerima juga karena cinta dan kerinduanku padaNya. 


Bila ada yang perlu diperbaiki dari yang kita terima dan bila itu membuatnya lebih baik, itupun menjadi tugas yang dilakukan dengan cinta pula.  


#innuriinspirasi

Marah dan Sabar

 Belajar #day14 Ramadan 2021

Menahan marah itu berarti, sebelum marah keluar secara spontan, ditunda dulu, disuruh duduk manis.  


Seumpama marah itu racun,  diolah dulu di hati sambil mengeluarkan penawarnya yang berupa sabar. Biar muter dulu mereka berdua di batin kita sambil ditonton saja. 


Pastikan dulu bahwa rasa marah sudah tidak membakar hati,  baru dia boleh keluar dari tempat persembunyiannya. Lihat hasilnya jadi keren, karena selama di dalam,  si marah sempat didandani sama si sabar 😂. 


Rasa marah yang dibiarkan keluar tak terkendali,  bisa menimbulkan penyesalan.  Jadi itulah yang harus dilakukan untuk menjaga diri dari menyesal kemudian. 


Jangan lupa berdoa agar diberi Allah kesabaran, karena kesabaran juga karuniaNya.  


#innuriinspirasi 

Sedekah Maaf

 #belajar day15 ramadhan 2021

Karena pernah mengalamai keajaiban memaafkan, aku punya kebiasaan sedekah maaf.  Selalu memaafkan kesalahan orang walaupun orangnya tidak minta maaf.  Tapi apakah dengan demikian diriku sepenuhnya bersih dari emosi tersebut?  Tunggu dulu. 


Memaafkan itu berarti terhapusnya perasaan jengkel, apalagi marah.  Bila saat teringat nama seseorang yang keluar adalah rasa tidak enak,  ini berarti masih menyimpan rasa jengkel dan ini berarti belum sepenuhnya memaafkan.  Yang berarti pula masih terpenjara dalam emosi.


Jengkel pada keadaan,  seperti lalu lintas yang macet,  juga suara-suara keras dan bising saat Ramadhan yang membuat ibadah menjadi terganggu, adalah daftar selanjutnya. 


Bagaimana menyelesaikannya?  Dengan menerima, merasakan riak-riak emosi,  lalu mengambil jarak dengan riak-riak itu,  karena itu bukan aku. Aku yang asli adalah aku yang penuh kasih sayang.  Aku yang asli menatap emosi-emosi itu sampai riaknya menjadi tenang. 


Tidak mudah memang,  menatap rasa jengkel ketika sumber kejengkelan itu tengah berlangsung.  Tapi dicoba terus,  gagal dan coba lagi. 


Menatap emosi dan mengambil jarak dengan itu, terus menerus sampai riaknya reda.  Menjaga aku yang asli agar tidak terseret dalam riak yang bisa berubah menjadi gelombang.  Menyadari bila riak itu menjadi gelombang akan berbahaya dan menenggelamkan diri dalam permainan emosi yang menyakitkan. 


Baru berhenti bila aku yang penuh kasih sayang telah kembali. Itulah memaafkan.  Aku sudah tidak memikirkan lagi keajaibannya,  perasaan yang ringan dan bersama Allah itu sudah lebih dari ajaib. 


Setelah mendapatkan aku yang asli kembali,  saat itu muncul solusi bagaimana mengatasinya.  Misalnya, aku melukis untuk mengalihkan perhatianku dari suara keras dan bising yang amat mengganggu.  Saat terjebak dalam lalu lintas yang macet, aku membaca buku yang aku bawa dari rumah, atau berdzikir untuk mengingat dan menyebut asma Allah yang indah-indah,  atau melakukan tahanuts (bermeditasi),  menyelam ke dalam diri sendiri untuk membersihkan memori yang masih mengganggu.


Bagaimana kalau sumber kejengkelan adalah orang? Ya dengan kembali pada unconditional love,  memaklumi, menerima apa adanya,  mendoakan dengan tulus. Juga dengan menyadari bahwa diri kitapun punya salah dan memerlukan maaf dari orang lain dan ampunan dari Tuhan.  


Gandengannya sedekah maaf adalah kebesaran hati meminta maaf untuk kesalahan yang kita buat, baik kita sadari atau tidak. Disertai memperbaiki diri untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.  


Siapa sih yang paling sering kita salahi?  Ya diri kita sendiri, tubuh dan jiwa kita.  Tubuh sering kita masuki makanan tidak sehat atau kita paksa bekerja melebihi kapasitasnya karena dorongan ego. Jiwa kita yang sering kita kotori dengan memelihara emosi rendah. Jadi minta maaflah pada tubuh dan jiwa kita,  disertai usaha memperbaiki diri.  

Kamis, 22 April 2021

Bekerja dengan Berterimakasih

 Setiap hari dari bangun tidur,  sampai tidur lagi,  sambil melakukan aktifitas, aku mau mengisinya dengan berterimakasih dan memohon ampun.   

Belajar #day11 Ramadhan 2021

Barangkali terdengar aneh bagi orang lain, selain berterimakasih kepada Tuhan,  kepada orang-orang yang bekerja bersamaku, aku juga berterimakasih kepada benda-benda yang membantu pekerjaanku, kepada sayur mayur di dapur dan apapun yang terlibat. Karena setiap inci benda hidup atau tak hidup yang hadir, terbuat dari cintaNya.  


Berterimakasih di hati saja. Bahkan pada lalat yang mengajari aku tentang kebersihan.


Minta ampun pada Tuhan bila ada kesalahan di hati dan perbuatanku selama menjalankan aktifitas.  


Masih terdengar aneh ya kalau aku juga minta maaf pada lalat, semut dan nyamuk yang terpaksa harus dimatikan karena  populasinya sudah mengganggu dan zat yang dibawanya membahayakan.  


Tapi coba rasakan pergerakan batin saat membunuh nyamuk dengan rasa jengkel, gemas dan benci.  Itu tidak enak karena hati jadi terkotori emosi rendah.


Bukankah lebih enak membaca basmallah dan minta maaf dulu di hati ketika tangan mengayunkan raket nyamuk.  Hati jadi bisa melihat ternyata begitu imut dan lucunya makhluk Tuhan yang satu ini. Dan dia juga bisa menjadi jalan rejeki bagi banyak orang di bawah bendera perusahaan obat pembasmi nyamuk.  


Termasuk berterimakasih adalah memperlakukan benda yang hidup atau tak hidup dengan kasih sayang.  Bila memindahkan barang diusahakan memakai tangan,  walau ada barang yang lebih mudah dipindahkan menggunakan kaki.


Bila ada barang yang sudah waktunya dibuang,  aku juga ucap terimakasih di hati sambil mendoakannya berguna di tempatnya yang baru, walau tempat terakhirnya di tempat sampah,  barangkali masih bisa menyuburkan bumi.  


#innuriinspirasi 

Selasa, 20 April 2021

Berhenti Mengatur Orang Lain

 Belajar #day9 Ramadan 2021


Jadi pemimpin itu mestinya ....

Jadi orang tua itu mestinya ....

Jadi anak itu mestinya .... 

Jadi tetangga itu mestinya ....

Jadi pengusaha itu mestinya ....

Jadi suami / istri itu mestinya .... 

Jadi kucing itu mestinya tidak nyolongan 😂.


Berapa kali dalam sehari kita mengharuskan orang lain ini dan itu, menggunakan standar diri kita sendiri? Lebih tepatnya memaksakan standar kita pada orang lain. 


Apakah membuat mereka berubah?  Tidak.  Kalau membuat suasana hati kita sendiri menjadi tidak enak,  iya.


Jadi? 


Berhenti mengatur orang lain atau ingin mengubah orang lain, mengubah diri sendiri saja dulu.  Menerima apa adanya mereka. Mereka punya perjalanan jiwa sendiri walaupun mereka adalah orang-orang yang kita sayangi. Kitapun punya perjalanan jiwa sendiri. 


Bagaimana bila itu adalah anak atau istri atau karyawan / bawahan, yang dalam kewajiban kita mendidiknya?  Beresin dulu rasa ingin mengatur atau memaksa dari dalam hati kita.  Rasakan dulu vibrasi mereka,  lalu masuklah dengan penyampaian yang baik dengan penuh kasih sayang.  Cari waktu yang tepat,  kata-kata yang tepat, tanpa emosi. Jangan lupa mendoakan mereka dan mendoakan manusia agar kembali ke dalam jati dirinya yang penuh kasih. 


Dan satu lagi hobby yang juga musti dihapus permanen,  yaitu  suka menilai orang lain. Itu sama saja dengan merasa lebih tinggi, lebih mulia,  lebih baik dan lebih-lebih yang lain.  Stop ya. Menilai diri sendiri dulu, untuk ke orang lain ya cukup didoakan dengan hati yang penuh kasih.



Ada sahabat yang bertanya,  bagaimana cara merasakan vibrasi orang lain?  


Aku jawab,  untuk bisa merasakan vibrasi orang lain, gejolak emosi di perasaan dan pikiran kita musti tenang dan reda dulu.  Latihan-latihan yang aku tulis sebelumnya adalah untuk ini, bila dilakukan dengan baik akan membuat kita lebih peka dan juga lebih terhubung dengan petunjuk Tuhan. 

#innuriinspirasi 

Senin, 19 April 2021

Berhenti Sok Tahu

 Belajar #day8 Ramadhan 2021


Ada yang namanya sok tahu (kemeruh bahasa Jawanya)  dan pingin tahu (kepo bahasa anak mudanya) 


Sok tahu tapi aslinya tidak tahu, ini menjengkelkan orang lain. Musti disadari kalau masih punya rasa ini di hati,  lalu memutuskan mau berhenti menjadi sok tahu,  caranya dengan diam. Tidak perlu berkomentar bila tidak benar-benar tahu.  Yang diperlukan adalah mengontrol diri,  pasang rem di mulut, pakai rem cakram ... haha.


Jangan mudah menyimpulkan sesuatu dari tampak luarnya saja, meskipun hanya di hati.  Sadari bahwa hanya Allah yang tahu hal ghaib.


Rasa ingin tahu urusan yang bukan urusan kita juga musti distop, pakai lampu merah, karena memboroskan energi, menjalani kesia-sian yang bisa berbalik membebani pikiran dan rasa kita sendiri.  Kecuali rasa ingin tahu untuk mendapatkan ilmu dan apa saja yang berguna buat perkembangan diri kita. 


Ada juga rasa ingin tahu yang keluarnya dari ego, seperti ingin tahu berapa jumlah klik di novel,  jumlah like di media sosial,  ini juga musti ditinggalkan,  karena sia-sia dan memboroskan energi.  Lebih baik energinya dipakai untuk hal lain yang lebih bermanfaat. 


Ego itu sukanya diakui,  dipuji dan sejenisnya. Tak perlu dihiraukan, karena sama saja dengan memberi makan, ntar dia tambah gendut, biar body aja yang gendut 😂.


#innuriinspirasi 

Mendamaikan si Tukang Protes

 Belajar #day7 Ramadhan 2021


Hari ini aku belajar mendamaikan tukang protes di dalam diriku.


Bila dihadapkan pada sesuatu, terkadang muncul banyak pertanyaan, istilah kasarnya protes.  Parahnya lagi, protes itu ditujukan kepada Tuhan.  Protes pada manusiapun pada hakekatnya protes pada Tuhan karena Dialah yang menghadirkan manusia itu di hadapan kita.  


Aku belajar mendamaikannya dengan menerima adanya protes-protes itu sambil minta maaf kepada Tuhan.  Juga menyadari bila ada protes, itu berarti diriku merasa lebih tahu dari Tuhan, kembali memohon ampun dengan penuh kerendahan hati. 


Sambil mengamati saja si tukang protes dengan segala kicauannya dan juga tingkah polahnya.  Memandanginya dari ketinggian dengan tetap tenang.  


Ya bagaimana mungkin jawaban akan ketemu selama pikiran sibuk mempertanyakan ? Karena "TKP" jawaban itu telah diblokir oleh pertanyaan yang bersliweran.  


Biarkan gejolak protes melakukan aksinya,  sampai dia kelelahan sendiri.  Sementara diri kita hanya mengamati tanpa bereaksi.  Diam dan amati dan amati terus sampai reda sendiri. 


Karena pemahaman akan hadir ketika gejolak protes itu sudah  reda dan diri kita yang asli telah kembali. 


#innuriinspirasi 

Sabtu, 17 April 2021

Meringankan memori

 Belajar #day6 Ramadhan 2021


Dalam hidup, kita mengumpulkan memori.  Koleksi memori sejak kita lahir sampai detik ini terus bertambah dan baru berhenti bila nafas kita berhenti. 


Setiap memori mengandung energi,  dari yang ringan sampai yang gede banget energinya. 


Ada yang energinya mengenakkan, ada yang membebani sampai mengganggu perjalanan hidup selanjutnya walau tak disadari ataupun disadari.


Hari ini aku belajar mencermati memori.  Yang energinya gede dan membebani, aku lepas agar tak lagi mengganggu. Cara melepasnya hanya dengan mengamati dan menyadari bahwa aku pernah punya memori itu, menerima seberat atau seberapa menyakitkannya. Berterimakasih itu pernah terjadi dan memberiku pelajaran.  Aku terus mengamati, menyadari dan berterimakasih. Terus dan terus sampai terasa ringan, ringan dan ringan sekali, lalu merasa bebas dari jeratan beban memori,  memunculkan rasa kesyukuran yang dalam kepada Sang Pemberi Kehidupan. 


Memori itu masih tersimpan,  tapi energinya sudah tidak menggangguku lagi.  


Terimakasih Allah.  Betapa aku memujaMu.


Ada yang bertanya,  kapan waktu yang tepat melakukannya? 


Jawabku,  kapan saja bisa,  setelah shalat 5 waktu bagi yang muslim boleh,  bisa juga setiap menjelang tidur.  Bila mau meluangkan waktu khusus juga boleh,  mau sengaja bermeditasi untuk ini juga bisa. Kapanpun senyamannya saja,  juga berapa lama waktu yang dibutuhkan,  secukupnya sampai terasa ringan di pikiran dan di hati.


#innuriinspirasi 

Jumat, 16 April 2021

Melampaui Dualitas Rasa Suka-Tidak Suka

 Belajar #day5 Ramadan 2021


Rasa dasar yang semua manusia punya adalah suka - tidak suka.


Suka bisa jadi cinta, tidak suka bisa jadi benci. 


Bila melihat sesuatu menimbulkan rasa tak enak di hati,  bisa jadi itu rasa tidak suka. 


Bila rasa tak enak itu terasa menggoreng kita dari dalam, bisa jadi itu adalah benci.  Apakah rasa itu patut dipertahankan?


Penyelesaiannya hanya dengan menonton saja rasa itu bersliweran di hati kita. Baik rasa suka atau tidak suka,  benci atau cinta. Biarkan saja dia bermain-main, berlarian kesana kemari sampai kelelahan sendiri. Tonton saja semua itu, bila rasa sakitnya menggigit ya sadari saja kalau sedang tergigit benci.


Menonton rasa-rasa di hati kita sendiri, sampai rasa-rasa itu jadi minder karena dicuekin dan sudah.  Sesederhana itu, saking sederhananya malah susah dipercaya. Baru percaya setelah dualitas rasa itu terlampaui. Maka yang muncul adalah rasa kasih sayang. Lalu tiba-tiba saja bisa memahami bahwa setiap manusia berproses,  juga manusia yang beberapa menit yang lalu kita benci.


Bila dulu membenci karena perbuatan dia yang tak baik, jadi faham memang tingkatan spiritualnya  masih disitu,  kan masih ada kesempatan menjadi baik suatu saat. 


Ya tiba-tiba saja bisa mengakses kebijaksaan.


#innuriinspirasi

Kamis, 15 April 2021

Mengatasi Gelisah

 Belajar #day4 Ramadhan 2021


Aku sedang mempelajari kegelisahan, dari mana sumbernya?

Aku temukan jawabannya pada keinginan.  


Jadi ketika aku gelisah,  aku mengamati di dalam diriku ada keinginan apa.  


Aku hanya melihat keinginan itu,  mengenalinya dan membiarkan saja keinginan itu bersliweran di dalamnya aku.  


Aku hanya menyaksikannya saja tanpa ngapa-ngapain.  


Lalu dia bosan sendiri karena hanya muter-muter di dalamnya aku.  Tak berhasil menarikku dalam pusarannya.

Gelisah?  Itu jenis makanan apa ya? 😂

Seorang sahabat bertanya : Apakah keinginan tidak perlu diwujudkan? 


Aku jawab : 

Merasa bisa mewujudkan keinginan itu termasuk kesombongan. 

Merencanakan hidup sesuai keinginan itu baru pas. Tapi keinginan itu jangan sampai menyiksa dan menjadi kegelisahan. Caranya biar tidak menjadi kegelisahan ya seperti itu, diamati sampai lepas. Ini cara mudah memasrahkan keinginan kepada Allah.


#innuriinspirasi

Menelusuri Gerakan

 Belajar #day3 Ramadhan 2021


Hari ini aku mau belajar untuk menelusuri gerakan, gerakan tangan dan kaki. 


Tangan dan kakiku digerakkan oleh sesuatu di dalam diriku. Itu bisa pikiranku. Aku telusuri lagi pikiranku,  digerakkan oleh apa yang lebih dalam, sampai yang terdalamnya aku. 


Hanya menelusuri gerakan. Tanpa menilai.


Contoh: aku memegang telepon genggamku digerakkan oleh rasa ingin tahu (pikiran) , sudah berapa banyak yang membaca novelku? Rasa ingin tahu digerakkan oleh egoku yang amat menyukai pengakuan dari luar.


Sumber gerakan yang terdalam: ego. 


Sudah. 


#innuriinspirasi

Selasa, 13 April 2021

Mendiamkan Gejolak Pikiran

 Belajar #day2 Ramadhan 2021


Pikiran itu selalu sibuk,  bahkan ketika badan diam, bahkan ketika saluran panca indra ditutup. Dia melompat kesana kemari,  ke masa lalu, mengaduk-aduk memori,  ke masa depan,  merencanakan sesuatu,  mengomentari sesuatu, menganalisa,  menghukum, menyimpulkan. Dia selalu bergejolak bagai ombak lautan dan dia menarik kita dalam geloranya.  Dia menjadi penguasa bagi tuannya/diri kita sendiri. 


Kapankah bisa menjadi penguasa bagi pikiran kita sendiri?  


Adalah ketika kita mau diam dan menjadi pengamat bagi pikiran kita sendiri, hanya diam mengamati,  tanpa bereaksi.  Menjaga diri untuk diam mengamati sampai gejolaknya reda dan tenang. 


Sesederhana itu.


#innuriinspirasi

Senin, 12 April 2021

Aku yang bukan Aku

 Belajar #day1 Ramadhan 2021


Ini badanku, tapi aku bukan badan ini. 

Ini wajahku,  tapi aku bukan wajah ini.


Belajar melepaskan kemelekatan dari sesuatu yang tidak abadi,  yang berubah, yang bakalan musnah,  yang tergantung pada sesuatu yang lain. Yang hanya pinjaman. 


Tapi aku sudah berjanji pada badanku,  untuk tidak menyakitinya,  dan menjaganya tetap sehat.  Karena yang meminjamkannya padaku adalah Dia yang Maha Kasih Sayang. Dia meminjamkannya untuk sebuah tujuan yang mulia. 


#innuriinspirasi