Jumat, 27 September 2013

Prasangka adalah Doa Yang Tidak Terucap

Kali ini aku mau memberi kuliah kepada diriku sendiri dan kepada kalian semua agar menjadi orang yang benar imannya.

Dikatakan dalam sebuah hadist qudsi bahwa Allah itu seperti persangkaan hambaNya.  Ini adalah kalimat penting, renungkan dan cetak tebal-tebal di hati kita.

Bila demikian, maka kehidupan kita hari ini adalah hasil prasangka kita kemarin, dan kehidupan kita esok hari adalah hasil prasangka kita hari ini. Hmm ... hhmm ....

Jadi bersihkan hati, sucikan hati dari prasangka buruk kepada Allah.



Mungkin kita merasa bahwa kita sudah berprasangka baik kepada Allah, tapi kok kehidupan kita masih saja susah?   Cermati lagi hati kita, masihkan disana ada rasa khawatir, ragu-ragu, atau sering membayangkan hal-hal buruk bakal terjadi ?

Berprasangka buruk kepada Allah itu bisa jadi  tidak secara langsung 'menuduh' Allah , tapi perasaan-perasaan negatif seperti merasa terdhalimi itu juga prasangka buruk, demikian juga  perasaan nelangsa, khawatir, sedih, ragu-ragu, ....

Diantara pekerjaaan syetan adalah membangkitkan prasangka buruk, sedih, khawatir, dan perasaan negatif lainnya.  Jadi cermatilah hati.  Bersihkan hati dari hal-hal negatif dengan mengingat Allah (berdzikir), memohon ampun (beristighfar).

Ritual-ritual ibadah yang kita lakukan, merupakan salah satu sistem untuk membangun prasangka baik kepada Allah, jadi lakukanlah dengan khusyu.  Ibadah shalat 5 waktu yang kita lakukan merupakan sistem yang dasyat dalam membentuk keimanan yang benar, jadi lakukan dengan ikhlas, jangan dengan malas, apalagi karena terpaksa sekedar menggugurkan kewajiban.  Tunaikan shalat di awal waktu, bersegera seperti kita hendak bertemu kekasih.

Janji Allah di dalam kitab suciNya, bahwa Dia mengabulkan setiap doa dan harapan hambaNya.  Tapi kenapa ada yang merasa sudah berdoa tapi tidak kunjung terkabul ?

Cermati lagi hati saat berdoa, apakah masih mengandung rasa khawatir dan ragu ?  Doa musti diucapkan dengan penuh keyakinan dan rasa percaya akan kasih sayang dan kemampuanNya dalam mewujudkan doa-doa kita.

Prasangka adalah doa yang tidak terucapkan, doa yang tersembunyi di sudut hati, yang selalu ketahuan oleh Allah, karena tidak ada yang tersembunyi bagi Allah.

Bila saat ini kita dihadapkan pada kesulitan-kesulitan yang bergunung-gunung, itu adalah sebuah kesempatan yang diberikan Allah kepada kita untuk melatih otot-otot iman kita kepadaNya, agar semakin kuat, semakin yakin dan teguh.  Jadi ambillah kesempatan ini dengan baik.  Bersyukurlah dulu dengan itu semua, berarti kita adalah hamba yang dipilihNya.

Ini adalah kesempatan untuk lebih mengenalNya, mengukirkan asmaNya di hati dan menghadirkanNya sebagai satu-satunya penolong.

Tidak ada Tuhan selain Allah, itu juga berarti tidak ada penolong selain Allah.  Berharaplah kepadaNya dan berprasangka baiklah kepadaNya.  Syukuri setiap hal yang terjadi, apakah sedang diuji dengan anak, suami , istri, kepepet, kebulet hutang, bangkrut, dll dll.


Rasa khawatir dan sedih adalah prasangka, dan prasangka adalah doa yang tersembunyi.  Jangan menyalahkan siapapun bila sedang tertimpa kesulitan, itu adalah hasil karya kita sendiri.

Hidup kita mau dibikin seperti apa, kita sendirilah yang mengatur lewat kekuatan hati dan pikiran kita.  Ucapan dan tindakan hanyalah mengikuti kata hati, demikian juga kejadian-kejadian dalam hidup itu hanyalah mengikuti prasangka kita.


Kamis, 26 September 2013

Keajaiban Dari Sebuah Buku

Bertemu teman setelah 9 bulan tidak bertemu, dan jarang pula chatting. Kaget, tapi sekaligus  senang dan bahagia melihat keadaannya berubah 180 derajad.

Rasanya aku musti belajar dari dia setelah dia belajar dari bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".... hehehe.  Rasanya aku tidak bisa menahan diri untuk bercerita kepada kalian, bagaimana nasibnya berubah begitu drastis dalam waktu yang secepat itu.

Kenalin, sebut saja dia  Kasih (bukan nama sebenarnya).  Pertama bertemu dia di awal desember tahun lalu, keadaannya sungguh memprihatinkan, kehidupan rumah tangganya bak sinetron.  Dia punya suami temperamental dan matre pula.  Saat anaknya masih balita, sang suami menjual rumah yang dibeli dari uang warisan orang tua Kasih.  Kasih memang berasal dari keluarga berada.

Persis sinetron, dia dan anaknya diusir oleh pembeli rumah itu, suaminya menghilang, dan dia dalam keadaan tidak punya uang sama sekali.  Bahkan saat dia mencari perhiasannya untuk dijual sekedar buat mengontrak rumah, kotak perhiasannya telah kosong, ternyata telah pula dibawa lari sang suami.

Menangis aku saat dia bercerita bagaimana dia dibantu satpam perumahan,  menjual semua perabotan rumah untuk memulai hidup baru.  Saat meninggalkan rumahnya di perumahan elit itu, si kecil menangis tidak mau berpisah dengan tempat tidurnya, tangan si kecil mencengkeram tepi tempat tidur dan manangis histeris.  Lalu kehidupannya dimulai dari sebuah kamar kos, dan dia menemukan pekerjaan kasar sebagai buruh pabrik.

Suaminya kembali juga akhirnya, kehidupannya mulai tertata lagi walau tinggal di rumah yang sederhana.  Tapi suaminya tetap temperamental dan berselingkuh pula.  Tapi Kasih memilih mempertahankan rumah tangganya, sungguh cinta yang luar biasa.

"Coba baca blogku, aku pernah menulis tentang ini", kataku.
"Jangan ajari aku untuk membenci suamiku, aku tidak bisa membencinya", katanya.  Aku tersenyum geli, mungkin selama ini dia banyak mendapat petuah untuk membenci atau berpisah dengan suaminya.

"Aku tidak pernah mengajak orang untuk membenci", kataku.

Beberapa bulan yang lalu kami chatting, dan dia bercerita bahwa kondisi ekonominya morat marit, dia bilang merasa hancur lahir dan batin.  Dan ketika bukuku terbit, aku mengirimnya sebuah.



"Bukumu amat menginspirasiku.  Aku melakukan semua yang kau tulis, termasuk membagi-bagi makanan ke orang miskin", katanya.

"Alhamdulillah, suamiku berubah, dia sudah baik dan aku amat bahagia", katanya. Kulihat kondisi ekonominya juga meningkat tajam.

Dia tidak bercerita banyak, waktunya yang tidak memungkinkan.  Tapi dari ceritanya yang sekilas, aku melihat dia telah berhasil mengelola pola pikirnya lewat petunjuk yang aku uraikan di  buku itu, perubahan pola pikir yang secara langsung merubah tampilan kehidupannya.

Lewat cerita Kasih , aku baru nyadar, bila buku itu memuat sebuah paket lengkap untuk melewati ujian dan cobaan apapun dalam hidup.  Mulai dari menata hati, pola pikir, berkaca dari kisah-kisah nyata yang aku suguhkan, sampai contoh perbuatan-perbuatan baik yang mengundang keajaiban.

Tulisan-tulisan di buku itu menuntun kita untuk bertawakal atau memasrahkan persoalan kepada Allah, berhati lapang, bersih dan berprasangka baik kepada Allah.  Kita diajari memposisikan harta dan persoalan sebagai hal yang membuat kita semakin dekat dengan Allah.  Dan juga diajari berbuat baik dalam tindakan yang nyata.  Semuanya berdasarkan al quran.

Tentu saja bukan buku itu yang telah merubah hidupnya, melainkan Allah.  Buku itu hanya sebuah guide , baru ngefek bila dijalankan dengan ijin Allah.  Buku itu hanyalah salah satu ayat-ayatNya di alam semesta.

Melihat nasibnya berubah begitu cepat, rasanya aku perlu belajar darinya .... hmmm ... hmmm.

Sungguh takjub aku melihatnya, seperti melihat keajaiban muncul dari bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".  Walau sebenarnya banyak sekali pembacaku merasakan keajaiban setelah melaksanakan seluruh petunjuk di dalam buku itu, tapi kisah Kasih ini bagiku begitu luar biasa.

Alhamdulillah buku itu sudah tersedia di toko buku Gramedia, tapi di beberapa kota sudah habis, jadi kalau kehabisan, pesan langsung saja lewat inbox ke fb Innuri, untuk masuk ke fbku tinggal klik di kolom kanan.

Jangan berkecil hati bila tidak punya uang untuk membelinya, karena bukuku bisa diperoleh gratis dengan syarat amat membutuhkan dan tidak punya uang 50 ribu rupiah.


Selasa, 24 September 2013

Menggapai Pertolongan Allah

Beberapa minggu yang lalu, seorang pembacaku curhat, dia bercerita mempunyai 6 kartu kredit yang kesemuanya sudah over limit, dan dia tidak bisa membayar cicilannya, yang membuatnya ditelepon terus oleh bank.  Selama ini dia membayar tagihan kartu kredit dengan uang yang diambilnya dari kartu kredit yang lain,  ambil di  A untuk menutup yang di B, begitu terus sampai semuanya tidak bisa diambil lagi.



Bayangkan betapa sumpek perasaaannya, dan aku tidak bisa menjawabnya saat itu juga.  Baru ketika aku sudah selesai dengan hafalanku Surat At Talaq, aku menemukan jawaban di surat ini.  Coba saja buka al quran surat at Talaq, di surat ini banyak ditemukan kalimat-kalimat yang bisa menjadi jawaban dari segala persoalan.  Di antara intisari kalimat-kalimat itu adalah :

- barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari persoalannya
- dan memberinya  rezki dari arah yang tidak disangka-sangka
- barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi keperluannya
- sesungguhnya Allah menyampaikan urusan
- sesungguhnya Allah telah menjadikan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
- barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan urusannya mudah
- barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memperbesar pahala baginya
- barangsiapa disempitkan rejekinya, hendaklah memberi nafkah dari rejeki yang Allah berikan kepadanya
- Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang kecuali sesuai dengan yang Dia berikan kepadanya (sesuai dengan kemampuannya)
- Allah menjadikan kemudahan sesudah kesulitan
- Allah mengeluarkan orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya
- Allah memasukkan ke syurga dan melapangkan rejeki kepada orang yang beriman dan beramal saleh
- Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan ilmuNya meliputi segala sesuatu.

Kata kunci untuk menemukan kemudahan, pertolongan Allah, keluar dari gelapnya persoalan menuju cahaya, adalah kata : Taqwa, tawakal, iman, amal saleh.

Mari kita cari pengertiannya:

- taqwa : buka surat ali imran 133-135.  taqwa itu meliputi menahan marah, memaafkan kesalahan orang, berbuat baik, bersedekah dalam lapang dan sempit, memohon ampun atas kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan.

- tawakal adalah memasrahkan persoalan kepada Allah.

- iman , nah ini, iman itu mempercayai/meyakini Allah dengan segala sifat dan perbuatanNya, termasuk sifatNya yang Maha menolong, memberi jalan keluar dari arah yang tidak disangka sangka, maha kuasa atas segala sesuatu, .... ada 99 asma Allah dan semua musti diyakini.  Allah itu seperti yang kita sangka, jadi berbaik sangkalah kepadaNya.

- amal saleh , adalah segala perbuatan baik yang kita lakukan karena Allah.

Itu definisi yang meluncur saja dariku berdasarkan pengalaman, kalau ada yang mau nambah atau mengoreksi, dipersilahkan , di kolom komentar ya.

Nah, sekarang, mari bikin chek list, sudahkah kita :

- menahan marah
- memaafkan kesalahan orang
- berbuat baik
- bersedekah dalam lapang dan sempit
- memohon ampun atas kesalahn
- beriman dengan benar, berprasangka baik kepadaNya
- melakukan segala sesuatu karena Allah

Coba koreksi diri setiap hari, sudahkah kita melakukan point-point yang aku tulis di atas ? Sampai semua yang tertulis itu  otomatis menjadi kepribadian kita.  Ini proses yang dijalani sepanjang hidup ini,  perjalanan yang indah menuju Allah, jadi nikmatilah !!!

Allah itu musti menjadi Raja di hati kita, hati tunduk dan patuh kepada Sang Maha Raja, mengadu dan memasrahkan persoalan kepadaNya.  Hati ini musti dikuasai oleh sang Raja, jangan dikuasai persoalan. 

Bila hati dikuasai persoalan, munculnya adalah perasaan sumpek (sempit dan gelap), bingung, gelisah dan khawatir.  Bila hati sudah dikuasai oleh sang Raja Hati , Allah Yang Maha Kasih, maka munculnya adalah perasaan tenang, damai, pasrah dan yakin. Hidup tinggal dijalani saja dengan enak, nyaman dan bahagia.

Salam manis dan sayangku untuk kalian, sahabat terbaikku.


Kecantikan Yang Bekerja


 Adakah yang merasa dirinya tidak cantik / tidak ganteng ? atau selalu saja merasa ada yang kurang dengan wajahnya atau tubuhnya ? Hmmm ... yang merasa terlalu gemuk, terlalu kurus, mata terlalu sipit, gigi terlalu nongol, bibir terlalu dower, kulit terlalu coklat, tubuh terlalu pendek atau terlalu jangkung  .... atau sebutkan saja sendiri keluhan kalian tentang penampilan kalian.

Hehehe .... sadarlah bahwa manusia dijadikan bermacam bentuk itu salah satu fungsinya adalah untuk membedakan satu dengan yang lain.  Bayangkan bila wanita di seluruh dunia penampilannya sama persis dengan Luna Maya ....... , bisa bingung kan suami-suami kita ? hahahaha.

Aku pernah bertemu dengan teman SMA-ku yang dulu pernah duduk sebangku.  Masa-masa itu, dia dijuluki Lady Di  karena kecantikannya, ditunjang tubuh yang semampai dan style rambut pendek ala Lady Di, kulit kuning langsat bak pualam.

Di usia yang sudah kepala 4 , dia masih terlihat cantik, dan lebih anggun karena mengenakan kerudung. Tapi nasibnya sungguh tidak cantik, suaminya berselingkuh dan menikahi selingkuhannya, jadilah dia singgle parent yang bekerja keras untuk keluarganya.

"Kurang apa dia coba? cantik iya, disuruh diam di rumah mengurus keluarga ya mau, .... eh malah ditinggal selingkuh ...... ", begitu pembicaraan kami, sahabat-sahabatnya.

Aku menamakannya 'kecantikan yang tidak bekerja', maksudku kecantikan yang nggak ngefek,  tidak bisa mengikat suaminya tetap berada di sisinya.

Cantik tapi diperlakukan sewenang wenang ? cantik tapi nasibnya jelek ? cantik tapi sepanjang hidupnya menderita ? ... itu juga namanya kecantikan yang tidak bekerja.

Cantik tapi selalu merasa dirinya kurang dan tidak bersyukur. Cantik tapi malah suka obral kecantikan dengan mempertontonkannya hingga membuat mata kaum adam merem melek , membuat wanita lain jadi minder. Jangan-jangan ini bukan sekedar kecantikan yang tidak bekerja , melainkan kecantikan yang menjerumuskan ke dalam neraka. Naudzubilaah. 

Yang jadi persoalan sekarang adalah, bagaimana membuat kecantikan / kegantengan kita 'bekerja' ?  .... sejujurnya aku sendiri juga tidak tahu .... hahahaha. Trus ngapain ya aku nulis ? ... hehehe.  Baca saja lah, ntar kan ketemu jawabannya.

 

Aku cuma kepingin mengajak kalian dan diriku sendiri untuk bersyukur, terutama bagi yang suka komplain dengan 'penampakan' diri.  Sudahlah, disyukuri, pasti itulah yang terbaik.  Bila sudah bersyukur, boleh melanjutkan membaca.

Eyang pernah berkata,  manusia itu disadari atau tidak, mereka berjalan menuju Tuhannya, dan tertarik oleh segala sesuatu yang mendekatkannya kepada Allah.  Karenanyalah mereka akan tertarik dengan orang-orang yang dekat dengan Allah, disadari atau tidak.

Jangan berpikir bahwa orang-orang yang dekat dengan Allah itu musti tampil dengan 'bungkus' islam, memakai sorban, peci dll.  Melainkan siapapun yang di hatinya asma Allah menjadi raja dan pimpinan, tidak peduli penampilannya gondrong kayak seniman (...... ustadz Virien banget nih), atau pakaian compang camping kayak gelandangan, atau berhijab modis (aku banget ini .... hihihi).

Orang-orang yang benar-benar dekat dengan Allah itu membuat siapapun  merasa nyaman dan betah berada di sisinya,  kehadirannya dirindukan, tutur katanya sejuk, tidak menyerang siapapun , tidak mencari-cari kesalahan orang, tidak merasa dirinya paling benar, dan dia menghadapi segala sesuatu dengan kasih sayang. 

Bukan cuma manusia yang tertarik dengan orang-orang yang dekat dengan Allah, juga segala hal di alam ini, seperti  magnet bagi hal-hal baik untuk mendatangi hidupnya. Karena seluruh alam semesta ini bergerak menuju Allah.

Sudah tahu jawabannya, bagaimana menciptakan kecantikan yang ngefek ?  Hhmmm .... ayo sama-sama mengoreksi diri, sudahkah asma Allah menjadi raja di hati kita ?


Senin, 23 September 2013

Berhenti Merasa Mampu

 Beberapa hari ini, aku mendapat serentetan pengalaman yang memberi pelajaran bagiku, bahwa sesungguhnya segala kebaikan yang kita buat, semua itu bukanlah atas usaha kita, melainkan 'perbuatan' Allah.  Apapun perbuatan baik yang kita lakukan, apakah ikhlas, ridha, bersabar, menahan amarah, menyantuni kaum dhuafa dll dll, semua itu berlaku karena Allahlah yang menggerakkan kita, bukan atas usaha kita sendiri.

Jangan sampai diri merasa ngaku ngaku telah berbuat kebaikan ini dan itu , atau telah merasa berhasil berjuang untuk mencapai keikhlasan dan kesabaran.  Semua itu terjadi hanya karena kehendakNya semata-mata. Kita hanya bisa bersyukur bila telah bisa bersabar atau telah berbuat baik, dan mengembalikan segala sebab kepadaNya saja.

Bila telah sampai kepada rasa syukur dan merasakan bahwa kita ini sebenarnya digerakkan oleh Allah, di titik inilah kita akan dimudahkan dalam memahamiNya dan semakin dekatnya kita dengan rasa 'manunggaling karsa kawula gusti', bersatunya kehendak antara makhluk dengan sang Khaliq. Kita lebur menyatu dengan alam semesta, bersama-sama mewujudkan kehendakNya.  Indah tiada tara.



PENGALAMAN PERTAMA

Ini merupakan sebuah pelajaran, bahwa menghadapi hal apapun dengan perasaan kecewa, apalagi marah-marah, ternyata bukanlah cara terbaik dalam menyelesaikan persoalan.  Kecewa dan marah-marah adalah cara terbaik dalam melampiaskan nafsu, bukan dalam mengatasi masalah.

Ceritanya sederhana saja tapi membekas sekali dalam ingatanku.  Kemarin mendapat pesanan 11 set (bawahan, atasan dan selendang) kain lukis sutra yang bahannya  thai silk Jim Thomson.  Aku jarang bikin stock untuk bahan yang mahal-mahal gini, karena perputarannya lambat, jadi aku hanya mengerjakan pesanan saja.


kain lukis sutra produksiku yang eksklusive

Sejak dollar naik gila-gilaan, harga thai silk yang semula 150 ribu semeter, menjadi 190 ribu semeter..... bayangkan, selisih harga 40 ribu, padahal untuk membuat 1 set, diperlukan 5,3 m kain, jadi selisih harga kainnya  200 ribu lebih per setnya.

Mas Hary yang belanja kain ke toko langganan di Malang dan ada 1 warna yang tidak sesuai dengan pesanan, mestinya warna biru aqua , tapi dia belinya biru turqoise.  Melihat itu, aku langsung mikir, wah, belanja lagi nih, sejuta rupiah lagi. Rasanya nyesek di dada, kok mas Hary gak nanya aku dulu biru yang dimaksud biru apa ? Rasanya pingin berteriak memanggil suamiku dan menghujaninya dengan protes keras.

Tapi aku memilih duduk, dan menyadari bahwa inilah jalan cerita yang Allah ijinkan terjadi.  Aku musti sabar, menahan amarah dan ikhlas.

Saat bisa ikhlas itulah, aku mendapat petunjuk, mengapa tidak dicelup saja? biar tidak usah keluar uang sejuta lagi ? Dari sinilah aku merasa bahwa petunjuk Allah itu datangnya adalah saat hati ikhlas dan menahan amarah seperti perintahNya.

Akupun berniat dalam hati, sejak hari ini aku tidak mau marah-marah lagi.

PENGALAMAN KEDUA 

Kesabaranku benar-benar diuji.  Karyawan keliru menggunakan pewarna, pewarna yang dipakainya adalah pewarna batik dan jumputan, bukan pewarna sutra.  Padahal yang aku maksud adalah pewarna sutra dengan metode steam yang membuat warnanya semakin cemerlang setelah proses pengukusan.

"Ya sudahlah, dicoba saja dikukus, siapa tahu efeknya bisa seperti pewarna sutra", kataku akhirnya, lalu aku suruh karyawan membungkusnya  dan mengukusnya.

Lagi lagi aku dibuat jengkel, karena mengukusnya memakai dandang biasa, padahal mestinya memakai pressure cooker. Aduh, hingga detik ini aku masih bisa bersabar.

PENGALAMAN KETIGA

Akhirnya aku tangani sendiri kain itu, aku kukus sore-sore saat semua karyawan pulang.  Mas Hary datang dari 'beredar' mengurus koperasi Pengayoman.

"Masak apa itu ?", tanyanya.
"Kain. Kemarin warna birunya tidak sesuai", kataku.
"Itu kan biru, semua orang di toko juga bilang kalau itu warna biru".
"Itu namanya biru turqish mas.  Yang dimaksud itu biru ini nih", kataku sambil menunjukkan jaket biruku.
"Iya, tapi itu juga biru".
"Aku yang menerima pesanan maaaas, aku yang tahu biru seperti apa yang dimaksud bu Gatot".  Dan mas Hary ngotot kalau warna itu adalah warna biru.  Aku semakin ngotot dan mengungkit ungkit kesabaranku.

"Aku sudah tidak protes padamu kan mas, ketika kain yang kamu beli salah, dan sekarang ketika aku berusaha memperbaiki kesalahan itu kamu malah yang memprotesku".  Akupun ngambeg ....... perasaanku sungguh tidak terima .... dan akhirnya mas Hary minta maaf.  Itupun tidak meluluhkan hatiku dan  masih saja galau tidak tahu bagaimana memperbaiki hatiku yang kecewa.

KESIMPULAN

Akhirnya aku menyadari bahwa segala kesabaran dan keikhlasan yang bisa aku jalani selama ini, hanyalah Allah penyebabnya, bukan usahaku.  Karena manusia itu tidak berdaya, zero, dan seharusnya manusia tetap merasa zero, karena hanya Allah dibalik segala kekuatan dan segala yang mewujud di alam semesta.

Berhentilah merasa mampu, mampu berbuat baik, mampu mencari nafkah untuk keluarga, mampu menyantuni kaum papa, mampu membeli mobil, rumah, kebun, mampu mengelola usaha, mampu menyekolahkan anak, mampu merawat orang tua .... dll.  Yang memampukan kita adalah Allah, diri ini bukan apa -apa dan hanya bisa bersyukur dijalankanNya  sejauh ini di bumiNya yang indah.


Minggu, 22 September 2013

Kalah Dengan Rencana Allah

Sungguh sepintar apa kita merencanakan sesuatu, sepandai apa kita memprediksi sesuatu, pasti bisa dikalahkan oleh rencana Allah, walau hanya dalam waktu sedetik.  Dan rencanaNya yang teguh itupun adalah rencanaNya yang penuh kebaikan dan penuh kasih sayang.

Sungguh indah bila mampu mensinkronkan rencana kita dengan rencana Allah, atau mengikhlaskan rencana Allah mewujud dalam kehidupan kita, tanpa protes, tanpa menyesal apapun kejadiannya, karena itulah yang terbaik.

Sabtu , 21 september kemarin, adalah rencanaNya yang indah, dan rencanaNya selalu indah.
Ada acara kumpul-kumpul bersama teman-teman komunitas fb EGAF (Ebiet G Ade Forever) di Surabaya dalam rangka undangan meramaikan acara Festival Tunjungan.  Aku gak punya niatan bergabung di acara ini, banyak urusan yang memaksa aku tetap tinggal di istanaku di Malang.

Pagi, aku buka fb , chatting dengan seorang teman yang memintaku datang.  Alhamdulillah urusanku sudah selesai kemarin, tapi masalahnya tidak ada yang mengantarku ke Surabaya.  Suami tergantengku ke kebun dan pulangnya sore, gak nututi bila berangkat sore.  Akupun cuma berkirim salam buat teman-teman yang datang.

Lap top aku tutup, tapi mendadak aku punya ide, gimana ya seandainya aku ke Surabaya sendiri naik bis ? Akupun minta ijin mas Hary untuk pergi ke Surabaya sendiri, dan beliau mengijinkan.

Akhirnya, sore sampailah aku di terminal Bungurasih, dijemput mas Putut dan mas Eko, diajak berkumpul di rumah mbak Inez.  Disana teman-teman sudah menggelar latihan untuk pentas nanti malam, ramai, kehangatan  menyambutku.  Kami dijamu mbak Inez dengan aneka hidangan yang melimpah ruah dan enaaaak tenan, rujak manis, sayur asem, pepes, kue-kue sak meja, wedang cincau ...... wareg-wareg wes.

Malamnya nyanyi-nyanyi di Festival Tunjungan , lalu berakhir dengan traktiran makan nasi rawon.


dengan teman teman EGAF yang kompak dan penuh kehangatan

Aku merasa hari Sabtu ini adalah hadiah Allah untukku, bisa bertemu dengan teman-teman yang penuh kehangatan dan persaudaraan.  Dan satu lagi bonusnya, aku bertemu mbak Andri selebritis kanker yang pernah aku ceritakan di tulisanku  Menciptakan Pelangi Dari Titik Hujan  , mbak Andri adalah teman fb dari grup Ordinary Moms.  Lah kok ternyata mbak Andri itu tetangganya mbak Inez, wedew .... dunia ini kok sempit sekali.  Dan aku mendapat 'bonus' hubungan bisnis dengan mbak Andri.  Keren kan ?


dengan mbak Andri , mbak Inez, mbak Tin dan seorang tamu di rumah mbak Andri

Malam itu pulang dengan diantar mbak Dyah ke terminal Bungurasih, aku harus pulang  meski sebagian teman-teman menahanku untuk menginap di rumah mereka.  Aku merasa begitu disayangi ketika teman-teman pada pesan ke mbak Dyah, musti ngantar aku sampai duduk di bis plus dititipin ke pak sopir ..... hahaha.

"Aku sampai tidak bisa tidur menunggumu, takut keblabasen tidur", kata mas Hary di terminal Arjosari Malang, tangannya membelai pipiku ........ hmmm .....jam sudah menunjukkan pukul 3 dinihari.

Aku banyak berkaca pada kejadian hari ini, mestinya kita membiarkan saja rencana Allah berlaku.  Apapun kejadiannya, itulah yang terbaik.  Ikhlas dalam skenarioNya.

Hari-hariku di workshop, sering sekali dibuat  jengkel oleh karyawan yang kadang mengerjakan hal yang tidak seperti apa yang aku intruksikan. Apa yang aku rencanakan, sering buyar oleh terbatasnya kemampuan karyawan.  Aku musti lebih ikhlas, memang itulah karyawan yang Allah kirim untukku, aku musti lebih bersabar dan menahan marah, seperti perintahNya.  Dan ikhlas diatur olehNya.

Jumat, 20 September 2013

Hidup Ini Hanyalah Sekeping Keindahan


 Hidup di dunia ini hanyalah sekeping keindahan, ya, sekeping yang berharga. Hanya sekeping, iya, aku bilang sekeping, karena kehidupan yang berkeping-keping nanti adalah kehidupan abadi setelah kematian.

Kehidupan kita bakalan panjang, mati hanyalah proses perpindahan dari hidup ke hidup.  Mati hanyalah jeda, seperti sebuah tanda koma dalam sebuah cerita, sementara cerita itu sendiri masih berlembar-lembar.



Sekeping kehidupan yang penuh warna, terserah orang mau memberi judul apa pada lukisan kehidupannya.  Barangkali sebuah lukisan abstrak yang indah, atau malah goresan demi goresan yang tak berarti.  Semua itu kembali kepada diri saat menatap bentangan lukisan kehidupan yang telah ditulisnya sendiri.

Seorang pelangganku bilang :"Hidupku ini penuh cobaan dan ujian yang tidak ada habis-habisnya".  Aku berdzikir mendengarkannya, mencermati apakah ada petunjuk di  hatiku yang bisa membawanya ke dalam kesejatian.

Akupun tersenyum dan berkata :"Bersyukurlah ibu tengah disucikan Allah, tidak semua orang mendapat kesempatan seperti ini".  Dia menatapku tak percaya :"Inggih tho jeng ?".

Lalu aku melihat, bahwa sebenarnya si ibu memang sedang disucikan oleh Allah, tapi apakah dia mau mengambil kesempatan ini atau tidak, itu adalah pilihan dia sendiri.  Bila dia memilih mengambil kesempatan ini, pasti dia amat bersyukur dan berhenti mengeluh tentang kehidupannya.

Ada perkataan eyang yang sulit untuk aku lupakan, katanya begini :"Sebenarnya kehidupan kita sesudah mati nanti sudah bisa diketahui dari kehidupan kita sejak di dunia ini.  Bila saat ini kita hidup  tenteram dan bahagia, sudah pasti nanti di akhirat syurgalah tempat kita".

Sesederhana itukah ? pertanyaan itulah yang muncul tanpa diundang.

Hanya orang-orang yang ikhlas dan pandai bersyukur yang bisa mendapatkan kehidupan yang tenteram dan bahagia.  Bukan kekayaan, bukan kemewahan, apalagi popularitas, yang bisa membuat seseorang merasakan kabahagiaan.


Sudahkah kalian temukan kebenaran dalam kata-kata eyang ?


Bila kita sudah bisa merasakan betapa kehidupan ini hanyalah sekeping keindahan, barangkali kita boleh berharap adanya jutaan keping yang menunggu kita di hamparan masa depan.  Namun banyak orang merasakan hidup ini adalah berkeping-keping kepedihan ..... mudah-mudahan itu bukan kita, mudah-mudahan Allah menyampaikan mereka pada kesejatian.



Selasa, 17 September 2013

Dua Krucilku Telah Sarjana

 Terimakasih Allah, telah menghadirkan anugerah ini padaku, dan atas kesempatanMu menemani 2 makhlukMu meniti masa-masa kecilnya yang indah.  Kini kedua krucil itu telah dewasa dan menjadi sarjana.

Bagaimana rasanya duduk di acara "Sidang Terbuka Senat"  sebuah perguruan tinggi yang anak-anak kita sedang menjalani prosesi wisuda ? Apalagi bila sang anak duduk di kursi depan wisudawan sebagai lulusan yang menyandang predikat cum laude. 

Terharu , mbrebes mili dan campur aduk.  Rasanya baru kemarin dia aku timang timang dan aku suapi sambil berjalan-jalan, sementara dia mengoceh dengan mulut penuh makanan, mengomentari berbagai hal yang dilihatnya.  Lalu setiap orang yang bertemu kami, 'nyiwel' pipinya yang tembem kayak kue apem dan memuji :"Aduh, anaknya cerdas ya ?".


Aden dan Zeli kecil dengan mbah yutnya di Ngantang

Begitulah, aku dan mas Hary saling jawil jawilan karena perasaan kami sama, dan sesekali mengusap air mata yang menitik.  Rasanya waktu begitu cepat berlalu mengukir kenangan manis bersama anak-anak kami, lalu waktu juga telah membawa mereka menuju kedewasaan, hingga berdiri sebagai sarjana dengan toga hitam.  Toga yang menutup perjuangan yang tidak mudah dalam menempuh pendidikan strata satu.

Tahun ini 2 anakku lulus kuliah, anak pertamaku, Aden, pada 13 juli 2013  wisuda sarjana strata 1 dari  Tehnik Informatika ITB dengan predikat  'lulus tepat waktu' ...... 6 tahun .... hehehe.  Sedangkan Zelika, putri keduaku, wisuda kemarin tgl 16 september dari jurusan Seni Kriya ISI Yogyakarta dengan predikat cum laude.


Aden (yang gondrong) dengan tiga temannya yang 'seia sekata' lulus 6 tahun.

Biarpun Aden lulus 'tepat waktu' , tapi dia punya prestasi yang tidak aku duga, sangat melebihi ekspektasiku, karena TA (tugas akhir/skripsi) Aden merupakan temuan baru di dunia informatika, kata Aden sih, ini lebih pantas jadi thesisnya mahasiswa S-2.

Aden telah menemukan metode baru di bidang kriptografi, sementara ahli kriptografi di Indonesia ini sangatlah langka, di ITB sendiri hanya punya seorang, yaitu dosen pembimbing Aden.  Apa itu kriptografi ? Aku sendiri gak ngerti ...... hehehe, padahal ya sudah dijelaskan sama Aden

 

Karena prestasinya ini, Aden 'dikejar' beberapa instansi pemerintah untuk direkrut menjadi karyawan , salah satunya dari sebuah Universitas Negeri yang menawarinya untuk menjadi dosen.  Tapi Aden tidak menanggapi semua tawaran itu, dan memilih untuk mengembangkan hobbynya menggambar anime (kartun manga) dan mengembangkan komunitas yang dibentuknya, 'Next Heaven'.

Aku pernah menulis tentang  Aden dengan Next Heavennya  dan pandangannya yang cukup menginspirasi, silahkan klik disini .

Kembali ke cerita soal wisuda.  Baru beberapa hari yang lalu mengikuti acara wisuda Zeli, dengan jarak yang begitu dekat dengan pengalaman menyaksikan wisuda Aden.  Pikiranku tidak bisa diajak diam membandingkan antara wisuda ITB dengan wisuda ISI.  Kali ini aku  mau jujur saja, ITB super kereeeen !!!

Bayangkan saja, saat itu wisudawan ITB ada seribu lebih mahasiswa (seingatku ada 1300 mahasiswa), bila ditambah dengan dua orang wali mahasiswanya, jadi tiga kali lipatnya, bisa dibayangkan betapa  jejel riyel riyel (berjejal jejal) , dan semuanya tertampung dengan tertib di gedung Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) yang megah dan keren.

Seluruh rangkaian acara wisuda ITB berlangsung tepat waktu, tertib, terkoordinasi dengan baik dan berlangsung dengan sangat memukau , menjadi event yang tak terlupakan buat kami semua.

Sejak kedatangan kami,  Aden langsung memperkenalkanku dengan adik kelasnya yang bertugas 'mengawal' kami dari awal acara sampai kami memutuskan pulang, ada istilah khusus untuk pengawal wali mahasiswa yang cantik cantik ini, tapi aku lupa.

Hingga ke kamar kecilpun, aku diantarnya dan ditunggu sampai aku menyelesaikan 'hajat' ... hehehe. Mungkin karena kampus ITB terlalu luas, juga gedung Sabuganya terlalu gede, dan selain acara inti, juga masih banyak acara lain, jadi perlu ada pemandu biar para wali mahasiswa tidak bingung.

Memasuki gedung Sabuga, kami langsung disambut dengan alunan gamelan life yang syahdu, menciptakan suasana syahdu dan khidmad yang membuat setiap orang berasa keren.

Duduk menyaksikan prosesi wisuda di Sabuga, seperti menyaksikan panggung teatrikal yang megah.  Ada tiga layar proyektor besar-besar di depan yang membuat kami bisa melihat dengan jelas jalannya acara.  Bahkan aku seperti bukan melihat para guru besar dengan atributnya yang megah sebagai orang-orang pinter di dunia pendidikan, tapi rasanya kayak melihat aktor .... hehehe.

Acara yang berlangsung begitu perfect, membuatku tidak mengantuk meskipun wisudawan yang disalami pak Rektor ada seribu lebih, bayangkan betapa lamanya !!!  Semua wisudawan disalami langsung oleh Rektor dan Dekan masing masing, tapi ada jeda waktu istirahat buat Bapak Rektor yang diisi dengan paduan suara yang memukau penonton.

Betapa bahagianya saat nama Aden disebut, dan melihat gantengku itu berjalan dengan gagah naik ke panggung, bersalaman dengan Bapak Rektor yang rendah hati.

Herannya aku dengan ITB, biarpun acara formil dan 'mengandung unsur' pidato , kok pendengarnya tidak mengantuk dan tidak bosan.  Keseluruhan sambutanya amat berbobot, sampai sambutan wakil wisudawanpun mengajak kami untuk merenung dan pulang membawa spirit baru. Benar-benar jempol sejuta untuk ITB !

Menjelang acara foto-foto dengan bapak Rektor, ada atraksi tak terduga, tiba-tiba saja ada yel yel dari fakultas Aden saat nama fakultasnya disebut plus gerakan lucu yang dilakukan serempak,  memecah kesyahduan acara,  bikin kami merinding dan sekaligus tertawa geli.... hahaha.

Selesai acara inti, ada acara arak-arakan wisudawan dengan rute jalan-jalan di kampus, tapi Aden memilih tidak ikut.  Walau banyak atraksi disiapkan oleh fakultas masing-masing yang berkumpul dan start di lapangan Sabuga.  Kami bertiga memilih pulang ke asrama, disana Insan , Alni,  Zeli dan suaminya menunggu untuk merayakan kebahagiaan ini sekeluarga.

Arak arakan wisuda itu rupanya sudah menjadi tradisi di beberapa kampus, seperti juga di kampus Zeli. Mungkin karena disini semua anak-anak seni, jadi lebih meriah, yang telah membasuh 'kemelongoanku' saat pertama masuk ruang wisuda dan melihat  grup musik pengiring paduan suara di panggung masih checking alat musiknya ! Yang langsung membuatku membandingkannya dengan di ITB, yang saat wali mahasisma masuk langsung disambut iringan gamelan life yang sudah 'siap saji'.

Hanya 300 an wisudawan di ISI, tapi bikin ngantuk ... hehehe ... wah, jadi membandingkannya lagi dengan kampus Aden yaaa .... untungnya kengantukanku sering pecah oleh aksi lucu para wisudawan, yang kadang berjoged menuju bapak Dekan yang akan mewisudanya,  mengikuti irama gamelan pengiring. 

Cuma sayangnya, hanya wisudawan dengan predikat cum laude yang bisa bersalaman dengan bapak Rektor ISI , selebihnya dengan dekannya masing masing.  Dan Zeli mengejutkanku dengan masuknya dia di barisan cum laude. Saat wisudawan yang cum laude disuruh menghadap ke belakang (ke wali mahasiswa) , akupun kumat 'endelnya' , spontan aku berdiri dan melambai lambaikan tanganku ke arah Zeli, mas Hary ikutan berdiri juga dan melambai-lambai .

Tapi maafkan bila lagi-lagi aku membandingkannya dengan di ITB, yang wisudawannya seribu lebih, tapi semuanya mendapat ucapan selamat langsung dari bapak Rektor.

Aku tidak tahu bagaimana acara wisuda di kampus selain ITB, ISI dan UB Malang (almamaterku). Yang aku rasakan, mungkin perguruan tinggi lain perlu banyak belajar dari ITB, ya soal penyelenggaraan acara wisudanya, ya soal sistem yang diterapkan din kampus ini.

Sejak Aden memasuki kampus yang asri ini, sudah terasa bagaimana sistem pendidikan di dalamnya begitu integral membentuk seorang sarjana yang benar-benar punya pola pikir dan attitude yang baik.  Dari soal disiplin waktu,  menjunjung tinggi idealisme, hingga berpikir global tapi tetap cinta Indonesia.

Ada acara pembacaan janji wisudawan di ITB, yang tidak aku temui di kampus ISI ... wah, lagi-lagi aku membanding-bandingkan yaaa .... Bukan maksudku membandingkan kok, cuma menyayangkan, kenapa tidak ada janji wisuda di acara yang sakral itu ? Janji yang bisa mereka ingat , barangkali ada di antara mereka yang suatu hari jadi pejabat, lalu gak jadi korup karena ingat janjinya saat lulus sarjana.

Dari ceritaku ini, sebenarnya aku ada maunya ... hehehe.  Mauku, bila kalian punya anak yang cerdas, dan jurusan yang dia minati ada di ITB, masukkan saja kesini. Promosi niiih .... bukan kok, cuma maksa ... hahaha....

Di ITB ada asrama yang keren habis, maksudku sistemnya yang keren, teladan nasional, dan mengajari mahasiswa untuk mengelola sebuah negara, murah lagi.  Bila ingin tahu lebih jauh tentang asrama ini, boleh dibuka disini

Kembali cerita tentang anak cantikku Zelika.  Tahukah sahabat ? Seorang ibu yang punya anak perempuan, biasanya suka banget mendandani anaknya kayak mendandani bonekanya.  Ternyata hukum ini bukan hanya berlaku saat si gadis masih anak-anak, bahkan saat si gadis sudah dewasa pun. 

Sebenarnya aku ingin memamerkan Zeli dengan kebaya rancanganku sendiri, yang kata teman-teman Zeli bagus banget , tapi berhubung kemarin aku tidak membawa kamera, dan kelupaan pula membawa hp, jadi beginilah nasibku sekarang, foto-foto wisuda Zeli masih menunggu kiriman dari teman Zeli yang anak fotografi ISI.



Sebagai gantinya, aku pamerin hasil rancangan Zeli waktu peragaan karya cipta dalam rangka TA-nya kemarin.  Peragaan busana di XT Square Yogya, membawakan 6 busana art wear rancangan Zeli.



Zeli mendobrak definisi sebuah asesories busana yang identik dengan ukuran yang lebih kecil daripada busananya.  Disini Zeli menampilkan asesories busana dalam ukuran besar-besar, bahkan lebih besar dari modelnya sendiri ... hahaha.

Sungguh sebuah kreatifitas yang unik dan spektakuler !!!

Terimakasih ITB, terimakasih ISI , kampus yang telah menggodog kedua krucilku menjadi sarjana yang membanggakan kedua orang tuanya.  Semoga Allahpun bangga pada kalian berdua , sayangku. 

Jumat, 13 September 2013

Katakan : "Aku Pantas......"

Tulisanku kali ini untuk menjawab pertanyaan pembacaku yang merasa belum bisa menemukan ikhlas dan ridhanya.  Beberapa mengatakan masih saja naik turun ikhlasnya, suatu saat bisa ikhlas dan ridha yang demikian indah dan mendamaikan hati, tapi terkadang masih muncul gejolak dan protes dalam hati akan ujian dan cobaan yang seolah tidak berujung.

 

Begini sahabat,

Menurut ustadzku, ikhlas itu adalah saat tercerabutnya rasa khawatir dan sedih dari hati seseorang, dan itu adalah 'wilayah kerja' Allah.  Jadi, berbagai usaha untuk ikhlas, musti dibarengi dengan doa dan pengharapan akan turunnya karunia Allah yang berupa tercerabutnya rasa sedih dan khawatir itu.  

Jadi, bila sudah bisa ikhlas, ingatlah bahwa itu adalah karunia Allah untuk kalian, dan pelihara rasa syukur kalian.  Apapun jalan yang kalian tempuh untuk ikhlas, apakah itu lewat dzikir, membaca al quran, membaca blog innuri, mendengarkan audio cd brainwave management, mendengarkan kajian Islam, dll dll ..... ingatlah bahwa jalan yang sedang kalian tapaki itu adalah jalan yang Allah bentangkan untuk kalian. Adalah kasih sayang Allah yang telah mempertemukan kalian dengan jalan-jalan itu.  Tidak ada yang kebetulan dan tidak ada yang terjadi tanpa ijinNya.

Jangan merasa telah berhasil ikhlas karena usaha yang telah dilakukan, ntar menguap lagi tuh ikhlasnya ....., ingatlah bahwa sebuah usaha yang berhasil pasti terjadi karena ijinNya.  Bahkan seperti kubilang tadi, jalan yang telah kalian tempuh itupun, Allah yang menyiapkannya untuk kalian.

Dengan kata lain, orang ikhlas itu tidak sempat ngaku-ngaku dan tidak sempat sombong , pengakuan terdalamnya adalah pengakuannya akan kasih dan pertolongan Allah.

Itu point pertama dalam bahasanku kali ini. 

Selanjutnya, kita musti kembali menyadari fungsi ujian dan cobaan, yaitu untuk membuat kita kembali kepada Allah, bersandar kepadaNya, bertambah iman kita kepadaNya dan semakin kuat tawakal kita kepadaNya.  

Selain itu, ujian dan cobaan adalah cara Allah mengajari kita sesuatu dan cara Allah memperkenalkan diriNya pada kita.  Kalau kita nggak ngerti ngerti akan sebuah pelajaran hidup, ya ujianNya Dia turunkan lagi hingga kita bisa lebih memahamiNya dan lebih mengenalNya.

Ujian dan cobaan juga cara Allah menyucikan dosa-dosa kita, hingga kita bisa kembali kepadaNya dalam keadaan bersih suci sebersih kain putih yang dicuci dengan rinso satu pabrik ... eh, hehehe.

Bila hati merasa galau dengan ujian yang terus menerus datang, coba katakan kepada diri sendiri :

 "Aku memang pantas menerima ini semua, karena dosa-dosaku yang perlu dicuci masih berkarung-karung ".

"Aku pantas menerima semua ini, karena aku masih perlu mengenal Allah lebih dalam dan lebih dekat".

"Aku memang pantas menjalani semua ini, karena aku masih terpaku pada logika, lupa mendahulukan tawakal kepada Allah".

"Saat peristiwa ini terjadi, detik pertama yang terlintas di pikiranku adalah mengharap pertolongan manusia dan sebab-sebab yang logis, Allah baru kuingat pada detik kedua.  Makanya aku pantas diganjar ujian ini lagi dan lagi, karena aku tak kunjung berubah menjadi orang yang hanya bersandar kepadaNya".

Yak, sahabat, buatlah dengan kalimatmu sendiri, bahwa 'aku memang pantas ....'. Semoga ini bisa menjadi jalan yang lain lagi untuk bisa ikhlas dan ridha.  Karena sebenarnyalah, segala peristiwa yang terjadi dalam hidupmu saat ini sudah benar-benar diputuskan oleh Allah dengan Maha Bijaksana, bahwa semua itu memang pantas untukmu dan Allah tidak pernah main-main dengan keputusanNya.

Nikmati saja prosesnya, seperti sebuah kain yang membiarkan dirinya diolah, dipola (digambar), dicanting (proses penorehan lilin panas dengan canting), diwarna, difiksasi (proses penguatan warna  agar tidak luntur) , lalu dilorod (direbus) dan dikeringkan. Setelah proses yang panjang dan menyakitkan itu, kain putih yang tidak menarik itu berubah menjadi selembar kain batik yang indah berwarna warni.

Kita bukan kain dan bukan pula batik, makanya kita musti lebih ikhlas dibandingkan kain yang dibatik, karena kita manusia, ciptaanNya yang paling sempurna.

Rabu, 11 September 2013

Menikmati Hari Ini

"Aduh, jadi ingat masa kecilku yang indah deh", kataku suatu hari saat eyang bercerita tentang sesuatu, eyang tertawa.
"Hehehe .... kenapa semua orang merindukan masa lalunya ?", kata eyang.
"Dan mengkhawatirkan masa depannya", sambungku.
"Dan tidak bisa menikmati hari ini", kataku yang cerewet .... hmmm ... biasaaa, eyang ngomong sak kecap (satu ucapan) aku sepuluh kecap.

Tapi iseng-iseng coba tanya pada diri sendiri, apakah kita termasuk orang-orang yang ingin kembali ke (merindukan) masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan ?

 

Coba renungkan lagi, saat kita berada di masa lalu itupun sebenarnya kita mengalami kesedihan, kebahagiaan, kaget, riang gembira, takut dll dll , seperti halnya saat inipun kita merasakan 'nano nano' kehidupan. Sedangkan di masa mendatang (yang sering kita khawatirkan), kita malah bisa merancangnya dari sekarang, mau masa depan seperti apa ?

Yaaa, mengapa sekarang masa lalu itu terlihat begitu manis ? hingga kita layak merindukannya ? Mungkin karena kita sudah berhasil melalui segala tantangannya dengan sukses, mungkin karena disanalah saat-saat kita dekat dengan orang-orang yang kita cintai dan kita rindukan, mungkin karena yang tertinggal dari masa lalu itu hanyalah hal-hal manis di pikiran kita ......

Coba ingat-ingat apa isi pembicaraan kita pada saat reuni dengan teman-teman sekolah atau dengan teman kuliah .... pasti guyonan tentang manisnya masa-masa kebersamaan dulu.  Hilang semua kenangan buruk tentang teman yang pernah njengkelin, pernah bikin kita gondok ... dll.

Bagaimana bila teori 'menghilangkan hal buruk' itu kita bawa hari ini, hingga kita bisa menikmati hari ini dengan dipenuhi hal-hal manis saja ?  Bila ada perlakuan orang-orang terdekat kita yang menjengkelkan, segera kita eliminasi dengan berpikir :'Aaaah, nanti semua ini juga bakalan menjadi kenangan manis di masa depan'.  Atau kita tertawakan saja semua hal-hal bodoh yang terjadi dengan berpikir :'Aaah, nanti semua juga bakalan jadi masa lalu'. 

Kukira cara ini bisa memudahkan kita untuk memaafkan, mengikhlaskan kenyataan yang kita hadapi, dan sekaligus bisa membuat kita lebih menikmati hari ini.

Mari belajar menikmati segala keindahan yang terjadi hari ini, membuang hal-hal buruknya, hingga dari hari ke hari yang kita rasakan hanyalah kemanisannya.  Dan mari kita koleksi kenangan manis itu untuk kita bawa ke masa depan, memperbesar rasa syukur kita kepadaNya, hingga yang terasakan di hati hanyalah nikmat nikmatNya, lalu hati kita bisa merasakan ridha akan semua karuniaNya.

Selamat menikmati hari-hari kalian sahabatku sayaaang !!!

Selasa, 10 September 2013

Sebuah Alasan Untuk Ridha dan Ikhlas

Selasa pagi yang damai.
Merasakan diri jauh lebih baik setelah beberapa hari terpenjara dalam kesedihan yang terlalu didramatisir olehku sendiri.

Kembali dalam kesibukanku mengelola karyawan, membuat desain, menghafal al quran, memasak .... betapa indahnya. Padahal itu adalah sesuatu yang biasa saja, bertahun-tahun pekerjaanku ya bergaul dengan kain dan sebagai ibu rumah tangga.

Tapi semua itu menjadi terasa begitu berbeda, begitu manis kurasakan kini.  Sejak Allah mengantarkanku 'bertamasya' ke sebuah negeri yang bernama negeri kesedihan, aku jadi lebih menghargai indahnya sebuah rutinitas.  Yang dulu amat biasa, berubah menjadi amat indah.

Aku seperti keluar dari sebuah gua yang gelap dan pengap, lalu bertemu matahari dan melihat cahayanya menembus hijau dedaunan.  Padahal dulu sinar matahari dan dedaunan itu terlihat biasa saja, walau aku mengakui itu sebagai sebuah keindahan, tapi tidak seindah kini.  Karena kini aku melihatnya dengan hati yang mendambakan cahaya.

Maha Sempurnanya Allah.  Yang Maha Agung telah menciptakan kesedihan, agar kita bisa merasakan kebahagiaan.  Yang Maha Kuasa telah menciptakan kegelapan, agar kita bisa merasakan indahnya cahaya.

Sudah ketentuanNya bila kehidupan ini selalu punya dua sisi.  Manusia kadang terjebak dalam kesombongan, terjebak merasa lebih bijak dariNya hingga berani-beraninya menolak keadaan yang tidak dia sukai dan tidak dia mau.

'Mengapa hidup ini penuh cobaan ?', sering aku mendengar kalimat itu dengan berbagai macam ungkapan, itu adalah sebuah pertanyaan protes atas kebijakanNya.
'Aduh jeng, cobaan yang kamu alami itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan cobaanku', aku mendengar kalimat itu diucapkan padaku, seolah-olah membandingkan perlakuan Allah yang tidak adil antara makhluk-makhlukNya.

Pada keadaan apa lagi sekarang kita musti complain ?  Pada panas terik yang menyengat dan peluh yang bergulir dalam sesaknya nafas kehidupan ? Hmmm ... bisa jadi itulah yang menjadi tumpuan rindu saat Allah membalikkan keadaan.

Bila hari ini kita masih complain dengan segala permasalahan hidup, itu artinya kita sedang berharap akan datangnya keadaan yang lebih buruk.  Hanya dengan merasakan hal yang lebih buruk, maka hati bisa mensyukuri keadaan yang menurut kita buruk.  Maka janganlah menunggu keadaan akan menjadi lebih buruk, bersyukurlah sekarang juga. 

Aku telah menemukan alasan untuk ridha dan ikhlas, dan alasan itu berada di kedalaman rasa, tak cukup kata-kata untuk menjelaskannya, tak cukup warna untuk menggambarkannya.

Tidak ada yang sia-sia dari setiap hal dan setiap peristiwa yang Allah takdirkan terjadi dalam hidup kita.  Semua terjadi atas nama kasih sayang Allah dan atas kehendakNya untuk menarik kita dalam lingkaran kasih sayangNya.

Maka sambutlah perlakuanNya pada kita dengan kasih sayang pula. Bila kasih berbalas kasih, hasilnya adalah kesatuan, manunggaling kawula - gusti , sebuah rasa yang mengantarkan segala doa menjelma kun fayakun.

Sungguh  tidak ada yang sia-sia dari setiap episode kehidupan yang diskenariokanNya, setiap peristiwa, setiap gerak, setiap kata, sepercik rasa, sepenggal pemikiran, segenggam prasangka ..... Mari kita bawa semuanya kepada ridha dan cintaNya.



Sabtu, 07 September 2013

Penjahat Itu Bernama Kesedihan

Minggu ini aku mendapat ujian masalah yang cukup mengharu biru perasaan, secara fisikpun membuatku sibuk wira wiri menyelesaikannya, sampai membuat aku tidak konsentrasi menghafal al quran, sampai membuat aku begitu melankolis dan sedikit sedikit menangis, sampai membuatku tidak mikirin bagi-bagi nasi bungkus.

Hingga aku sadari, bahwa setiap manusia punya dua sisi kehidupan , ada sedih ada bahagia, ada kekurangan ada kelebihan ....  Satu sikap yang paling memberikan perasaan tenang dan nyaman adalah ridha dengan semua itu.

 

Ridha yang sering aku artikan sebagai penerimaan yang ikhlas dan penuh rasa senang dan bahagia menerima segala peristiwa pemberianNya.  Ridha yang tidak mudah, karena kadang peristiwa dalam hidup ini diluar perkiraan , seperti menghempaskan kita pada kenyataan yang begitu memilukan.

Apapun juga, bagaimanapun cetar kejutannya, sifatnya sama, kalau bukan ujian/cobaan ya hukuman.  Dan itulah yang terjadi padaku, mengejutkan dalam waktu yang beruntun .... hingga aku musti bekerja keras mencari celah yang memubuatku bahagia dan bersyukur, mencari tempat yang tepat dimana aku bisa membuang air mata.

Kurindukan Allah menjawab semuanya
Kurindukan cahayaNya menerangi kalbu
Kurindukan tanganNya membelai rambutku
Kurindukan pelukanNya

Renungkanlah wahai diriku,
Betapa kejamnya sebuah kesedihan, dia telah menghancurkan rencana-rencana baikmu.  Apakah kau ingin lebih kejam lagi dengan membiarkan dirimu dijajah kesedihan ? Dan membunuh segala niat baik ? Padahal semasih niatpun harganya begitu tinggi di hadapan Allah.

Kesedihan adalah penjahat paling licik, dia menyamarkan diri begitu rupa untuk melakukan pembunuhan berantai ..... Jangan lupakan kaum dhuafa yang merindukan uluran tanganmu, jangan lupakan hati yang merindukan murattalmu , jangan lupakan semua orang yang merindukan kebaikanmu yang berbunga kebaikan.

Bangkitlah !!! saatnya kamu bertempur melawan kesewenang wenangan kesedihan yang membawa kejahatan paling sadis.


Jumat, 06 September 2013

Membebaskan Diri Dari Masalah

Sahabat,
Bagaimana kabarmu ? Apa sedang terjerat persoalan, merasakan sakit, merasakan gelap, terkungkung dalam dingin dan kelam ?

Cintai dirimu dan jangan biarkan berada dalam situasi itu, maka bebaskan dirimu dari jeratan persoalan.

Bagaimana caranya ?

Dengan memasrahkanNya kepada Allah, mempercayakan persoalan kita kepadaNya.  Ketahuilah bahwa Dia Maka Kasih yang Maha Mengangkat segala persoalan.  Bila persoalan kita telah diangkatNya, maka kita tinggal bersenang-senang menikmati hidup.



Sesederhana itu, tapi pelaksanaannya bisa jadi tidak sederhana, mungkin perlu waktu untuk merenung dan mengkomunikasikannya dengan Allah, mungkin perlu waktu membuka-buka al quran dan menemukan ayat yang menyejukkan, mungkin perlu berwudhu dan shalat 2 rekaat, mungkin perlu membaca al fatihah seratus kali, mungkin perlu membaca istighfar seribu kali .....

Berjuanglah !!!

Jangan menyerahkan dirimu dalam penjara persoalan, serahkanlah kepada  Allah saja, karena disisiNya terdapat syurga kelapangan, kebahagiaan dan kemerdekaan jiwa dari penjara persoalan.

Lalu buka matamu, nikmati betapa indah segala karuniaNya.



Senin, 02 September 2013

Jurus Bersedekah Dalam Sempit

Beberapa pembacaku bertanya, yang intinya bila dirangkum begini ; "Aku pingin mempraktekkan apa yang ditulis bunda di buku (maksudnya bukuku 'Menciptakan Keajaiban Finansial'), ya soal gaya bersedekah dalam lapang dan sempit, tanpa rasa khawatir akan esok hari, juga soal memberi makan fakir miskin setiap hari.  Tapi kenyataannya aku hanya ibu rumah tangga biasa yang hanya mengandalkan gaji suami yang musti diatur biar cukup untuk sebulan.  Bagaimana solusinya ?"

Bersedekah dalam lapang memang mudah yaaa .... kalau bersedekah dalam sempit ? Tapi percayalah bahwa bersedekah dalam sempit itulah yang akan mendatangkan kelapangan, seolah jadi kunci pembuka untuk kemudahan. Solusinya,  be creative !!!

Sebagian jawabannya ada disini nih, klik aja.

Biar ada uang sisa yang bisa disedekahkan, kadang kita perlu berhemat , dan berhemat itu bisa dengan berbagai cara.  

Aku pernah mengalami masa masa jadi ibu rumah tangga saja.  Tapi tetap bisa bersedekah kok , padahal gaji suami juga tidak gede-gede banget.  Tapi aku kreatif, aku bikin penghematan dari tujuh penjuru mata angin .... hahaha.  Di rumahku yang kecil dengan halaman belakang yang kecil, aku bertanam aneka sayuran, diantaranya ada kangkung, bayam, dan  kemangi yang tumbuh dengan suburnya.  Aku juga memelihara 6 ayam kampung yang gantian bertelur tiap hari, kandangnya bertingkat, pesan ke tukang sehingga menghemat tempat. Aku juga pelihara lele di dalam tong, ada 2 tong plastik tempat aku membesarkan lele.

Dari hasil 'perkebunan' dan 'peternakan'ku itu tidak ada yang aku jual, hanya untuk dikonsumsi sendiri dan dibagi ke tetangga .... keren kan ?  hehehe ... Bila mengingat masa-masa itu, rasanya tuh hidup kok sederhana dan bahagia banget.  Kalau tidak sempat ke pasar, tinggal petik bayam saja di halaman belakang, dan nyiduk lele dari tong, atau ceplok telur.

Sekarang, meskipun aku sudah punya usaha, aku masih bertanam sayur di halaman depan dan belakang rumah, ada gingseng jawa, ketela pohon, pepaya, dan cabai.  Saat mahal mahalnya cabai, aku tidak bingung , soalnya ada sekitar 10 pohon cabai di halaman depan dan belakang, aku tanam di polybag, benihnya aku dapat dari dapur saja.  Dan rumahku tidak besar loh,  cuma rumah type 36 dengan luas tanah 90 m an persegi. Nah ... yang penting itu kreatif.

 Sekarang ini, saat  harga-harga kebutuhan dapur melonjak demikian tinggi, untuk tetap bisa berbagi sekitar10 nasi bungkus tiap hari, aku tetapkan budget untuk belanja sayur mayur dan lauknya.  Jadi kalau aku belanja ke tukang sayur, pertanyaan pertamaku ;"Sekarang sayur dan lauk yang murah apa?" ....... untuk menjaga biar tidak melebihi budget ... hehehe , lama-lama aku tidak perlu bertanya lagi karena yang disodorin padaku pasti yang murah-murah.  Cerdik kan ?

Lauk yang pantas untuk dibagi kan tidak musti mahal ? Sekarang ini di Malang sedang murah-murahnya ikan laut, dan itu yang tiap hari jadi pilihanku , tapi aku ganti-ganti, kalau kemarin ikan tongkol, hari ini ikan bandeng, besok ikan moto belo.... hihihi... Kalau ketemunya sama ikan tongkooool mulu , ya bumbunya yang digonta ganti ,  tongkol masak pedas,  tongkol  dan tahu bumbu bali , pepes tongkol ... dll dll. Yang penting kreatif dan cerdik.

Barangkali ada yang bertanya, untuk menutup kebutuhan sehari-hari saja sudah harus 'mengencangkan' ikat pinggang, kadang masih gak cukup, kadang masih ngutang .... weleh weleh weleh ... si Komo lewat deh. Berarti kalian  musti baca kisah inspiratif yang amat terkenal ini ,  kisah tukang becak yang beramal ratusan juta .

Salaaaam.