Kamis, 26 September 2013

Keajaiban Dari Sebuah Buku

Bertemu teman setelah 9 bulan tidak bertemu, dan jarang pula chatting. Kaget, tapi sekaligus  senang dan bahagia melihat keadaannya berubah 180 derajad.

Rasanya aku musti belajar dari dia setelah dia belajar dari bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".... hehehe.  Rasanya aku tidak bisa menahan diri untuk bercerita kepada kalian, bagaimana nasibnya berubah begitu drastis dalam waktu yang secepat itu.

Kenalin, sebut saja dia  Kasih (bukan nama sebenarnya).  Pertama bertemu dia di awal desember tahun lalu, keadaannya sungguh memprihatinkan, kehidupan rumah tangganya bak sinetron.  Dia punya suami temperamental dan matre pula.  Saat anaknya masih balita, sang suami menjual rumah yang dibeli dari uang warisan orang tua Kasih.  Kasih memang berasal dari keluarga berada.

Persis sinetron, dia dan anaknya diusir oleh pembeli rumah itu, suaminya menghilang, dan dia dalam keadaan tidak punya uang sama sekali.  Bahkan saat dia mencari perhiasannya untuk dijual sekedar buat mengontrak rumah, kotak perhiasannya telah kosong, ternyata telah pula dibawa lari sang suami.

Menangis aku saat dia bercerita bagaimana dia dibantu satpam perumahan,  menjual semua perabotan rumah untuk memulai hidup baru.  Saat meninggalkan rumahnya di perumahan elit itu, si kecil menangis tidak mau berpisah dengan tempat tidurnya, tangan si kecil mencengkeram tepi tempat tidur dan manangis histeris.  Lalu kehidupannya dimulai dari sebuah kamar kos, dan dia menemukan pekerjaan kasar sebagai buruh pabrik.

Suaminya kembali juga akhirnya, kehidupannya mulai tertata lagi walau tinggal di rumah yang sederhana.  Tapi suaminya tetap temperamental dan berselingkuh pula.  Tapi Kasih memilih mempertahankan rumah tangganya, sungguh cinta yang luar biasa.

"Coba baca blogku, aku pernah menulis tentang ini", kataku.
"Jangan ajari aku untuk membenci suamiku, aku tidak bisa membencinya", katanya.  Aku tersenyum geli, mungkin selama ini dia banyak mendapat petuah untuk membenci atau berpisah dengan suaminya.

"Aku tidak pernah mengajak orang untuk membenci", kataku.

Beberapa bulan yang lalu kami chatting, dan dia bercerita bahwa kondisi ekonominya morat marit, dia bilang merasa hancur lahir dan batin.  Dan ketika bukuku terbit, aku mengirimnya sebuah.



"Bukumu amat menginspirasiku.  Aku melakukan semua yang kau tulis, termasuk membagi-bagi makanan ke orang miskin", katanya.

"Alhamdulillah, suamiku berubah, dia sudah baik dan aku amat bahagia", katanya. Kulihat kondisi ekonominya juga meningkat tajam.

Dia tidak bercerita banyak, waktunya yang tidak memungkinkan.  Tapi dari ceritanya yang sekilas, aku melihat dia telah berhasil mengelola pola pikirnya lewat petunjuk yang aku uraikan di  buku itu, perubahan pola pikir yang secara langsung merubah tampilan kehidupannya.

Lewat cerita Kasih , aku baru nyadar, bila buku itu memuat sebuah paket lengkap untuk melewati ujian dan cobaan apapun dalam hidup.  Mulai dari menata hati, pola pikir, berkaca dari kisah-kisah nyata yang aku suguhkan, sampai contoh perbuatan-perbuatan baik yang mengundang keajaiban.

Tulisan-tulisan di buku itu menuntun kita untuk bertawakal atau memasrahkan persoalan kepada Allah, berhati lapang, bersih dan berprasangka baik kepada Allah.  Kita diajari memposisikan harta dan persoalan sebagai hal yang membuat kita semakin dekat dengan Allah.  Dan juga diajari berbuat baik dalam tindakan yang nyata.  Semuanya berdasarkan al quran.

Tentu saja bukan buku itu yang telah merubah hidupnya, melainkan Allah.  Buku itu hanya sebuah guide , baru ngefek bila dijalankan dengan ijin Allah.  Buku itu hanyalah salah satu ayat-ayatNya di alam semesta.

Melihat nasibnya berubah begitu cepat, rasanya aku perlu belajar darinya .... hmmm ... hmmm.

Sungguh takjub aku melihatnya, seperti melihat keajaiban muncul dari bukuku "Menciptakan Keajaiban Finansial".  Walau sebenarnya banyak sekali pembacaku merasakan keajaiban setelah melaksanakan seluruh petunjuk di dalam buku itu, tapi kisah Kasih ini bagiku begitu luar biasa.

Alhamdulillah buku itu sudah tersedia di toko buku Gramedia, tapi di beberapa kota sudah habis, jadi kalau kehabisan, pesan langsung saja lewat inbox ke fb Innuri, untuk masuk ke fbku tinggal klik di kolom kanan.

Jangan berkecil hati bila tidak punya uang untuk membelinya, karena bukuku bisa diperoleh gratis dengan syarat amat membutuhkan dan tidak punya uang 50 ribu rupiah.


2 komentar:

  1. Semoga nanti ada rezeki, mau beli buku ibuk :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin , rejeki itu selalu ada, hanya kadang kita yang terlalu khawatir.

      Hapus