Kamis, 20 Desember 2018

Medis Atau Alternatif ?

Dear Allah lovers,

Ada sahabat Innuri yang begitu antinya sama dokter, sempat dulu aku terpengaruh juga sih.  Katanya obat-obatan dari dokter hanya mengobati gejalanya, bukan mengobati akar penyakitnya.  Katanya  juga obat-obatan kimia itu selalu ada efek sampingnya, dan banyak lagi.  Innuri tersadarkan ketika sakit batuk dan tidak sembuh-sembuh sampai begitu menjengkelkannya batukku, sembuhnya setelah ke dokter, ehm ... kena deh!

Ada juga sahabat Innuri yang begitu antinya sama pengobatan alternatif atau obat-obatan herbal, pokoknya dokter minded, selain pengobatan medis, itu tidak ilmiah, tidak terukur, tidak berdasarkan riset, uji klinis dan  mungkin bagi mereka itu pengobatan aliran sesat ... bhahaha.

Selain pengobatan medis dan alternatif, ada juga pengobatan yang pasiennya "gak diapa-apain" tapi bisa membaik bahkan sembuh.  Yang ini benar-benar susah dipercaya orang kebanyakan , tapi Innuri percaya karena dia salah satu pelakunya hehe,  pengalamannya dalam hal ini sampai jadi buku yang berjudul Energi Murni Alam Semesta ( EMAS ).  Pengobatan yang pasiennya gak diapa-apain ini istilahnya di masyarakat macam-macam, ada yang menyebut prana, reiki, terapi sapuan energi ilahi, dan entah apa lagi aku gak tahu.  Kalau Innuri sebut sih ya EMAS tadi.

Jadi begini sahabat,
Ayat-ayat Allah itu meliputi segala sesuatu, ilmu Allah itu luasnya gak kira-kira.  Ilmu medis itu ya ilmu dari Allah juga yang diilhamkan kepada otak manusia, memangnya ilmu dari mana coba ? Ilmu pengobatan alternatif seperti pijat refleksi, jejamuan , pernafasan tenaga dalam, dan lain-lain , ya ilmu dari Allah juga.

Kalau kita anti sama salah satu atau salah dua cara pengobatan tersebut, sebenarnya ya merepotkan diri sendiri.  Kukira musti melihat kasus penyakitnya.  Kalau perlunya ke pengobatan medis ya ke medis saja, kalau di medis mentog gak sembuh-sembuh dan perlu ke alternatif ya coba saja sambil memohon petunjuk Allah.  Begitupun sebaliknya.  Atau menjalani beberapa cara pengobatan sekaligus asalkan tidak saling bertentangan, ya boleh saja.  Jangan sampai penolakan kita pada salah satu cara pengobatan malah membahayakan diri sendiri.  Begitu ya petuah dari kanjeng putri Innuri ... ehm.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar