Jumat, 31 Agustus 2018

Memahami Kehendak Allah

Memahami Kehendak Allah
#innuriinspirasi

"Mbak Innuri bilang untuk mengganti kehendak pribadi dengan kehendak Allah dan menjalankan kehendak Allah saja.  Bagaimana bisa memahami kehendak Allah sedangkan aku bukan tipe orang yang peka seperti mbak? "

Sebenarnya sederhana sekali,  kalau kita baca di Al Qur'an,  secara umum kehendakNya untuk manusia adalah agar manusia selamat dunia akhirat,  bahagia,  berada di jalan yang lurus,  sehat,  bermanfaat buat diri sendiri dan lingkungan , menjadi kasih sayang untuk semesta alam.  Intinya kehendakNya adalah yang baik-baik dan indah. Fahami itu dulu.

Setelah memahami itu,  mulai rasakan isyarat-isyarat di dalam diri sendiri seperti tubuh kita,  lalu naik kelas ke pikiran dan hati kita,  lalu naik kelas lagi dengan memahami isyarat dari lingkungan dan alam semesta. Apakah kondisi di dalam diri kita sudah sesuai dengan kehendakNya ? Bila sudah sesuai,  baru melangkah ke lingkungan sekitar.

Contoh,  mata terasa pedih dan panas,  sebenarnya itu adalah isyarat dari tubuh kita untuk memahami kehendak Allah yang menyuruh kita berhenti internetan yang sia-sia,  mulai memilah yang penting penting saja di internet. Kehendak Allah adalah mata kita sehat dan pasti sehat kalau digunakan sesuai kebutuhan,  kehendakNya juga kita melakukan hal yang berguna saja,  menjauhi perbuatan sia-sia dengan kepo terhadap berbagai hal di media sosial.

Jadi memahami kehendak Allah itu ya dimulai dari hal kecil-kecil di dalam diri sendiri dulu.  Dilatih setiap hari sampai setiap detiknya kita merasa selaras dengan kehendak Allah. Ingat ya,  SETIAP DETIK.  Bahkan kita nanti akan bisa merasakan bila setiap detiknya Allah tak pernah berhenti menyalurkan kasih sayangNya dan penjagaanNya atas diri kita. 

Bagaimana?  Siap bersungguh-sungguh untuk memahami kehendak Allah?  Hanya kesungguhan yang akan menyampaikan kita kepadaNya.   Tidak bisa dengan santai santai dan memuja alasan dan keberatan versi pikiran kita sendiri. 

Foto : menu pagiku, rendang daging analog, sambal goreng tahu,  acar kuning ketimun dan lodeh koro tempe , telur rebus.  

Kamis, 23 Agustus 2018

Tidak Ada Guru Dan Murid

Tidak Ada Guru dan Murid
#innuriinspirasi

Di dalam dunia spiritualitas,  sebenarnya tidak ada guru dan murid,  karena gurunya adalah Tuhan Semesta Alam dan kita manusia ini adalah muridNya.

Bila tidak ada guru dan murid,  maka adanya adalah orang yang lebih dahulu diberitahuNya yang memberi tahu kepada orang yang belum diberitahuNya.  Orang yang lebih dahulu mendapatkan pembelajaran dariNya memberitahu kepada yang belum.

Allah memberi pelajaran kepada orang yang dikehendakiNya,  bukan berdasarkan yang lebih tua umurnya atau lebih lama mondoknya di pesantren.  Yang penting adalah orang tersebut berpola pikir berguru langsung kepada Allah walau secara lahiriah berguru kepada sesama manusia.

Bila demikian cara berpikirnya,  maka seorang bapak tidak malu belajar kepada anaknya dan kepada siapapun juga,  karena Allah memberi pelajaran bisa lewat siapa saja.

Seorang yang dianggap guru spiritual juga tidak akan memaksa muridnya berkiblat pada dirinya, karena dia bisa terjebak dalam menuhankan dirinya sendiri.

Pada diri setiap manusia , Allah mendampinginya,  lebih dekat dari urat lehernya sendiri.  Jadi mari kita berguru kepada Allah saja meskipun secara lahiriah kita belajar kepada sesama manusia.