Hidup di dunia ini hanyalah sekeping keindahan, ya, sekeping yang berharga. Hanya sekeping, iya, aku bilang sekeping, karena kehidupan yang berkeping-keping nanti adalah kehidupan abadi setelah kematian.
Kehidupan kita bakalan panjang, mati hanyalah proses perpindahan dari hidup ke hidup. Mati hanyalah jeda, seperti sebuah tanda koma dalam sebuah cerita, sementara cerita itu sendiri masih berlembar-lembar.
Sekeping kehidupan yang penuh warna, terserah orang mau memberi judul apa pada lukisan kehidupannya. Barangkali sebuah lukisan abstrak yang indah, atau malah goresan demi goresan yang tak berarti. Semua itu kembali kepada diri saat menatap bentangan lukisan kehidupan yang telah ditulisnya sendiri.
Seorang pelangganku bilang :"Hidupku ini penuh cobaan dan ujian yang tidak ada habis-habisnya". Aku berdzikir mendengarkannya, mencermati apakah ada petunjuk di hatiku yang bisa membawanya ke dalam kesejatian.
Akupun tersenyum dan berkata :"Bersyukurlah ibu tengah disucikan Allah, tidak semua orang mendapat kesempatan seperti ini". Dia menatapku tak percaya :"Inggih tho jeng ?".
Lalu aku melihat, bahwa sebenarnya si ibu memang sedang disucikan oleh Allah, tapi apakah dia mau mengambil kesempatan ini atau tidak, itu adalah pilihan dia sendiri. Bila dia memilih mengambil kesempatan ini, pasti dia amat bersyukur dan berhenti mengeluh tentang kehidupannya.
Ada perkataan eyang yang sulit untuk aku lupakan, katanya begini :"Sebenarnya kehidupan kita sesudah mati nanti sudah bisa diketahui dari kehidupan kita sejak di dunia ini. Bila saat ini kita hidup tenteram dan bahagia, sudah pasti nanti di akhirat syurgalah tempat kita".
Sesederhana itukah ? pertanyaan itulah yang muncul tanpa diundang.
Hanya orang-orang yang ikhlas dan pandai bersyukur yang bisa mendapatkan kehidupan yang tenteram dan bahagia. Bukan kekayaan, bukan kemewahan, apalagi popularitas, yang bisa membuat seseorang merasakan kabahagiaan.
Sudahkah kalian temukan kebenaran dalam kata-kata eyang ?
Bila kita sudah bisa merasakan betapa kehidupan ini hanyalah sekeping keindahan, barangkali kita boleh berharap adanya jutaan keping yang menunggu kita di hamparan masa depan. Namun banyak orang merasakan hidup ini adalah berkeping-keping kepedihan ..... mudah-mudahan itu bukan kita, mudah-mudahan Allah menyampaikan mereka pada kesejatian.
"Hanya orang-orang yang ikhlas dan pandai bersyukur yang bisa mendapatkan kehidupan yang tenteram dan bahagia. Bukan kekayaan, bukan kemewahan, apalagi popularitas, yang bisa membuat seseorang merasakan kabahagiaan." --> Like this ^^
BalasHapusbetul
BalasHapus