Minggu, 03 Maret 2013

Menghidupkan Intuisi

Suatu malam aku terbangun jam 3, saatnya shalat tahajud niiih, kataku di hati.  Akupun bangun hendak menuju kamar mandi, tapi pas melintas ruang tengah dan melihat lap top, aku kok merasa seperti tertuntun untuk membukanya.  Akupun urung ke kamar mandi dan memilih membuka lap top, nyalain browser, lihat note fb yang kutulis beberapa minggu yang lalu (note itu aku atur 'only me').  Di note itu ternyata aku menemukan petunjuk yang bisa menjadi jawaban atas pertanyaanku sekarang.  Subhanallah !!!

Seorang sahabatku becerita tentang kejadian ketika dia masih remaja.  Pas mau berangkat sekolah dia ngotot mau mengganti sprei di kamarnya dengan sprei biru, dicari kemana-mana gak ketemu, tapi dia tetap ngotot dengan sprei birunya.  Akhirnya sprei itu ditemukan di tas pembantunya yang mau pulang, ternyata pembantu itu berniat mencuri sprei itu.

Cerita tentang Insan, anakku yang ketiga, lain lagi.  Pas mau pulang dari rumah ibu di Ngantang, aku bilang :"Nanti kita nyampai rumah jam 8 malam".  Aku memprediksi bedasarkan pengalaman, dari Ngangtang ke Malang sekitar dua jam.
"Nggak.  Jam 9 malam", katanya yakin.

Ternyata Insan benar, di Batu mobil kami dihentikan oleh sekelompok mahasiswa yang temannya mengalami kecelakaan parah, mereka meminta kami mengantarnya ke rumah sakit.  Akhirnya nyampai rumah jam 9 malam.

Ketiga contoh yang aku ceritakan di atas merupakan kekuatan intuisi, atau disebut juga indra keenam.  Sebuah kemampuan memahami sesuatu tanpa proses belajar atau hal-hal yang bersifat intelektual dan rasional.

Menurut yang pernah kutahu , di otak kita, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar itu dipisahkan oleh sebuah dinding yang disebut RAS (Reticular Activating Sistem).   Pada orang-orang tertentu, RAS ini membuka, jadi blong deh, akibatnya banyak informasi dari alam bawah sadar yang bisa dia baca dan lihat.  Makanya dia bisa 'weruh sadurunge winarah' atau mengetahui sesuatu yang belum terjadi.

Semua orang punya intuisi, hanya kepekaannya saja yang berbeda beda.  Dan menurut anggapan umum, intuisi merupakan bakat bawaan lahir, kayaknya yang  ini aku setuju deh.

Intuisi juga gak ada hubungannya dengan tingkat kesucian dan kebaikan seseorang.  Buktinya suamiku yang hatinya begitu baik, ternyata bukan orang yang tajam intuisinya.  Sebaliknya dulu waktu kuliah aku punya teman yang sangat amburadul hidupnya, ternyata dia punya indra keenam yang tajam.

Bagi orang-orang yang menganggap intuisi itu begitu penting, mereka berusaha mengasah ketajamannya lewat pelatihan-pelatihan yang mahal.

Kalau menurut Indah niiiih, tajam / tidak tajamnya intuisi seseorang itu sudah Allah berikan menurut porsi mereka masing-masing, bukankah Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran? berarti gak asal saja menjadikan seseorang begitu intuitif sementara yang lainnya nggak.  Pasti ada maksud Allah dibalik semua itu. Jadi kita gak boleh sombong dan merasa diri lebih baik dari orang lain bila punya intuisi yang tajam, dan sebaliknya jangan merasa kecil hati bila punya intuisi yang tumpul.

Sebenarnya juga, bila kita ngikut tuntunan al qur'an, secara otomatis sudah mampu meningkatkan ketajaman intuisi. Enak ya Indah, gak usah ngasih tips macem macem hehehe.  Tapi perlu diingat dan digaris bawahi tebal-tebal, kita mengikuti tuntunan al qur'an karena Allah, bukan karena ingin mempertajam intuisi.

Shalat malam dan puasa sunah bisa mempertajam intuisi, bila dilakukan dengan khusyu' dan sekali lagi lakukan karena Allah.  Meditasi setelah shalat juga bagus untuk membuat kita lebih peka, selengkapnya baca artikelku "Berguru Langsung Kepada Allah".

Cara meditasi yang aku tulis di artikelku tersebut, sebenarnya sudah cukup melatih kita mengasah intuisi.  Tapi bagi sahabat yang merasa kurang intuitif, secara khusus boleh melakukan latihan ini :

Coba luangkan waktu untuk menyepi, cari posisi yang enak, boleh duduk menghadap kiblat atau berbaring terlentang.  Mulailah dengan menghubungkan hati dengan Alllah, berdoa dengan penuh kerendahan hati, mohon pada Allah agar Dia menuntun kita memahami diri sendiri dan meningkatkan kemampuan diri.

Nah, saat ini unsur-unsur batiniah kita akan bergerak, baik pikiran atau isi hati.  Coba kenali, pikiran sedang bicara apa, kenali 'rasa'nya.  Apapun yang sedang anda pikirkan, coba untuk dieliminasi satu persatu, dengan memohon pertolongan Allah.

Saat pikiran bisa non aktif, ini waktu yang tepat untuk berkonsentrasi ke hati.  Apa saja yang sedang dirasakan oleh hati kita? bila itu perasaan negatif, eliminasi, pelihara perasaan positif.  Lalu mohon pada Allah agar ditunjukkan bagian-bagian hati.

Ada hati  sadar yang mudah kita kenali rasanya, ada dinding hati dan ada kedalaman hati. 

Kenali komponen komponen di alam sadar, pelan pelan masuki alam bawah sadar.

Antara alam sadar dengan alam bawah sadar ada dinding (RAS).  Mohon agar Allah membuka dinding itu, minta ijinNya agar kita bisa memasuki alam bawah sadar kita.

Di alam bawah sadar ada informasi-informasi yang Allah ijinkan bisa kita baca, disana kita juga bisa 'menuliskan' sesuatu (harapan, keinginan, doa).

Salah satu contoh informasi-informasi itu bisa berupa kejadian-kejadian yang akan datang, ada kejadian yang sudah pasti terjadi yang tidak bisa dirubah lagi, ada juga hal-hal yang menyangkut diri sendiri yang bisa kita rubah dengan menghapusnya dan menuliskan sesuatu yang baru disana.

Contohnya, sejak kecil aku alergi dengan makanan laut, muncul gatal gatal gitu.  Pernah aku rubah informasi ini dengan menghapusnya dan menuliskan bahwa aku tidak alergi dengan makanan apa saja.  Hasilnya aku tidak alergi lagi dengan makanan laut.

Contoh informasi yang tidak bisa dirubah, beberapa tahun lalu pernah aku merasa akan terjadi bencana beruntun di Indonesia, tak lama kemudaian itu benar terjadi.
Sesuatu yang tidak bisa dirubah itu Judulnya takdir atau ketentuan Allah sedangkan yang bisa dirubah itu nasib.
Nah, sahabat.  Gimana latihannya? Bisa memasuki alam bawah sadar? Hmmm ...

Aku sendiri mendapatkan kepekaan intuisi bukan dengan latihan,  ini 'gift' dari Allah.  Jadi aku tidak bisa cerita banyak bagaimana tingkat keberhasilan latihan yang aku sampaikan.  Aku sendiripun bukan orang yang suka mencari tahu hal-hal yang ghaib, ya kalau Allah ngasih tahu ya kuterima, bila nggak ya aku nggak ngeyel ... hehehe.

Yang lebih penting di atas itu semua adalah melatih kepekaan hati kita akan kasih sayang Allah, ini adalah hal yang paling besar yang ada di alam sadar dan alam bawah sadar kita.  Dominasi kasih sayang Allah inilah yang perlu kita buka aksesnya seluas luasnya.  Caranya dengan senantiasa menghubungakan hati dengan Allah dalam keadaan apa saja.



3 komentar: