QS. Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 111
[12:111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Coba pusatkan perhatian kita pada kalimat ' menjelaskan segala sesuatu', apakah yang terpikir oleh kalian bahwa al quran itu menjelaskan segala sesuatu ? dan bagaimana cara al quran menjelaskan segala sesuatu ? padahal makna segala sesuatu itu luas sekali, bahkan semua hal termaktub dalam kata 'segala sesuatu'.
Sekarang, coba buka hati untuk jawaban yang mungkin tidak biasa untuk menjawab pertanyaan ini.
Beberapa kali aku pernah menulis tentang bagaimana al quran bisa berinteraksi dengan manusia melalui berbagai jalan. Aku pernah bercerita bagaimana saat aku membaca sebuah kisah dalam al quran, lalu seperti terlempar ke masa lalu dalam kisah yang tertulis di dalamnya, seperti berada dalam adegan sebuah film. Akupun pernah becerita tentang bagaimana aku melihat Nabi Isa dan Nabi Sulaiman saat membaca ayat yang menceritakan tentang beliau. Aku juga pernah bercerita tentang 'pertemuanku' dengan salah seorang istri Nabi Muhammmad yang amat mengagumkan (dalam artikel "Ditarik sebuah magnet kemuliaan"). Semua itu adalah hal yang amat menakjubkan bagiku, mengharukan dan membuka pemikiranku lebih luas dan membuka hatiku lebih memahami ayat-ayatNya.
Namun semua itu hanya sekelumit kisah, karena keagungan dan keajaiban al quran tak pernah habis untuk dituliskan.
Makanya aku percaya ketika cak Edy Yusuf -seorang sahabat penghafal al quran- bilang bahwa syafaat al quran itu sudah dimulai sejak di dunia ini. Bahkan aku percaya ketika eyang Virien bilang bahwa al quran itu bisa berkata-kata kepada kita seperti kata-kata seorang bapak kepada anaknya.
Mirip pengalaman eyang, lebih dari dua puluh lima tahun yang lalu, saat aku masih kuliah, untuk pertama kalinya aku mendengar al quran bicara padaku. Saat itu aku sedang mengaji, lalu al quran itu membisikkan kalimat yang amat menyejukan, katanya suatu saat aku akan mengerti bahasa al quran.
Aku ceritakan hal ini pada seorang sahabatku yang lebih faham agama, dengan penuh sukacita aku menceritakan 'temuan'ku, aku bilang bahwa al quran itu makhluk, dia bisa bicara ! Tapi apa jawaban sahabatku itu, katanya, itu bukan al quran yang bicara, melainkan malaikat, al quran itu firman Allah.
Setelah bertemu eyang Virien, barulah aku menemukan orang yang mengatakan hal yang sama denganku, bahwa al quran itu makhluk dan bisa bicara. Kupikir eyang benar, secara logika kita manusia ini adalah firmanNya juga, kita adalah makhluk yang Dia ciptakan dengan firmanNya, bukankah Allah menciptakan segala sesuatu dengan kata 'kun' maka jadilah.(buka surat yasiiin ). Menurut eyang, segala sesuatu selain Allah adalah makhluk.
Dulu aku memaknai 'bahasa al quran' adalah bahasa arab, makanya aku lalu belajar bahasa arab, tapi syukurlah gak ngerti ngerti .... hehehe, dan mandeg semasih di awal-awal. Bahkan membaca al quran saja aku belum bener tajwid dan makhrajnya, hingga detik ini.
Bahasa al quran itu kukira bahasa hati yang lebih halus daripada bahasa hati, .... oh, susah difahami ya kalimatku ini? Kadang kujumpai, muatan dalam kalimat-kalimatnya adalah muatan kasih sayang Allah yang lembut dan kuat.
Pernah kurasakan saat Nabi Yakub berpesan kepada anak cucunya agar selalu bertauhid kepada Allah, aku rasakan getaran kasih sayang dari seorang ayah kepada anaknya. Itulah diantara 'bahasa' al quran, halus dan menyentuh jiwa terdalam.
Akan halnya al quran bisa menjelaskan segala sesuatu, pengalamanku mungkin bisa ditiru. Saat aku berada dalam pusaran persoalan, aku melarikan diriku dengan membaca surat al mulk. Baru setengah surat kubaca, aku segera memperoleh jawaban yang terang dan jernih akan persoalan yang sedang melandaku.
Dulu bila ingin mendapat jawaban akan persoalanku, aku berwudhu dan berdoa agar Allah memberikan jawabannya di al quran, lalu akupun membuka al quran secara acak. Tepat pada halaman dan ayat yang pertama kubaca, disitu kuperoleh jawaban yang tepat.
Al quran bukan hanya teman dalam gelisah, tapi dia juga teman yang membantu kita dengan tulus, mungkin kita tak menyadarinya. Seperti cak Edy bilang, syafaat (pertolongan) al quran, dengan ijin Allah sudah bisa kita rasakan sejak di dunia ini.
Ini cerita yang baru saja kualami. Setelah semalam aku dalam kegelisahan karena perselisihan dengan suamiku, alhamdulillah malam itu juga masalah kami terselesaikan dengan manis, pagi harinya aku mengaji. Ayat demi ayat kubaca, dan tiba-tiba aku merasakan bila al quran itu berkata-kata padaku, kalau diterjemahkanbegini : dia tahu akan kegelisahanku semalam dan dia mendoakan aku. Aku tertegun dan menitikkan air mata ! Aku faham, al quran turut berperan dalam terselesaikannya persoalanku dengan suami malam itu, dan mungkin dalam persoalan-persoalan lain yang aku tak pernah menyadarinya.
Sejak pagi itu rasanya aku punya teman akrab yang amat tulus mendukungku dalam menempuh kehidupan ini. Dan tahukah sahabat? barangkali juga dia mengatakan sesuatu kepadamu, yang mungkin kamu tidak mendengarnya, atau kamu 'mendengar'nya sebagai sebuah perasaan yang tenteram dan damai saat membacanya.
Segala hal yang pernah kita alami bersama al quran, adalah hal terindah dalam hidup ini. Untuk memperolehnya, bekal kita adalah mencintai al quran setulus hati, cinta yang menggerakkan kita untuk membaca, mempelajari , mengamalkan dan menyampaikannya. Allah yang maha adil tak memperhitungkan sejauh mana kefasihan lidah kita dalam melafadzkannya, cukup kefasihan batin kita menerimanya sebagai firman Allah yang Maha Kasih Sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar