Selasa, 10 April 2012

Merasakan Keindahan Shalat

Shalat itu adalah ibadah terindah yang Allah syariatkan kepada kita manusia beriman.  Shalat adalah moment paling menggetarkan saat bertemunya makhluk dengan penciptaNya.  Bagaimana cara merasakan keindahan yang tak terlukiskan ini?

Shalatnya batu karang yang ditemukan Alni di pantai Balekambang Juni lalu, lihat asma Allah terukir disana dan posisi seperti orang bersujud, batu ini saat ini disimpan ustadz Virien 

Saat remaja dulu, saat yang paling bikin deg-degan dan yang paling membahagiakan adalah saat bertemu kekasih hati.  Senang rasanya 'diapelin', walau di jamanku dulu ngobrol dengan pacar musti ditunggui bulek (saat SMA aku tinggal di rumah bulek/tante).

Tahu kan rasanya jatuh cinta dan bertemu orang yang dicintai? Hmm ....dunia serasa milik berdua.... yang lain cuma patung bernafas ........hehehe.   Bahkan kalaupun saat itu pikiran sedang bete karena nilai ulangan yang jatuh, atau siangnya habis dimarahi guru, berasa hilang semua beban dalam keceriaan bersamanya.

Hampir setiap orang bisa merasakan perasaan orang yang mencintainya, bila doi sedang kangen misalnya, kita pasti merasakan getarannya, begitupun saat kekasih sedang dalam keadaan galau atau bahagia. Bagaimana bila yang mencintai dang ngangeni kita adalah Allah pemilik alam semesta dan pemilik diri kita yang kecil ini?  Apakah kita merasakan getaran kasihNya ? ..... Sedang cinta dan kerinduanNya sungguh tak bisa dibandingkan dengan makhluk karena Dia adalah al Wadud (yang Maha Mencintai) 

Setiap orang yang saling mencintai pasti ingin bertemu dengan kekasih yang dicintainya, bila mungkin ya tak pernah berpisah..... Apakah kita suka bertemu Allah yang katanya kita cintai ?  Sedang Allah amat suka bertemu kita, makanya Allah memberikan kewaiban shalat lima waktu.

Aku uraikan semua itu agar kita tidak menjadikan kewajiban shalat sebagai kewajiban yang membebani manusia.  Itulah salah satu jalan agar kita bisa merasakan keindahan shalat, pemikiran kita tentang shalat musti diperbaiki dulu.

Allah menurunkan kewajiban shalat adalah sebagai bentuk kasih sayangNya.  Kehidupan yang kita jalani kadang terasa berat, banyak tantangan yang musti kita hadapi dan taklukkan.  Makanya shalat ada 5 waktu, karena Allah ingin mendampingi kita dalam setiap episode hari-hari yang kita lalui.  Allah Maha Tahu bahwa kita membutuhkan dukunganNya, karena itulah Dia membuka pintuNya untuk kita setiap waktu dan kapanpun kita ingin datang dan mengadu.

Setelah merevisi pandangan kita tentang shalat, bangunlah komunikasi dengan Allah diluar shalat dengan penuh keakraban.  Perasaan apapun yang sedang kita rasa, sampaikanlah kepada Allah.  Bila perasaan itu positif, sukurilah, bila perasaan itu negatif mohonlah ampunan dan petunjuk agar Allah berkenan meluruskannya.

Pernah suatu saat aku merasa lelah fisik, pas terdengar adzan aku sampaikan perasaanku pada Allah :" Allah, sebenarnya aku sedang lelah sekali ".  Tiba-tiba hatiku terasa mendapat petunjuk begini : sebenarnya kekuatan dari Allah dan kasih sayangNyalah yang membuatku bisa menyelesaikan pekerjaan yang setumpuk ini.  Spontan bibirku menyunggingkan senyum, aku sampaikan rasa syukurku ke hadirat Allah karena dengan kekuatanNya aku telah menyelesaikan pekerjaan ini.  Rasa syukur itu memberi energi yang luar biasa hingga mengalahkan rasa lelah, akupun bisa menyelesaikan shalat dengan nikmat.

Begitulah, Allah itu dekat, lebih dekat dari urat leher kita, maka bicaralah padaNya, akrablah dengan penciptamu.

Saat mengucap takbir, sadarilah di hati bahwa kita sedang menghadap Tuhan Pemilik Alam semesta, pemilik diri kita yang kecil, penggenggam baik buruknya nasib dan kehidupan kita, tapi Dia berkenan menemui kita dengan kasih sayangNya.

Di dalam shalat, jangan ragu untuk bicara denganNya, bicara di dalam hati saja agar tidak menyalahi aturan shalat.  Ungkapkan segala isi hati, kegalauan atau kebahagiaan padaNya. Bila kita merasa perlu berhenti di tengah-tengah bacaan shalat untuk  mengungkapkan sesuatu kepada Allah, ya berhenti sajalah, jangan ragu, karena shalat  adalah komunikasi hamba dengan khaliqnya.  Contohnya begini :  Setelah membaca 'Ihdinas shiratal mustaqiim' (Tunjukkkanlah aku ke atas jalan yang lurus), kita sampaikan kegalauan hati karena saat itu sedang mendapat ujian berat jatuh cinta pada wanita lain misalnya (atau persoalan lain yang sedang kita hadapi).... berhentilah sejenak, sampaikan ujian yang sedang kita hadapi dan mohon kekuatan untuk berada di jalan yang benar.  Setelah hati kita merasa tenang, lanjutkan bacaan shalat kita.

Nikmatilah saat-saat indah berada di hadapanNya, bicaralah padaNya tentang segala hal, bicara 'dari hati ke hati' dengan Allah mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam mendamaikan dan memperindah kehidupan kita.  Jangan terlalu takut untuk menyalahi tata tertib shalat bila semua rukun sudah terpenuhi.  Rukun shalat adalah panduan yang dicontohkan Nabi, tapi esensi shalat adalah sarana komunikasi Allah dengan hambaNya, sedapatnya kita penuhilah kedua hal ini.

Shalatlah dengan tenang, jangan terburu-buru.  Bila sedang banyak pekerjaan ya 'titipkan' pekerjaan kita kepada Allah, maksudku pasrahkan saja , karena memikirkan pekerjaan saat shalat tidak memberikan kontribusi apapun terhadap pekerjaan kita.  Sebaliknya, ketenangan yang terbentuk setelah shalat akan memberikan pikiran yang lebih bening untuk menyelesaikan pekerjaan kita dengan lebih baik.

Ruku'lah sampai hati merasa tenang, baru i'tidal, begitupun i'tidal sampai hati merasa nyaman baru lakukan sujud, dan seterusnya.  Patokannya adalah hati, bukan saat kita sudah selesai dengan bacaannya.

Bagaimana bila hati kok tidak kunjung tenang? Mohon perlindungan Allah dari godaan syetan yang terkutuk, lalu sampaikan rasa ingin kita untuk shalat dengan khusyu'. 

Mengetahui arti bacaan shalat menjadi hal yang mutlak perlu, gak lucu kan kita bicara sama Allah tapi gak ngerti yang kita omongkan apa?  Bila belum mengerti ya belajar, karena Islam itu agama yang menyuruh kita belajar terus dari buaian sampai liang lahat.

Setelah mengerti, ya memahami dengan kehalusan perasaan kita arti kalimat per kalimat, bila perlu kata per kata dari bacaan shalat.  Kadang memang membuat kita menangis, ya menangis sajalah .... tidak ada larangan untuk berhenti sejenak saat meresapi bacaan shalat.  Seperti bacaan Arrahmanirrahiim  (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang), bila menyadari kasih sayang Allah yang melimpahi hidup kita, kita bisa menangis.

Bila bacaan  pas berisi doa, seperti bacaan duduk antara dua sujud, resapi maknanya dalam-dalam dan sadari betapa Allah selama ini telah  mengabulkan dan memberikan kita kesehatan, kasih sayang, dan ditinggikan derajad.  Mohonlah di kedalaman hati kita seperti makna yang telah kita fahami dari doa-doa itu.

Bagaimana bila segala usaha telah kita lakukan tapi kita tak kunjung bisa merasakan keindahan shalat?  banyak beristighfar, karena dosa-dosa yang kita lakukan bisa menghijab (menutup) kita dari keindahanNya.  Juga sadarilah bahwa Allah pasti menghargai usaha kita mendekatkan diri padaNya.  Jadi teruslah berusaha .....  Tetap semangaddd !!!!

2 komentar:

  1. Mbak.. aku suka tulisanmu..sukaaa banget, jadi pembelajaran buat aku. Mudah2an bisa bermanfaat lebih luas bagi orang lain.. Its so simple but hard also to do. aku ijin share ya di blog ku..
    Suwun.
    Yulie

    BalasHapus