Jumat, 13 April 2012

REJEKI

Seorang teman kemarin 'menyodorkan' telapak tangannya padaku :" Mbak bisa meramal ? tangan kiri atau kanan ? ".

"Hehehe...nggak bisa tuh ..... menurut  ustadku, masa depan itu kita yang menciptakan ", kataku.

"Aku pernah lo mbak diramal orang, katanya rejekiku seret, lalu aku disuruh dzikir.... ", katanya.
"Aduh..... jangan hidup untuk rejeki dong !!!", spontan aku memotong ucapannya, wah .... jadi nggak tahu apakah dzikir punya pengaruh ke rejeki.

"Rejeki manusia itu sudah ditetapkan kok, sudah dijamin sama Allah.  Hiduplah untuk mengabdi pada Allah", kataku menggurui atau mengustadzahi ......hmm.... Binatang melata saja  dijamin rejekinya sama Allah, apalagi manusia.

QS. Huud (Hud) [11] : ayat 6
[11:6] Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Kadang rejeki bisa jadi cobaan, contohnya orang yang buka warung merasa perlu pergi ke 'orang pintar' untuk mendapatkan 'penglaris'.  Lupa deh sama Allah Yang Maha Pemberi Rejeki, yang meluaskan dan menyempitkan rejeki.  Tanpa disadari dia sudah berlaku syirik (menyekutukan Allah).  Lebih baik minta penglaris sama Allah saja deh kalau begini, caranya ya dengan menafkahkan harta di jalan Allah (zakat, infaq, sadaqah).

QS. Al-Baqarah [2] : ayat 245
[2:245] Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Kadang juga orang berbuat curang (korupsi, menipu dll dll) untuk mendapatkan lebih banyak uang.  Orang ini telah tertipu oleh dunia, dia pikir banyak uang dan materi membuat hidupnya nyaman dan bahagia.  Padahal malah membuatnya menderita lahir batin sejak di dunia ini apalagi di akhirat.....

Yuk kita memandang rejeki sebagaimana yang dikehendaki Allah bagaimana memandangnya.  Selain kedua ayat yang telah aku sebutkan di atas, bahwa rejeki sudah dijamin Allah dan Allahlah Yang Melapangkan dan Menyempitkan Rejeki, berikut ini beberapa ayat yang menerangkan tentang rejeki.

-Rejeki merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah

QS. Al-Jaatsiyah (Al-Jasiyah) [45] : ayat 5
[45:5] dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.

 "La Rue de la Bavolle in Honfleur" by Claude Monet

QS. Al-Mulk [67] : ayat 15
[67:15] Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan

-Diberi Rejeki agar kita bersyukur
QS. Sabaa' (Saba') [34] : ayat 15
[34:15] Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".

- Rejeki sebagai cobaan, apakah mau menafkahkannya atau tidak.

QS. An-Nahl [16] : ayat 71
[16:71] Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar