Jumat, 06 April 2012

Ayah Bunda , Jangan Marah dong !!!


Di dunia ini, di abad kita sekarang, ada nggak ya orang tua yang tidak pernah memarahi anaknya? Hmm...... jadi malu aku ...... kan aku juga pernah marah-marah sama anak?   Bagaimana dengan anda? ... Ehm ...

Orang tua suka berpikir, bahwa dengan cara memarahi, si anak akan  mengerti, tidak mengulangi kesalahannya dan mereka menjadi lebih baik ..... benarkah?  Coba sekarang kita renungkan bareng,  itu kan pendapat kita manusia, mengapa kita tidak ingin tahu bagaimana pendapat Allah? bukankah Allah yang menciptakan mereka dan Allah lebih tahu bagaimana cara memperlakukan anak-anak kita? bukankah anak-anak merupakan 'titipan'Nya?  bukankah Allah sebagai 'pemilik' mereka lebih berhak mengatur kita yang cuma 'dititipi' ?

Simak isi ayat ini :

QS. At-Taghaabun (At-Tagabun) [64] : ayat 14
[64:14] Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tuh kan ... Allah menyuruh kita memaafkan, tidak memarahi serta mengampuni mereka.  Yuk kita mulai dari sekarang untuk tidak memarahi buah hati kita yang amat kita sayangi.

Simak pula kisah Nabi Yakub yang dikaruniai Allah 10 anak yang bandel-bandel dan dua orang anak yang shaleh yaitu Nabi Yusuf dan Bunyamin.

QS. Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 84
[12:84] Dan Yakub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).

Kebayang nggak betapa sabarnya Nabi Yakub menerima perlakuan anak-anaknya yang bandel terhadap Nabi Yusuf  yang disayanginya?  Buah dari kesabarannya menahan amarah terhadap 10 anaknya memberi happy ending, akhirnya mereka semua mengakui kesalahan dan kembali ke jalan Allah.

Coba deh... sekarang renungkan lagi, sebandel apakah putra-putri kita bila dibandingkan dengan saudara-saudara Nabi Yusuf hingga kita merasa perlu memarahinya? ..... 

Al quran adalah pelajaran bagi manusia.  Hikmah dari kisah Nabi Yakub adalah bila menginginkan putra-putri kita yang sedang bermasalah untuk kembali menjadi anak yang shaleh adalah tidak memarahinya.  Lantas bagaimana dong usaha kita sebagai orang tua? Ya doakan saja minimal setiap habis shalat fardu berdoa seperti doanya Nabi Ibrahim : Rabbana hablana ....

 QS. Al-Furqaan (Al-Furqan) [25] : ayat 74
[25:74] Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
 
Bukan hanya kepada putra putri kita saja selayaknya kita menahan amarah, memaafkan dan bersikap baik, melainkan juga terhadap siapa saja.
 
Bila selama ini anda masih merasa menjadi orang yang suka marah, cobalah selama seminggu untuk tidak marah-marah.  Rasakan bedanya... rasakan betapa damai rumah tangga tanpa acara marah-marah.  Cobalah ini seumur hidup kita, menjadi sebuah jihad yang panjang karena ingin mematuhi Allah ...

QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 134
[3:134] (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.


QS. Al-Qalam [68] : ayat 48
[68:48] Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

 
QS. Asy-Syuura (Asy-Syura) [42] : ayat 37
[42:37] Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar