Rabu, 04 April 2012

Kegembiraan Yang Melalaikan

Pengalamanku kali ini membuatku mengerti, mengapa diantara nikmat-nikmatNya yang banyak, Allah juga memberi kita pengalaman yang tidak menyenangkan atau yang lebih buruk dari itu.  Karena kadang kegembiraan dan kebahagiaan membuat kita melupakanNya.

Saat reuni dengan teman-teman kemarin aku tidak membawa kamera, karena sang kamera ketlisut entah dimana.  Karena itulah aku menunggu foto-foto reuni itu dikirim teman-teman lewat email atau di upload di group.

Sayangnya bapak yang sedang waktunya kontrol ke RS tidak mau menginap di rumah graha bandara, mintanya menginap di butik, padahal di butik tidak ada internet. Sebagai anak yang ingin berbakti, tentu mengikuti kemauan bapak menginap di butik. 

Terbawa rasa ingin melihat hasil jepretan teman-teman, esok jam 10 pagi aku mencuri waktu sebentar ke rumah untuk online dan melihat foto-foto mereka di grup.  

Aku rasanya tenggelam dalam kegembiraan dan keasyikan mengamati wajah teman-teman dan mengomentarinya sekalian memposting foto mereka ke blogku.  Aku ingin anak cucuku nanti mengenal wajah teman-temanku dan mengerti betapa indahnya persahaban kami.

Malamnya aku menyadari betapa salahnya aku ...... barangkali bagi orang lain apa yang aku lakukan bukan sebuah kesalahan, bukankah aku tidak melanggar hak orang lain dan akupun tidak berbuat dosa.  Tapi bagiku, niatku melangkahkan kaki ke rumah untuk online itulah yang salah.  Aku online untuk melihat foto reuni kami, bukan untuk Allah .....

Lain halnya bila aku meniatkan perbuatanku itu untuk mensyukuri nikmat Allah berupa persahabatan dan silaturahim yang terjalin.  Yang kulakukan bisa sama, tapi 'setting' di dalam hati yang berbeda, membuat perbedaan yang nyata sekali dalam tingkat  kenyaman di hatiku.

Bahkan saat itu aku tidak menyebut asma Allah sama sekali di artikel yang berisi kegembiraan karena berkumpul setelah 22 tahun tidak bertemu ...... Oh, ampunilah aku ya Allah ....

Allah, ijinkan dan tuntunlah aku sejak kini dan nanti ...
untuk melakukan segala sesuatu karenaMu
walau sekedar menggerakkan kelopak mataku
atau menjentikkan jemariku
atau melangkahkan kakiku
atau merebahkan tubuhku

tuntun ucapanku agar berucap karenaMu
tuntun hatiku
agar selalu mengingatMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar