Sebaiknya kita memang tidak complain dengan peristiwa atau orang-orang yang 'beredar' di sekeliling kita, bila tidak ingin Allah mengirim peristiwa atau seseorang yang lebih buruk yang musti kita hadapi.
Inilah kisahku, yang membuatku kini selalu mensyukuri peristiwa dan orang-orang yang ditakdirkan Allah untuk hadir dalam kehidupanku.
Aku punya dua orang pelanggan yang cerewet puol, yang satu bu N dari kota M, dan satunya lagi bu M dari kota T. Bu N dan bu M mempunyai butik yang terkenal di kotanya masing-masing, butik merekapun jadi langganan pejabat di daerah mereka, bahkan butik ibu N jadi langganan beberapa menteri dan pejabat tinggi negara.
Saking cerewetnya, biarpun karyawan yang mengerjakan pesanan mereka sudah hati-hati dan teliti, tetap adaaa saja yang salah, tapi herannya mereka selalu memesan dan memesan. Mereka berdua adalah pelanggan setiaku sejak lama, sudah hampir 9 tahun.
Rasanya sudah menjadi 'lagu wajib' di butik, bila bu N atau bu M memesan, kami mengerjakan dan mengirimkan pesanan, lalu mereka komplain lewat telepon, yang membuat aku dan beberapa karyawan lalu rasan-rasan dan nggerundel.
Tapi lagu wajib itu ditobati juga akhirnya, sejak kedatangan bu T.
Ibu T baru menemukan butikku beberapa minggu yang lalu. Dia datang membawa kain sendiri untuk dijadikan mukena. Mukenanya ada yang dibordir dan ada yang dilukis, ada 3 mukena yang minta didesain berbeda-beda dengan bordiran yang halus. Aku menjanjikan selesai dalam waktu sebulan walau sebenarnya tidak sampai sebulan bisa selesai. Kupikir lebih baik mendahului janji daripada tidak menepati janji.
Beberapa hari setelahnya bu T mengirim sms, dia minta dipercepat, jangan 1 bulan katanya. Aku jawab bahwa aku akan mengusahannya. Tapi dia terus-terusan menagih mukenanya, sampai ketika selesai 1 mukena aku persilahkan dia mengambilnya.
Sehari sebelum dia mengambil mukena itu, aku baru tahu bila panjang kiri dan kanan mukenanya tidak sama. Yang salah bukan yang memotong atau yang membordir, karena mukenanya bila dilipat simetris, tapi bila dipakai jadi panjang sebelah, aneh banget ..... Ternyata yang salah di kainnya, kainnya satin sutra yang memang agak susah diatur. Tukang bordirku bilang kalau mau simetris, kainnya dipotong dalam keadaan nggantung selama seminggu !!! sebelum seminggu kainnya berubah terus ..... ealah !!!
Akhirnya aku bilang ke karyawanku :" Bunda sudah janji besok selesai, gak sempat memperbaiki. Jadi begini saja, saat bu T mengambil mukenanya besok, buka dan katakan yang sebenarnya. Bila beliau tidak terima ya kita ganti ".
Keesokkan harinya bu T mengambil mukena itu dengan terburu-buru, tak mau mendengar penjelasan karyawanku. Akibatnya sungguh tak terduga, dia marah-marah lewat sms begitu tahu mukenanya tidak simetris. Aku bilang bahwa aku akan menggantinya, tapi dia tidak mau, dia bilang tidak apa-apa. Ya sudah, kupikir persoalan itu selesai.... tapi ....
Bu T terus-terusan mengirim pesan lewat sms agar 2 mukena yang tersisa hasilnya bisa maksimal. Dia sering sekali menyebut-nyebut (jawa: ngundat-undat) soal mukena yang tidak simertris kemarin. Semakin lama kata-katanya semakin menusuk sampai aku risih dan segera menghapus pesannya tanpa membacanya. Karyawanku sampai bilang, bunda sedang diteror sama bu T.
Akhirnya 2 mukena itupun selesai seminggu lebih cepat dari waktu yang kujanjikan. Aku bilang akan mengantarnya sehabis dhuhur. Dia mengirim sms yang kasar sekali , begini bunyinya : "Aku harap mukenanya diantar jam 12 tepat seperti kata anda. Paham?? Sampai di perumahan SP, tanya saja rumah Pejabat Instansi X Bapak Kolonel Y, insyaAllah semua orang tahu". Kasar sekali bukan? .... tapi aku malah berhahaha .... rasanya aku kayak anak kecil sedang diintimidasi anak gedhe yang nakal ....
Bertemu ibu T membuat aku bersyukur mempunyai pelanggan ibu N dan ibu M yang kecerewetannya sungguh tidak ada `pa-apanya bila dibandingkan dengan ibu T.
Rupanya Allah sedang mengingatkanku untuk selalu bersyukur dengan apapun dan siapapun yang hadir dalam kehidupanku.
Inilah kisahku, yang membuatku kini selalu mensyukuri peristiwa dan orang-orang yang ditakdirkan Allah untuk hadir dalam kehidupanku.
Aku punya dua orang pelanggan yang cerewet puol, yang satu bu N dari kota M, dan satunya lagi bu M dari kota T. Bu N dan bu M mempunyai butik yang terkenal di kotanya masing-masing, butik merekapun jadi langganan pejabat di daerah mereka, bahkan butik ibu N jadi langganan beberapa menteri dan pejabat tinggi negara.
Saking cerewetnya, biarpun karyawan yang mengerjakan pesanan mereka sudah hati-hati dan teliti, tetap adaaa saja yang salah, tapi herannya mereka selalu memesan dan memesan. Mereka berdua adalah pelanggan setiaku sejak lama, sudah hampir 9 tahun.
Rasanya sudah menjadi 'lagu wajib' di butik, bila bu N atau bu M memesan, kami mengerjakan dan mengirimkan pesanan, lalu mereka komplain lewat telepon, yang membuat aku dan beberapa karyawan lalu rasan-rasan dan nggerundel.
Tapi lagu wajib itu ditobati juga akhirnya, sejak kedatangan bu T.
Ibu T baru menemukan butikku beberapa minggu yang lalu. Dia datang membawa kain sendiri untuk dijadikan mukena. Mukenanya ada yang dibordir dan ada yang dilukis, ada 3 mukena yang minta didesain berbeda-beda dengan bordiran yang halus. Aku menjanjikan selesai dalam waktu sebulan walau sebenarnya tidak sampai sebulan bisa selesai. Kupikir lebih baik mendahului janji daripada tidak menepati janji.
Beberapa hari setelahnya bu T mengirim sms, dia minta dipercepat, jangan 1 bulan katanya. Aku jawab bahwa aku akan mengusahannya. Tapi dia terus-terusan menagih mukenanya, sampai ketika selesai 1 mukena aku persilahkan dia mengambilnya.
Sehari sebelum dia mengambil mukena itu, aku baru tahu bila panjang kiri dan kanan mukenanya tidak sama. Yang salah bukan yang memotong atau yang membordir, karena mukenanya bila dilipat simetris, tapi bila dipakai jadi panjang sebelah, aneh banget ..... Ternyata yang salah di kainnya, kainnya satin sutra yang memang agak susah diatur. Tukang bordirku bilang kalau mau simetris, kainnya dipotong dalam keadaan nggantung selama seminggu !!! sebelum seminggu kainnya berubah terus ..... ealah !!!
Akhirnya aku bilang ke karyawanku :" Bunda sudah janji besok selesai, gak sempat memperbaiki. Jadi begini saja, saat bu T mengambil mukenanya besok, buka dan katakan yang sebenarnya. Bila beliau tidak terima ya kita ganti ".
Keesokkan harinya bu T mengambil mukena itu dengan terburu-buru, tak mau mendengar penjelasan karyawanku. Akibatnya sungguh tak terduga, dia marah-marah lewat sms begitu tahu mukenanya tidak simetris. Aku bilang bahwa aku akan menggantinya, tapi dia tidak mau, dia bilang tidak apa-apa. Ya sudah, kupikir persoalan itu selesai.... tapi ....
Bu T terus-terusan mengirim pesan lewat sms agar 2 mukena yang tersisa hasilnya bisa maksimal. Dia sering sekali menyebut-nyebut (jawa: ngundat-undat) soal mukena yang tidak simertris kemarin. Semakin lama kata-katanya semakin menusuk sampai aku risih dan segera menghapus pesannya tanpa membacanya. Karyawanku sampai bilang, bunda sedang diteror sama bu T.
Akhirnya 2 mukena itupun selesai seminggu lebih cepat dari waktu yang kujanjikan. Aku bilang akan mengantarnya sehabis dhuhur. Dia mengirim sms yang kasar sekali , begini bunyinya : "Aku harap mukenanya diantar jam 12 tepat seperti kata anda. Paham?? Sampai di perumahan SP, tanya saja rumah Pejabat Instansi X Bapak Kolonel Y, insyaAllah semua orang tahu". Kasar sekali bukan? .... tapi aku malah berhahaha .... rasanya aku kayak anak kecil sedang diintimidasi anak gedhe yang nakal ....
Bertemu ibu T membuat aku bersyukur mempunyai pelanggan ibu N dan ibu M yang kecerewetannya sungguh tidak ada `pa-apanya bila dibandingkan dengan ibu T.
Rupanya Allah sedang mengingatkanku untuk selalu bersyukur dengan apapun dan siapapun yang hadir dalam kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar