Selasa, 07 April 2015

Antara Olah Nafas dan Menyatukan Keinginan dengan Allah

Dear Allah Lovers,

Dulu banget ada seorang kenalan (sebut ibu A) bercerita padaku, bila dia sering membaca al fatihah dan surat pendek lainnya diulang 7 kali dengan manahan nafas atau dalam satu tarikan nafas.  Katanya ini membuat semua keinginannya terkabul.  Aku tidak tertarik melakukan hal seperti ini, bagiku membaca ayat Allah bukanlah untuk memaksa Allah mengabulkan keinginan kita. Aku sendiri juga melihat ibu A ini malah sering mendapat kesulitan walau katanya sendiri keinginannya sering terkabul.

Ibu B, kenalanku yang lain bercerita, bila dia  disakiti seseorang, maka dia mendoakan orang itu sambil menahan nafas, dan terjadilah apa yang dia doakan.  Sayangnya doanya jelek. Menurutku doa balas dendam ini tidak menguntungkan buat dia, hanya nafsunya yang terpuaskan dan dia pasti menerima balasan atas segala niatnya,  baik atau buruk.  Ini bukan cara qur'ani, karena al quran mengajarkan menahan marah, memaafkan dan berkasih sayang.  Bagaimana kehidupan ibu B dengan 'pola' balas dendamnya ?  Rumah tangganya tidak harmonis (suami berselingkuh), usahanya bangkrut lalu tutup.

Soal olah nafas ini, eyang Syamsul'alam pernah menulis juga, tapi hanya ulasan sekilas, tidak secara mendetail menjelaskan bagaimana tehniknya.  Lalu aku bertanya kepada beliau soal detailnya , dan jawaban beliau, semua itu bisa terjadi secara otomatis saat kita berdzikir atau bermunajat kepada Allah. Jadi menurut beliau, olah nafas tidak perlu dipelajari dan tidak perlu dilatih, biarkan saja mengalir dengan sendirinya.

Akupun mengikuti cara eyang Syamsul'alam, biarlah mengalir, dan dulu aku hampir tidak pernah bisa  berdzikir sampai menahan nafas secara otomatis, Bagiku itu tidak penting, karena yang lebih penting adalah perasaan 'bertemu' Allah saat kita ucap asmaNya.

Nah, akhir-akhir ini aku sering mengalami , menahan nafas secara otomatis , di dalam shalat lagi, dan apa yang aku pasrahkan kepada Allah saat 'prosesi' itu, sering membuat Allah 'turun tangan' memperbaiki segala hal yang terjadi padaku, artinya doaku terkabul.

Sama-sama menggunakan olah nafas, dan sama-sama terkabul, tapi ada perbedaan mendasar antara cara ibu A / Ibu B dengan caraku/cara eyang Syamsul'alam

Yang terjadi pada ibu A dan ibu B ;

tahan nafas  -------> ungkapkan keinginan / doa  / dzikir -------> terkabul

Yang terjadi padaku :

berdzikir ------> menyatukan keinginan dengan keinginan Allah -------> tahan nafas secara otomatis ---------> terkabul


Ibu A dan ibu B  tahu bila olah nafas punya kekuatan untuk 'memaksa' Allah mengabulkan doa kita, jadi sejak awal niatnya berdzikir/membaca ayat suci sambil menahan nafas adalah untuk menggoalkan keinginannya. Bila aku ungkapkan dengan bahasa yang kasar, ibu A dan ibu B hanya menganggap Allah sebagai 'mesin pengabul keinginan'.  Makanya, biarpun apa yang mereka doakan banyak yang terwujud, peristiwa-peristiwa lain yang terjadi dalam hidupnya tidak bisa dia kendalikan dan buntutnya malah menyusahkan diri mereka sendiri.

Sedangkan aku memposisikan Allah sebagai penciptaku yang amat memahamiku, aku curhat padaNya, aku 'naik'kan segala harapan dan keinginanku padaNya sampai harapan dan keinginanku terlepas ,  Aku dekati Allah dari 'hati ke hati' , sampai 'hati' kami bertemu.  Saat pertemuan itulah, karena begitu indahnya, tarikan nafaspun berhenti secara otomatis, terjadi 'klik' antaraku dan Allah.  Dan Allahpun 'turun' menyempurnakan segala yang aku panjatkan kepadaNya.

Urutan dan prosedurnya begini :
1. Kenali Allah, berdzikirlah dengan niat untuk mendekatiNya dan bermohonlah agar Allah mengenalkan diriNya pada kita, sehingga kita mendapat kesan tentang Allah.
2. Bila punya permasalahan yang hendak disampaikan kepada Allah, sampaikanlah dengan penuh kerendahan hati, tetap dalam keadaan berdzikir, coba satukan antara permasalahan kita dengan asmaNya , misalnya saat mendapat ujian anak yang 'ajaib' dan kita merasa tidak mampu mengatasinya, saat melakukan dzikir Allahu Akbar, maka satukan dalam keyakinan bahwa kebesaran dan kekuasaan Allahlah yang akan mampu menjadikan anak kita menjadi baik.
3. Saat melakukan point 2 , bacalah dzikir Allahu Akbar sambil memasrahkan permasalahan itu (memasrahkan di dalam hati), lakukan hingga beban itu terlepas.
4. Saat melakukan point 2, bacalah dzikir dengan perlahan-lahan seolah-olah sambil berjalan mendekati Allah, rasakan 'perjalanan' hati kita akan semakin dekat dan semakin dekat saja dengan Allah, hingga pada puncaknya kita 'klik' dan bertemu dengan Allah.
5. Saat melakukan point 2, lakukan sambil menghayati asmaNya, sepenuh penghayatan, hingga mungkin satu dzikir panjangnya bisa berdetik detik dan tanpa sengaja tarikan nafas kita terhenti , sampai tak menyadari bila kita telah memanjatkan dzikir dan doa dalam satu tarikan nafas. Biarkan ini terjadi secara otomatis, jangan melakukan dengan sengaja.
6.  Dzikir yang dipanjatkan boleh dzikir apa saja; subhanallah, allahu akbar, ya Rahman, ya Rachiim , dan asmaul husna lainnya, dzikir apa saja yang sreg di hati.
7. Semua yang aku uraikan di atas, bisa dilakukan dalam keadaan apa saja, saat duduk, berdiri, berbaring , di atas sajadah , di dalam mobil , di mana saja yang memungkinkan kita bisa fokus dan khusyu' dan juga bisa dilakukan saat melakukan shalat. Bila dilakukan saat shalat, jangan menambah bacaan shalat, tapi cukup dengan pemahaman yang lebih intens terhadap bacaan shalat yang dituntunkan hadits Nabi. Shalat bisa lebih menyenangkan dan jadi lebih rindu untuk melakukan shalat.

Selamat mempraktekkan yaaa .... boleh nanya-nanya padaku bila ada yang belum difahami dan perlu ditanyakan.


16 komentar:

  1. Bu, kenapa ya kalau saya mencoba membayangkan sedang 'ngobrol' sama Allah, yg muncul dipikiran saya otomatis yesus. Saya takut ini syirik bu, padahal saya gak bermaksud..

    BalasHapus
    Balasan
    1. godaan saat berjalan menuju Allah memang selalu ada, dalam bentuk macam macam ... salah satunya yang mb Kiki alami.... tapi terus saja bicara pada Allah, dambil dalam hati yakin bahwa Allah pasti tahu , bahwa kita bermaksud menujuNya, bukan yang lain .

      Hapus
    2. dan membaca taawudz ya mbak.

      Hapus
  2. tks, sy mohon ijinya utk mengamalkannya ,,, barokah utk kita semua ,,, amin

    BalasHapus
  3. Bermanfaat sekali mbak artikelnya

    BalasHapus
  4. Bermanfaat sekali mbak artikelnya

    BalasHapus
  5. Bermanfaat sekali mbak artikelnya

    BalasHapus
  6. Bermanfaat sekali mbak artikelnya

    BalasHapus
  7. Bagiku menahan nafas bukan memaksa tapi lebih konsen pada tujuan...yg tau diri bapak ibu masing2 bukan dr pandangan orang lain..selesai

    BalasHapus
  8. Assalamualaikum mas Innuri, saya mohon bimbingan bagaiman cara yang betul untuk berdoa serentak menahan nafas? kerna saya juga sering mengamalin membaca al fatihah utk menyembuhkan lelah asthma kerna saya penghidap asthma, dan setelah membaca al Fatihah 3 kali sambil tahan nafas leher, tenggorokan saya menjadi sejuk seperti es dan hati dan dada begitu juga sejuk dan tenang sekali. Maka saya sering melakukan amalan ini sehingga hari ini. Mohon bimbingan nya mas. Makasih banyak mas. mba rozie malaysia

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam mas Rozie, Innuri itu cantik ya, boleh dipanggil mbak, bu, eyang uti :D . Lanjutkan saja cara menyembuhkan asmanya dengan al fatihah, sejauh dalam hati mas Rozie yang menyembuhkan adalah Allah, bukan al fatihahnya, ya tidak ada yang salah. Aku doakan semoga mas bisa terbebas dari asma dan menjalani tugas ibadah kehidupan ini dengan lebih sehat dan bahagia.

      Hapus
  9. Assalaamu'alaiykum..mbak Nur.. Alhamdulillah wa Sholawat 'alaa Rosulillah SAW..Syukur vanget ketemu blognya..nambah pencerahan dn nambah Iman kepada WahyuNYA Semoga jadi amal soleh dn barokah dunia akhirat..mohon do'a alfaatihaj Mbak utk Saya dan anak"..matur sembah nuhun

    BalasHapus
  10. Sangat berguna dan bermanfaat sekali ini menambah ilmu saya terimakasih sekali bu😇

    BalasHapus