Minggu, 09 Desember 2012

Guru Spiritual Itu Bernama : Ebiet G Ade (2)

Acara tgl 7 desember 2012 malam itu ditutup dengan acara foto-foto dan tanda tangan.  Tentu saja aku bawa gitar baruku untuk ditandatangani sang maestro.

Malam itu, jam 12 tet, ada pesta kejutan, yaitu ulang tahunnya mas Abi, putra mas Ebiet. Lagu ulang tahunpun berkumandang di tengah malam yang dingin di suasana temaram nan indah. Mbak Yayuk Sugianto juga ikut mendampingi sang suami, beliau ternyata ramah banget, ramai, banyak cerita .....

Aku lihat keluarga mas Ebiet adalah keluarga yang begitu harmonis, saling kasih dan mengerti.  Saat mas Ebiet beristirahat, mbak Yayuk Sugiantolah yang menemani para fans, bercerita banyak hal tentang lagu lagu mas Ebiet, juga tentang putera mereka.

Walaupun malam itu tidak ada lagu Camelia 1, tapi aku mau bercerita pada kalian tentang lagu yang amat kusuka ini.  Bagiku lagu ini adalah lagu yang mengajari seorang wanita bagaimana seharusnya menjadi wanita.

Bahkan kurasa lagu ini mengajari kita bagaimana menjadi wanita salihah, padahal di dalam lagu ini tidak ada kata 'wanita salehah' nya ..... ya kan? Tapi dia begitu dasyat memberiku tuntunan untuk menjadi wanita salehah.

Aku masih SMP saat album Camelia 1 keluar, dan aku tidak berani minta pada ayah untuk dibelikan kaset lagu Ebiet.  Ayah mungkin mengira aku ini masih anak-anak terus , kasetnya aku ya kaset Chicha Koeswoyo, Yoan Tanamal, Adi Bing Slamet .... hehehe.

Tapi aku yang cerdik tak kekurangan akal, aku punya walkman (tape recorder kecil yang ngetrend di masa itu).  Aku rekam lagu Camelia 1 dan lagu Ebiet lainnya dengan walkmanku dari rumah seorang teman.  Ihhh, melanggar 'copy right' yaa, tapi manalah aku tahu, saat itu kan masih lugu banget.

Sebagai seorang remaja yang sedang mengalami masa puber, aku amat ngiri dengan Camelia.  Betapa beruntungnya dia, begitu dipuja dan dicinta.  Rasanya aku ingin dicintai dan dipuja seorang kekasih, seperti Ebiet mencintai dan memuja Camelia .....

Dengarlah syairnya :

dia Camelia, puisi dan pelitaku
kau sejuk seperti embun pagi membasah di daun jambu
di pinggir kali yang bening

sayap sayapmu kecil lincah berkepak seperti burung camar
terbang mencari tiang sampan
tempat berpijak kaki dengan pasti
mengarungi nasibmu 
mengikuti arus air berlari

Kebayang nggak? pagi yang dingin dan sejuk, lalu menikmati embun yang menetes di daun jambu di pinggir kali yang  damai, air kalinya juga bening memukau pandangan..... Keindahan yang sempurna !!!

Sejuknya sejuk, mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkannya.  Begitulah semestinya seorang wanita, selalu sejuk dan menjadi penyejuk buat suami dan lingkungannya.

Kata 'puisi dan pelitaku' untuk seorang kekasih adalah ungkapan cinta yang amat dalam.  Wanita yang menjadi sumber inspirasi dan penerang hati bagi sang kekasih.

Ingat bunda Khadijah istri Rasulullah, beliau adalah penyejuk bagi suaminya dikala Nabi gundah saat menerima wahyu yang pertama dan beliau juga termasuk orang yang pertama membenarkan kenabian Nabi Muhammad saw.  Dia membantu dakwah suaminya dengan harta dan jiwanya.  Dia adalah wanita paling menginspirasi sepanjang sejarah.

Syair lagu itu dilanjut dengan lincahnya kepak sayap seperti burung camar yang sedang mencari pijakan.  Wanita memang membutuhkan tempat berpijak yang pasti agar bisa mengarungi kehidupan yang penuh keindahan.  Tempat berpijak itu tidak ada yang lain  selain tuntunanNya lewat al qur'an dan hadits.

Dari kecil aku memang selalu berusaha untuk hidup berdasarkan tuntunan al qur'an dan hadits, ya walaupun ditempuh dengan jatuh bangun.  Ternyata di kemudian hari, aku jadi mengerti  adanya  korelasi positif antara kehidupan yang lurus dengan kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup.

Seorang wanita yang hidupnya lurus di atas jalan Allah, dia pasti Allah pertemukan dengan kebahagiaan yang didambakannya.  Sepertiku yang pada akhirnya menemukan suami yang mencintai dan memperlakukanku seperti dilukiskan di lagu itu.

aku dengan lelaki berhati lembut itu


Sebaliknya aku melihat banyak sekali teman dan saudaraku yang patokan hidupnya adalah hawa nafsu, ternyata malah membuahkan kesengsaraan yang panjang sepanjang hidupnya.  Yang aku maksud 'pedoman hidupnya hawa nafsu' adalah orang yang dengan entengnya melanggar aturan Allah, seperti berpacaran melewati batas, nekat melanggar larangan orang tua, asing dengan aturan Allah, enggan memperbaiki diri karena Allah, dll dll .

Lanjut nyanyinya yaaa.

dia Camelia, engkaukan gadis itu
yang selalu hadir dalam mimpi mimpi di setiap tidurku
datang untuk hati yang kering dan sepi
agar bersemi lagi hmmm ... bersemi lagi

kini datang mengisi hidup, ulurkan mesra tanganmu
bergetaran rasa jiwaku menerima karuniaMu
Camelia oh Camelia
Camelia ooh Camelia

'Selalu hadir dalam mimpi mimpi', kalimat ini melukiskan betapa wanita ini amat didambakan. Saat dia hadir dalam kehidupan, menjadikan seorang lelaki merasakan mendapat anugerah dari Allah. Membuat hati sang kekasih bersemi kembali, bagaikan air kehidupan.

Bila bagi wanita, syair Camelia 1 adalah tuntunan untuk menjadi seorang wanita salihah, maka bagi kaum pria, lagu ini adalah tuntunan bagaimana cara memperlakukan wanita.  Coba perlakukan wanita anda seindah lagu itu bagaimanapun keadaannya, maka insyaAllah  anda akan mendapati kekasih seindah Camelia.

Perlakuan yang kita berikan pada orang lain kadang bisa jadi afirmasi yang hebat untuk orang itu, apalagi dia adalah orang yang anda kasihi.

Contohnya begini : Ada seorang suami yang dikarunia istri cerewet, bawel dan judesnya minta ampun.  Tapi si suami memperlakukan dia bak seorang ratu, dicintai sepenuh hati dan dihadapi dengan sabar lembut dan penuh perhatian.  Si suami hanya melihat kelebihan istrinya, baginya  sang istri adalah wanita yang lembut, selalu menyenangkan dan membuat dia bahagia.  Rupanya perlakuan sang suami yang sedemikian mengesankan, membuat sang istri 'tumbuh' menjadi wanita yang lembut dan penyayang juga ..... Sang istri seperti diafirmasi setiap hari bahwa dirinya adalah wanita yang penuh kelembutan dan sumber inspirasi bagi suaminya.

Contoh yang aku ceritakan itu adalah kisah nyata, karena itu adalah kisahku sendiri .... hehehe.

Sejujurnya dulu aku adalah gadis yang judesnya minta ampun ..... apalagi terhadap cowok yang namanya Hary Susetyo, karena aku anti pacaran satu kelas.  Eh, dia membalas perlakuan kasarku dengan sabar dan penuh kasih, sejak dulu sampai sekarang dia selalu lembut, penuh cinta dan penuh perhatian , hinggga usia pernikahan kami sudah 26 tahun.  Mudah-mudahan untuk seterusnya kami selalu harmonis.

Dia mendidikku  'menjadi Camelia' dengan cara yang amat mengesankan. Ingin tahu bagaimana cara dia 'membereskan' sifat emosianku?  Gini nih, saat aku marah, dia duduk di depanku, lalu memandangiku dengan senyum teduhnya, pelan dia bicara begini :" Sayang, gak perlu marah begitu".  Kalau diterjemahkan sikapnya, sebenarnya dia lagi bilang begini :"Sayang, kamu kalau marah jelek banget deh! Jadilah istri yang cantik, oke?".

Selamat mencoba aja deh ..... mencoba memperlakukan kekasih anda semanis syair lagu Camelia.

(bersambung)



1 komentar:

  1. di gunung kucari KAMU
    di sini kucari KAMU
    dimanakah kutemui KAMU
    untuk luruh dalam dekapanMU

    BalasHapus