"Aku bukannya hendak membicarakan keburukan orang lain, tapi ......... ", lalu meluncurlah cerita tentang kekurangan orang lain.
"Bukannya hendak bergosip lo jeng, lah memang kenyataannya ..........", lalu bibir yang Allah ciptakan begitu manis itu mengurai kejelekan orang.
"Ini bukan ngrasani, tapi ini kenyataan, memang perbuatannya itu sudah ....... ", lalu .... tahu sendiri kelanjutannya.
Umumnya orang, khususnya wanita, kalau mendengar kalimat yang diawali dengan kata-kata seperti kusebut di atas, malah membuat mereka penasaran dan pasang kuping. Nggemesin ya, dia gak tahu sih, sebenarnya dia sedang menimbun 'sampah' di memorinya.
Duhai sahabat. Aslinya kita itu suci loh, dan aslinya wanita itu cantik, kita diberi 'casing' yang menawan, tinggal isinya (softwarenya) mau kita isi apa itu terserah kita.
Ibarat sebuah gelas yang bagus dan mahal, mau diisi syrup yang manis, susu, air putih, atau ..... air got, semua terserah kita.
Ketika semua pilihan sudah ada di tangan, tegakah kita mengotori diri sendiri dengan memasukkan info negatif tentang keburukan orang lain, yang menjadikan hati dan pikiran kita sebagai 'tempat penampungan' aib orang lain ? Nggak banget kan?
Termasuk kegiatan menumpuk 'sampah' juga bila kita suka memelihara sakit hati, benci, iri, dendam, dan konco konconya. Memangnya enak bawa-bawa sampah kemana-mana, berat dan bau tuh ! Paling enak ya dibuang saja, prung ! dan kitapun bisa merasa ringan, bebas lepas !
Bagaimana bila kita merasa kesulitan membuang perasaan sakit hati dll dll ? Ya dipasrahkan Allah saja, mohon pertolongan Allah agar dimudahkan untuk ikhlas, Allahlah yang menggenggam hati kita. Saat kita bisa ikhlas, ucapkan rasa syukur yang mendalam, hanya karena pertolonganNya kita bisa ikhlas.
Sering terjadi saat ngumpul-ngumpul, terutama kumpulan ibu-ibu, kita sudah berusaha untuk tidak membicarakan keburukan orang lain, tapi orang lain yang mulai duluan. Kitanya musti bagaimana?
Gini sahabat, usahakan saat keluar rumah, walau hanya untuk urusan arisan PKK, berdoa dulu pas berangkat, niatkan melakukannya karena Allah dan memohon pada Allah agar aktifitas yang kita lakukan bermanfaat dan bernilai di hadapanNya.
Di tengah acara ngobrol, bila ada hal yang bisa menimbulkan dosa, coba hubungkan hati dengan Allah, memohon agar Allah menuntun arah pembicaraan. Lalu cobalah mengalihkan topik pembicaraan, bisa beralih ke soal masakan misalnya, atau soal anak-anak dan sekolah mereka.
Kuingatkan, gak perlu bilang begini :"Jangan ngomongin orang dong bu". Kalimat seperti ini gak efektif, kadang malah membuat lawan bicara jadi tersinggung, atau malah berdiplomasi kalau dia ngomongin orang dengan niat baik. Lebih baik berusaha membelokkan arah pembicaraan saja.
Dan gak perlu membenci mereka yang menurut kita tukang gosip, karena belum tentu kita lebih baik dari mereka lo .....Ya, kalau kita merasa mereka keterlaluan, ya didoakan saja agar Allah menuntun kita semua dalam kebenaran.
Sebenarnya ada ghibah (rasan-rasan) yang diperbolehkan, yaitu bila maksudnya untuk ibrah / pelajaran, agar kita bisa mengambil hikmahnya, tapi usahakan gak usah menyebutkan nama dan tempat seseorang.
Ada lagi ghibah yang boleh, bila bermaksud untuk cari solusi.atau meminta nasehat demi kebaikan semuanya. judulnya jadi 'curhat' yaaa, tapi kan gak semua orang bisa kita curhati dan pastinya tempatnya bukan di pertemuan arisan kan?
Ada hal yang sebaiknya dihindari, yaitu nonton aib orang lain di televisi atau media massa lainnya, baik lewat berita atau acara infotainment. Selain menambah jumlah 'sampah' di memori kita, juga ada hal penting yang perlu kita perhitungkan tapi tidak kita sadari.
Kita tahu, perasaan adalah hal yang amat berpengaruh dalam kehidupan kita. Saat acara nonton berita selebritis di televisi, kadang secara tidak sengaja perasaan kita menyimpulkan sesuatu, atau kadang kita sempat 'nyelutuk', kadang hati kita mencela. Wah ini bahaya banget, tapi kita tak pernah menyadarinya.
Ingatlah, belum tentu orang yang mencela lebih baik dari yang dicela, dan dengan kehendak Allah orang yang mencela bisa melakukan hal yang pernah dicelanya. Segalanya mungkin terjadi dengan ijin Allah.
Bagaimana bila kita yang dighibah / dirasani ? Alhamdulillah banget, kan bisa mengurangi dosa tuh, apalagi bila kita sudi memaafkan, maka bertambah tambah kebaikan yang kita terima.
"Bukannya hendak bergosip lo jeng, lah memang kenyataannya ..........", lalu bibir yang Allah ciptakan begitu manis itu mengurai kejelekan orang.
"Ini bukan ngrasani, tapi ini kenyataan, memang perbuatannya itu sudah ....... ", lalu .... tahu sendiri kelanjutannya.
Umumnya orang, khususnya wanita, kalau mendengar kalimat yang diawali dengan kata-kata seperti kusebut di atas, malah membuat mereka penasaran dan pasang kuping. Nggemesin ya, dia gak tahu sih, sebenarnya dia sedang menimbun 'sampah' di memorinya.
Duhai sahabat. Aslinya kita itu suci loh, dan aslinya wanita itu cantik, kita diberi 'casing' yang menawan, tinggal isinya (softwarenya) mau kita isi apa itu terserah kita.
Ibarat sebuah gelas yang bagus dan mahal, mau diisi syrup yang manis, susu, air putih, atau ..... air got, semua terserah kita.
Ketika semua pilihan sudah ada di tangan, tegakah kita mengotori diri sendiri dengan memasukkan info negatif tentang keburukan orang lain, yang menjadikan hati dan pikiran kita sebagai 'tempat penampungan' aib orang lain ? Nggak banget kan?
Termasuk kegiatan menumpuk 'sampah' juga bila kita suka memelihara sakit hati, benci, iri, dendam, dan konco konconya. Memangnya enak bawa-bawa sampah kemana-mana, berat dan bau tuh ! Paling enak ya dibuang saja, prung ! dan kitapun bisa merasa ringan, bebas lepas !
Bagaimana bila kita merasa kesulitan membuang perasaan sakit hati dll dll ? Ya dipasrahkan Allah saja, mohon pertolongan Allah agar dimudahkan untuk ikhlas, Allahlah yang menggenggam hati kita. Saat kita bisa ikhlas, ucapkan rasa syukur yang mendalam, hanya karena pertolonganNya kita bisa ikhlas.
Sering terjadi saat ngumpul-ngumpul, terutama kumpulan ibu-ibu, kita sudah berusaha untuk tidak membicarakan keburukan orang lain, tapi orang lain yang mulai duluan. Kitanya musti bagaimana?
Gini sahabat, usahakan saat keluar rumah, walau hanya untuk urusan arisan PKK, berdoa dulu pas berangkat, niatkan melakukannya karena Allah dan memohon pada Allah agar aktifitas yang kita lakukan bermanfaat dan bernilai di hadapanNya.
Di tengah acara ngobrol, bila ada hal yang bisa menimbulkan dosa, coba hubungkan hati dengan Allah, memohon agar Allah menuntun arah pembicaraan. Lalu cobalah mengalihkan topik pembicaraan, bisa beralih ke soal masakan misalnya, atau soal anak-anak dan sekolah mereka.
Kuingatkan, gak perlu bilang begini :"Jangan ngomongin orang dong bu". Kalimat seperti ini gak efektif, kadang malah membuat lawan bicara jadi tersinggung, atau malah berdiplomasi kalau dia ngomongin orang dengan niat baik. Lebih baik berusaha membelokkan arah pembicaraan saja.
Dan gak perlu membenci mereka yang menurut kita tukang gosip, karena belum tentu kita lebih baik dari mereka lo .....Ya, kalau kita merasa mereka keterlaluan, ya didoakan saja agar Allah menuntun kita semua dalam kebenaran.
Sebenarnya ada ghibah (rasan-rasan) yang diperbolehkan, yaitu bila maksudnya untuk ibrah / pelajaran, agar kita bisa mengambil hikmahnya, tapi usahakan gak usah menyebutkan nama dan tempat seseorang.
Ada lagi ghibah yang boleh, bila bermaksud untuk cari solusi.atau meminta nasehat demi kebaikan semuanya. judulnya jadi 'curhat' yaaa, tapi kan gak semua orang bisa kita curhati dan pastinya tempatnya bukan di pertemuan arisan kan?
Ada hal yang sebaiknya dihindari, yaitu nonton aib orang lain di televisi atau media massa lainnya, baik lewat berita atau acara infotainment. Selain menambah jumlah 'sampah' di memori kita, juga ada hal penting yang perlu kita perhitungkan tapi tidak kita sadari.
Kita tahu, perasaan adalah hal yang amat berpengaruh dalam kehidupan kita. Saat acara nonton berita selebritis di televisi, kadang secara tidak sengaja perasaan kita menyimpulkan sesuatu, atau kadang kita sempat 'nyelutuk', kadang hati kita mencela. Wah ini bahaya banget, tapi kita tak pernah menyadarinya.
Ingatlah, belum tentu orang yang mencela lebih baik dari yang dicela, dan dengan kehendak Allah orang yang mencela bisa melakukan hal yang pernah dicelanya. Segalanya mungkin terjadi dengan ijin Allah.
Bagaimana bila kita yang dighibah / dirasani ? Alhamdulillah banget, kan bisa mengurangi dosa tuh, apalagi bila kita sudi memaafkan, maka bertambah tambah kebaikan yang kita terima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar