Jumat, 11 Mei 2012

Saat Tak Seorangpun Berfihak Padanya

Sore ini sehabis menyerahkan laporan pelatihan ke Surabaya, aku mampir ke pak Putut, pijat.

Pijatnya pak Putut ini bukan sembarang pijat, tapi pijat terapi yang memakai metode cina katanya.  Yang jelas banyak kusaksikan orang mengalami sakit berat bisa membaik dengan ijin Allah.  Yang namanya penyakit kencing manis, ginjal, kanker otak sering dia tangani dan membaik, kalau 'cuma' stroke sih mudah pulihnya katanya.

Kalau diterapi pak Putut, tidak perlu jamu atau obat-obatan yang diminum, juga tidak ada pantangan makanan.  Kalau mau cepat sembuh pantangannnya cuma jangan sedih, marah atau berpikir yang berat.

"Orang marah itu membuat denyut jantung meningkat, menambah jumlah aliran darah ke otak, jadi memicu tekanan darah tinggi dan stroke", katanya.

"Sedih saja gak boleh, apalagi marah.  Orang sedih dan orang banyak pikiran itu memicu produksi asam lambung, pasti kena itu lambungnya", lanjutnya.

Pak Putut lalu bercerita tentang seorang kenalanku yang aku rekomendasikan berobat kesini.

"Sebenarnya dia bisa cepat sembuh kalau gak mikir berat dan tidak suka marah-marah.  Tapi lha wong suaminya menikah lagi, mana bisa gak sedih", kata pak Putut, akupun baru tahu sekarang kalau suami kenalanku itu menikah lagi.

Aku jadi ingat dua tahun yang lalu pas aku bertemu dengannya, pertemuan pertamaku dan juga pertemuan terakhirku dengan wanita itu. Kami baru saja kenal tapi dia langsung mempercayaiku dan dia langsung bercerita tentang penderitaan hidupnya. Tentang penyakitnya dan tentang keluarganya.  Katanya dia selalu salah dimata suami dan anak-anaknya bahkan juga dimata anak buahnya di kantor.  Katanya dalam hidup ini tidak ada yang berfihak padanya.



"Woman in a Boat" by Renoir

Aku yang gampang berempati dengan orang lain jatuh kasihan dan merekomendasikan Pak Putut padanya. Rupanya wanita ini mengikuti saranku dan rajin pula terapi.  Pak Putut juga bilang bahwa kesehatannya membaik, bila dulu dia musti dituntun kalau jalan, setelah beberapa kali terapi dia bisa berjalan sendiri.

Perubahan kesehatannya tidak diikuti oleh perubahan sikapnya yang gampang sedih dan marah. Ada anak buahnya cerita ke pak Putut kalau bosnya ini tiap hari marah sampai anak buahnya tidak ada yang menyukainya.

Pantesan suaminya menikah lagi, ya mana betah punya istri ngamukan. Ingat ceritanya dulu padaku, yang selalu salah dimata semua orang, rupanya dia kurang bisa mengoreksi dirinya sendiri dan kurang memahami orang lain.  Di dunia ini mana ada orang yang mau dimarah-marahi setiap hari? ya kan?

"Saya bukannya membela lelaki, tapi menurutku ya salahnya sendiri kalau suaminya menikah lagi", kata pak Putut.

Hmmm........  Bila dalam hidup ini seseorang merasa begitu menderita sampai sedikit saja orang yang berfihak padanya, mungkin sudah waktunya mengoreksi diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar