Sabtu, 12 mei 2012, ini adalah hari yang amat bersejarah bagiku, ini adalah perjalanan dakwahku yang pertama.
Alhamdulillah urusan pelatihan sudah selesai. Sudah kuniatkan jauh-jauh hari bila semua urusan di Malang bisa kutinggal, maka aku akan meluncur ke Bandung memenuhi undangan pembaca blogku.
Naik kereta bersama ustadz Virien.
Sejujurnya aku masih 'kaget' juga dengan reaksi pembacaku yang membuatku menjadi da'i dadakan. Tapi ya mungkin memang harus begini perjalanan hidupku. Bila Allah menghendaki jadi maka jadilah. Jadilah Indah yang tak pernah mondok di pesantren ini menyebarkan ajaranNya.
Kupikir bila kehadiranku bisa membuat banyak orang memahami ajaran Allah, mengapa tidak? Pesantrenku adalah pesantren kehidupan, guru besarnya adalah Allah, media pengajaranNya adalah cobaan dan ujian dalam kehidupan.
"Lewat blog ibu, kami jadi mengerti bagaimana cara menerapkan ajaran agama dalam kehidupan", kata kang Ogi suatu saat.
"Banyak blog dakwah di internet, tapi ketika masuk di blog ibuk, jadi lain...... Kebanyakan orang menerangkan tentang dalil-dalil, tapi ibuk melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda ", kata anakku Aden.
Aku jadi ingat sahabatku Achmad Muzanni, dia pernah bilang," Kalau aku ngobrol dengan seseorang, kadang aku masukkan materi sekolah kepribadian Indah".
"Apa itu sekolah kepribadian Indah?", tanyaku.
"Indah kan selalu memaknai peristiwa dalam hidup ini dengan tuntunan Allah", katanya.
Ya memang sahabatku, manusia berkomunikasi dengan sesamanya memakai bahasa lisan, sedangkan Allah berkomunikasi dengan hambaNya melalui berbagai peristiwa dalam kehidupannya. Tak ada sadikitpun peristiwa dalam hidup ini yang tak bernilai di hadapan Allah, baik kejadian yang nyata maupun yang hanya terjadi di hati kita yang hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya.
Alhamdulillah urusan pelatihan sudah selesai. Sudah kuniatkan jauh-jauh hari bila semua urusan di Malang bisa kutinggal, maka aku akan meluncur ke Bandung memenuhi undangan pembaca blogku.
Naik kereta bersama ustadz Virien.
Sejujurnya aku masih 'kaget' juga dengan reaksi pembacaku yang membuatku menjadi da'i dadakan. Tapi ya mungkin memang harus begini perjalanan hidupku. Bila Allah menghendaki jadi maka jadilah. Jadilah Indah yang tak pernah mondok di pesantren ini menyebarkan ajaranNya.
Kupikir bila kehadiranku bisa membuat banyak orang memahami ajaran Allah, mengapa tidak? Pesantrenku adalah pesantren kehidupan, guru besarnya adalah Allah, media pengajaranNya adalah cobaan dan ujian dalam kehidupan.
"Lewat blog ibu, kami jadi mengerti bagaimana cara menerapkan ajaran agama dalam kehidupan", kata kang Ogi suatu saat.
"Banyak blog dakwah di internet, tapi ketika masuk di blog ibuk, jadi lain...... Kebanyakan orang menerangkan tentang dalil-dalil, tapi ibuk melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda ", kata anakku Aden.
Aku jadi ingat sahabatku Achmad Muzanni, dia pernah bilang," Kalau aku ngobrol dengan seseorang, kadang aku masukkan materi sekolah kepribadian Indah".
"Apa itu sekolah kepribadian Indah?", tanyaku.
"Indah kan selalu memaknai peristiwa dalam hidup ini dengan tuntunan Allah", katanya.
Ya memang sahabatku, manusia berkomunikasi dengan sesamanya memakai bahasa lisan, sedangkan Allah berkomunikasi dengan hambaNya melalui berbagai peristiwa dalam kehidupannya. Tak ada sadikitpun peristiwa dalam hidup ini yang tak bernilai di hadapan Allah, baik kejadian yang nyata maupun yang hanya terjadi di hati kita yang hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar