Pernah kuceritakan sebelumnya, kang Cecep -salah seorang pembaca blogku di Bandung- adalah mantan "orang yang berkelakuan sangat baik" yang sekarang memutuskan untuk menjadi tukang ojek. Ketika beliau diundang teh Ella untuk pengajian di jl Patra Komala yang dihadiri olehku dan ustadz Virien, spontan beliau menyatakan kesanggupannya hadir bersama segenap keluarganya.
Masalah datang ketika dia menemukan dirinya tidak mempunyai uang sama sekali untuk membawa keluarganya ke tempat pengajian. Kang Cecep sendiri mempunyai mobil tua yang rencananya mau digunakan membawa keluarganya ke pengajian, sayangnya dia tak cukup uang untuk membeli bensin.
"Jadi nggak nanti malam kita pengajian?", tanya istrinya.
"Jadi lah", katanya meyakinkan istrinya dan barangkali meyakinkan dirinya sendiri.
"Aku mau ngojek dulu", pamitnya.
Begitulah ceritanya, dia berangkat ngojek jam 5 sore dengan penuh harapan mendapat uang bensin untuk membawa keluarganya bertemu denganku dan ustadz Virien.
"Seumur-umur ya baru kali ini saya mendapat keajaiban, gara-gara ingin bertemu ibu. Sampai di tempat ojek dapat penumpang yang minta diantar ke tempat yang agak jauh tapi minta cepat, saya sanggup, lalu dia membayar lebih, dua kali lipat malahan. Kembali ke pangkalan ojek lagi, eh ... dapat penumpang lagi, begitu terus sampai saya sendiri heran dengan uang di tangan saya, ini sudah melebihi uang bensin ", kata kang Cecep.
"Saya lihatin terus itu uang dengan penuh takjub, hanya satu jam, biasanya uang segini musti diperoleh selama 2 hari, ini satu jam. Satu jam yang setara dengan 2 hari ... ajaib! Saya segera mengajak seluruh keluarga ke Patra Komala, saya kira sudah terlambat, eh ternyata saya yang jemput ibu", kata kang Cecep di mobilnya yang membawaku ke tempat pengajian.
"Niat baik karena Allah itulah yang mendatangkan keajaiban", kataku.
"Sekarang tinggal memelihara hal baik yang sudah akang fahami, tetap konsisten dan tetap bergaul dengan orang-orang shaleh", kataku.
Siapa sangka tulisan-tulisan ringanku seputar kehidupan sampai juga ke tangan kang Cecep, sang "mantan"... mantan orang yang berkelakuan sangat baik. Aku rasanya menjadi orang yang sangat istimewa, karena dulunya kang Cecep adalah orang yang sangat ditakuti di 'dunia'nya. Sekarang dia begitu rendah hati dan lembut.
"Aku ingin sekali bisa membalas kebaikan ibu dan ustadz Virien, tapi bagaimana caranya?", katanya membuatku terharu.
"Kan akang sudah mengantarku kemana-mana", kataku.
"Iya ya".
"Coba kang Cecep layani semua orang penuh kasih dan ketulusan seperti akang melayaniku, pasti luar biasa", kataku.
Ketulusan hati karena Allah memang mendatangkan hal luar biasa, apalagi ketulusan orang yang ingin berhijrah dari gelap gulita menuju terang benderang.
Marilah kita berpindah dari gelapnya perasaan putus asa menuju terangnya berharap akan rahmat Allah. Marilah kita berpindah dari gelapnya amarah, dendam, iri, dengki, cemburu menuju terangnya ikhlas dan memaafkan karena Allah.
Masalah datang ketika dia menemukan dirinya tidak mempunyai uang sama sekali untuk membawa keluarganya ke tempat pengajian. Kang Cecep sendiri mempunyai mobil tua yang rencananya mau digunakan membawa keluarganya ke pengajian, sayangnya dia tak cukup uang untuk membeli bensin.
"Jadi nggak nanti malam kita pengajian?", tanya istrinya.
"Jadi lah", katanya meyakinkan istrinya dan barangkali meyakinkan dirinya sendiri.
"Aku mau ngojek dulu", pamitnya.
Begitulah ceritanya, dia berangkat ngojek jam 5 sore dengan penuh harapan mendapat uang bensin untuk membawa keluarganya bertemu denganku dan ustadz Virien.
"Seumur-umur ya baru kali ini saya mendapat keajaiban, gara-gara ingin bertemu ibu. Sampai di tempat ojek dapat penumpang yang minta diantar ke tempat yang agak jauh tapi minta cepat, saya sanggup, lalu dia membayar lebih, dua kali lipat malahan. Kembali ke pangkalan ojek lagi, eh ... dapat penumpang lagi, begitu terus sampai saya sendiri heran dengan uang di tangan saya, ini sudah melebihi uang bensin ", kata kang Cecep.
"Saya lihatin terus itu uang dengan penuh takjub, hanya satu jam, biasanya uang segini musti diperoleh selama 2 hari, ini satu jam. Satu jam yang setara dengan 2 hari ... ajaib! Saya segera mengajak seluruh keluarga ke Patra Komala, saya kira sudah terlambat, eh ternyata saya yang jemput ibu", kata kang Cecep di mobilnya yang membawaku ke tempat pengajian.
"Niat baik karena Allah itulah yang mendatangkan keajaiban", kataku.
"Sekarang tinggal memelihara hal baik yang sudah akang fahami, tetap konsisten dan tetap bergaul dengan orang-orang shaleh", kataku.
Siapa sangka tulisan-tulisan ringanku seputar kehidupan sampai juga ke tangan kang Cecep, sang "mantan"... mantan orang yang berkelakuan sangat baik. Aku rasanya menjadi orang yang sangat istimewa, karena dulunya kang Cecep adalah orang yang sangat ditakuti di 'dunia'nya. Sekarang dia begitu rendah hati dan lembut.
"Aku ingin sekali bisa membalas kebaikan ibu dan ustadz Virien, tapi bagaimana caranya?", katanya membuatku terharu.
"Kan akang sudah mengantarku kemana-mana", kataku.
"Iya ya".
"Coba kang Cecep layani semua orang penuh kasih dan ketulusan seperti akang melayaniku, pasti luar biasa", kataku.
Ketulusan hati karena Allah memang mendatangkan hal luar biasa, apalagi ketulusan orang yang ingin berhijrah dari gelap gulita menuju terang benderang.
Marilah kita berpindah dari gelapnya perasaan putus asa menuju terangnya berharap akan rahmat Allah. Marilah kita berpindah dari gelapnya amarah, dendam, iri, dengki, cemburu menuju terangnya ikhlas dan memaafkan karena Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar