Senin, 14 Mei 2012

Bila Bertindak Berdasarkan Hawa Nafsu

Kalau ke Bandung kusarankan gak usah bawa baju banyak-banyak, soalnya disini gudangnya baju murah dengan kualitas yang bagus. Layaknya sebuah lagu wajib, kalau ke Bandung wajibnya ya ke pasar baru.

Sebenarnya pergiku ke pasar baru kali ini untuk mengantar ustadz Virien nyari kaus hitam buat seragam group pencak silatnya, lha kok yang belanja malah aku ..... hehehe.  Salahnya pedagang sih, masak gamis kaus yang chick dipajang sembarangan, murah murah lagi !!!  Akupun keasyikan memilih-milih sampai telepon dari suamiku memecah konsentrasi belanjaku.

Dari seberang lelaki pujaanku itu tertawa," Sayang, mimpimu jadi kenyataan".

"Mimpi apa?".
"Kan kemarin kamu  mimpi pisang di kebun kita mati semua.  Kemarin Sabtu aku didemo karyawan produksi, protes soal gaji dan juga gak mau ngaji katanya, terus hari ini (Senin) mereka gak ada yang masuk.  Yang masuk ya cuma Santi, Windy dan Yudi ", kata suamiku dari seberang.

"Kayaknya ada provokatornya.  Tenang saja, gak usah nyesel ditinggal orang yang menolak al qur'an", kata suamiku lagi.  Tapi bagaimanapun juga aku kaget dan mikir, sudah sepuluh tahun usia Cantiqku dan selama itu tidak pernah ada demo dari karyawan.  Kukira mereka sudah faham bahwa mereka aku ajak bekerja untuk Allah.

Protes mereka dipicu oleh naiknya gaji Santi dan Windy yang kunilai sudah waktunya dinaikkan karena pekerjaan mereka di level management yang kugaji harian, sedangkan karyawan produksi kugaji borongan. Mengapa mereka tidak bicara baik-baik dan dari hati ke hati dengan Santi seperti biasanya bila mereka merasa gaji borongannya kurang? Lalu Santi pasti ngomong padaku dan aku biasanya juga nambah kok.  Uuuuhhhh..... Sabar dan tenang yaaa Indah.

Sebenarnya kalau karyawan melakukan demo dan mogok kerja, yang rugi mereka sendiri lo.  Lha wong aku masih punya 2 lagi rumah produksi, di desa Mantren dan di pesantren Gubug, kehilangan karyawan di butik insyaAllah masih bisa diatasi.  Andaipun Cantiq tidak berproduksi, aku masih punya Allah yang memberiku 3 hektar kebun yang setiap 2 minggu sekali panen puluhan tandan pisang.

Jadi ingat berita di koran tentang pabrik X, gara-gara demo buruh, si pemilik pabrik bukannya memenuhi tuntutan buruh, tapi malah menutup pabriknya.  Ratusan buruh itu akhirnya gigit jari kehilangan pekerjaan, sedangkan si boss ya tenang saja karena usahanya bukan cuma satu itu.

Inilah potret orang-orang yang bertindak berdasarkan dorongan hawa nafsunya, ngawur dan tidak punya visi ke depan.  Mereka digerakkan oleh rasa iri dan serakah.  Kehancuran adalah endingnya.

Padahal aku sering bicara pada mereka untuk bekerja karena Allah dan aku ajak mereka berjuang bersamaku di jalanNya.  Diantara puluhan karyawan itu memang ada beberapa orang yang memang sudah benar-benar ikhlas bekerja karena Allah dan kuamati mereka ini hidupnya tidak kekurangan kok, malah bisa membeli sepeda motor.

Perihal perasaan Indah hari ini, alhamdulillah dengan cepat bisa ikhlas dan memaafkan, bila mereka mau kembali bekerja ya silahkan, bila tidakpun silahkan.  Allah tahu, aku mencari karyawan yang bisa aku ajak berjuang di jalanNya, dan jumlah orang yang seperti ini memang sangat sedikit sebagaimana disebutkan di al qur'an.  Tapi juga dikisahkan di al quran bagaimana yang berjumlah sedikit bisa mengalahkan yang banyak karena Allah bersama mereka.

Allah, aku ingin Engkau bersamaku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar