Kamis, 17 November 2011

Cipta Rasa Karsa

Duluuu sewaktu masih jadi 'anak sekolahan', aku sering mendengar istilah cipta rasa dan karsa di pelajaran Pendidikan Moral Pancasila , tapi aku lupa apa makna yang pas.  Nah, kemarin baru saja aku mendengar lagi istilah ini, tapi bukan dihubungkan dengan PMP, melainkan dengan cara menghadapnya manusia kepada Allah Tuhannya, pendapat temanku ini cukup unik dan patut didengarkan.

Temanku itu bicaranya dalam bahasa Jawa, aku akan menerjemahkan dan menafsirkannya kepada sahabatku semua.

Seperti yang kita ketahui, manusia terdiri dari raga dan ruh.  Saat berhadapan dengan sesama manusia yang sama-sama 'kelihatan', kita bertemu dengan menghadapkan raga kita, raga berhadapan dengan raga.  Tak peduli apakah saat bertemu dengan sesama manusia itu pikiran dan perasaan kita berada di tempat lain, kita tetap disebut bertemu. Tapi saat menghadap kepada Allah yang tidak kelihatan, maka yang kita hadapkan kepada Allah dan yang bisa bertemu dengan Allah adalah bagian dari diri kita yang tidak kelihatan, yaitu ruh kita.

Untuk itu kita musti mengenal diri kita yang tidak kelihatan, yaitu ruh kita, bagian-bagiannya dan bagaimana semua komponen itu bekerja.  Penjelasan tentang hal ini panjangnya bisa 1 buku ....... jadi Indah lewatkan dulu ya....  kita kembali ke cipta, rasa dan karsa.

RASA
Saat ruh kita menghadap Allah, maka dia akan 'bekerja' dengan 'rasa'nya, yaitu perasaannya menghadap kepada Allah, merasakan kedekatan, merasakan sifat-sifat Allah yang maha lembut melindungi, maha kuasanya Dia dll ..... Pernahkah saat kita sedang berada dalam masalah, lalu kita mengadu padaNya, tiba-tiba batin kita terasa sejuk seolah berada dalam belaian kasihNya, itu adalah tandanya bahwa perasaan kita sudah 'menghadap'.

KARSA
Bekerjanya ruh kita juga sesuai dengan karsa atau kehendak diri kita sendiri berupa kesengajaan diri menghadap dan mendekat kepadaNya.  Seorang muslim yang melakukan shalat wajib tapi dia tidak menghadirkan hatinya bak sebuah ritual yang menggugurkan kewajiban saja, maka orang seperti ini tidaklah menghendaki menghadap kepada Allah, dia hanya menghendaki gugurnya kewajibannya saja.

CIPTA
Saat menghadap Allah, kita memanjatkan permohonan kepadaNya berupa permohonan yang bersifat materi atau non materi. Manusia berdoa berarti dia sedang mencipta sesuatu untuk kehidupannya, baik kehidupannya di dunia atau di akhirat nanti.  Manusia hanya mampu memohon karena yang bisa mencipta hanyalah Allah.

CIPTA RASA DAN KARSA 
Ketiga hal ini musti dilakukan secara bersamaan saat kita menghadapkan wajah kepada Allah.  Bila salah satu tidak kita lakukan, akan membuat ketidak seimbangan yang terproyeksikan dalam kehidupan kita.  Ketidakseimbangan membuat kehidupan manusia tidak bahagia.

Sudahkah kita menghadap Allah dengan benar? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar