Rabu, 30 November 2011

Sedekah Ikhlas dan Sedekah Batal

Mau pulang dadakan di tengah acara nungguin stand Indocraft, mungkin lebih enak naik pesawat, cuma selisih seratus ribu lebih sedikit......  Tapi gak tahu kenapa, kok cenderung kepingin naik kereta api saja, maka kuikuti saja aliran suara hati ini .....

Pas tiba di stasiun, kereta sore ke Surabaya sudah berangkat, jadi ikut kereta yang berangkatnya pukul 8 malam.  Akupun menikmati waktu dengan berjalan-jalan mencari rumah makan yang banyak tersedia di stasiun Gambir, akupun memilih rumah makan masakan Padang. 

Tengah menikmati makananku, datang seorang ibu yang rupanya senasib denganku, menunggu kereta dan sendirian pula.  Ibu itu tersenyum padaku, memesan makanan, lalu kamipun mengobrol lama.  Beliau banyak bercerita tentang kemudahan dalam hidupnya yang 'dibuka' dengan sedekah.

Beliau bercerita bahwa dia dan suaminya adalah pegawai negeri yang hanya mengandalkan pendapatan dari gaji yang terbatas.  Suatu kali ibu ini beramal untuk membayar uang SPP beberapa anak yatim dan dhuafa sebanyak satu juta rupiah dengan jalan dibayar langsung ke sekolah-sekolah mereka.  Beliau melakukannya dengan ikhlas.

Amal yang ikhlas membuahkan sesuatu yang luar biasa.  Kata beliau, pernah dalam sebulan mereka berdua bisa menabung sepuluh juta, itu merupakan hal yang secara logika tidak mungkin dilakukan oleh pegawai negeri seperti dirinya.  Keajaiban-keajaiban itu berdatangan terus hingga mereka berdua bisa menunaikan ibadah haji.

Sebuah kisah yang menginspirasi.  Yang penting dalam beramal memang harus ikhlas karena Allah, karena Allahlah yang memerintahkan untuk bersedekah dan menyayangi sesama, karena Allah adalah Ar Rahman Ar Rahim.  Bila kita bisa menjadi 'kepanjangan tangan' Allah di atas bumi ini, maka itu adalah kebahagiaan buat kita, kebahagiaan seperti ini melebihi kebahagiaan yang berupa materi sebagai balasan atas sedekah kita.

Allah memang memberi 'iming-iming' sedekah yang kita keluarkan dengan balasan berlipat ganda dan kita tidak salah bila tertarik dengan iming -iming itu. Tapi jangan lupakan ikhlas, yaitu tidak merasa bahwa harta kita berkurang dengan sedekah yang kita keluarkan dan berharap ridhaNya saja.
Sadarilah bahwa ada hal yang lebih besar daripada balasan Allah yang berupa materi, yaitu keridhaanNya dan kebahagiaan kerena telah menjadi 'kepanjangan tanganNya' di muka bumi.  Masalah materi pasti dicukupiNya, karena Allah adalah penjamin rizki bagi hamba-hambaNya.

Amal yang tidak ikhlas malah tidak dilipatgandakan balasannya dan hanya menimbulkan penyesalan di kemudian hari.  Pernah kulihat berita di televisi, ada seorang pengusaha yang ingin memenangkan tender sebuah proyek besar.  Lalu dia beramal puluhan juta rupiah untuk anak yatim dengan harapan keinginannya terkabul.  Tapi ternyata tender yang dia harap itu gagal dimenangkannya, kemudian dia berniat menarik kembali uang yang sudah terlanjur dibagikan itu. Anak-anak yatim itupun disuruh mengembalikan uang yang sudah terlanjur diterimanya ...... kasihan bukan?

Sebaiknya dalam bersedekah kita memang hanya mengharap keridhaan Allah saja, lepaskan diri dari tujuan yang bersifat duniawi.

 "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (Surat Al Insan : 9)

"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
(QS. Al-Baqarah [2] : ayat 265)

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)  (QS. Al-Baqarah [2] : ayat 272)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar