Kamis, 12 Januari 2012

Disakiti Di JalanNya 1

Al Qur'an S Ali Imran [3:195] Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Dulu kukira, 'disakiti di jalanNya'  adalah mendapat serangan baik secara lisan atau fisik dari orang-orang yang menentang Allah.  Seperti para Nabi yang diejek sebagai pendusta, tukang sihir, penyair gila dan dikejar-kejar untuk dibunuh hanya karena mereka mengajak menyembah Allah yang Esa tanpa menyekutukannya dengan siapapun.

Ternyata, pendapatku itu kurang lengkap.  Orang yang berjuang di jalanNya bisa disakiti oleh siapa saja baik orang yang menentang Allah atau orang yang beriman kepada Allah, baik orang yang tidak dia kenal maupun orang yang dikenalnya, bahkan keluarganya sendiri ......  Aku pernah mengalaminya, ayahku pernah mengalaminya dan mungkin andapun tengah mengalaminya.

Ayahku adalah seorang tokoh Muhammadiyah di kecamatan Ngantang. Dulu bertahun-tahun yang lalu saat ayah masih aktif berdakwah, pernah mengalami hal yang amat menyakitkan, bukan dari orang yang menentang Allah, melainkan dari seorang yang disebut kiai oleh masyarakat.

Ceritanya terjadi saat Ramadhan.  Seperti yang sering terjadi tiap ramadhan, hampir selalu ada perselisihan dalam menentukan hari raya idul fitri. Karenanya, agar kompak dan tidak membingungkan masyarakat, para tokoh agama Islam di Ngantang membuat kesepakatan, shalat ied di Ngantang mengikuti Mekah saja.

Saat itu di RCTI ada siaran langsung shalat tarawih dari masjidil haram selama bulan ramadhan, termasuk juga siaran langsung shalat iedul fitri.  Mudah bagi masyarakat untuk mengetahui kapan hari raya di Mekah.

Ayahpun mematuhi kesepakatan itu, setelah tidak ada shalat tarawih di Masjidil Haram, otomatis besok adalah hari raya. Keputusan hari raya itu sesuai dengan keputusan Muhammadiyah, tapi rupanya tidak untuk NU, NU memutuskan hari raya selisih sehari setelahnya.

Ayah sudah mematuhi kesepakatan dengan ulama NU di Ngantang untuk mengikuti hari raya sesuai dengan di Mekah, sekaligus mematuhi keputusan Muhammadiyah.  Tapi tahukah apa reaksi pak Kiai saat itu ?...... Menjelang ayah berangkat ke tanah lapang untuk shalat Ied, ayah mendapat telepon dari pak Kiai yang mengatakan bahwa ayah munafik !!! dan entah apa lagi yang dikatakan oleh pak Kiai itu karena teleponnya lama dan ayahpun tak menceritakan apa isi pembicaraan pak kiai dengannya, ayah hanya bilang :"Bapak dibilang munafik, padahal bapak sudah mematuhi keputusan bersama.... ".

Aku yang mendengar bapak dikatakan munafik sempat sakit hati..... tapi bapak kok kelihatan santai saja.... rupanya bapak faham betul bahwa orang yang berjuang di jalanNya pasti mengalami hal seperti itu.  Bagaimana tidak santai? wong dilukai di jalanNya itu mendapat jaminan surga seperti yang difirmankan Allah di ayat yang kutulis diatas.

Disakiti di jalanNya juga bukan monopoli para pendakwah lho.  Setiap manusia yang berusaha memperbaiki dirinya di hadapan Allah adalah orang yang berjalan di jalanNya, mereka semua mempunyai peluang untuk disakiti baik secara lisan atau fisik..... Jadi bila anda sedang berusaha memperbaiki diri, lalu ada orang menertawakan anda... tenang saja, ingat janji Allah bahwa orang yang berjalan di jalanNya mendapat jaminan surga.

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar